Tuesday, November 6, 2018

DELIK BOYOLALI, DEMI ELEKTABILITAS



SONTOLOYO, Para politisi benar benar sedang berusaha sekuat tenaga memelihara kedunguan masyarakat agar masyarakat mampu dibesarkan emosinya sehingga masyarakat dalam waktu bersamaan tidak memiliki lagi kemampuan untuk berfikir rasional. Siapapun nantinya yang memiliki kemampuan membangkitkan rasio dan kecerdasan masyarakat, maka dia akan berhadapan dengan delik yang diupayakan untuk menghentikan langkahnya dalam berjuang demi kemajuan bangsa. Demikian kira kira gambaran yang sedang diluikiskan oleh Gerung.

Gerung semula sangat dibenci karena sering mengucapkan kata dungu, yang oleh gerung dijelaskan bahwa kata dungu diucapkan karena dia telah berhadapan dengan lawan diskusi yang tidak memiliki kemampuan menghubungkan dua dua premis  sebagai alasan menetapkan sebuah  sebuah konklusi, Sehingga sistem berfikir menjadi kacau dan lebih parah dari pada membangun logika fallasi.

Tidak mau kalah Presiden Jkowi yang juga Capores Petahana itu mengeluarkan istilah yang lebih parah lagi daripada dungu, yaitu Politisi Sontoloyo, karena kita tahu bahwa sontoloyo iti adalah seseorang yang memang tidak membutuhkan premis premis dalam menetap kongklusi, sontoloyo jauh lebih bodoh dibanding dungu. Walaupun semula belum jelas ditujukan kepada siapa sontoloyo itu, tetapi setelah banyak yang ikut ambil bagian dalam berkomentar, ternyata sontoloyo ditujukan kepada lawan politiknya. Jokowi ternyata jauh lebih cerdas menggambarkan kebodohan rakyatnya dibanding Gerung.
Sayang beliau lupa bahwa Dia seorang Presde, Yang sangat tidak pantas mengeluarkan kalimat itu.

Gerung menegaskan kedunguan dan Kesontoloyoan itu seperti memang dipelihara, karena siapapun yang kritis maka akan dicarikan delik delik hukum sebagai penjeratnya. Reaksi besar besaran dan konon digerakkan oleh Pemerintah Daerah atau setidaknya Pemerintah Daerah secara pribadi terlibat didalamnya, adalah ketika Prabowo yang tampil sebagai pesaing menggambarkan bahwa Bangsa Indinesia sedang dilanda kemiskinan, sehingga sebagian besar masyarakat tidak memiliki kemampuan mengakses berbagai kemewahan. Lalu diselipkan humor bahwa kita masih bertampang Boyolali jangan jangan diusir manakala masuk ke hotel mewah. Ini disampaikan oleh Prabowo dalam suasana yang humor.

Di luar dugaan semua pihak, nampaknya seperti ada yang sengaja menggerak kan massa memprotes pidato Prabowo sebagai kata kata serius yang sangat merontokkan martabat masyarakat Boyolali. dan martabat itu akan kembali terbangun manakala Prabowo meminta maaf serta menarik keseluruhan dari ucapannya yang terkait Boyolali. Ada pula issue yang mengatakan telah diupayakan untuk mempolisikan Prabowo dalan kasus ini bila kata maaf tak, di lain pihak kubu Prabowo menyatakan tak akan meminta maaf karena merasa tak memiliki niat sedikitpun merendahkan orang Boyolali.  Bagaimana akhirnya nanti, kita membutuhkan waktu.

Para politisi seang berusaha memanfaatkan pidato Prabowo ini untuk meningkatkan elektabilitas Jokowi, upaya ini sudah berulangkali dilancarkan, mulai dari pidati masalah roman fiksi, hoax Ratna Sarupaet dan mungkin yang teraklhir adalah pidato Boyolali. Masalah Roman Fiksi diganggu oleh Gerung, kasus Sarumpaet menunggu waktu, dan terakhir pidato Boyolali, membutuhkan pembakaran emosi rakyat Boyolali, Jika  rakyat Boyolali masih mudah untuk dipicu emosinya, maka kita masih mendapatkan tontonan geratis, tetapi jika rakyat keluar dari kedunguan dan kesonotoloyoannya, maka selesai sampai di sini. Ketahuliah para politisi yang gemar berbohong sejatinya menginginkan rakyat tetap bodoh, agar gampang mengunyah pencitraan.


CARIKAN LAWAN SEBANDING BAGI ROKY GERUNG

Monday, November 5, 2018

POLITISI KITA ANTARA PEMBOHONG DAN SONTOLOYO



DUA ORANG POLITISI Top, mengungkapahwa politisi kita sekarang ini ada yang layak disebut pembohong dan ada yang layak di sebut Sontoloyo, katakanlah kedua politisi Top itu benar adanya, bukan  hoax dan terlepas dari seberapa besar jumlah politi pembohong dan seberapa besart kerusakan dari kebohongan itu bagi bangsa. Dan seberapa besar mereka yang layak disebut sontoloyo dan sebarapa besar kerusakan bagi Bangsa ini atas ke-sontoloyoan mereka. Jika tak salah tangkap kubu Prabowo yang menuduh kebohongon kepada lawan politiknya. Lalu Kubu Jokowi menuduh lawan politiknya melakukan adu domba sara, pecah belah. 

Sunday, November 4, 2018

JANGAN SAMPAI KALIMAH TAUHID ITU DILARANG.



SEBELUMNYA Banser Anshor membakar sejumlah bendera bertuliskan Laailaaha Illallaah Muhammad Rasulullah dengan tuduhan sebagai bendera HTI dan bendera itu merupakan bendera terlarang, ummat Islam di sejumlah daerah yang tersebar diberbagai Provinsi yang terdapat komunitas ummat Islam bereaksi dengan pawai membawa bendera bertuliskan Kalimah Tauhid dengan menyatakan Itu bendera Rasul bukan bendera HTI, dan HTI sendiri tak pernah menyampaikan bahwa bendera itu bendera HTI. HTI sendiri tahu bahwa bendera itu adalah bendera Rasul.  Menyusul di Solo berdiri baleho besar berisikan kalimah tauhid, Laailaaha Illallaah. Dua hari kemudian baleho itu dinyatakan hilang.  Belakangan ada pejabat yang mengatakan bendera Rasul adalah bendera anti NKRI, kita terhenyak bagaimana munghkin seorang pejabat berkata seperti itu. Posisi ummat Islam kini semakin tersudut, dan terancam perpecahan internal yang semakin parah, sebelum tulisan dan kalimah itu dihapus dari bumi Nusantara ini, bila Pemerintah bersikukuh mengatakan Bendera yang dikenal sebagai Bendera Rasul berisikan kalimah Tauhid itu itu sebagai Bendera Anti NKRI.

Hingga saat ini memang belum ada dasar hukum yang melarang Bendera bertuliskan Laailaaha Illallaah Muhammad Rasulullah itu sebagai bendera terlarang dan dikategorikan sebagai sesuatu yang terlarang dengan segala ancaman hukuman yang jelas sifatnya. Hingga saat ini baru dalam tahap pernyataan pernyataan beberapa orang pihak dan tokoh yang tak menyukainya, dan konon Baru Wiranto sebagai Menko Polhukham yang memberikan pernyataan, itupun masih samar samar akan kesahihan beritanya, walaupun sudah tersebar dan sampai ke khalayak umum.

Kalau nanti saatnya tiba keputusan itu diperjelas dengan munculnya Keputusan yang memiliki kekuatan hukum, maka berarti tergambar betapa susahnya dakwah itu akan dilaksanbakan bagi anak anak kita kelak. Bagaimana mungkin para dai akan menanamkan Kecintaan dan Kepatuhan Kepada Allah dan Muhammad seperti yang diikrarkan dalam Syahadat, sementara isi syahadat itu disepakati sebagai sesuatu yang tak boleh dizahirkan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, yaitu gambar dan tulisan.

Ini sangat terkait dengan inti Ketauhidan yang akan ditanamkan kepada anak anak, kalimah itu merupakan inti Al-Quran. Karena inti dari al-Quran itu adalah Laailaaha Illallah, bagaimana anak anak akan menerima intinya bila justeru intinya telah ditetapkan oleh Pimpinan Bangsa sebagai sesuatu yang tak berharga dan bahkan berbahaya. Dipastikan anak anak akan mengalami gagal paham untuk menerima Allah sebagai inti keimanan.

Yah ... dahulu Pemerintah Kolonial Belanda memang pernah melarang Ummat Islam Indonesia untuk mnterjemahkan Al-Quran, alaupun mereka tak melarang anak anak belajar mengaji, Artinya silakan tulisan isi Al-Quran ditulis dan disebarkan seluas luasnya, tetapi yang harus dijaga adalah jangan sampai mereka mengerti dengan apa yang mereka baca.

Maka bila larangan bendera dan tulisan Laailaaha Illaah di negeri ini benar benar akan terjadi maka ini merupakan kebalikannnya. Kalimah Tauhid Laailaaha Illalllah akan dibebaskan untuk dibaca dan dibahas seluas luasnya, tetapi jangan sekali kali menuliskannya baik pada bendera, ataupun baleho, dan tak tertutup kemungkinan tulisan dalam bentuk foto gambar dan atau kaligrafi sekalipun akan menjadi sesuatu yang terlarang dibuat dan dipertunjukkan.

Nanti mana yang akan lebih padeh, apakah melarang pemahamannya seperti masa Pemerintah Kolonial, atau yang dilaerang tulisannya seperti yang mulai menggejala era 70-an tahun Merdeka ini, jika dahulu larangan  untuk memahaminya justeru melahirkan tak terhitung banyaknya pejuang dan syuhada, mereka meneriakkan Allahu Akbar dan sangat menghayati maknanya.  Lalu bagaimana dengan ketika yang dilarang penguasa adalah tulisannya.

Nanti jika sampai Rezim Penguasa benar benar menetapkan bahwa tulisan Kalimah Tauhid itu benar benar dilarang untuk dituliskan di bendera, kaos, topi,  baleho atau atau media lainnya, maka rejim ini akan berhadapan secara total dengan ummat Islam yang hampir dapat dipastikan akan protes besar besaran. Persengketaan baru menghadap perebutan periode kedua ini, barangkali memang ada skenario, tertentu, tetapi entah skenario siapa sesunggunya yang sedang tampil. Kita masih menunggu hingga terselenggaranya Pilpres 2019.




KARTU LANSIA UNTUK APA .... ?



GUBERNUR DKI telah mulai mengeluarkan Kartui Lansia,  jutaan kartu Lansia ini nantinya akan diberikan kepada penduduk DKI yang berusia 60 tahun ke atas mereka akan mendapatkan santunan sebesar Rp.600.000,0- (enam ratus Ribu Rupiah) perbulan, santunan itu diutamakan kepada para Lansia yang tak memiliki penghasilan tetap, membutuhkan pengobatan, karena sakit yang diidap karena ketuaan usianya, terlebih tentunya bagi lansia yang kurang terawat karena ketidak mampuan keluarganya yang mengurusnya, atau karena terpaksa hidup secara mandiri sebagai akibat keterbatasan lainnya. Kartu Lansia ala DKI ini kiranya perlu ditiru oleh para Pimpinan daerah lainnya utamanya Gubernur, Bupati, Walikota dan sebagainya yang memungkinkan ikut menentukan anggaran, sehingga dapat mengurangi beban hidup dan kesulitan yang dialami oleh para lansia, terkait dengan faktor ketuaan aeaeorang.

Dengan demikian maka setiap lansia itu memang harus terdata secara jelas, by name, by adres. dan barangkali mereka harus memiliki komunitas yang memungkinkan mereka bisa termonitor dan bahkan bisa saling berkounikasi, dan  Pemerintah juga memang seyogyanya memiliki petugas yang memungkinkan mengakomodir pengumpulan pendataan itu melalui berbagai lembaga sosial, baik yang dikelola olah para lansia yang masih memiliki kemampuan mengorganiusir kawan kawannya serta menyusun berbagai agenda kegiatan bagi para lansia.

Kegiatan para lansia tentu saja dimaksudkan untuk memelihara kebugaran para lansia agar mereka tetap bisa beraktivitas terkat kebutuhan aktivitas pribadi yang harus dilakukannya secara rutin. Kemampuan melaksanakan kegiatan rutin bersifat prifat bagi mereka yang tak bermasalah dan berada dalam lindungan keluarga besarnya itu no problem, apalagi keluarganya memiliki kemampuan membayar baby siter

Thursday, November 1, 2018

JAMES RIYADI - JOKOWI RETAK



TANDATANYA BESAR mengapa hubungan James Riyadi - Jokowi retak, padahal kenaikan Jokowi ke Bangku Presiden adalah peran James Riyadi sangat signifikan. Siapa diantara keduanya yang mulai ingkar keakraban, ini akan sulit dipahami sebelum Pilpres nanti usai. Lalu mengapa pengusutan dan pemeriuksaan kantor Meikarta dilakukan oleh KPK, disaat disaat terdengar kabar hubungan dengan Jokowi merenggang, dan pada saat terdengar kabar Jokowi sedang beruapaya menggalang dana dari para cukong Taipan. Tidak mudah kita akan
mendapatkan ceritera yang sesungguhnya. tetapi jika seandainya benar hubungan James Riyadi - Jokowi merenggang maka ini alamat sulit bagi Jokowi akan mencapai dua periode, peran james Riyadi dalam mensukseskan Jokowi membuat seliweran issue yang tak terbendung bendung di zaman dan era hoax ini.

James Riyadi itu pemain tingkat international, dia pernah dikabarkan sebagai penyumbang terbesar ketika terjadi Pilpres di Amerika, perannya sangat besar dalam menjatuhkan Kekuasaan Presiden Soeharto, dan juga peran besar itu dimainkan oleh James Riayadi untuk mendudukkan Jokowi ke Kursi Presiden RI.

Lalu kenapa tiba tiba salah satu kerajaan bisbis james Riyadi di gruduk KPK, lalu kenapa James Riyadi seperti memberikan tangkisan ringan sehingga Ruhut Panggabean merasakan desingannya. Bagi sebagai orang awam ini lumaian mencemaskan jika sampai ada persetruan antara  Raja atau Penguasa yang diuperankan oleh Tim Jokowi versus Raja Uang James Riyadi. Kalau seandainya kedua orang ini bersepakat menggunakan keKerajaannya untuk mensejahterakan rakyat dan bangsa, dipastikan kita semua bisa bahagia sejahtera,

Tetapi bila keduanya bermain mata mengambil keuntungan masing masing, maka dipastikan kita akan celaka. Kiuta berharap agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi bangsa, Jika memang keutuhan mereka berdua akan mermanfaat dan mensejahterakan bangsa ini, mari kita doakan agar mereka bersatu, tetapi bila kebersatuan mereka justeru akan menyengsarakan kita semua, tak mengapa mereka berdua duel hingga titik darah penghabisan, jika merupakan pertanda keslaatan bangsa.

Kita tidak tahu, jadi kita serahkan saja kepada Tuhan YME.