Riiinngg telepon di HP .... diujung sana ada Bapak Syauki, Pak Budi, Pak Azwar dan Pak Bun serta Pak Hamilton menghabarkan bahwa mereka sebagai Pengurus Ikatan Pensiunan Diknas telah dipanggil oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, yang memberitahukan bahwa proposal Ikatan Pensiunan Diknas disetujui, namun Sekretaris berharap agar tidak melaksanakan pelatihan Karakter Bangsa melainkan pelatihan nilai nilai kearifan daerah Lampung. Pada saat itu saya masih berada di Palembang. Saya menjawab tidak ada masalah, kalaupun kita harius melaksanakan pelatihan Karifan Lokal daerah Lampung, toh kearifan lokal daerah lampungpun, memiliki kesamaan dengan program kita, yaitu mengkampanmyekan hidup berniaga.
Intinya bahwa Group Diskusi Ikatan Pensiunan Pendidik Provinsi Lampung asuhan Ikatan Pensiunan Diknas akan melaksanakan Kampanye hidup berniaga terutama bagi siswa Pendidikan Dasar. Dan memang selayaknya bahwa nilai nilai tradisinal Kearifan Daerah Lampung juga pada intinya adalah mendorong seseorang untuk berniaga. Karena bicara masalah kearifan tradisional Lampung berarti membicarakan Piil Pesenngiri, membicarakan Piil Pesenggiri maka ada beberapa hal yang harus kita bicarakan, yaitu (1) Nemui nyimah (produktif), (2) Nengah Nyappur (Kompetitip), (3) Sakai sambaian (kooperatif) serta (4) Juluk Adek (inovatif), yang keempat empatnya adalah juga mendorong kepada hidup berniaga.
Secara bahasa pengertiannya adalah sebagai berikut :
;
1. Nemui Nyimah, Lampung. Nemui artinya tamu, pertamuan, pertemuan, bertemunya dua pihak atau lebih dengan status dan kepentingan yang berbeda. Dalam pada itu maka seseorang diharuskan nyimah yang berasal dari kata simah, Lampung, yang artinya santun. Untuk mampu berbuat santun dalam pertemuan itu maka seseorang diharuskan Produktif. Kesimpulannya operasional dari nemui nyimah adalah Produktif.
=====sorry bosh belum selesai ===== nanti akan diteruskan
No comments:
Post a Comment