Wednesday, July 29, 2015

Halal Bi Halal Bersama Antara Keluarga Besar Komplek Pendidikan PGRI Sukarame dengan Ikatan Pensiunan Diknas Prov. Lampung

Selasa 28 Juli 2015 yang lalu bertempat di Komplek SMK PGRI Sukarame warga Komplek  PGRI Suykarema bersama Ikatan pensiunan Diknas (IPD) Provinsi Lampung menyelenggarakan acara halal Bilhalal bersama, yang dihadiri sekitar 200 orang peserta yang terdiri dari Pimpinan dan warga Komplek PGRI dan warga IPD.
Dalam acara itu sambutan disampaikan oleh Bpk. Hartono atas nama Yayasan PGRI dan Ali M. Nur atas nama Pengurus IPD. Bapak hartono dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa prestasi yang di raih siswa Siswi SMP dan SMP yang di kelola PGRI. Sedangkan Ali M. Nur menyampaikan inti sambutan bahwa banyak silaturrahmi akan membuat panjang umur.

Wednesday, July 22, 2015

Menjadi Milyuner Di Usia Kanak Kanak, Bisa ... !

Orang gagal dalam hidupnya itu tak terbilang banyaknya, sampai di hari tuanya bahkan sampai di hari pensiunnya Ia tak punya tabungan, Ia tak punya rumah, Ia tak punya tanah. Masih mendingan bila badan masih sehat, tetapi manakala sakit sakitan, butuh biaya banyak untuk berobat, isteri sengsara, anak merana, kehilangan rasa bangga dalam hidup ini. Tragis itu jangan ditiru. Akan menjadi kaya raya mungkin bukan sepenuhnya ditangan kita tetapi mungkin takdir Allah ikt menentukan seperti keyakinan banyak orang, tetapi hidup layak nampaknya adalah pilihan, ketika kita tak mau menabung sebagian dari penghasilan yang tak seberapa itu, ketika kita tidak mau belajar, ketika kita kurang giat dalam bekerja, maka berarti kita telah memilih hidup sengsara dan merana.
Setelah anda menonoton video di bawah ini saya yakin anda akan berubah keyakinan bahwa kaya dan miskin adalah pilihan, artinya bahwa masing masing kita lebih banyak menentukan akan miskin atau kaya dalam hidup ini. Diceritakan setidaknya ada 7 anak anak yang mampu jadi milyuner, dan nampaknya mereka mengajarkan kepada kita bahwa tidak sulit menjadi milyuner di masa kanak kanak yang penting belakar, bekerja dan berusahalah di masa kanak maka kesuksesn akan menjelang kita. renungkanglah. 

Saturday, July 4, 2015

Kontroversi Jaminan Hari Tua, Ini Penjelasan Menteri

Liputan6.com, Jakarta - Aturan baru pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial /BPJS Ketenagakerjaan,  yang baru dapat dicairkan penuh bila peserta sudah berusia 56 tahun dan masa pencairan menjadi minimal 10 tahun masa kepesertaan, menuai protes masyarakat.
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri angkat bicara memberikan penjelasan atas hal ini. Dia mengatakan, JHT berfungsi sebagai perlindungan untuk pekerja saat tidak lagi produktif, baik karena cacat tetap, meninggal dunia maupun memasuki usia tua.
"Dana JHT itu secara konsep kebijakan nanti diterimakan kepada para peserta secara gelondongan pada saat mereka tidak lagi produktif sehingga masa tua peserta terlindungi dengan skema perlindungan JHT itu," jelas dia di Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Dia menyebutkan, dalam ketentuan Undang-undang nomor 40/2004 tentang SJSN (Pasal 37 ayat 3) menegaskan jika pembayaran manfaat JHT dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu setelah kepesertaan mencapai minimal 10 tahun.
Pengaturan lebih lanjut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) JHT yang baru, yang hanya menjabarkan kata "sebagian" yaitu dana bisa diambil 30 persen untuk uang perumahan dan 10 persen untuk lainnya.
"Selebihnya bisa diambil pada saat peserta tidak lagi produktif sebagaimana penjelasan di atas. PP JHT tentu saja tidak mungkin menabrak UU SJSN itu," tegas Menaker.

Selanjutnya, kata dia, jika pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maka dapat pesangon. Kemudian bila yang bersangkutan bekerja kembali maka kepesertaan dapat berlanjut. Namun jika pekerja meninggal sebelum usia 55 tahun maka ahli waris yang berhak atas manfaat JHT. "Itu ketentuan UU SJSN," sambungnya.
 

Kontroversi Jaminan Hari Tua, Ini Penjelasan Menteri Tenaga Kerja

Friday, July 3, 2015

Jatuh Bangun Dalam Berniaga

Jatuh bangun dalam berniaga itu bukan hanya sekedar biasa, tetapi justeru penting. Tidak ada sukses tampa kejatuhan lebih dahulu, dan nyaris kita katakan bahwa kejatuhan itu adalah sebuah keniscayaan bagi seseorang yang baru memulai berniaga. Jatuh bangun dalam berniaga itu ibarat naik kelas, atau setidaknya pelajaran baru dan sulit kita dapatkan ditempat lain. Jatuh bangun adalah pelajaran wajib, itulah kira kira inti kultum yang yang saya saya sampaikan dalam acara buka puasa bersama bagi para pensiunan di rumah Bapak Waser Sabtu 20 Juni 2015 yang lalu.

Ketika saya didaulat menyampaikan kultum saya katakan bahwa saya jika ditunjuk maka saya akan menyampaikan kultum tentng semanagat berniaga, ini karena memang program pokok kita adalah bertekad mengkampanyekan hidup berniaga bagi generasi muda. Maka saya akan menyampaikan seputar program itu, jia tidak disetujui maka silakan cari pembicara lain, kata saya sambil berguirau namun dihati serius. Kata yang lain silakan, dan kamipun memang sudah menebak anda pasti bicara seputar program kita.