Friday, July 13, 2018

ISLAM BERKEWAJIBAN MENJAGA PERSATUANG BANGSA.



KEMERDEKAAN diperjuangkan dengan semangat jihad Allahuakbar ... ! Kemerdekaan pun tercapai pada  tanggal 17 Agustus 1945. Dan bangsa penjajah harus diusir dari tanah yang diberkahi Allah ini. Tetapi ternyata bangsa penjajah itu tak pernah kehilangan semangat untuk menjajah Indonesia, dan mereka tahu bahwa untuk menguasai Indonesia adalah harus terlebih dahulu melupuhkan ummat Islam di Indonesia. Karena ketika perang Kemerdekaan adalah ummat Islam yang gigih melawan bangsa penjajah, mereka berjuang tak pernah merasa lelah, demi tanah air yang mereka cintai.

Penjajah kini datang bukan lagi ngajak berperang melinkan dengan wajah yang lain, bila diijinkan pinjam istilah "wajah malaikat"  datang bak pahlawan tetapi maksud sebenarnya menjual produk mereka, menularkan pemikiran mereka, serta memberikan pinjaman yang ribawi. Tidak kurang kurangnya bangsa kita yang demikian terpukau dengan berbagai teori yang berkedok hasil penelitian dan upaya pembangunan, maka banyak pihak yang telah menerima cara berfikir yang dinamai liberal atau semacamnya. Sayang demikian banyaknya pihak yang demikian silau dengan kemajuan teknologi yang mereka capai serta teori teori yang sesungguhnya menentang pemahaman ummat beragama.

Yang juga sabgat dahsyat adalah kedatangan asing yang berpotensi menjajah Bangsa kita adalah mereka menawarkan sejumlah dana bantuan dan hutangan ribawi, selain ini merupakan riba yang terlarang dan terlaknat ternyata juga mereka datang dengan bergakai keinginan untuk menjadi pemilik dari kekayaan yang ada di Indonesia. Mereka berusaha untuk memiliki dan menguasai sebagian besar  tanah wilayah Indonesia serta menguasaio kekayaan tambang yang seyogyanya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi ini tidak jangankan barang tambang, limbah tambangpun mereka angkut dibawa pulang ke negeri mereka.

Memisahkan agama dari politik, menumbuhsuburkan riba, memasarkan pemikiran liberal, skulair, LGBT, sex bebas dan akan lebih   banyak lagi itu semua disosialisasikan secara besar besaran dan dengan biaya yang tidak sedikit. Yang intiny adalah upaya memisahkan Islam dari urusan politik. Sayangnya nampaknya mereka berhasil menunggangi dunia politik, sehingga nyaris tak dapat dibantah bahwa pihak asing terlibat dalam upaya merubah UUD 1945, dan telah berhasil mengamandemen UUD 1945 dengan berbagai perubahan yang sangat signifikan.

Tahu tahu telah terjadi perubahan besar dalam perundang undangan di Indonesia

Thursday, July 12, 2018

MENUJU PEMAHAMAN FIKIH KEBINEKAAN.



MEMILIKI pemahaman tentang fikih kebinekaan di Indonesia adalah suatu keniscayaan, dan untuk itu dibutuhkan sejumlah bukuyang bisa membantu ummat memahami persoalannya secara cermat. Dengan banyaknya literatur itu maka diharapkan untuk membantu pemahaman bukan saja bagi ummat Islam, tetapi nonmuslimpun juga membutuhkannya untuk memiliki kesamaan wawasan. Sayang sekali kita terlalu terburu buru memutuskan bahwa pembicaraan tentang Khilafah Islam menjadi sesuatu yang terlarang, sebelum masyarakat memiliki informasi yang memadai. Dmikian juga dengan Fikih Kebinekaan harus difahami oleh masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk ini agar sikap berbangsa dan bernegara menjadi sesuai dengan kaidah keislaman setidaknya bagi ummat Islam itu sendiri.


Kasus pelecehan Islam yang dilakukan Ahok ketika menjadi Gubernur DKI dan Pidato Cornelis juga ketika Menjadi Gubernur Kalbar, harus menjadi perhatian kita secara cermat, karena keduanya melakukan itu semua ketika keduanya sedang memangku kekuasaan, walaupun belum bisa dijadikan dalil bahwa sikap keduanya mewakili nonmuslim yang lain. Tetapi mudahnya masyarakat dan ummat terpropokasi adalah merupakan akibat ketiadaan litertur. Kelemahan literatur yang ada sehingga belum memiliki kemampuan memberikan tuntunan adalah merupakan proses mencapai ksempurnaan. Terjadinya sebuah proses adalah merupakan sesuatu yang harus kita syukuri bersama sebagai warga.
 

Selain kurangnya literasi sehingga fikih hanya dipahami oleh orang orang yang mendalaminya, dan ketika menetapkan sebuah kebijakan, baik ketika menyusun Undang Undang atau Aturan lainnya untuk diberlakukan, banyak mereka yang selayaknya mewakili ummat Islam yang telah mendukungnya dalam pemilihan, tetapi ereka alpa untuk melindungi hak hak civics sebagai warganegara. Bahkan ada upaya upaya membelenggu hak hak warga terkait berkehidupan dalam beragama. Ajaran Islam sejatinya termasuk meliputi politik, kekuasaan dan kepemimpinan.


Pidato Eskodar yang dinilai oleh ummat Islam adalah superngawur dan sejajar dengan pidato Cornelis yang ngarang belaka, mereka sama sama menunjukkan ketidak pahaman keduanya tentang politik dan sejarah Islam. Padahal nampak dari salamnya ummat Islam yang diajarkan Rasulullah SAW "Assalamu'alaikum Wr Wb, adalah salam yantg paling sejuk. Kedatangan seseorang menuju suatu tempat, sekelompok orang, maka yang diucapkan adalah Harapan atau jaminan keselamatan alam lingkungan, seseorang manusia atau kelompok dengan kehadiran Muslim. nonmuslim ada dalam jaminan selama dalam aturan dan etika  yang benar.


Islam itu memiliki ajaran yang relatif  lebih lengkap dalam menata kebersamaan, di mana kselamatan dan kesejahteraan selama tidak mengganggu ummat Islam, maka diburtuhkan suatu penegakan hukum sedail adilnya. Utamanya terkait ibadah. dakwah, pendidikan. Manakala ketiga kegiatan itu diganggu maka telah sewajarnya  manakala Muslim memberikan reaksi atau mungkin perlawanan. Ketiga hal tersebut adalah merupakan sesuatu yang selayaknya dapat terlaksana, dan selayaknya juga, akan memberikan reaksi  manakala itu sengaja diganggu pihak lain. Hal tersebut perlu diketahui dan diperjuangkan terus menerus sampai nonmuslim memiliki kesepahaman.

Dalam perjuangan itulah dibutuhkan sebuah tuntunan antara lain fikih keanekaragaman, yang sama pentingnya dengan fikih bisnis serta fikih fikih yang lainnya, sehingga para politisi Islam itu memiliki pegangan dalam berjuang, dan nonmuslimpun juga harus memiliki pemahaman tentang Islam, karena Islam di Indonesia sebagai mayoritas. Kita juga harus memahami Islam di wilayah politik, serta di wilayah private keislaman. Toh penganut agama lain juga membahas politik di wilayah private mereka. Lalu mengaspa Islam tak boleh membahas politik di wilayah private muslim.

Kesepahaman itu sendiri akan terlaksana manakala berhasil bersama sama menyusun tata aturan yang mampu melindungi terlaksananya hak masing masing pihak dengan bersepakat menunaikan tugasnya dan kewajiban masing masing dengan segala kejujuran dan keadilan. Dan yakinlah permasalahan akan berdatanga manakala ada yang secara curang  dalam berinteraksi. 
Lalu bagaimana caranya secara bersama sama dengan lain, dengan segala kesadaran akan adanya berbagai perbedaan yang melatar bekangi permasalahan yang muncul maka, pada saat itu rasanya Fikih Kenaekaragaman semakin dibutuhkan.

Fikih keanekaragaman bukan penyusunan dalih dan dalil untuk mengikuti keinginan keinginan pihak lain, tetapi justeru lebih untuk memahami hak civics ummat serta memperjuangkan aspirasi secara benar serta bagaimana caranya manakala terjadi kesulitan untuk mencapai dukuingan upaya mempertahankan dan memperkuangkan aspirasi sesuai dengan keyakinan tampa menimbulkan kegaduhan.

Artinya tetap saja petunjuk al-Quran dan hadits serta praktik yang benar yang sempat dipraktikkan oleh ummat Islam diberbagai belahan bumi di dunia ini. Bagaimana petunjuk dari al-Quran dan bagaimana pula kisah kisah dalam hadits, meliputi perkataan, perbuatan serta takrir Rasulullah sholallhu'alaihi wasallam. Fikih keanekaragaman disusun tentunya dimaksudkan sebagai melindungi kepentingan penegakan Islam, bukan sebagai usaha meninggalkan Islam lalu ,menggantinya dengan aturan lain yang tak sesuai dengan Islam. Setidaknya Piagam Madinah bisa dijadiikan sumber inspirasi bagaimana cara kita menyusun fikih keanekaragaman.


Sunday, July 8, 2018

MENEBAR KEBOHONGAN MALAPETAKA DAN SEKALIGUS PELAJARAN.



UMMAT ISLAM INDONESIA NAIK KLAS, Saya merasakan kenaikan kelas yang paling dahsyat itu setidaknya dua kali, pertama ketika terjadi peristiwa pemberontakan G 30 S PKI, yang kedua ketika terjadi penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur di Jakarta. Dua pertistiwa ini sesungguhnya menjadi pristiwa pendidikan bagi saya suatu pendidikan yang dahsyat, terus terus terang, sangat mempengaruhi sikap saya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan beragama. Namun demikian sebagai warga negara yang masyarakatnya majemuk, maka saya harus mematuhi aturan apapun yang berlaku, Saya harus berada pada percaturan yang tak henti. manakala lengah akan digilas oleh perjalanan sejarah yang tak kenal belas kasih. Gagasan dan politik PKI masih akan kembali walaupun dengan bju yang lain. Demikian juga dengan apa yang dilakukan Ahok, nanti akan ada yang melanjutkannya dengan modus yang lebih kreatif. Memang kerugian besar akan mnimpa ummat Islam, tetapi yakinlah ada juga manfaatnya, ada juga yang naik klas karenananya.

Juga yang bisa membuat kita naik kelas, adalah kmunculan Pendeta muda yang bernama Syaifuddin Ibrahim yang mengaku murtad dari Islam, walaupun belakangan diketahui bahwa yang bersangkutan memang telah disiapkan menjadi pendeta sejak masa kanak kanak dengan berbagai gerak tipuan. Terlepas dari itu yang ingin saya katakan bahwa pendeta yang satu ini mengaku telah memurtadkan ribuan ummat Islam, dan itu adalah musibah, tetapi kita berharap dibalik musibah ini akan ada hikmah yang diterima oleh ummat Islam.

Terus terang sebagai penganut Islam kita akan tergetar mendengar serangan yang dilancarkan pendeta ini, karena nampaknya pendeta yang juga mengaku Alumni Ushuluddin dan sempat mengabdi di Pesantren, akan menbangkitkan praduga bahwa beliau  memahami ilmu keislaman. Tetapi bukankah pengakuan saja tidak cukup, hatta telah menunjukkan bukti administratif dalam bentuk ijazah dan lain sebagainya, kebenaran itu masih harus dibuktikan dari kebenaran ucapannya sebagai seorang akademisi.

Ternyata tidak demikian yang ditunjukkan oleh Syaifuddin Ibrahim, karena semakin pendeta muda ini banyak bicara semakin terbuka kedangkalan pengetahuannya, beliau tidak lebih dari mengutip kaji lama yang dilakukan dan dibicarakan pendahulunya. Sehingga kita akan kesulitan untuk naik kelas melalui kebohongan kebohongan Syaifuddin Ibrahim. Namun demikian kita memiliki kesempatan naik kelas dari apa yang disampaikan oleh para ulama yang berusaha menjawab dan menjelaskan kebohongan kebohongan itu.

Pristiwa pemberotakan PKI yang berseri itu dilakukan dengan cara menebarkan kebohongan sebagai pendukung uapaya mereka merebut kekuasaan, apa yang dilakukan oleh Ahok dan Ahokers juga menebar kebohongan untuk menyingkirkan Islam dari dunia politik. Biasanya kebohongan kebohongan itu mendapatkan sambutan dari kelompok munafik.

Memang dukungan para munafikun kepada pihak yang ingin menyingkirkan Islam di Indonesia selalu saja akan membuat kita bimbang, tetapi ada rumus yang paling gampang digunakan, Kita dengan mudah bisa mengenali dan mengikuti ulama yang benar benar warosatul anbiya, ulama yang harus diikuti adalah ulama yang paling dibenci oleh kelompok kafir dan munafik. Untuk mengetahui siapa ulama yang paling dibenci olh kafir dan munafik, kita akan dapat menemukannya dalam kejapan mata, tidak membutuhkan metodelogi yang ribet.serta teori yang pelik. Merapatlah kepada ulama yang paling dibenci oleh kafir dan munafik. Karena kafir dan munafik akan mengumumkan sendiri siapa siapa yang mereka benci itu.

Oleh karena itu seyogyanya kita tidak menyukai dan menyebarlauaskan semua kebohongan yang disebarkan oleh para kafirun dan munafikun, karena manakala kebohongan itu disebut sebut dan disebar sebarkan maka akan berpeluang untuk berubah dikira merupakan sebuah kebenaran. Adalah tugas kita menebarkan kebenaran, untuk memudahkan kita bersama suadara kita untuk bisa naik kelas dalam beragama, hingga memungkinkan mencapai derajat yang takwa.  Insya Allah.




Saturday, July 7, 2018

MENGAPA HARUS DUA PERIODE



TUAN GURU BAJANG (TGB) Zainul Majdi,  Yang semula dielu elu sebagai calon Pemimpin Nasional mendatang yang memiliki pandangan luas sertaq bijak mengingat pendidikannya mencapai puncak (S3) apatah lagi beliau telah  berpengalaman dan memiliki sejumlah catatan yang sangat bermanfaat bagi ummat. Sehingga wajar manakala ummat mengelu elukan beliau pada suatu saat bisa naik mnjadi pimpinan ummat yang pada saat ini memang sedang membutuhkan sosok kepemimpinan umma yang benar benar memiliki komitmen yang tinggi. Ummat pada saat ini sedang merasakan adanya tekanan bahkan ancaman yang cukup menghawatirkan akan kelangsungan berkeimanan anak cucu di masa mendatang, karena pada saat ini ummat Islam sedang mendapat gempuran  baik secara politis dan terlebih ekonomis dan dan bahkan aqidah. Ada dugaan anak keturunan kita nanti akan kesulitan untuk mendapatkan makanan, abat obatan dan bahkan mikup yang halal dan terlindungi secara aqidah, maka kepemimpinan ummat yang kuat semakin sangat dibutuhkan. Dan salah satunya yang berpotensi untuk pada saatnya kelak muncul adalah beliau.

Tetapi sayang disaat ummat membutuhkan kepemimpinan yang kokoh dan konsisten mendampingi ummat, apalagi setelah ummat merasa gagal untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan Presiden Jokowi bersama rejim yang dipimpinnya, sehingga ummat sedang berijtihad seraya meminta petunjuk serta ridho Allah untuk mendapatkan kepemimpinan yang memiliki keberpihakan kepada ummat itu, justeru TGB maju menjadi sosok yang mengusulkan dua periode bagi Jokowi.

Monday, May 7, 2018

Too Good to Be True


BLAS saya gak paham bahasa Inggris jadi tak mungkin saya memahami filosofi lagu ini, tahupun tidak saya dengan judul lagu ini, siapa penyanyinya, dan kapan terbitnya lagu ini dan siapa pula yang menyanyikan dan mempopuleritas kannya,apalagi isi liriknya,  sungguh tak tahu. Lagu itu berjudul To Good to be True. Terjemahannya adalah 'Terlalu Sempurna UIntuk Dipercaya,. Heran kenapa justeru meragukan sesuatui yang terlalu sempuna.

Saya teringat dengan teman saya namanya, tak saya sebut namanya. Dia bendahara saya dalam suatu Proyek yang kami kelola selama dua tahun, Maaf kata si bendahara kepada ketua Tim Pemeriksa BPKP, bukunya kotor banyak coretan, maklum ngitungnya sering salah, katanya, karena ada beberapa halaman yang terpaksa dikoreksi sebelum maju ke pemeriksaan, sehingga buku yang disodorkan penuh coretan penyempurnaan

Ow ... tidak ... !  kata si Pemeriksa, "justeru ini yang benar", ... kami lebih percaya ... tambahnya, dibanding yang mulus tampa coretan. Buku keuangan  yang apa adanya itu pasti ada coretannya, sedang buku induk yang sama sekali tak ada coretanm itu pembukuan rekayasa katanya.Terkait judul lagu To Good to be True, (terlalu sempurna untuk dipercaya), maka saya teringat kenangan sekitar hampir dua puluhan tahun yang silam tepatnya tahun 1997/ 8. 



Seorang Roky Grung pengamat politik, pakar filsafat menyebutkan judul lagu itu. Lagu itu berbunyi :
[Intro: The Vamps]
You're way too good to be true
You're way too good to be true
Kau terlalu indah untuk jadi kenyataan

[Verse 1: The Vamps]
The way that you move
Caramu bergerak
You take me to heaven
Kau membawaku ke kayangan
The things that you do
Semua yang kau lakukan
You got me confessin'
Membuatku mengakuinya
Got me confessin'
Membuatku mengakuinya
You fell from the sky
Kau turun dari langit
Type of perfection
Dari kesempurnaan
Is this real life?
Is this real life?
Nyatakah ini?
There's something about you
Yang tentang dirimu

[Chorus: The Vamps]
You're way too good to be true
You're way too good to be true
Kau terlalu indah untuk jadi kenyataan
Ooh, ooh
You're way too good to be true
You're way too good to be true
Kau terlalu indah untuk jadi kenyataan
Ooh, ooh

[Pre-Chorus: The Vamps]
Oh, no baby don't lie
Oh, jangan bohong sayang
When you say that you'll be mine
Saat kau bilang kau kan jadi milikku
I can't look in your eyes
Aku tak bisa menatap matamu
'Cause I fall a thousand times
Karena ku terjatuh ribuan kali
And all I want is you to testify, ooh
Dan yang ku inginkan kau buktikan

Gerung mengingatkan lagu ini ketika merespon laporan pihak Kepolisian tentang prinstyiwa teror terhadap para ulama Dalam acara Diskusi Mingguan Indonesia Lawyer Club yang diselenggarakan , tema kali itu adalah membahas tentang Terserangnya sejumlah Imam Masjid oleh sejumlah orang yang belakangan ternyata dinyatakan gila. Mengapa ada orang orang gila yang bergerak serentak  menyerang imam masjid diberbagai titik di jawa Barat dan sejumlah daerah lainnya.

Yang menjadi persoalan dalam diskusi live yang disiarkan secara langsung oleh TV ONE buikan justeru pristiwanya, tetapi justeru laporan dari pihak Kepolisian yang demikian sempurna, dan hanya dalam waktu singkat semua terdapat datanya, dengan kesimpulan yang relatif final disimpulkan bahwa pihak penyerang adalah sebagian besar adalah orang yang kurang waras. kehebatan luar biasa

Kali ini kerja keras Kepolisian nampaknya menunjukkan kehebatan luar biasa, dan tak butuh waktu lama. Padahal ada kasus yang juga demikian besar, yang tenyata Kepolisian seperti tak mampu berkutik. Sebut saja kasus penyiraman air keras di mata seorang Novel baswedan yang dikenal sebagai penyidik KPK yang berhasil menangani kasus kasus besar. Tetapi kali ini polisi luar biasa, maka gerung menyatakan To Good to Be True, terlalu sempurna untuk dipercaya,

Jujur, Indonesia sedang kehilangan keindahannya pasca Pilkada DKI, yang pada saat itu Pilkada terusik oleh pernyataan Gubernur Jakarta yang kelak maju sebagai calon petahana dalam Pilkada DKI, karena pada saat itu beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta.  

(live)

Friday, May 4, 2018

JADI PAKAR TAPI TAK KULIAH S3

UMUMNYA orang akan berpendapat bahwa untuk menjadi pakar dalam suatu hal maka satu satunya jalan adalah ambil kuliah sampai S3, jadi dosen meneliti dan menulis, ceramah, diskusi, seminar dan lain sebagainya. Tetapi ternyata tidak, ada juga yang jadi pakar, hanya lulusan S1 tampa harus melalui S3. Namanya Gerung dia diminta mengajar di Jurusan  Filsafat UI, dia menciptakan hingga sembilan mata kuliah baru, dan terpaksa mata kuliah baru itu dia sendiri yang mengajarkan, di Perguruan Tinggi Umum orang seperti gerung terbilang langka Tetapi tidak dalam pendidikan agama Islam, sebenarnya orang orang seperti gerung itu bertaburan dari Pesantren Pesantren terkenal, hanya tidak di data, dan tak berkesempatan ditampilkan dipublik, apalagi semisal ILC (Indonesian Lawyer Club), yang ikut saling mengharumkan antara keduanya.




Jika tak silap dalam mengingat Jurusan Filsafat di UI itu ada di Fakultas Sastra, logis karena sastra itu nenbahas bahasa dan puncak pembahasan Ilmu Bahasa itu adalah filsafat, belajar bahasa tetapi tak belajar filsafat itu bisa gagal. Saya berharap UI sudah punya Fakultas Filsafat dengan berbagai jurusan dan Prodi Prodinya, serta didukung oleh dana dan Profesor dari berbagai disiplin dan konsentrasi keilmuyannya, karena akan besdar manfaatnya bagi bangsa.

Banyak kita yang terkagum kagum dan menikmati sekali manakala Gerung tampil di ILC, kita seperti akan dibuatnya pintar mendadak, walaupun keesokan harinya kita ngobrol ngobrol di Musholla selepas magrib dan menanti saat waktu Isya, banyak juga yang mengaku kurang paham dengan apa yang di sampaikan Gerung. Dan kamipun saling mengisi antar sesama jema'ah.

Hingga saat ini selama tampilan gerung di ILC nampak tak ada lawan debatnya yang mampu mematahkan argumentasi gerung, yang sangat kentara sekali telah melalap buku buku filsafat dan sederet novel dan Roman karya penulis terkenal, sehingga tersusun bila menjelaskan gagasan dan uraian secara singkat. Ada yuang coba soba mengimbanginya, tetapi adalah terlalu mudah  bagi Gerung untuk membuat lelucon.

Gerung yang di kampus Selalu di sapa Pak Provesor, ternyata bukan seorang Provesor, bahkan  S3 pun tidak. Konon Dia hanya S1. Tetapi  Dialah orangnya yang menyusun Visi Misi di jurusan tempatnya mengabdi, dia menyelkesaikan kurikulumnya serta menyusun tahapan tahapan claster materi kuliahnya dan sebagian besar mata kuliahnya terpaksa dia juga yang menyajikannya kepada mahasiswa.

Tetapi dalam dunia Islam orang orang model Rocky Gerung itu tidak kurang kurang, sebagian besar ulama tempo dulu itu menyelesaikan sendiri study literaturnya, artinya hanya sebagain saja ngaji kitab diselkesaikan di bawah bimbingan Kiyayi atau ustadznya, sisanya Dia sendiri yang membaca dan mengkajinya, selesai membaca baru Dia pertanggungjawabkan dihadapan Kiyayi dan Ustadznya itu sebagai pertanggung jawaban akademiknya, disertai sejumlah catatan pribadinya. Kitab kitab itu dia gelar dihadapan para santrinya, yang sesungguhnya telah diangkatnya sebagai Ustadz di di Pesantren yang didirikannya. Tradisi Islam dalam mendalami pemahaman terhadap agamanya adalah menjaga nasab dengan segala kehormatannya, itulah sebabnya sorang yang menyelesaikan sendiri baca kitabnya harus menghadap Sang Kiyayi di mana Dia dahulu nyantri.

Itu letak bedanya dengan lembaga pendidikan agama Islam tradsional yang dikenal dengan pesantren utam,anya di Indonesia, kegiatan Pesantren itu antara lain ngaji kitab. Ngaji  kitab itu bandingannya adalah sudy literatur. Pada saat nyantri belum semua kitab ditammatkan, tetapi nanti setelah dia pulang ke Kampung dan mendiriukan Pondok Pesantren, dia menyelesaikan bacaan kitabnya yang menunggak, titab itu dibaca sambil mengajar kepada Ustadz UIstadz yang membantunya. setelah selesai buku itu dibaca dan dibahasnya lalu Ia melapor kepada Kiyayinya, keyayi menyampaikan tanggapan dan ditutp dengan doa. Dia pun mengaji kitab dan jelas nasabnya.

Tradisi di Pesantren itu, khususnya Pesantren Jawa Timur hanya memperebutkan satu gelar bagi santrinya, yaitu Den Bagus, atau Raden Bagus, yang lazim dengan sapaan  " Gus " itu yang diterimanya pada saat nyantri, sedang predikat Ustadz nanti di terima pada saat membantu sebagai  tenaga pengajar di Pondo, sementara Predikat Kiyai disandang ketika telah berhasil mendirikan Pesantren.  Tidak semua mereka mampu meraih gelar gelar itu.

Dalam study mandiri masing masing seseorang memiliki kebihan dan kekurangannya, ada yang berhasil secara cepat, ada yang lambat dan bahkan ada yang tercapai. Dan para lulusan Pesanten ada diantaranya yang melanjutkan study ke Timur tengah, di Timur tengah mereka berkesempatan bersentuhan  dengan kitab kitab klasik dan bahkan lebih tebal. Tetapi merwka yang melanjutkan study ke Barat mereka akan bersentuhan dengan kitab kitab dan pemikiran Orientalis. Yaitu non Muslim yang meneliti dan menulis tentang Islam. Antara Timur tengah dengan sistem pendidikan di  Barat memilkiki perbedaan yang cukup ekstrim.

Yang ingin disampaiukan dalam tulisan ini adalah bahwa  semakin tinggi jenjang pendidikan maka seseorang akan memiliki kemampuan untuk melakukan studi literatur secara mandiri. Bukti yang paling mudah kita temua pada saat sekarang ini dalah dari fenomena kepakaran para muallaf. Tidak terhitung jumlahnya sekarang ini para muallaf yang memiliki pemahaman keisalaman yang jauh di atas rata rata. Mereka telah melalui jenjang pendidikan S1, S2 dan S3.

Bagi mantan pendeta atau semacamnya di agama lain, mereka ada dalam ilmu keislaman dalam lingkup kritologi atau lain semacamnya. Tingkat pendidikan mereka sangat membantu dalam profesionalisme kepakaran mereka. Tetapi ada juga diantara mereka yang memilih keilmuan secara kaffah, walaupun berasumbu kepada keakidahan, tetapi secara diam diam mereka mendalami problema sosial. Yang ingin saya sampaikan adalah fenomena Ustadz Flik Xiau, juga seorang muallaf, mengagumkan, bagaimana Felix Xiau mencapai taraf kekaffahan ilmu keislamannya dibanding banyak ummat Islam memang telah Islam sebelum dilahirkan.

Ini sekedar bukti bahwa dalam ilmu keislaman mencapai kepakaran dan kekaffahan dalam pemahaman  keislamanya. Yang dalam awal tulisan ini saya katakan banyak kita temukan mereka yang memiliki pemahaman yang luar biasa dengan melalui autodidag. Relatif berusaha belajar sendiri. Yang ingin saya tuliskan adalah betapa banyaknya mereka yang sukses melakukan sutudy Islam sementara mereka memiliki pendidikan dalam tevel  relatif rendah, atau mereka yang sesungguhnya memiliki disiplin ilmu yang lain, tetapi mereka mampu mencapai pemahaman ilmu keislaman yang lebih kaffah atau total. Dimaksudkan mereka semisal Ricky Gerung dalam ilmu keislaman  jumlahnya banyak sekali. Hingga sekarang masih terus bertambah dan berkembang.  

Tuesday, May 1, 2018

PEMERINTAH MENGELOLA NEGARA DENGAN MINUS LITERASI (GERUNG)


PRESTASI Jokowi sebagai Presiden semakin hari semakin mengecewakan, karena media sosial semakin disesaki analisis yang menyudutkan prestasi Jokowi yang semakin lama semakin nyata kemiskinannya dalam literasi, dan dalam waktu bersamaan beliau menkebiri kebebasan berpendapat dan berekspressi. Menangkap gejala kekeringan literasi yang dimiliki Presiden, nampak para anggota Kabinetnya justeru memanfaatkan kelemahan ini. Salah satu yang berani cukup kritis  adalah Pengamat politik Rocky Gerung.

Semakin hari bukan pretasi yang dicapai melainkan daftar kekecewaan, bukan hanya kecewa, tetapi hilang kebanggaan, bahkan merasa malu. Apalagi dalam waktu bersamaan beliau sendiri gampang lupa dengan apa yang telah dijanjikan, bahkan lupa dengan apa yang pernah diucapkan



Sejak awal tidak kurang dari seorang Prof. Salim Said pakar politik kemanan mengatakan bahwa kelemahan yang paling menonjol bagi seorang Presiden Jokowi adalah pidatonya tidak menarik, tak pandai berpidato, bahkan juga tak pandai berdialog. Kata Salim Said yakin, nanti pada suatu saat  Jokowi akan menghadapi masalah siriuis atas kelemahannya yang satu ini.

Dahulu kita punya Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur,  lalu SBY, mereka pandai berpidato, mereka mulya ketika menjadi tamu di negara sahabat. Semestinya para pembantu Presiden Jokowi mengantisipasi kelemahan yang satu ini, siapkan teks teks pidato beliau sehingga memiliki makna yang dalam, dan akan kelihatan beliau memiliki konsep yang didukung literasi yang luas.

Sebagai contoh kecil sebenarnya Gubernur DKI akan dijatuhkan dari banyak sisi akibat kekecewaan   atas hasii Pilkada yang lalu, tetapi karena Anis nampak memiliki literatur yang luas dan pandai berpidato maka beliau tidak kehilangan rasa simpati masyarakat DKI, bahkan Indonesia, bahkan dunia, Kalau saja Presiden Jokowi memiliki kemampuan berpidato serta kekayaan literasi yang standar saja. Maka kita yakin banyak masalah yang bisa dijelaskannya dengan cara singkat dan seksama, serta mengarahkan para pembangtunya.

Kunjungan Presiden Jokowi ke Newzaeland, yang menuwai kekecewaan karena merasa dilecehkan, karena beliau tidak melakukan konfrensi Pers setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri setempat. Masyarakat setempat merasa dilecehkan oleh Jokowi, Jokowi dianggap angkuh dan tak memiliki rasa simpati kepada negara itu. Hal ini terjadi barangkali kurang mempersiapkan diri.

Jangankan kunjungan kenegaraan, kita yang berpesiar ke suatu tampat saja, sebelumnya berusaha mencari tahu tentang sejarah dan keadaan tempat yang akan dikunjungi. Sehingga ketika ditanyakan kesan yang dirasakan setelah mengunjungi tempat itu maka kita memiliki konsep yang benar dan jelas dalam memberikan komentar. Tidak sulit bagi seorang presiden untuk mengetahui prihal Newzailand dari berbagai aspeknya. Karena sebelumnya kita telah memiliki kemampuan mengapresiasi segala informasi yang kita terima.  Tidak harus berbahasa Inggris, bisa dan boleh bahkan akan lebih terhormat menggunakan penterjemah, ketimbang bicara sendiri dengan bahasa yang sangat terbatas, dan kehilangan makna. Ketidak mampuan seorang piumpinan negara untuk berkomunikasi dengan publik di zaman Now akan menjadi gunjingan  hingga ratuisan tahun.

Presiden RI yang pertama memiliki wawasan yang luas dan didukung literasi yang mengagumkan,  Presiden Suharto memiliki keterampilan berpidato, sehingga bahasa Indonesia berkumandang di sidang terhormat dunia, pada saat itu beliau mampu membawa rakyatnya mencapai swasembada pangan, dan meningkattkan APK dan APM Pendidikan Nasional. begitu juga dengan Habibie, SBY.  Berdasarkan catatan yang kurang pandai berpidato adalah Megawaty serta yang sekarang Jokowi. Ternyata benar kekurang terampilan berpidato bagi pimpinan negara sebesar Indonesia akan berakibat vatal.

Marilah kita ambil pelajaran dari kasus ini bahwa untuk memimipin bangsa sebesar Indonesia seorang Presiden harus ditunjang kemampuan literatif yang tinggi, sehingga memiliki kemampuan mendialogkan segala permasalahan. Manakala seorang pimpinan tertinggi tidak memiliki kemampuan berdialog maka penguasa akan cenderung otoriter, segala kritik yang muncul akan dianggap sebagai penghinaan.

Aneh'  segala kritik yang disampaikan diharuskan dengan menyampaikan solusi,  jika tidak dengan solusi maka desbut sebagai ujaran kebencian, padahal tugas Pemerintah adalah mencarikan solusi dari permasalkahan yang ada, dan kritik adalah awal dari pengkajian permasalahan itu. Dalam pengkajian itulah