Dunia bisnis merupakan dunia yang penuh risiko. Nah, keberanian dalam mengambil risikolah yang bertindak sebagai modal pertama dalam bisnis. Tetapi, keberanian mengambil risiko tanpa diiringi dengan kemampuan membuat analisis terhadap risiko tersebut sama saja menunggu kegagalan
Menurut pendapat Rhenald Kasali, “Penyebab pengusaha atau calon pengusaha gagal pada tahap pertama berbisnis adalah mereka tidak mampu merancang business plan dengan baik. Begitu mereka memasuki dunia bisnis, ternyata muncul banyak hal yang tidak terduga. Ironisnya, mereka tidak tahu sesuatu yang harus dilakukan”.
Pada dasarnya, seorang businessman adalah perencana (planner) sekaligus pelaksana (doer) dari suatu usaha atau bisnis. Sesederhana atau sekecil apa pun usaha yang akan dijalankan, sebaiknya dibuatkan rencana usaha terlebih dahulu, meskipun rencana itu hanya ditulis pada selembar atau dua lembar kertas, bahkan hanya ada dalam pikiran.
Dalam setiap langkahnya, setiap orang memang tidak lepas dari aktifitas bekerja. Ada orang yang bekerja demi mencari uang, dan ada pula yang bekerja guna mengisi waktu luang. Selain itu, ada pula yang bekerja demi menemukan jati diri atau identitas dan lain sebagainya. Intinya, selama seseorang masih hidup, ia akan terus beraktifitas sampai ajal benar-benar menjemputnya.
Bila ditelusuri lebih jauh, aktifitas bekerja selalu berkaitan dengan kebutuhan psikologis seseorang, dan bukan hanya kebutuhan materi, Ditinjau dari aspek materi, seseorang dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dengan bekerja. Namun, secara, bekerja bertujuan memenuhi rasa, identitas, status, ataupun fungsi sosial.
Di sisi lain, mahalnya biaya pendidikan dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah untuk lulusan siap kerja. Akibatnya, pengangguran terdidik pun merajalele. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang bisa ditempuh untuk meminimalisir persoalan sosial tersebut.
Friday, May 16, 2014
Wednesday, May 7, 2014
Mengenal Petode Pembelajaran Brain Gym
PENERAPAN BRAIN GYM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
(Menciptakan Model Pembelajaran Kreatif Imajinatif dalam menyusun cerita di kelas-kelas awal SD)
Oleh: Heru Subrata
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk juga kemajuan di bidang pendidikan menuntut lembaga-lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan tersebut baru bisa tercapai apabila guru itu selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalnya yang dapat dilakukan dengan mengembangkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran (Rooijakkers, 1990: 13) sehingga guru sebagai ujung tombak pendidikan yang bertanggung jawab mempengaruhi dalam membina dan mengembangkan kemampuan siswa dapat menjadikan siswa sebagai manusia yang cerdas dan terampil (Sudjana dan Arifin, 1988: 15). Sebab, Tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa. Tetapi, seorang guru harus mampu menggali kemampuan berfikir kreatif siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa.
Pembelajaran secara umum berupaya mewujudkan tujuan pembelajaran dengan baik, yaitu pembelajaran yang bermakna dan berguna dalam kehidupan siswa. Namun, di lapangan dalam proses pembelajaran kebutuhan dan kondisi siswa umumnya kurang mendapatkan perhatian yang serius dari guru. Keefektifan model dan variasi metode pembelajaran yang digunakan juga belum cermat diperhitungkan. Padahal hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik harus mampu membawa siswa berkembang sesuai dengan potensi mereka seutuhnya (Gunawan, 2006: 06).
Upaya pencapaian tujuan pembelajaran sudah barang tentu perlu diimbangi dengan perubahan paradigma dalam pembelajaran, sejak perencanaan, penentuan tujuan dan kegiatan pembelajaran, serta bagaimana pengelolaan pembelajaran dan evaluasi yang benar-benar terarah. Hal utama yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati adalah bagaimana sebuah model, metode, teknik yang dipilih akan dapat mengarahkan siswa menjadi pebelajar yang inovatif, kreatif, menarik, dan berguna bagi kehidupan siswa sehari-hari.
Brain Gym (Senam Otak)
BAB I
A. PENDAHULUAN
Senam otak atau brain gym diciptakan oleh Dr. Paul Dennison dan Gail E. Dennison pada tahun 1970. Awalnya senam ini dibuat untuk sebagai metode untuk membantu anak-anak dan orang dewasa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam perkembangannya gerakan-gerakan senam otak tidak hanya mampu menjadi solusi bagi orang-orang yang sulit belajar, tetapi juga meningkatkan fungsi otak, fungsi tubuh, dan aplikasi kinesiology.
Aplikasi kinesiology merupakan aplikasi/penerapan gerakan-gerakan tubuh yang mempunyai manfaat tertentu. Misalnya pemulihan dan pencegahan gejala penyakit tertentu. Gerakan-gerakan ini membuat segala macam pelajaran menjadi lebih mudah, dan terutama sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik.
Brain gym ini bisa dilakukan oleh segala umur yaitu anak – anak , lansia, dewasa maupun remaja. Brain gym atau olahraga otak sama pentingnya seperti olahraga tubuh. Selama ini orang lebih memelihara kebugaran fisik dibandingkan otak. Padahal otak merupakan pusat dari kontrol segala aktivitas manusia. Otak juga memerlukan latihan untuk menjaga kualitas kesehatan otak yaitu salah satunya mencegah adanya gangguan dalam intelegensi dan daya ingat. Brain gym banyak digunakan sebagai metode pelatihan pada anak untuk meningkatkan daya ingat dalam belajar. Pada anak-anak dalam masa pertumbuhan bisa memberikan efek yang baik dalam perkembangan otak dan tumbuh kembangnya.
Selama ini hanya timbul persepsi bahwa otaklah yang mengendalikan semua bagian tubuh. Namun, justru dengan bergerak juga memberikan efek stimulan terhadap pertumbuhan saraf. Beberapa penelitian pun membuktikan bahwa dengan melakukan olahraga rutin akan menstimulasi perkembangan otak menurut Henry Remanly, instruktur brain gym yang mendapat lisensi dari International Kinesiology College, California, AS.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengidentifikasikan serta mengetahuin tentang brain gym, seperti :
a. Mengetahui apa itu brain gym
b. Mengetahui apa tujuan dari brain gym
c. Mengetahui apa manfaat dan kelebihan brain gym
d. Mengetahui indikasi brain gym
e. Mengetahui dan memahami apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mekalukan latihan brain gym
f. Mengetahui prosedur pelaksaan brain gym dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Laksanakan Pendidikan Karakter Bangsa Dan Budipekerti Dengan Menghidupkan Otak Kanan
Kita berpengalaman sulitnya melaksanakan Pendidikan Karakter Bangsa dan Budipekerti dengan menggunakan otak kiri, mengapa tidak kita coba melaksanakan Pendidikan Budipekerti dengan Otak Kanan, ya ... benar ... dengan Otak kanan. Bapak dan Ibu Guru jangan menyerah ... kini saatnya kita harus mencobanya.
Pendidikan di sekolah selama ini umumnya hanya menghidupkan otak kiri, pada otak kiri terdapat keterampilan inteligensia dan daya kritis. Dan ketika mereka menggunakan daya kritis dan intelegensianya maka banyak sekali materi ajar yang disampaikan dalam Pendidikan Karakter Bangsa dan Budipekerti, maka hasilnya banyak nihil.
Sekarang marilah kita hidupkan dan aktifkan otak kanan anak anak didik kita, agar mereka memiliki kemampuan untuk menerima materi pelajaran itu dengan otak kanannya.
Berbicara tentang otak kanan maka kita akan mengenal Ippho Santoso, bisnisamen muda yang berhasil, dia menulis sejumlah buku dengan ciri mengaktifkan otak kanan, dapat dibilang kampanye otak kanan maka Ippho lah orangnya, dan terus terang sayapun sangat dipengaruhi oleh buku buku itu.
Kini saya berobsesi mengapa kita tidak menggunakan otak kanan untuk pemebalajaran Karakter bangsa Dan Budipekerti. Bukan kita tidak boleh menggunakan otak kiri, tetapi otak kanan dahulu baru otak kiri kemudian. Terimalah dahulu, pahamilah dahulu baru kritik kemudian. Bila kita lebih menonjolkan otak kiri, maka kritik dahulu, sehingga ada kesulitan untuk menerima. Dengan menggunakan otak kanan maka kita lebih mengedepankan pemahaman, baru kritikan bila perlu, tetapi biasanya bnila sudah paham maka dia tak ingin mengeritik, paling paling menambahkan.
Dengan demikian harapan berhasil dalam pembelajaran Karakter Bangsda Budipekerti adalah sangat tergantung kepada hidupnya otak kanan, dengan demikian maka kita harus menghidupkan otak kanan dahulu baru dapat menyelenggarakan pendidikan Karakter bangsa dan Budi Pekrti. Mari kita coba.
Pendidikan di sekolah selama ini umumnya hanya menghidupkan otak kiri, pada otak kiri terdapat keterampilan inteligensia dan daya kritis. Dan ketika mereka menggunakan daya kritis dan intelegensianya maka banyak sekali materi ajar yang disampaikan dalam Pendidikan Karakter Bangsa dan Budipekerti, maka hasilnya banyak nihil.
Sekarang marilah kita hidupkan dan aktifkan otak kanan anak anak didik kita, agar mereka memiliki kemampuan untuk menerima materi pelajaran itu dengan otak kanannya.
Berbicara tentang otak kanan maka kita akan mengenal Ippho Santoso, bisnisamen muda yang berhasil, dia menulis sejumlah buku dengan ciri mengaktifkan otak kanan, dapat dibilang kampanye otak kanan maka Ippho lah orangnya, dan terus terang sayapun sangat dipengaruhi oleh buku buku itu.
Kini saya berobsesi mengapa kita tidak menggunakan otak kanan untuk pemebalajaran Karakter bangsa Dan Budipekerti. Bukan kita tidak boleh menggunakan otak kiri, tetapi otak kanan dahulu baru otak kiri kemudian. Terimalah dahulu, pahamilah dahulu baru kritik kemudian. Bila kita lebih menonjolkan otak kiri, maka kritik dahulu, sehingga ada kesulitan untuk menerima. Dengan menggunakan otak kanan maka kita lebih mengedepankan pemahaman, baru kritikan bila perlu, tetapi biasanya bnila sudah paham maka dia tak ingin mengeritik, paling paling menambahkan.
Dengan demikian harapan berhasil dalam pembelajaran Karakter Bangsda Budipekerti adalah sangat tergantung kepada hidupnya otak kanan, dengan demikian maka kita harus menghidupkan otak kanan dahulu baru dapat menyelenggarakan pendidikan Karakter bangsa dan Budi Pekrti. Mari kita coba.
Kampanyekan Hidup Berniaga Dengan Pendidikian Karakter Bangsa Dan Budi Pekerti.
Gagasan Ikatan Pensiunan Pendidik Provinsi Lampung untuyk mengkampanyekan Hidup Berniaga melalui Pendidikan Budipekerti dan Karakter Bangsa sebenarnya terbilang unik.Setidaknya karena belum lazim diujicobakan di sekolah sekolah, walaupun sebenarnya sangat relevan untuk diujicobakan sehingga kelak kita menemukan metode dan teknik pelaksanaan pembelajarannya. Kita anggap relevan karena dunia usaha atau perniagaan yang kita kampanyekan sangat membutuhkan karakter dan budipekerti yang baik seseorang. Keberhasilan dalam berniaga sangat ditentukan adanya karakter dan budipekerti yang menunjang.
Membicarakan masalah budipekerti serta karakter dalam perniagaan adalah merupakan bahasa bahasa yang realistis, karena karakter dan budipekerti ternyata memiliki kemampuan menghantar seseorang sukses berniaga. Sebaliknya kegagalan seseorang dalam berniaga juga banyak disebabkan diri sendiri sebagai penyebab tunggal. Seseorang gagal berniaga tidak memiliki karakter yang mendukung serta budi yang mulia. Maka dengan demikian berarti pembicaraan ini sesuatu selain logis benar juga mendesak.
Dalam rangka mengkampanyekan hidup berniaga maka Pendidikan Karakter dan Budipekerti harus diprioritaskan, manakala karakter yang abik serta budipekerti yang mulia telah tertanam, maka keberhasilan dalam berniagapun terbuka. Membuka jalan keberhasilan berniaga adalah merupakan cara yang paling mungkin memakmurkan bangsa ini.
Dari sepuluh penduduk kita berharap akan muncul peniaga yang berhasil, dengan demikian lapangan kerjapun akan terbuka luas, karena dari dua orang peniaga yang berhasil itu akan membutuhkan sejumlah orang sebagai karyawannya.
Itulah sebabnya sumner ajar, bahan ajar, metode mengajar serta media / evaluasi pembelajaran budipekerti dan karakter bangsa itu harus benar benar kita persiapkan sehingga sehingga aktivitas pembelajaran benar benar berdayaguna dan behasilguna.
Membicarakan masalah budipekerti serta karakter dalam perniagaan adalah merupakan bahasa bahasa yang realistis, karena karakter dan budipekerti ternyata memiliki kemampuan menghantar seseorang sukses berniaga. Sebaliknya kegagalan seseorang dalam berniaga juga banyak disebabkan diri sendiri sebagai penyebab tunggal. Seseorang gagal berniaga tidak memiliki karakter yang mendukung serta budi yang mulia. Maka dengan demikian berarti pembicaraan ini sesuatu selain logis benar juga mendesak.
Dalam rangka mengkampanyekan hidup berniaga maka Pendidikan Karakter dan Budipekerti harus diprioritaskan, manakala karakter yang abik serta budipekerti yang mulia telah tertanam, maka keberhasilan dalam berniagapun terbuka. Membuka jalan keberhasilan berniaga adalah merupakan cara yang paling mungkin memakmurkan bangsa ini.
Dari sepuluh penduduk kita berharap akan muncul peniaga yang berhasil, dengan demikian lapangan kerjapun akan terbuka luas, karena dari dua orang peniaga yang berhasil itu akan membutuhkan sejumlah orang sebagai karyawannya.
Itulah sebabnya sumner ajar, bahan ajar, metode mengajar serta media / evaluasi pembelajaran budipekerti dan karakter bangsa itu harus benar benar kita persiapkan sehingga sehingga aktivitas pembelajaran benar benar berdayaguna dan behasilguna.
Monday, May 5, 2014
Pendidikan Budi Pekerti dan Karakter Bangsa Dengan Otak Kanan
JUGA DALAM RANGKA MENGAKAMPANYEKAN HIDUP BERNIAGA
Pendidikan budipekerti dan Karakter bangsa selama ini seperti membicarakan sesuatu yang utopisnya, sehingga para siswapun cenderung menganggap angin lalu saja. Bagaimana tidak, melaksanakan pendidikan budipoekerti dan karakter bangsa seperti membicarakan sesuatu yang sangat asing di lingkungan sehari hari. Karena para peserta didikpun tidak melihat apa yabng diajarkan itu nampak disekitar mereka. Untuk tidak mengatakan bahwa justeru yang nampak adalah kebalikannya. Hal yang bersamaan adalah bawa selama ini sekolah cenderung hanya menghidupkan otak kiri yang isinya adalah kritis dan intelegensia belaka.
Maka sejak sekarang diharapkan kita akan mencoba mengajarkan pendidikan budipekerti dan Karakter bangsa dengan domunasi menggunakan otak kanan, karena pada otak kanan itu terdapat intuisi, karena dengan intuisi itu juga seorang peserta didik akan memiliki kemampuan untuk menerima sesuatu yang belum pernah dikenalnya sekalipun. Dalam waktu bersamaan kita juga membicarakan masalah dunia berniaga karena memang otak kanan dengan intuisinya itu sangat dibutuhkan dalam dunia perniagaan. Berdasarkan penelitian hampir semua orang sukses berniaga di dunia memiliki ketajaman intuisi yang luar biasa.
Dengan demikian ada empat variabel yang akan dilatihkan oleh Group Diskusi Ikatan pensiunan Pendidik Provinsi lampung, yaitu (1) Pendidikan budipekerti, (2) Pendidikan Karakter bansa, (3) Menghidupkan Intuisi dan (4) Mengkampanyekan hidup berniaga. Mengingat keterbatasan waktu dan banyaknya variabel itu maka para narasumber yang sebagaian besar adalah pensiunan yang tergabung dalam pensiunan pendidikan Provinsi lampung hendaknya mendalami terlebih dahulu materi materi yang tercakup dalam keempat variabel itu, sehingga dalam penyajiannya nanti akan lebih sophisticated dan tidak terjadio kontroversi antara satu dengan yang lain, walaupun nantinya gagasan akan dimunculkan dari beberapa narasumber yang tentu saja memiliki pemikiran dan wawasan yang sangat mungkin berbeda. Yang diakibatkan oleh beda pengalaman dan kecenderungan.
Oleh karenanya maka para narasumber diminta untuk dapat saling menyesuaikan diri antara satu dengan yang lain, kesamaan itu hendaknya dimulai dari kesamaan masing masing sebagai narasumber untuk sama sama bertindak sebagai motivator, dengan logika yang sangat sederhana dan mudah difahami yaitu : (1) Bertekad untuk menempuh hidup berniaga, tidak berpuas diri sebagai karyawan, atau orang yang digaji, tetapi bertekadlah untuk menjadi orang yang menggaji karyawan. (2) Jadilah orang terbaik minimal di lingkungan masing masing, (3) Perkecil tingkat kesalahan dalam hidup, orang sukses itu jarang membuat kesalahan, apalagi kesalahan yang fatal (4) Untuk sukses niaga dibutuhkan hubungan baik istimewa dengan oranmg tua dan keluarga, serta hubungan baik dengan pelangga.(5) Untuk berniaga dibutuhkan memiliki intuisi yang tajam. Itulah garis pokok yang setidaknya dapat dipegang para narasumber dalam melontarkan gagasan dan issue dalam pelatihan ini.
Pelatihan yang terdiri dari tiga sekolah tingkat SD/MI dan tiga sekolah Tingkat SMP/MTs dinilai cukup ideal dengan masing masing didampingi oleh oleh guru bidang study agama dan olahraga, sementara dari MI dan MTs yang dimaksud guru agama adalah guru mata pelajaran tauhid dan akhlak. yang pada level MI dipegang oleh guru kelas. dari unsur SMP / MTs diharapkan siswa kelas 7, sedang dari unsur SD/MI diharapkanadalah siswa kelas 5. Dengan harapan kedua unsur itu masih bisa berkomunikasi dan saling menyesuaikan. Bila masing masing sekolah mengirim lima siswa maka peserta akan terdiri dari siswa sebanyak 30 anak sementara para guru terdiri dari 12 oraang guru.
Pendidikan budipekerti dan Karakter bangsa selama ini seperti membicarakan sesuatu yang utopisnya, sehingga para siswapun cenderung menganggap angin lalu saja. Bagaimana tidak, melaksanakan pendidikan budipoekerti dan karakter bangsa seperti membicarakan sesuatu yang sangat asing di lingkungan sehari hari. Karena para peserta didikpun tidak melihat apa yabng diajarkan itu nampak disekitar mereka. Untuk tidak mengatakan bahwa justeru yang nampak adalah kebalikannya. Hal yang bersamaan adalah bawa selama ini sekolah cenderung hanya menghidupkan otak kiri yang isinya adalah kritis dan intelegensia belaka.
Maka sejak sekarang diharapkan kita akan mencoba mengajarkan pendidikan budipekerti dan Karakter bangsa dengan domunasi menggunakan otak kanan, karena pada otak kanan itu terdapat intuisi, karena dengan intuisi itu juga seorang peserta didik akan memiliki kemampuan untuk menerima sesuatu yang belum pernah dikenalnya sekalipun. Dalam waktu bersamaan kita juga membicarakan masalah dunia berniaga karena memang otak kanan dengan intuisinya itu sangat dibutuhkan dalam dunia perniagaan. Berdasarkan penelitian hampir semua orang sukses berniaga di dunia memiliki ketajaman intuisi yang luar biasa.
Dengan demikian ada empat variabel yang akan dilatihkan oleh Group Diskusi Ikatan pensiunan Pendidik Provinsi lampung, yaitu (1) Pendidikan budipekerti, (2) Pendidikan Karakter bansa, (3) Menghidupkan Intuisi dan (4) Mengkampanyekan hidup berniaga. Mengingat keterbatasan waktu dan banyaknya variabel itu maka para narasumber yang sebagaian besar adalah pensiunan yang tergabung dalam pensiunan pendidikan Provinsi lampung hendaknya mendalami terlebih dahulu materi materi yang tercakup dalam keempat variabel itu, sehingga dalam penyajiannya nanti akan lebih sophisticated dan tidak terjadio kontroversi antara satu dengan yang lain, walaupun nantinya gagasan akan dimunculkan dari beberapa narasumber yang tentu saja memiliki pemikiran dan wawasan yang sangat mungkin berbeda. Yang diakibatkan oleh beda pengalaman dan kecenderungan.
Oleh karenanya maka para narasumber diminta untuk dapat saling menyesuaikan diri antara satu dengan yang lain, kesamaan itu hendaknya dimulai dari kesamaan masing masing sebagai narasumber untuk sama sama bertindak sebagai motivator, dengan logika yang sangat sederhana dan mudah difahami yaitu : (1) Bertekad untuk menempuh hidup berniaga, tidak berpuas diri sebagai karyawan, atau orang yang digaji, tetapi bertekadlah untuk menjadi orang yang menggaji karyawan. (2) Jadilah orang terbaik minimal di lingkungan masing masing, (3) Perkecil tingkat kesalahan dalam hidup, orang sukses itu jarang membuat kesalahan, apalagi kesalahan yang fatal (4) Untuk sukses niaga dibutuhkan hubungan baik istimewa dengan oranmg tua dan keluarga, serta hubungan baik dengan pelangga.(5) Untuk berniaga dibutuhkan memiliki intuisi yang tajam. Itulah garis pokok yang setidaknya dapat dipegang para narasumber dalam melontarkan gagasan dan issue dalam pelatihan ini.
Pelatihan yang terdiri dari tiga sekolah tingkat SD/MI dan tiga sekolah Tingkat SMP/MTs dinilai cukup ideal dengan masing masing didampingi oleh oleh guru bidang study agama dan olahraga, sementara dari MI dan MTs yang dimaksud guru agama adalah guru mata pelajaran tauhid dan akhlak. yang pada level MI dipegang oleh guru kelas. dari unsur SMP / MTs diharapkan siswa kelas 7, sedang dari unsur SD/MI diharapkanadalah siswa kelas 5. Dengan harapan kedua unsur itu masih bisa berkomunikasi dan saling menyesuaikan. Bila masing masing sekolah mengirim lima siswa maka peserta akan terdiri dari siswa sebanyak 30 anak sementara para guru terdiri dari 12 oraang guru.
Subscribe to:
Posts (Atom)