Monday, October 30, 2017

POLIGAMI ALA SUNARYO BERTENTANGAN DENGAN ISLAM.



AHGAMA ISLAM adalah agama yang membolehkan poligami dengan maksimal empat orang isteri dengan berbagai persyaratan diantaranya adalah wajib adil. Tetapi dari waktu ke waktu ada ada saja laki laki yang memiliki isteri lebih dari empat sekaligus, umum sering merasa maklum bila laki laki yang beristeri banyak itu memiliki kekuatan luar biasa yang tak dimiliki oleh orang lain semisal Eyang Subur, yang sering dimintai tolong oleh artis artis terkenal lantaran kebisaannya mempengaruhi para artis itu. Tetapi kali ini cerita yang muncul adalah Sunaryo, manusia biasa biasa saja, tidak tercatat memiliki harta kekayaan yang luar biasa. Bahkan katanya Sunaryo bersedia bekerja apa saja asal halal. Isteri Sunaryo ada sembilan orang yang sudah dikaruniai 16 orang putra putrinya.

Orang menjadi terkagum kagum karena Sunaryo hanya tamatan SLTA, tak kaya dan tak punya pekerjaan tetap itu bisa mempersunting sembilan orang isteri dan tujuh diantaranya tinggal serumah. Seorang telah meninggal, seorang lagi cerai karena tak sudi di madu, seorang sedang menyelesaikan studi di Kota, dan seorang lagi sedang menyelesaikan  study di Belanda. Beristeri bayak memang sudah menjadi tradisi sejak orang tuanya, dahulu orang tuanya memiliki 16 orang isteri. Warisan inlah yang di pelihara oleh seorang Sumaryo  Dan banyak orang yang mengaguminya.

Sangat beralasan sekali manakala kisah kisah ini tertangkap oleh mereka mereka yang memiliki kemampuan ekonomi yang kuat, serta memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain, maka bisa bisa saja akan muncul Eyang Subur dan Sunaryo yang lain, karena mereka mengira Islam membolehkan, padahal Islam hanya membolehkan poligami maksimal empat isteri dan itu adil adalah persayaratan mutlaknya.

PRIHAL DOA RIHUL AMAR

Viral di WA adanya kisah angin pada era Nabi Sulaiman Alaihi Salam lalu ceritera meloncat ke masa Rasulullah Sholallohu Alaihi Wasallam, seolah Muhammad SAW mendapatkan wahyu ketika cucunya sakit struk untuk dibacakan doa yang disebut dalam postingan itu sebagai doa Rihul Amar untuk menyembuhkan penyakit angin duduk, struk dan bahkan penyakit penyakit berat lainnya. Dicerterakan bahwa pada saat Cucu Nabi Muhammad SAW sedang sakit struk hingga keluar darah dari hidungnya. Terhadap postingan seperti itu kita sebagai Muslim harus berhati hati, jangan sampai kita tertipu. Perlu disampaikan sejak dahulu memang telah biasa ada kisah kisah yang disusun yang menyerupai sebuah hadis, padahal manakala kita telusuri ternyata atak ada ceritera tersebut dalam kitab kitab hadis, tetapi kisah tersebut banyak tercatat dalam cerita Israiliah, yang merupakan cerita yang disebar untuk menyesatkan.

Saya bukan Ahli Tafsir Hadis, bukan Ulama, melainkan seorang awam kebanyakan, dan tak pula ingin membuka perdebatan atau diskusi dan lain sebagainya yang lazimnya dilakukan oleh para pakar. Namun demikian saya merasa khawatir dan cemas manakala banyak teman teman yang senang copy paste dan share tentang hal hal yang seolah sebagai ajaran Islam, tetapi sesungguhnya merugikan Islam itu sendiri, antara lain adalah ketika menyebarkan pstingan tentang doa Rihul Ahmar.

Saya hanya ingin mengajak sahabat sahabat untuk berhati hati agar jangan buru buru mempercayai sesuatu yang gaib tampa dasar. Termasuk diantaranya adalah doa. Cara berdoa yang terbaik adalah berdoa seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. lalu doa yang dilakukan para sahabat yaitu orang yang sempat jumpa Rasul secara langsung, lalu tabiin yaitu orang yang pernah berjumpa dengan Sahabat Rasul, lalu merekayang terkenal sebagai orang yang alim billah, terkenal sebagai ulama danseterusnya hingga para Kiyai, Guru dan sebagainya yaitu orang orang yang memiliki pemahaman keagamaan serta pelaksanaanya di atas kita baik kualitas dan kuantitasnya.

Biasakan membaca baca ulang buku buku agama yang kita miliki, bila belum pumya maka kita bisa membeli buku mana yang kita merasa tertarik, lengkapi perpustakaan pribadi anda, bila sudah tammat membaca buku yang satu, maka beli kembali buku yang lain. Maka bila muncul doa atau postingan yang meragukan sebagaimana halnya doa Rihul Ahmar, maka kita melakukan konfirmasi dengan perpustakaan pribadi yang kita miliki di rumah.Atau segera manfaatkan perpustakaan online lainnya.

Sebenarnya sudah lama ada bantahan dari mereka yang memiliki kapasitas untuk membantah bahwa Doa Rihul Ahmar itu selain tak ada tuntunanya, maka kisah itu terbilang sangat ngawur. Terlebih dikisahkan Cucu Rasululah mengalami sakit struk dan keluar darah, itu tak ada dalam kisah yang sudah terbukukan dengan lengkap.  Tetapi sejauh itu masih sering kita dapatkan kemunculan kiriman itu via WA dan medsos lainnya. Kalau memang ada haditsnya pastinya hadis itu tercantum dalam kitab hadis yang ada, kalau memang itu wahyu yang disampaikan kepada Rasul maka setidaknya akan termuat sebagai Hadits Qudsi.

Anjuran lainnya adalah membentuk pengajian di Musholla atau dirumah rumah, undang atau tunjuk jama'ah setempat yang memiliki pemahaman yang lebih tentang agama Islam, sehingga dapat dijadikan guru, sesuai dengan keahliannya. Atau setidaknya selesai sholat magrib sambil menunggu Isya biasakanlah mengisi waktu untuk bincang bincang masalah agama. Seusai sholat subuh juga kita masih meimiliki waktu untuk bincang bincang masalah agam, terutama pada hari libur. Sebaiknya kita isi dengan diskusi agama. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sunday, October 29, 2017

Menuju Pembangunan Prekenomian Ummat



Secara kebetulan Ustad. Dr. Bukhori Shomad yang telah didaulat sebagai penceramah tunggal ba,da subuh setiap hari Minggu di Musholla ASl-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung, tadi pagi tidak hadir karena sedang ada acara di kota lain, maka dalam mempertahankan keberlangsungan acara ini saya memberanikan diri  untuk maju menggantikan beliau karena yang lain menghindar menjadi penceramah pengganti. Pagi tadi telah disampaikan sedikit mengisi waktu dengan thema pentingnya membangun perekonomian ummat. Sebenarnya hal ini sedikit telah  pernah dibicarakan oleh oleh Ustd Bukhori, walau baru sedikit informasi tentang program pembinaan pelaku bisnid oleh Alumni 212. Dan beliau meminta agar pelaku bisnis rumahan sekitar Musholla dapat menyambut program ini secara bersinerji. Informasi yang sangat singkat tentunya, dan diharapkan beliau dapat memberikan informasi lanjutan, tentang itu, dan itu pula sebabnya tema itu kami pilih, walaupun dari sisi yang lain.

Bahwa kebangkitan ummat Islam yang apabila ditinjau dari situasi politik bahwa Islam pada saat ini benar benar sedang dalam situasi yang terjepit. yang sejatinya diawali oleh ummat dikarenakan ketidak mampuan perekonomian ummat  bersaing, dan ini semua berimbas kepada lemahnya lembaga pendidikan Islam untuk menyelenggarakan pendidikan Islamyang bersaing, dan demikian juga engan dunia politik Islam juga kurang memiliki nilai tawar yang memadai,karena kecilnya dukungan terhadap politik Islam, mengakibatkan banyak ummat Islam yang disibukkan dalam memperjuangkan aspirasinya yang selama ini tersumbat, Dengan sutu pemikiran bahwa andaikan perekonomian ummat memiliki kemampaun bersaing, maka akan berimbas kepada lembaga pendidikan dan Partai Islam memainkan perannya secara lebih baik dan bermanfaat bagi perkembangan ummat.

Friday, October 27, 2017

MENTAL MENERABAS


1.
ERA ORDE BARU memang hebat, Presiden Suharto bersama rezimnya  memiliki Program yang disebut Repelita, Rencana Pembangunan untuk dua puluh lima tahun kedepan, dengan tahapan serta target yang jelas. Tetapi tetap saja ada pihak yang melancarkan kritik, karena pembangunan lima tahun dilaksanakan di luar kemampuan bangsa untuk melaksanakan, karena seharusnyanya manusianya dahulu yang dibangun. baru yang lain menyusul. Benar ternyata membangun itu gampang tetapi membangun mental untuk melaksanakan serta memelihara hasil pembangunan jauh lebih sulit, membangun mental manusia, ini yang kita gagal melaksanakannya. Maka pembangunan dilaksanakan hampir identik dengan pengrusakan.

Menyadari kekeliruan maka muncullah gagasan besar yang disebut reformasi. Untuk membalikkan fakta kegagalan teori terdahulu Hasilnya justeru lebih mengerikan. Ketatanegaraan benar benar dikocok ulang, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai ketok majik. Mental kita bukan hanya mental menerabas, tetapi lebih parah. Yaitu mental karup, kitamenjadi bangsa yang tak sabaran. Ingin instan dengan segala kepalsuan, tetapi anehnya dalam kepalsuan itu justeru ingin tercatat sebagai pahlawan.Ingin dicatat bahkan memaksa, kita semua.

Mental menerabas yang sekarang sepertinya terbungkus oleh kebenaran Undang Undang dan aturan lainnya. Setalah kita menyadari diri tak memiliki kemampuan untuk mewujudkan ambisi dan hawa nafsu kita untuk disebut sebagai bangsa yangmaju dan modern. Dengan cara mempersilakan bangsa lain melakukan sesuatu yang seolah itu sebagaipembangunan. Apa yang ada di negeri orang harus ada di negeri kita, berapapun harga yang harus kita bayar. Demi agar tercatat pada lembaran sejarah sebagai pembangun martabat bansa. Sayang niat baik ini lebih dikarenakan hawa nafsu bangsa ini. Sepertinya bukan murni bekerja untuk rakyat.

2.

Kalau andainya bekerja murni untuk rakyat, maka dipastikan rakyat mendapatkan kebebasan untuk berpendapat, Bila bukan bekerja unyuk rakyat, maka akan seperti pada masa Orde Baru Pemerintah adalah penentu cara berpikir rakyat Pemerintah menjadi penentu tafsiran Pancasila yang lalu merumuskan Pedoman Pemahaman dan Pelaksanaan Pancasila, yang manakala terdapat perbedaan maka maka tuduhannya adalah subversib, sekaligus anti pembangunan dan tuduhan lainnya. Sebaiknya memang Penafsiran Pancasila diserahkan kepada kepada rakyat, dan Pemerintah tunduk kepada pendapat dan keinginan rakyat.

Pemerintah yang pro rakyat tentunya mematuhi kehendak rakyat, bukan sebaliknya. Memang untuk mampu memahamikeinginan rakyat dan bekerja untuk rakyat dibutuhkan kemampuan  dan sensitivitas serta jiwa demokratis yang tinggi, sehingga sejalan dengan rakyat, apalagi rakyat yang majemuk seperti Indonesia ini. Dibutuhkan keterampilan memilah pendapat dan keinginan rakyat, karena hasil Pemilihan Legislatif dan Pilpres sekalipun nampaknya belumlah secara representatif menggambarkan pendapat dan keinginan rakyat, karena di sana sini terdapat kelemahan dalam pelaksanaannya. Itu pula sebabnya maka Pemerintah sendiri mengalami kesulitan untuk naik kelas.

Sangat mengecewakan bila Pemerintah tak kunjung naik kelas, apalagi bila mengalami turun kelas.
Dahulu dalam rangka meramaikan pasar dan aktivitas perekonomian, utamanya di pasar tradisional apa pasar modern maka Pemerintah membentuk Pecinan. Para penduduk minoritas pendatang dari Cina segera dilokalisir di suatu tempat, dan dipersilakan para penduduk Pecinan itu buka usaha masing masing di daerah itu. Rahasia umum manakala Pemerintah membentuk pecinan dan masyarakat minoritas pendatang dari Cina itu membuka usaha di situ maka daerah Pecinan itru seperti disulap layaknya menjadi ramai. Ada ada saja yang mereka jual. Dan daerah itu seperti disulap layaknya menjadi ramai, jadilah itu pusat kegiatan perekonomian. Artinya geliat perekonomian masyarakat masih belum memiliki kemampuan untuk mengidupkan aktivitas perekenomian,

Akan nampak diberbagai Kecamatan, yang dahulu keturunan China atau Tionghoa tak diperbolehkan bertempat tinggal di Kecatan, melainkan setidaknya tinggal di Kabupaten Dan Kota. Nampak geliat perekonomian di Kecamatan akan sangat tergantung keberadaan atas berapa orang ketrunan Cina yang tersissa di kota Kecamatan itu, semakin berbilang orangnya, semakin ada nampak geliat perekonomian menggejala, semakin sedikit dan apalagi tak ada, maka pasarpun senyap. Semestinya itu pada tahun 1960-an sudah terpikirkan oleh Pemerintah. Presiden Soeharto dalam banyak hal untuk mengelola perekonomian lebih melirik para Taipan. Ketimbang bangsa pribumi.

3.

Memang para Taipan dan masyarakat Ketrunan Cina liannya memiliki etos kerja yang tinggi, selain mereka memiliki keahlian mengenal rempah rempah serta bagbagai bumbu lainnya untuk mengolah  makanan dan kuliner lainnya. Kuliner ala Tionghowa itu sangat mudah diterima oleh rakyat,  Sementara aneka masakan daerah mengalami kesulitan teramat sangat untuk diterima oleh masyarakat, sekalipun sejak dahulu masyarakat mengenal kuliner jajan pasar, tetapi sepertinya tak banyak mengalami kemajuan, bahkan satu persatu jajan pasar itu menghilang atau setidaknya sulit dicari.

Wednesday, October 25, 2017

BERKAH KERINDUAN


JUJUR aku memang bingun akan kujudli apa naskah ini, lebih parah lagi aku tak tahu akan menulis naskah apa tulisan ini, cerpen bukan, opini juga bukan dan tulisan ini juga tak merujuk ke manapun, aku menulis dalam ketidak  tahuan, tetapi aku harus menulis dan tulisan ini harus kuselesaikan, karena tulisan ini sangat berarti bagiku, karena dia telah membawa berkah bagiku. Sekali lagi berkah.

Alkisah mampir ke warung kecilku seseorang yang ternyata tak muda lagi,
Aku baca di bener, .... jual beras Pagelaran ya ... ? Tanyanya.
Ya ... jawabku singkat.
Mana yang bagus ...  ? tanyanya
Ini .. yang jadi pavorit Emak Emak ... kataku merujuk.
Tolong empat karung ... katanya meminta.
Dengan cekatan tangan tua ini melaksanakan tugasnya.
Anak muda yang duduk dibangku supir cepat melompat dan mambantuku mengangkat beras ke mobil.


Ya ... setelah saya dan isteri bersepakat tak lagi melanjutkan kontrak dengan PT. Tetira International Cansultante  sebagai Educasional Specialis dalam kerjasama dengan Asian Developmen Bank (ADB) dan saya bersama keluarga bersepakat untuk jual beras buka warung rumahan, dengan menyulap garasi mobil menjadi warung. Dan mobil tua yang biasa diinapkan dalam garasi, harus bertahan dengan dinginnya malam hari, semoga kesempitan lahan mampu memberikan kehangatan baginya.

Saya baca ada beras dari Pagelaran, secara tak sengaja terbaca ketika kami lewat menuju belakang sana ... katanya menunjuk arah belakang rumah kami. Saya memang niat untuk mencoba beras  Pagelaran ... katanya membuka cerita.  dari tahun 1971 sampai 1974 saya ditugaskan di BRI Pagelaran kata lelaki tua itu berkisah, membuatku harus memutar ulang kenangan masa remaja dahulu.

Nama saya Tantowi .... katanya.
Yah .... saya ingat teriak saya.
Saya betul betul ingat dengan beliau, mereka bertiga sebagai orang BRI di Kampung kelahiran saya Pagelaran. Ada yang Bernama Rahman, Ada Ideham dan ada Tantowi. Dengan Pak Ideham saya jumpa di sebuah masjid di Jalan Nakib Jl. Gajahmada Bandar Lampung, kata saya kepada Pak Tantawi.
Kalau Pak Rahman dulu tinggal Kebun Jahe ... kata Pak Tantowi.
Berkaca mata saya mengingat masa lalu, benar masa lalu, masa kecil saya di Pagelaran.

Kakak saya dahulu juga di tugaskan di Puskesmas Pagelaran.
Siapa namanya ..... ?Tanya saya ... saya berharap mengenalnya.
Mawarji .... katanya singkat.
Yah ... kata saya, Saya ingat beliau. Betul betul ingatan saya berputas ke 45 tahun yang lalu.
Saya ingat Pak Mawarji ... kata saya lirih. Lelaki itu cukup lincah dan cepat sekali membaur dengan para jama'ah Masjid. Jami' Pagelaran.
Isterinya dahulu guru ... tambah Pak Tantowi.
Ya ... anaknya kalo gak salah kuliah di Pertanian ... timpal saya ragu.

Pak Tantowi nampak gembira setelah saya mengingat dan mengenang semua pristiwa yang juga menjadi kenang kenangan bagi Pak Tantowi.

Saya sudah niatkan akan membeli beras di sini ... beras Pagelaran ... kata Pak Tantowi.
Nampak sekali bahwa Pak Tantowi yang aslinya Menggala itu telah menganggap Pagelaran sebagai Kampung Halamannya. Adalah kegembiraan yang tak mampu dia sembunyikan ketika jumpa saya  sebagai seseorang kelahiran Pagelaran menjadi saksi hidup kehadiran Pak Tantowi di Pagelaran untuk berkarya di di Kampung kecil itu, yah Pagelaran sebagai Ibu Kota Kecamatan yang belum bisa dianggap maju.

Sejak menginjakkan kakinya di desa Pagelaran, Pak Tantowi tidak pernah merasa sendirian, karena di desa ini Pak Tantowi punya Kakak yaitu Pak Mawarji Kepala Puskesman di Kecamatan Pagelaran. Dan Pak Mawarji adalah tipikalpendatang yang mampu melebur ke penduduk setempat, keberadaan beliau juga di dukung oleh isterinya yang berprofesi sebagai guru SD di desa itu. Pak Tantowi bukan hanya mengingatkan Pak Mawarji, tetapi juga beliau mengingatkan seorang anggota Polisi yang bertugas di Pagelaran, yang juga memilih membaur dengan penduduk setempat yang berujung pada memilih pensiun dari Kepolisian untuk membuka warung untuk menghidupkan pasar Pagelaran yang terkesan senyap itu. Semua sadar bahwa pada saat itu Pasar Pagelaran adalah satu satunya alat untuk menyatakan geliat ekonomi di desa dan Kecmatan Pagelaran. Pasar dan Pak Ujang polisi di mata Pak Tantowi menjadi hal yang sangat penting, sejalan dengan mission BRI untuk mendukung perkembangan perekonomian rakyat, sekalipun pada saat itu belun dikenal dana KUR atau Kredit Usaha Rakyat dan berbagai macam lagi program serupa.

Sekalipun saya bukan ekonom, tetapi saya sangat memahami jiwa seorang Pegawai BRI yang ditempatkan di Kecamatan. Kehadiran Pak Tantowi sebagai pemuda pada saat itu memiliki makna yang positif dan strategis. Pak Tantowi senang saya akui sebagai penduduk desa Pagelaran yang pernah berkarya di sana.

Satu kwintal beras dibelinya dari warung rumahan yang saya buka, untuk merayakan pertemuan kami, beliau ingin menyatakan sebagai bagian dari Kecamatan Pagelaran dalam perkembangan ekonominya, dan saya adalah saksi hidup keberadaan beliau di desa yang relatif sunyi itu. Matanya berkaca kaca, mataku juga. Saya berharap kami dapat berjumpa lagi, ada sesuatu yang ingin saya berikan kepada beliau untuk merayakan persahaban kami yang ingin kami rajut kembali. Pada saat ini saya berusia 64 ytahun jalan, dan beliau sudah berusia 74 tahun berjalan, kami selisih usia sepuluh tahun. Usia yang tak lagi disebut muda,

Kami sama sama memiliki penyakit difisik kami yang mulai renta ini, beliau pernah mengalami struk, sehingga tangannya sebelah tak selincah dahulu lagi. Dan saya menderita darah tinggi, dan jalanku tak lagi ringan, kakiku bagai kuseret seret bila berjalan kaki agak beberapa meter saja. Tapi kami masih ingin bertemu, Kengan masa lalu adalah sesuatu yang ternilai harganya bagi yang bersangkutan. Terkadang berappun harganya kerinduan masa lalu ingin kita membayarnya. Ibarat foto kita maka kitalah orang yang paling mampu menikmatinya, maka kita juga yang mampu menaksir harga.

Pertemuan saya dengan Pak Tantowi, adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Sayang saya lupa meminta nomor HP nya. Terima kasih rasanya bila ada bisa membantu kamiuntuk bisa berjumpa kembali. Dia telah berbelanja sekedar untuk bernostalgia, semoga kerinduan kami dengan masa lalu kami akan membawa berkah untuk kami berdua, bersama keluarga kami. Pak Tantowi, kutunggu di warungku.

HARUSKAH ZAINUDDIN DI AHOKKAN..



Pedih rasanya menyaksikan sesama Muslim saling mempolisikan atas dasar sesuatu yang sangat tak penting untuk terjadi bagi masyarakat bangsa khususnya ummat Islam yang pada saat ini sedang kalangkabut akibat konstalasi politik baik dalam negeri maupun masalah eksternal yang nampak sekali bahwa bangsa ini sesungguhnya dalam tekanan kepentingan asing. Dan membuthkan ketahanan struktur kebudayaan sehingga tidak gampang menyerah terhadap tekanan luar seberat apapun.

Mungkin sudah demikian lama memendam rasa kecewa, dan situasi lingkungan yang mematangkan rasa itu sehingga saatnya Zainuddin Bupati Lampung Selatan yang gemar memakai Gamis di acara acara resmi maupun setengah resmi Pemerintahan itu berpidato yang isinya mengoreksi sikap Prof. Dr. Said Agil Siraj, yang sekaligus sebagai Ketua Umum NU. Memang ketika beliau sangat gencar membahas dan mengkoreksi  jenggot dan gamis, kita juga sangat terheran heran mengapa beliau ikut ikutan memberikan nilai buruk seperti halnya mereka yang suka kepada Islam dengan menjadi jenggot, gamis, celana cingkrang dan jidat hitam sebagai ciri buruk Islam garis keras dan gelar lainnya yang tak menguntungkan ummat secara keseluruhan.

Tiba tiba Dr. Zainuddin Bupati Lampung Selatan berdiri gagah mengkriti ceramah ceramah Prof. Dr. Said Agil Siraj, adalah pidato yang memang tak seharusnya disampaikan di depan umum dalam acara hari santri di Lampung Selatan. Mungkin beliau lupa jika Prof Said Agil Siraj adalah Ketua dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, apakah Dr.Zainuddin merasa mampu menyelesaikan pdngaruh ngataip sikap yang ditunjukkan oleh Prof. Said Agil. Tidak, sebenarnya hal ini sudah dirintis oleh para tokoh NU, tetapi para tokoh itu tak menginginkan adanya kegaduhan internal.

Semesstinya ini menjadi rujukan sikap mereka yang berada di luar NU agar dengan segala toleransi dan sikap ukhuwah hendaknya ikut menciptakan suasana yang kondusif agar NU memiliki  kemampuan menyelesaikan masalah besar ini dengan sebaik baiknya, akibat sikap Ketua dan lontaran ungkapan dari Ketua dalam pidato pidatonya diberbagai tempat dan kesempatan, akan membuat merinding dan kecemasan luar biasa.

Banyak pihak yang sebenarnya memberikan komentar pedas, mereka terdiri dari berbagai ulama, alhamdulillah tidak ada yang memicu protes dan keributan, dan Prof. Dr. Agil Siraj pun tak terpancing untuk mengoreksi mereka yang telah mengkoreksi dirinya.Walaupun tidak juga mereka berhasil merubah dan memperbaiki sikap Pro.Dr. Agil Siraj. Tetapi tidak demikian ketika Dr. Zainuddin Bupati Lampung Selatan yang mengkritik. Harapan kita agar apapun yang mereka tempud dalam hal ini, tidaklah akan merugikan Islam secara keseluruhan, karena Islam Indonesia sejatinya pada saat ini sedang membutuhkan kuatnya jama'ah dan rasa kesatuan dan persatuan di kalangan ummat Islam.


Sunday, October 22, 2017

ANTARA KITA DAN DUNIA



SIKAP SEBAGIAN BESAR masyarakat kita nampalnya tak terlalu ambil peduli karena yang paling penting adalah bahwa PKI harus ditumpas hingga ke akar akarnya, karena PKI telah melakukan penghianatan  Tak terpikirkan bahwa segala dokumen atas upaya tersebut bisa dimanfaatkan secara politis. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan politis itu bisa direkayasa sedemikian rupa  dengan narasi deception dengan cara memandang sesuatu dari sudut sesempit mungkin

Dunia dalam politik ibarat cat dan pelukis, seolah tak ada aturan yang terlalu mengikat dan membatasi, hutan dan gunnung dalam keseharian kita ketahui berwarna hijau, tetapi dengan mengeksploitasi sinar matahari pagi atau sore, maka boleh saja hutan dan gunung berwarna merah keemasan ataupun kuning perak sekehendak hati si pelukis, dan tak kalah bebasnya penggemar lukisan mengapresiasi lukisan warna apapun asalkan memenuhi aspek estetika, karena dalam dunia estetika tidaklah berlaku kaidah logika. Politikpun bisa mengelahkan logika, dan kalaupun lagika harus dipakai logika vallasilah yang digunakan.

Ya logika vallasi, sepintas seolah mengikuti aturan loguka, di mana kanklusi berdasarkan premis premis, nah dalam menentukan premis itulah logika vallasi menggunakan narasi deception, sehingga merupakan kesulitan tersindiri bagi kita untuk menyaring informasi yang dalam batin kita terasa bertentangan dengan kata hati, namun ada kesulitan kita untuk menolaknya, Sehingga kebimbangan akan menjadi keharusan.

Dalam kebimbangan itu kita sering dituntun oleh media massa, sayangnya media massa dan media sosial serta penguasa, menurut Ricky Gerung adalah sumber hoax, cerita bohong, justeru yang paling tinggi mengeluarkan kebohonngan adalah penguasa, penyebaran kebohongan itu didukung oleh media massa dan kemampuan ekonomi yang tinggi yang memiliki kemampuan dan membiayai  kebohongan itu. Manakala ada perseteruan informasi antar dua negara, maka siapa yang memiliki kemampuan menguasai media massa, yang sekaligus menguasai ekonom maka dialah yang akan keluar sebagai pihak yang dianggap benar, karena salah sekalipun manakala disebut atau diucapkan atau disebarkan berulang ulang maka akan berubah menjadi sesuatu yang benar.

Mungkin ini sekarang yang sedang menimpa Indonesia, dan Panglima TNI Gatot Sumantio nampaknya sedang dijadikan sasaran permainan palitik Amerika, demi untuk menguasai Indonesia.  Lalu apakah yang terjadi babak berikutnya, setelah Jendral kebanggan kita ini tak dibolehkan masuk ke Amerika untuk memenuhi undangan mereka sendiri.

Saturday, October 21, 2017

Perihal Masbuq.

Karena pembicara yang semula direncanakan yaitu Ust. Dr. Bujkhori Somad tadi subuh yang direncanakan untuk mengisi ceramah subuh tidak hadir karena beliau harus pulang Kampung menengok orang tuanya yang sakit, maka untuk mengisi kekosongan Alhamdulillah para jama'ah berkenan saya mengisi acara tersebut dengan informasi seadanya, namun alhamdulillah cukup menarik minat para Jama'ah dan beberapa orang telah berpartisipasi dalam acara tersebut untuk menyampaikan  berbagai berbagai hasil baca masing masing masing, sehingga acara menjadi sangat semarak. Adapun yang menjadi tema pembicaraan adalah perihal hukum masbuq.

Jika seorang jama'ah datang sesudah imam melaksanakan sholatnya satu atau dua rokaat, maka yang baru datang itu disebut masbuq. Yang terlambat datang dapat mengikuti sholat berjamaah bersama imam Sholatnya sah dan harus mematuhi petunjuk petunjuk yang memang sudah dibahas oleh para ulama terdahulu, sehingga tak perlu lagi ulama yang belakangan membahasnya kembali. Hasil pembahasan para ulama itu antara lain adalah sebagai berikut :

Para ulama telah bersepakat apabila terjadi kelambatan seseorang dalam mengikuti sholat berjamaah agar segera berniat untuk melaksanakanm sholat berjama'ah yang sedang berjalan (dilaksanakan) dan meneruskan sholatnya bersama Imam.  Yang menjadi masalah adalah ketika kita terlambat mengikuti sholat maghrib dan imam bersama jama'ah lainnya sedang melaksanakan rokaat ketika, yang maka berarti kita harus mengikuti imam melaksanakan sholat maghrib rokat ketiga.

Prihal Imam Sholat

Sholat jangan dipolitisasi atau untuk pencitraan dalam mencari simpati dan pendukung dalam Pilkada Pilpres dan lain semacamnya. Dan hendaklah kita sama sama menjaga agar tidak ada kegaduhan yang melibatkan urusan sholat karena sholat adalah ibadah yang telah ditetapkan aturannya, dengan cara hindarilah pelanggaran pelanggaran dalam pelaksanaan sholat. Kegaduhan ini nampaknya juga terjadi pada diri Presiden kita Jokowi, mulai dari masa kampanye Tim Jokowi telah mencoba memanfaatkan sholat senagai media pencitraan. Telah sama disimpulkan oleh masyarakat luas bahwa Jokowi yang sekarang sebagai Presiden kurang begitu mendalam pemahaman keagamaannya, walaupoun tidak pula kita katakan sebagai terlalu awam. Tetapi pencitraan Jokowi melalui pengimaman sholat dianggap sesuatu yang keterlaluan, karena kan melahirkan kegaduhan,

Marilah kita mencari tahu tentang ihwal peraturan penyelenggaraan sholat berjama'ah sehingga kita semua memiliki kemampuan menjaga sholat kita agar tetap suci dan sunyi dari keterkaitannya dengan masalah keuntungan duniawi yang bersifat politis dan sesaat. Aturan sholat berjama'ah adalah sebagai berikut :

Sarat syah sholat berjam'ah :
1. Islam (kesepakatan para ulama)
2. Berakala (kesepakatan para ulama)
3. Adil
4. Laki laki
5. Baligh
6, Minimal dua orang
7. Makmunm tak boleh di depan imam
8. Berkumpul tampa penhhalang
9. Makmum harus berniat mengikuti imam
10. Sholat Makmum dan Imam harus sama
11. Bacaan yang sempurna.

ad. 3 (adil)
-Imamiyah wanita tidak mengimami pria, orang durhaka tidak mengimamiorang yang beriman. Tetapi manakala seseorang berimam kepada seorang laki laki yang sholat, belakangan baru tahu bahwa laki laki tersebut fasik, maka sholatnya syah dan tidak perlu mengulangi solatnya.

Ad. 4 (Laki laki)
Selain mazhab Maliki mengatakan bawa wanita tidak syah jadi imam walaupun untuk sesama wanita.

Ad.5 (Baligh) Syafi'i menatakan sah berimam kepada seorang anak yang mumayyiz.

Ad.7 (Makmum tak boleh berada di depan Imam)
Maliki mengatakan makmum tidakbatal sholatnyawalaupun posisinya di depan imam

Ad.8 (Berkumpul tampa penghalang)
Imamiyah berpendapat makmum tak boleh berjauhan dengan imam, kecuali karena shof, Makmum laki laki harus mengetahuigerak gerik imam, sedang makmum perempuan cukup mendengar saja.
Imam Syafii, tidak jadi soal makmum berjarak tiga ratus hasta, asalkan tidak ada penghalang antara keduanya.
Hanafi, Makmum berada dirumahnya bisa ikuti sholat imam asalkan rumahnya bergandengan dengan masjid. Jika rumahnya  dipisahkan oleh jalan atau sungai maka sholatnya tidak syah
Maliki, Walaupun dipisah oleh jalan ataupun sungai tetap syah solatnya asalkan bisa mengikuti gerakan sholatnya.

ad.10 (sholat imam dan makmum harus sama)
Sepakat menyatakan tidak syah bila bila rukun dan af'alnya berbeda.
Imam Hanafi dan Maliki, sholat zuhur tidak syah berimam kepada sholat Ashar. Sholat qodho tidak syah berimam kepada sholat pada waktunya.
Imamiyah dan Syafi, semuanya sah
Hambali, mengatakan tidak syah.

ad.11. Bacaan yang sempurna.
Sepata ulama, Orang yang memiliki bacaan yang baik tak boleh bermakmum kepada imamyang bacaannya kurang baik.
Sepakat Ualama, Orang yang bacaannya baik manakala berimam kepada mereka yang bacaannya kurang baik sholatnya batal.

Siapa yang sebaiknya Jadi Imam :
Malik, berilmu, baik bacaannya, lebih wara', lebih dahulu masuk Islam, lebih tua usianya, lebih baik bacaannya, lebih baik akhlaknya, lebih bagus wajahnya, lebih muliya nasabnya, lebih bersih pakaiannya, jika sama maka boleh diundi.

Malik, Sultan atau wakilnya lebih di dahulukan, Imam Masjid atau tuan rumah, lebih tahu hukum sholat, lebih tahu ilmu hadits, lebih adil, lebih baik bacannya, lebih taat beribadah ..... belum selesai



   

Thursday, October 19, 2017

SEKILAS IMAM ANNAWAWI


Nama penuhnya ialah Yahya Bin Mari Bin Hasan Bin Husain Bin Hazm. Beliau lahir pada bulan Muharam tahun 631H di sebuah kampung bernama NAWA  di bahagian barat bandar Damsyik,syria.

Beliau mempunyai seorang ayah yang berkerja sebagai petani dan perniaga. Minat dan kecenderungan Imam Nawawi kepada islam nampak sejak beliau masih kecil lagi. Untuk tujuan itu,seawal usia remaja beliau berangkat ke Damsyik menuntut ilmu bagi melanjutkan pelajarannya.

Imam Nawawi meninggal dunia pada malam rabu 24 Rejab 676H ketika beliau berumur 45 tahun. Dan beliau dimakamkan di kampung kelahirannya,NAWA. Beliau tidak pernah berkahwin sepanjang hayatnya.

Senarai kitab-kitab yang ditulis oleh Imam Nawawi:
1.     Syarah sohih muslim.
2.     Raudhatut talibin.
3.     Riyadus solihin.
4.     Al-Azkar Al-Munjiyah min Kalam Sayyidin Mursalin.
5.     At-Tibyan fi Hamlati Quran.
6.     Al-Arba’in An-Nawawi.
7.     Syarah Al-Bukhari.
8.     Syarah Sunan Abi Daud.
9.     Tahzib Al-Asma’wa Al-Lughat.

MENGENAL KITAB RIYADUSSHOLIHIN



Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya Muhammad dengan membawa petunjuk dan menurunkan kepadanya Al Quran pedoman hidup umat yang kekal sampai hari kiamat serta memberikan tafsir Al Quran dan yang semisalnya bersama Al Quran tersebut, sehingga Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik berupa ucapan atau perbuatan adalah penjelas Al Quran dan penunjuk makna-maknanya.
Demikian juga para sahabat Rasulullah telah menghafal, mempelajari dan menulis Al Quran dan As Sunnah sedangkan Allah telah bertanggung jawab dalam menjaga kitab-Nya yang mulia dan menjadikan orang-orang yang menjaga dan memperhatikan As Sunnah An Nabawiyah sejak masa Rasulullah sampai sekarang hingga hari kiamat nanti.
Dengan taufik dari Allah, Sunnah Rasulullah menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan tempat sehingga sempurnalah penjagaan, taqyiid dan penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. Di antara para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis As Sunnah adalah Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy (631-676 H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah. Beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam. Karya-karya beliau telah mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya beliau tersebut.
Di antara karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua kalangan adalah kitab “Riyadhush Shalihin”. Hal itu terjadi setelah izin Allah, karena dua hal:
Pertama, isi kandungannya yang memuat bimbingan yang dapat menata dan menumbuhkan jiwa serta melahirkan satu kekuatan yang besar untuk berhias dengan ibadah yang menjadi tujuan diciptakannya jiwa tersebut dan mengantarnya kepada kebahagiaan dan kebaikan, karena kitab ini umum meliputi Targhib dan Tarhib serta kebutuhan seorang muslim dalam perkara agama, dunia dan akhiratnya. Kitab ini adalah kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang menyentuh aneka ragam aspek kehidupan individual (pribadi) dan sosial kemasyarakatan dengan uslub (cara pemaparan) yang mudah lagi jelas yang dapat dipahami oleh orang khusus dan awam.
Dalam kitab ini penulis mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya seperti Shohih al-Bukhoriy, Muslim, Abu Daud, An Nasaa’i, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan lain-lainnya. Beliau berjanji tidak memasukkan ke dalam bukunya ini kecuali hadits-hadits yang shohih dan beliau pun menunaikannya sehingga tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan menurut pandangan dan ilmu beliau adalah shohih.
Kedua, tingginya kedudukan ilmiah yang dimiliki pengarang Riyadhush Shalihin ini diantara para ulama zamannya karena keluasan ilmu dan dalamnya pemahaman beliau terhadap sunnah Rasulullah.
Kitab Riyadhush Shalihin ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kitab selainnya dari kitab-kitab Sunnah dan dia benar-benar bekal bagi penasihat, permata bagi yang menerima nasihat, pelita bagi orang yang mengambil petunjuk dan taman orang-orang sholih. Hal inilah yang menjadi sebab mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan ulama sehingga mereka memberikan syarah, komentar dan mengajarkannya di halaqoh-halaqoh mereka.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, kitab ini termasuk kitab yang paling banyak tersebar dan dimiliki sehingga kemasyhurannya telah melangit dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan orang-orang khusus dan awam, dan cukuplah (sebagai bukti) umumnya masjid menjadikannya sebagai bahan bacaan yang dibacakan kepada makmum setelah sholat atau sebelumnya.
Imam Nawawi memberikan keistimewaan dalam tertib dan pembuatan bab pembahasan, beliau membaginya menjadi beberapa kitab dan kitab-kitab ini dibagi menjadi beberapa bab lalu menjadikan kitab sebagai judul bagi hadits-hadits yang ada di dalam bab-bab yang banyak dari satu jenis dan menjadikan bab sebagai judul bagi sekelompok hadits yang menunjukkan satu permasalahan khusus.
Kitab ini terdiri dari 17 kitab, 265 bab dan 1897 hadits, beliau membuka mayoritas babnya dengan menyebut ayat-ayat dari Al Quran yang sesuai dengan pembahasan hadits yang ada lalu membuat tertib dan bab yang saling berhubungan sehingga kitab ini bisa mengalahkan selainnya dari kitab-kitab yang serupa dengannya. (Lihat Muqaddimah Syarhu Riyadhush Shalihin, karya: Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, oleh: Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyaar, cetakan pertama tahun 1415/1995).
Demikianlah keistimewaan kitab ini sehingga sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari setiap muslim yang ingin membina dirinya menuju ketakwaan.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak dan tidak ada seorang pun yang lolos dari kesalahan. Oleh karena itu tegur sapa dan nasihat senantiasa diharapkan dan mudah-mudahan semua ini menjadi amal sholih dan bekal yang baik menuju hari pembalasan.
Sukoharjo, 22 Desember 2006 M
***

Kholid Syamhudi, Lc.

Tuesday, October 17, 2017

OH PRIBUMI ... NASIBMU DULU.



Banyak protes dari masyarakat yang tak suka kepada Anis Baswedan Gubernur Jakarta atas pidatonya yang menyinggung masalah pribumi. Seorang sahabat berkomentar silakan sampaikan  protes wahai mereka yang anti pribumi. nampaknya sahabat tadi tak mampu menyembunyikan emosinya ketika ada pihak pihak yang menduklung pribumi dan dipihak lain justeru memprotesnya. Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang kenyang dijajah oleh pendatang, otomatis maka masyarakat Jakarta adalah pribumi yang paling merasakan getirnya dijajah, sejak dahulu zaman penjajahan mereka disebut pribumi, dan kita dikejutkan karena tahu tahu istilah pribumi adalah terlarang, benarkan sekarang tak lagi boleh menyebutnyebut pribumi, tak ayal banyak masyarakat yang terkejut, termasuk saya dan sahabat saya yang berkomentar emosianal tersebut di atas


Konon sudah ada UU atau atuiran yang melarang penyebutan pribumi pada era Presiden Habibie. Undang undang apa namanya, terkait masalah apa sehingga pribumi mulai haram hukumnya untuk disebut sebut. Kalau benar bahwa sudah ada larangan penyebut pribumi maka berarti ini adalah pelanggaran undang undang atau aturan lainnya yang pertama yang dilanggar Anis. Saya memprediksi banyak mereka yang tak akan muve on atas Pilkada DKI yang lalu, hingga Pilkada yang datang, mereka akan mempunyai catatan yang paling lengkap. Atau langkah Anis terhenti aibat penyebutan dan pembelaan terhadap Pribumi. Ini kita serahkan saja nantinya pada perjalanan sejarah, akan seperti apa nasibnya.



Dahulu memang kata pribumi banyak digunakan untuk perekat antar anak bangsa yang sama rasa sama rata yang telah mengalami pedihnya pejajahan dalam waktu jauh melampawi umur seseorang yang mencapai usia paling tua sekalipun. Mereka sengsara karena kebiadaban penjajah, tak ingin rasanya saya mencari cari untuk mengetahui apa sich definisi pribumi itu, yang saya tahu adalah dahulu kita dijajah, dan sekalipun tahun  1945 telah diproklamirkan tetapi para pengamat dan bahkan tidak jarang juga pengajar dan sebagain kecil pejabat menyebutkan bahwa hingga saat ini kita masih terjajah, semikian kata orang orang cerdas dan kritis itu dalam berbagai pidato yang simpatik dan nasionalis, yang terjajah adalah pribumi.


Waktu jaman penjajahan ada bangsa penjajah ada bangsa yang dijajah dan ada bangsa pendatang dari Cina dan Arab. Pada masa penjajahan Penjajah memberikan perlakuan istimewa kepada pendatang dari Cina. Dengan lihainya pendatang dari Cina mampu menenmpatkan diri di segala era, Era penjajahan dan Era Kemerdekaan mereka berada di posisi yang sangat nyaman. Kita juga heran mengapa demikian mudahnya entis keturunan Cina mendapatkan berbagai fasilitas dar Pemerintah, berbeda halnya dengan kelompok yang dahulu disebut  sebagai pribumi. Yang kini sudah dilarang untuk disebut sebut, Kenyataan yang ada bahwa mereka sangat menguasai ekonomi Indonesia. Sementara mereka yang lazim disebut Pribumi itu mengalami kelambatan dalam berkembang, bahkan terpuruk dan tak mampu bersaing dalam berniaga.

Sementara yang dahulu disebut sebut sebagai pribumi yang identitasnya adalah kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan, dari priode ke periode Pemerintahan, dari tahun anggaran satu ke tahun anggaran berikutnya, kemampuan mereka dalam berniaga belum jga meningkat dan menyamai mereka yang datang dari Cina,  dan bahkan kini kini sudah haram pula hukumnya untuk disebut sebut. Apa  apakah ini gejala mereka akan dilupakan, ditinggalkan atau ditiadakan, atau rencananya sekedar ganti nama. Kalau pribumi tak boleh disebut lalu akan diganti dengan  istilah apa, lalu apakah masih berhak menerima binaan dari Pemerintah daerah ataupun pusat, atau benar benar telah dihapus dari buku. Itu tak mungkin, karena harus masuk dalam anggaran, baik APBN maupun APBD, apakaha  akan disebut ekonomi lemah, kelompok miskin atau bagaimana, masyarakat membutuhkan sosialisasi, Pribumi merasa sebagaipemilik bangsa ini ,masyarakat mendapatkan gelar kasih sayang, gelar kasih sayang ini dahulu disebut pribumi. Mereka bangga dengan gelar itu, sekalipun mereka bodoh dan miskin, tetapi mereka merasa sebagai pemiulik tanh air bangsa dan negara ini. Dalam dunia demokrasi mereka disebut rakyat, walaupun ditambah emebel embel jelata. Itu tak mengapa keran merasa cukup terhormat dengan gelar pribumi itu.

Apakah sebutan pribumi jelas tidak membuat nyaman pendatang asing, bila merasa tak nyaman kenapa, apa alasannya. Mungkin sama dengan pilkada yang menampilkan istilah putra daerah yang membuat tidak nyaman perantau dari daerah lain. Memang  Pemerintah dan Pengamat tidak buru buru menghapus istilah putra daerah, tetapi tidak demikian dengan istilah pribumi, rupanya ada UU atau aturan lainnya yang melarang menyebut pribumi, ini terdengar agak aneh, mungkin karena kita gagal paham. Padahal bila kita berkenan sedikit menengok ke belakang, perjalanan serah bangsa yang lalu, Bahwa perang merebut Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh rakyat dipimpin oleh para ulama peperangan itu muncul diberbagai daerah, mereka itu adalah merupakan bagian dari pribumi. Dan sejatinya mereka nyaman dengan istilah itu, apalagi artinya adalah pemilik syah negeri ini, walaupun mereka hanya rakyat jelata. Kini istilah sudah dilarang untuk disebut sebut terutama oleh pejabat, semisal Anis Baswedan sebagai Gubernur DKI. Yang sebenarnya masih banyak pejabat yang menyebut nyebut pribumi, tetapi tak dipermasalahkamn.

Mungkin Anis Baswedan lupa atau belum tahu adalarangan penyebutan Pribumi, atau memenag sengaja menyebut istilah itu dengan maksud tertentu, atau beliau kesulitan mencari padanan katanya, mungkin ahli bahasa belum mencipta kata pengganti. Padahal berdasarkan realitanya maka keadaanya adalah bodoh, miskin dan terbelakang. Tetapi jangan pula mengikuti Steven Adisuryo Sulistiyo yang menyebut TIKO bagi pribumi Ti artinya bagi, Ko artinya anjing. Mungkin secara aturan  sebutan itu apakah bisa dipersalakan dan dipolisikan atau apakah Polisi menindak lanjuti laporan rakyat atau tidak. Tetapi nampaknya penyebutan pribumi adalah pelanggaran berat, apakah termasuk kriminal atau bukan kita belum paham. Kita lihat saja nanti apah Anis Baswedan akan disibukkan dengan sidang sidang seperti halnya Ahok beberapa waktu lalu, Entahlah, kita lihat saja nanti, sembari kita nantikan apa ada kata pengganti apa seratus persen dihapus dari kamus Bahasa Indonesia. Yang jelas ini adalah politik yang luar biasa beraninya, menghapus istilah pribumi, pribumi kini telah tiada. Innalillah.

Sunday, October 15, 2017

CERAMAH CERAMAH DI MUSHOLLA KAMI

Asli ini hanya catatan ringan, atau mungkin catatan gombal, gombal artinya kain bekas yang hanya pantas di bikin lap ditempat tempat yang kotor, bukan temapt bersih, karena gombal yang lap ke tempat yang bersih akan mengencam kebersihanmedia yang sedang dibersihkan pakai gomal itu, saya berharap semoga catatan gomal yang tidak membuat kotor. Mohon ampun kepada Allah dan mohon maaf kepada semua pihak. Tetapi kasus ini sungguh menurut hemat saya ini juga mengandung pembelajaran bagi siapa saja yang berniat mengambil pembelajaran dalam kasus ini, walaupun bisa juga akan berkembanga menjadifitnah, bagi siapa saja yang memang menyebar fitnah.

Alkisah di lingkungan kami dahulu tahun  1995 mendirikan musholla kecil, begitu jadi langsung dipakai sholat lima waktu, dan istimewanya pada bulan puasa Romadhon juga diselenggarakan ceramah keagamaan baik di waktu sholat tarawih maupun subuh. Tarawih diisi oleh Bapak Bapak dan sholat subuh ceramah diisi oleh para pemudan Mahasiswa. Ilmu keagamaan kami relatif sama dan seimbang. Tak ada yang diistimewakan, hanya saja ada orang orang tertentu yang diberikan hafal yang lebih baik, serta pandai berdoa, yang pandai berdoa tak keberatan masyarakat menyebutnya kiyai, walaupun secara definisi serta pengertian umum itu akan beda. Semua berjalan lancae bertahun tahun, sampai dalam pemahaman ya begitulah kehidupan beragama.

Sampai datangnya seorang jama'ah baru yang banyak memberikan pemahaman dan pandangan beragama, secara keilmuan jamaah yang bersangkutan sangat jauh di atas rata rata. Pergesekanpun mulai terjadi ketika ketika entah awal mulanya bagaimana, tau tau jama'ah tak lagi melaksanakan yasinan malam jum'at ba'da magrib, padahal semula setiap malam jum'at khususnya jama'ah sedikit meningkat jumlahnya.Secara diam diam sebenarnya saya sedang menghayalkan akan melaksanakan sedikit ceramah yang ringan ringan, sekedar pengisi waktu menjelang Isya, tetapi siapa pengisinya, itu menjadi persoalan tersendiri sehingga tak kesampaian.

Masalah yang paling menghebohkan justeru adalah ketika ada usul perubahan dalam sistem  sholat taraweh, yang semula empat rokat salam empat rokaat salam, Sebelumnya kami biasa sholat tarawih sebanyak 11 rokaat, termasuk tiga witir dalam sekali salam. Selkama setahun saya masih memiliki kemampuan untuk mempertahankan sistem itu, hanya pertimbangan agar tidak membingungkan jama'ah yang memang telah terbiasa dengan sistem empat rokaat salam, empat rokaat salam, ditambah tiga rokaat salam witir. Sehingga jumlahnya adalah 11 rokaat.

Saturday, October 14, 2017

ISTIDRAJ VERSUS HIDAYAH

Munculnya gagasan menulis naskah yang jauh dari sempurna dan bahkan tidak memiliki daya taraik sama sekali ini muncul setelah ada obroilan iseng dengan Ust. Muslimin. Beliau adalah dosen Fakultas Ushuluddin UIN Rd. Intan Lampung Jum'at 13 Oktober 17 lalu yang berceritera tampa sengaja tentang tekadnya ingin melanjutkan S3 di Maroko. Saya tanya apa rencana Disertasi yang ingin ditulisnya, Beliau mengatakan tentang perkembangan spiritualitas masyarakat bekas jajahan. Begitu beliau menyebutkan thema yang akan ditulis, maka spontan saya memang menghawatirkan munculnya praktik spirit yang bisa jadi pseudo agama, mengingat banyaknya tokoh berpengaruh yang mencari lopatan, yang sesungguhya mereka adalah tokoh fragmatis. Tetapi karena mereka pimpinan agama, maka dipastikan mereka berlindung dibalik kedok spiritualitas, untuk mengelabuhi sikap fragmatisnya yang kurang simapti, atau mereka akui senagai sikap politik, ketika kehabisan kata kata.

Diantara tokoh yang faragmatis dan culas dalam bersikap, terutamasikap politik maka yang paling berpengaruh adalah mereka yang kemungkinan adalah mendapatkan ujian istidraj. Ya, .... istidraj sangat  kita khawatirkan justeru berhasil dikagumi generasi muda kita yang semakin hari semakin materialistik itu. Tokoh yang berhasil padahal mendapatkan istidraj yang nantinya akan mendapatkan hukuman yang menyakitkan itu sejatinya tak boleh menjadi idola oleh terutama bagi generasi muda.Tetapi sangat mung generasi muda mengidolakan seseorang yang sesungguhnya sedang mendapatkan itidraj.

Apa itu istidraj, yang saya ketemukan di Kitab Al-Hikam Karya Al Imam asy Syeikh Ibn Athailam as Sakandari yang disadur oleh Djamaluddin Ahmad Albuny diterbitkan oleh Mutiara Ilmu Surabaya. 2010, halaman 159, dikatakan bahwa istidraj adalah kelapangan rejeki dan nimat lainnya yang diberikan kepada seseorang yang sesungguhnya sedang ingkar kepada Allah. 

Perkembangan akhir akhir ini ketika kosntalasi politik meningkat terutama pada saat Pilkada Jakarta 2017 yang lalu terlebih terkait kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Ahok, Tidak sedikit mereka yang membela Ahok. padahal mereka dikenal sebagai tokoh Islam, yang mengejutkan belakangan ternyata hakim mempersalahkan Ahok, dan dalam waktu bersamaan berarti membenarkan tuntutan para pihak dari komunitas Muslim, lalu bagaimana dengan mereka yang membela, baik di luar persidangan maupun saksi saksi pakar agama dalam persidangan. 

Keadaan yang demikian itu jelas akan membuat ummat ini terbelah, ini akan menjadi diskusi panjang. kekalahan Ahok dalam Pilkada dan dihukum bersalahnya Ahok di persidangan oleh para hakim, itu bukan kahir dari manuver perpolitikan. Untuk kepentigan politik itu maka bukan tidak mungkin berbagai kisah sukses para pembela Ahok yang dilakukan oleh sejumlah tokoh yang dianggap Pemimpin Islam sejatinya adalah istidraj, yang ditandai oleh banyaknmya pengikut, serta kemewahan duniawi lainnya.

Bukan tidak mungkin kisah perlawanan mereka itu justeru dimanfaatkan sebagai catatan kisah sukses, padahal  secara kasat mata nampak memberikan perlawanan atau bertentangan dengan apa yang kita tahu sebagai petunjuk Allah, baik al-Quran dan haddits. Jangankan dengan petunjuk Tuhan, dengan pendapat para hakimpun bertentangan, tetapi bisa saja  justeru yang mereka tonjolkan sisi keberhasilan, karena memenag istidraj itu ditandai dengan banjirnya kenikmatan. Tetapi kenikmatan yang sesungguhnya sebagai hukuman bagi mereka. Memang Allah mengancam mereka mendapatkan hukumna yang sangat pedih, tetapi sebelumnya mereka akan nampak lkebanjiran nikmat, karena istidraj adalah memberikan nikmat kepada orang orang yang ingkar kepada Allah.

Tetapi manakala penulis memutar balikkan fakta, maka dengan kebrhasilan dan kebnajiran nimat Allah digambarkan oleh pemilik informasi yang yang pada saat ini para penulispun banyak sejatinya adalah penulis yang tidak netral, mereka ada kecendrungan terhadap aliran atau golongan tertentu. Pujian habis habisan terhadap tokoh kontroversi Gus Dur ternyata bukan semata kekaguman mereka terhadap sikap politik Gus Dur,tetapi nampaknya ada maksud tertentu untuk memecah ummat Islam, sehingga mereka gemar mendorong keyakinan bahwa Gus Dur adalah seorang Wali. Ini status yang tak pernah diakui oleh Gus Dur sebagai pemilik nama itu. Karena Gus Dur sendiri yang mengatakan bahwa sikap kontroversinya itu adalah demi kepentingan politik. Jika itu memang benar pertimbangan politik maka tentu saja kita tak boleh berharap akan menyelesaikan masalah, karena dia akan memperlebar masalah itu.

Gus Dur akhirnya akan banyak dirugikan oleh para penulis yang ingin membonceng populeritasnya. Sikap murni politik Gus Dur sering ditafsirkan sebagai sikap keagamaan. Nantinya akan banyak orang yang dimanfaatkan oleh penulis dengan berbagai tujuan yang sama sekali bukan membela agama Allah, tetapi sebaliknya. Mereka tak segan segan memuji muji orang yang sejatinya sedang mendapatkan istidraj, nampak dari luar mereka kebanjiran nikmat Allah. Lalu mereka mencari cari bahan tulisan dari berbagai sikap mereka yang sejatinya tidak mematuhi aturan Allah. Tetapi melalui tulisan yang berlatar belakang sucses story dan ini adalah peluang berbagai pihak yang justeru menginginkan keruntuhan Islam. Bersembunyi dibalik kesuksesan duniawi seseorang, sikap perlawanan kepada Allah justeru berubah menjadi keteladanan, melalui para penulis yang berlatar belakang politis dan ketidak bersahabatan kepada Islam.

Saya tidak memiliki kemampuan apakah Bapak Muslimin dalam menyelesaikan Disertasinya nanti akan disibukkan dengan simpangsiurnya analisis setengah matang yang menjadikan keberhasilan istidraji yang diseleundupak dalam sucses story secara licik atau bagaimna, tetapi saya akan tetap berharap tulisan itu justeru berhasil menelanjangi upaya busuk para penulis yang sejatinya perpanjangan para orientalis sehingga ummat Islam salah dalam meneladani para tokoh fragmatis, atau memutar balikan fakta sehingga keculasan berubah menjadi keteladanan, sehingga memiliki akibat ganda yang sangat merugikan, seperti nasib Gusdur dengan ijtihad politiknya yang justeru digiring menjadi sikap theologis. Secara pribadi Gus Dur dirugikan, secara theologis ummat disesatkan.

Maka akan lebih berbahaya lagi manakala benar benar diketemukan objek dan contoh politik manakala ada seseorang yang banyak pengikutnya diputar balikkan fakta kekeliruannya yang dalam waktu bersamaan sedang memiliki kebanjiran nikmat seperti yang digariskan sebagai istidraj itu. Dengan demikian tidaklah berlebihan manakala kita berharap akan bermunculan media Islam yang mampu mempublikasikan tulisan bermutu, senagai hasil penelituan yang didukung fakta fakta lapangan, dan bukan hanya opini atau mop politik yang bernilai hoak. Dan lebih dari itu secara pribadi Bapak Muslimin dalam menyelsaikan disertasinya berhasil menelanjangi tulisan yang sekarang bertebaran, sebagai seolah sikap spiritualistik yang disulap menjadi preudo agama, padahal sesungguhnya itu adalah istidraj. Dan sekaligus pula bahwa spiritualisme Islam adalah sesuatu yang mengandung hidayah, dan ummat memliki pegangan dalam menilai dan meneladani spiritual yang berhidayah itu. semoga.
Bandar Lampung, Sabtu 14 Oktober 2017, 

Wednesday, October 4, 2017

PESAN PAK JAMALUDDIN YANG BELUM KAMI LAKSANAKAN


Perlu saya klarifikasi bahwa foto di atas bukanlah Foto Pak Jamaludin Pengarang Lagu Mars PGAN Tanjungkarang. Tetapi foto di atas adalah potongan foto Prof. Dr. Sahetapy. Sulit mencari persamaannya dengan almarhum Jamaluddin guru kami di PGA. Beliau guru bahasa Indonesia dan juga guru menggambar. Persamaan yang paling menonjol dengan guru kami adalah bahwa dahi beliau sama bidangnya. Yang lain beda. Wajah Pak Jamal guru kami labih sejuk, dan bibir terkesan senyum walaupun memang beliau banyak diam. Saya memiliki hubungan nurani yang sangat dekat dengan beliau. Saya sering iseng iseng menggambar di rumah manakala tersana lelah membaca.
Penuh buku gambarku, setiap kali aku menggambar aku sodorkan hasil gambarku itu dengan harapan ada koreksi dari beliau, aku ingat koreksi tidak dengah kata kata tetapi dengan coretan pada gambar gambar itu, dengan pena yang halus. Beliau tak segan segan membubuhkan poten pada hasil gambarku. Walaupun hasil ponten sangat standar 6 - 7,25, tak pernah lebih tinggi dan juga menyentuh angka lima. Saya menikmati hubungan batin kami berdua walaupun tak saling bicara.

Kini aku merasa berdosa kepada Pak Jamaluddin, karena aku telah menghianti Lagu Mars PGA yang
yang sejatinga akseptable. lagu itu menjadi lagu resmi PGAN 6 Th Tanjungkarang sampai aku lulus dari sekolah itu. Syair lagunya adalah sebagai berikut :

Mari wahau Saudara
Mari maju ke muka
Giat menyusun
Barisan kita
Menuju cita cita

Kita plajar
Harapan bangsa
Dididik sampai
Sempurna

Di bawah naungan
Panji PGA
Berusaha
Dengan giatnya.

Entah sudah mencapai berapa ratus atau bahkan mungkin sudah menyentuh angka seribuan, bisa jadi selama enam tahun lagu itu harus kami lantunkan di banyak kesempatan, terlebih saya pernah dipilih sebagai anggota koor yang menyanyikan lagu ini, dan pernah pula mengajari siswa baru menyanyikannya secara berulang ulang.

Dahulu, no problem, lagu ini saya nyanyikan begitu saja tampa beban. tetapi setelah memasuki usua senja, 63 tahun, dan sudah sangat terlambat sekali, dan keadaan ummat Islam dan akidah Islam sedang menempati posisi yang sangat tidak nyaman. Ketidaknyaman ummat Islam pada saat itu antara lain adalah akibat penghianatan kami kami, sebagai sosok yang sempat menjerit jeritkan lagu yang sejatinya penuh janji itu. Dan karena kami ingkar janjilah maka situasi yang tak nyaman itu terjadi.

Andaikan saja janji janji yang terangkum dalam lagu yang terlampau sering kami teriakkan itu kami patuhi semampu kami maka mungkin situasi yang dihadapi kaummuslimin Indonesia yidak dalam keadaan tak nyaman seperti ini, Kita sedang terpuruk dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik dan bahkan kebudayaan. Mari kita uji, faktor apa yang kita ingkari dari lagu itu.

Lihat bait pertama, ada tiga janji yang kita lupakan semua, pertama (1)  maju kemuka, artinya tampilsebagai pelopor, penggagas, penggerak dan lain sebagainya. Kedua (2) giat menyusun barisan dan yang ketiga (3)  berusaha menuju cita cita . Dalam hal ini cita cita kita adalah cita cita Islam yang kita sumbangkan ke anegeri ini agar negeri ini aman damai dan sejahtera. Karena Islam adalah rohmatan lil alaamiin,. untuk itu Islam harus memiliki dan menjelaskan serta mensosialisasika cita cita itu, bahwa manakala Islam berhasil melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan syariatnya maka adalah jaminana kesejahteraaan , keamanan  sebagai imbalannya. Untuk itulah kita harus menyusun barisan agar ummat Islam dan pimpinan Islam itu tidak terjebak kepada imingn iming fragmatis untuk menerima bulat bulat keinginan dan keunyungan [olitis kelompok lain.

Pada bait kedua janji janji itu berbunyi (4) harapan bangsa dan (5) sempurnanya pendidikan. Sebagai alumni PGA Pak Jamal mengharapkan para alumni menjadi harapan bangsa, kita harus menjadi manusia yang mengemban harapan, tetapi itu tidaklah mudahj karena menyandang harapan adalah harus memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan dan keterampilan itu akan kita miliki manakala pendidikan yang kita arungi mencapai kesempurnaan, Sebagai alumni PGA, sebenarnya kita telah dibekali sedikit pengetahuan dan keterampilan, dengan pengetahuan itu kita sejatinya telah memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, baik untukmenambah  dan memperdalam pengetahuan itu, atau memasuki dunia Perguruan Tinggi.

Menjadi putera harapan bangsa adalah putra yang memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang banayak atau salah satu diantaranya.Tetapi unsur unsur itu harua kita miliki walaupun keberadaannya didak sama kuantitas dan kualitasnya. Bisa saja memiliki pengetahuan yang biasa saja, tetapi Ia memiliki keterampilan yang luar biasa, atau sebaliknya. Dan yang paling baik, sama tinggi jumlah dan nilainya. Manakala itu telah diraih maka maka harapan bangsapun akan tertumpu pada kita, dalam skala keberadaan kita. Bisa nasional ataupun regional, dan bisa di lingkungan komunitas tertentu, tetapi menjadilah yang terbaik dilingkungan di mana kita berada. 

==============sorry tunda dulu ngantuk === insya Allah besok diteruskan



Sunday, October 1, 2017

POLITIK PENDULUM PRESIDEN JOKOWI BERPOTENSI MEMECAH

Tak Percaya Jika "Presiden"  Jokowi berniat memecah kekuatan ummat. Tetapi sebagai politik upaya melemahkan pihak lawan adalah suatu keniscayaan bila tak ingin kekuasaan itu terganggu oleh lawan politiknua. Apakah Presiden itu Negawaran ataukah Presiden itu Politikus. Berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah Presiden maka maka dapat dikatakan behwa Presiden RI itu umunya adalah palitikus, politisi. Sebut saja Presiden Soekarno (PNI), Soeharto (Golkar), Gus Dur (PKB), Megawati (PDIP), SBY (Demokrat) Jokowi {PDIP (?)} Semua Presiden yang ada sangatlah setianya kepada kepentingan Partai  Bisa jadi begitu pula sikap Presiden Jokowi.

Sistemmpolitik Indonesia yang belum juga melazimkan Partai opposisi, dan bahkan cenderung mengundang semua partai sebagai Partai pemerintah maka politik gerak pendulum berat sebelah itu seyogyanya akan berkembang menjadi potensi perpecahan di kalngan ummat.dan inilah yang akan dan bahkan sedang terjadi dikalangan ummat Islam. Peristiwa demo yang melibatkan sejumlah siswa dan santri dari sejumlah madrasah dan pesantren terkait pelaksanaan lima hari sekolah yang lebih populer dengan istilah  fullday. Sekolah sehari penuh. Walaupun sejatinya nampak adalah pristiwa biasa namun manakala kita runut peristiwa demi peritiwa, sertakeadan demi keadaan maka sah sah saja manakala para pengamatpun menilai adanya pristiwa politik, karena masalah politik akan kait mengait dengan apapun.

PDIP sendiri senagai partai Pememnang Pemilu dan partai yang banyak menampung politisi beraliran kiri, sebagai nama politisi yang bersimpati dengan Kamunis itu sejatinya sudah sejak lama sebelum didengungkannya rencana pelaksanaan Fullday bagi SLP dan SLA tahun ajaran 2017 ini, mereka menyuarakan penghapusan Pendidikan Agama di Sekolah Umum. Ketika Menteri Pendidikan mengumumkan akan diberlakukan kannya fullday lambat laun kecemasanpuin bermunculan.

Sekolah Diniyah, ada diberbagai tempat, dan merupakan salah satu strategi sebagian dari ummat Islam mangantisipasi kelemahan pelaksanaan pendidikan agama di sekolah umum, Bila dipagi hari anak anakmengikuti pendidikan umum di sekolah, maka sore harinya banyak masjid masjid yang menyelenggarakan pendidikan diniyah, bahkan tidak sedikit diantaranya yang mendirikan madrasah
Tentu saja manakala fullday dilaksanakan maka program ini akan terganggu. Dengan adanya pristiwa ini yang ,memang didahului pula oleh wacana yang dimunculkan dari politisi yang kekiri kirian, maka nampaknya berhasil menyulut berbagai protes.

Apalagi wacana pelaksanaan fulldy yang disampaikan oleh Kementerian Pendidikan nampak sepi dan sulit terkomunikasikan, terkedsan dadakan dan mentah. Nampaknya keputusan harus disampaikan kepada Menteri seperti sangat terburu buru. sehingga nampaknya belummemngantisipasi segala sesuatunya.

PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PERMASALAHAN LITERASI


Saya menyadari bahwa saya tak akan mampu membahas segala aspek  yang ada pada judul tersebut diatas, yaitu masalah penerapan pembelajaran tematik dan kemampuan literasi para guru, setidaknya bagi usia saya banyak yang mengalami kesulitan literasi itu, 1967 saya menyelesaikan pendidikan di bangku SD, dan tahun 1973 saya menyelesaikan SLTA. Bagaimana situasi pendidikan pada saat itu benar benar akan sangat tergantuyng kualitas para pendidik, bila kami ingin mencapai prestasi pendidikan di sekolah formal. Walaupun disaat saya SLTP dan SLTA kurus mengetik, kursus bahasa Inggris dan kurus Bon A Bon B menjadi demikian paporit, tetapi bukan berarti  serta merta guru seusia saya dengan mudah bisa melaksanakan pemebalajaran tematik. Karena pada umumnya pada usia kami sebagai pelajar belum terdidik untuk membaca cepat menyelesaikan berbagai literasi yang ada, apalagi memang bahan bacaan relatif kurang.

Adalah menjadi pertanyaan bagi kita semua untuk melaksanakan pembelajaran yang tematik itu apakah sekolah dan guru telah memiliki bahan literatur yabg dapat memperkaya hazanah bagi guru dan siswa, sepengetahuan saya belum. Literatur kita di sekolah baik untuk guru maupun murid masih sangat terbatas sekali. Selain itu permasalah yang juga sangat besar adalah kemampuan membaca bagi guru dan siswa juga Pemerintah mengalami keterlambatan dalam mengantisipasinya. Sebagian besar hasil didik seusia saya dab bahkan beberapa tahun di bawah saya tak juga mendapatkan kesempatan yang baik untuk dididik bisa membaca secara cepat dan mengerti. Umumnya kita mengalami keterlambatan dalam membaca cepat. Maka sekalipun tersedia literatur yang mencukupipun kita akan mengalami kesulitan memanfaatkan literatur yang tersedia, dan apatah lagi literturnya kurang tersedia.

Dari literur yang ada sendiri tertangkap ada buku buku yang lolos yang sejatinya tak memiliki nilai didik yang memadai, jika tak ingin dikatakan sebagai menyesatkan. Sistem penulisanb buku cerita yang dijadikan literatur seperti mendapatkan kesulitan. dalam teknis menulis sehingga termuatlah hal hal yang sejatinya tak harus dimuat dalam konten tulisan. Memang dalam teori bercerita yang memang membutuhkan kejutan itu sering seseorang yang berhasil itu di awali dengan kegagalan.  sering seorang yang baik itu di awali dengan berbagai kekeliruan, melalui pengalaman yang menyadarkan hingga tokoh bersangkutan menjadi baik. Tak semua orang baik baik itu diawali dengan kebaikan pula, itulah sebuah cerita yang membutuhkan kejutan, sehingga menarik dibaca.

Yang ingin saya sampaikan disini adalah demikian sesaknya permasalahan disekitar literasi, bertentangan dipihak lain pembelajaran dengan tema tema membutuhkan sorang guru yang telah melahap berbagi literasi, dan harus ditingkahi pula oleh kemampuan membaca yang dimiliki oleh peserta didik dengan literatus yang tersedia, dan tercatat sebagai literatur yang baik. Sekali lagi masalah literasi kita masih menghadapi banyak masalah.