MERUJUK KEPADA APA YANG DILAKUKAN OLEH RASULULLAH MUHAMMAD, SAW
Anda pengen jadi orang kaya, maka direkomendasikan untuk dagang, berniaga, bisnis. Jadi karyawan, jadi upahan, sulit mau kaya, maka direkomendasikan untuk berniaga. Niatkan agar menjadi karyawan itu untuk sementara, untuk mengumpulkan modal, begitu modal terkumpul atau ada peluang mendapatkan modal dagang, maka daganglah. Modal dagang tidak berarti selalu uang, yang penting ada kepercayaan orang bagi kita. Usahakanlah kepercayaan itu tertanam dan kembangkanlah kepercayaan itu, itu juga modal namanya.
Tubuh kita itu adalah modal, coba saja hitung sendiri, pasti kita tidak mau kelingking kiri kita diminta orang di bayar 10 juta rupiah, kita tidak mau sebelah mata kita diminta dibayar seharga 50 juta rupiah dan seterusnya dan seterusnya, yang bila kita uraikan maka tubuh kita itu saja sudah mencapai puluhan, atau ratusan milyaran rupai lebih bahkan lebih lagi. Jari kelingking kiri Idris Sardi si pemain biola tersohor itu tak akan dijual dengan harga 10 milyar rupiah sekalipun, karena jari kelingking kiri sangat berperan dalam bermain biola. Bagian bagian dari tubuh kita itu harganya tak ternilai, karena dapat difungsikan dan menghasilkan uang yang terbatas banyaknya.
Ada tiga orang Rasul yang kayaraya, Nabi Sulaiman As, kayaraya karena beliau seorang raja di Kerajaan besar, sehingga sangat memungkinkan untuk menjadi orang kaya. Nabi Yusuf As. kaya raya karena beliau seorang Perdana Menteri, dan yang ketiga adalah Nabi Muhammad, beliau kayaraya karena beliau berniaga. Akan sulit bagi kita untuk bersama sama atau beramai ramai menjadi Raja atau Perdana Menteri. Maka yang sangat mungkin kita lakukan adalah berdagang, berniaga adalah sesuatu yang sangat mungkin kita lakukan bersama sama atau serentak sekaligus.
Saturday, October 26, 2013
Saturday, October 12, 2013
Menajamkan Intuisi dengan Sholat Khusyuk
Intuisi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan perasaannya dikombinasikan dengan pikirannya sehingga menghasilkan prediksi yang tepat. intuisi ini bisa juga merupakan sinkronisasi dari berfunsinya otak kanan dan otak kiri. cara melatihnya bisa dengan melakukan sholat khusyu yaitu sholat yang benar benar kembali kepada Allah yaitu dengan kepasrahan total. kepasrahan yang dilakukan total akan menghasilkan gerakan yang tumakninah, gerakan yang tumakninah akan menghasilkan tajamnya rasa kita… kerana orang yang bergerak dengan kepasrahan geraknya merupakan gerak yang muncul dari rasa nya, bukan gerak fisik, sehingga sangat kelihatan sekali orang yang sholat dengan gerak rasa ini akan sangat pelan dan lambat, dan bisa dinikmati baik oleh orang yang melakukan serta orang yang melihat gerakan sholatnya.
intuisi akan terbangun jika apa yang kita lakukan dengan rasa, rasa yang selalu kita dahulukan untuk melakukan sesuatu, misalnya di dalam sholat gerakan takbir kita awali dulu dengan gerak rasa kita seperti gerakan tangan mengangkat tapi dengan rasa nah setelah itu seiring gerak rasa tersebut tangan kita angkat. jika ini dilatih terus menerus maka intuisi kita akan jalan dan kita akan dapat mendeteksi hal hal yang ada didepan kita atau jika sudah kuat betul intuisinya akan bisa mendeteksi di tempat yang jauh (calirvoyance atau audiovoyance)
intuisi akan terbangun jika apa yang kita lakukan dengan rasa, rasa yang selalu kita dahulukan untuk melakukan sesuatu, misalnya di dalam sholat gerakan takbir kita awali dulu dengan gerak rasa kita seperti gerakan tangan mengangkat tapi dengan rasa nah setelah itu seiring gerak rasa tersebut tangan kita angkat. jika ini dilatih terus menerus maka intuisi kita akan jalan dan kita akan dapat mendeteksi hal hal yang ada didepan kita atau jika sudah kuat betul intuisinya akan bisa mendeteksi di tempat yang jauh (calirvoyance atau audiovoyance)
Manfaat dan cara mengembangkan Intuisi
Manfaat dan cara mengembangkan intuisi.
Intuisi kadang-kadang disebut sebagai bimbingan batin, merupakan suatu mekanisme batin atau mengetahui secara naluriah tanpa membutuhkan atau menggunakan proses berpikir logis. Intuisi merupakan alternatif sumber pengetahuan, tingkat kesadaran, atau sebagian orang menyebutnya, suara batin. Kita semua memiliki mekanisme ini dengan berbagai tingkatan serta kemampuan untuk mengembangkan intuisi lebih lanjut.
Alasan pentingnya mengembangkan intuisi
Banyak pemikir besar - dari Immanuel Kant sampai Carl Jung menekankan pentingnya intuisi dan dampaknya yang besar terhadap kehidupan pribadi dan profesional. Mereka mendefinisikannya sebagai pengetahuan 'a priori', dan sebagai alat penting dan sangat kita perlukan sebagai manusia.
Ketajaman Intuisi dan Manfaatnya
Oleh Pepey Rianawati Kurnia, Pakar Manajemen
Belajarlah dari bisnis bakery. Dijelaskan bahwa pelaku bisnis bakery perlu memiliki intuisi yang tajam untuk menghadapi begitu banyak tantangan dalam mengembangkan bisnisnya. Intuisi yang dibentuk oleh proses pembelajaran dan pengalaman membentuk keyakinan diri untuk mengambil tindakan beresiko sekalipun dalam keadaan waktu yang sempit.
Keputusan Yang Benar Dengan Resiko Kecil
Bagaimana membangun intuisi?
Pelaku bisnis perlu sering berinteraksi dengan target pasar bakery-nya, membuat struktur organisasi yang informal dalam perusahaannya serta mamberikan waktu rileks bagi dirinya agar kreativitas kerja otak kanan yang berperan dalam proses intuisi dapat menjalankan tugasnya secara maksimal untuk melahirkan ide dan solusi yang menjadi jawaban dari persoalan atau pertanyaan kita selama ini.
Keputusan Yang Benar Dengan Resiko Kecil
Namun, kembali kita dihadapkan pada pertanyaan, apa manfaat intuisi dalam kehidupan kita sebenarnya? Apakah intuisi benar dibutuhkan dalam mengelola bisnis bakery kita? Untuk menjawabnya, sebagai pelaku bisnis bakery, tentu kita selalu berhadapan dengan perubahan-perubahan yang berada disekitar kita. Sebagai contoh, perubahan persaingan yang semakin ketat dari hari-ke hari, persoalan yang semakin kompleks yang juga akan dengan mudah memunculkan konflik yang akan mengurangi efektifitas dan produktivitas bisnis kita.
Perubahan tersebut memerlukan kesadaran diri kita, sebagai pelaku bisnis, untuk membuat keputusan yang akurat dan benar dengan resiko yang sekecil- kecilnya. Untuk itu, menurutParikh (1995)dibutuhkan garis pedoman (guideline) yakni intuisi kita untuk membantu dalam membuat keputusan tersebut. Banyaknya informasi yang diterima, bahkan kadangoverload, dapat membuat kebingungan. Atau bisa terjadi pula informasi atau fakta yang ada sedikit /minim, sehingga kita seperti berada dalam Õ§elapÔ tidak tahu apa yang harus dilakukan. Intuisi yang dibentuk oleh pengalaman dan proses pembelajaran mampu menjadi garis pedoman untuk menghasilkan keputusan setepat-tepatnya dalam situasi persaingan ketat dan persoalan yang semakin kompleks sehingga konflik dapat diminimalisasi.
Saat ini, untuk memenangkan persaingan, produk yang dihasilkan pun perlu memenuhi kebutuhan pasar yang selalu berubah. Akibatnya, inovasi perlu dilakukan terus menerus agar perusahaan tetap mampu bertahan bahkan berkembang dalam bisnisnya. Mengacu kepada definisi inovasi dariFontana (2009), bahwa Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan lingkungan pada saat yang sama, jadi inovasi tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, juga produsen dan lingkungannya. Untuk itu, karena tuntutan pasar yang dinamis tersebut, pelaku bisnis bakery perlu melakukan inovasi produk baru secepat mungkin (dengan dukungan teknologi tentunya) untuk memenuhinya. Berkurangnya waktu pengembangan produk (inovasi yang dipercepat) menuntut ketajaman intuisi agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi manfaat yang memang benar dibutuhkan oleh konsumen, bermanfaat juga bagi daya saing perusahaan dan juga bagi lingkungannya. Kembali, intuisi dalam membuat keputusan yang akurat sangat dibutuhkan dalam kondisi percepatan ini.
Namun demikian, intuisi saja tidak cukup. Mengacu kepada pernyataanFolino (2000),Õ´he best decision makers use both analytical and intuitive techniques to solve problemÔ¼/em>maka pelaku bisnis bakery perlu juga mengkombinasikan analisa rasional dan intuisinya untuk menghasilkan keputusan yang terbaik. Jangan sampai, intuisi mendominasi keputusan tanpa didukung data sedikitpun… jadinya malah Õ¢unuh diriÔ seperti trend saat ini…
Oleh Pepey Riawati Kurnia (Staf Profesional PPM Manajemen dan Staf Pangajar Sekolah Tinggi Manajemen PPM)
Subscribe to:
Posts (Atom)