Terlepas dari seberapa besar tingkat kebenarannya, tetapi saya sangat dipengaruhi oleh kata kata seorang teman bahwa berupaya memahirkan menggunakan salah satu alat kesenian seperti gitar, seksopon, organ atau piano dan lain sebagainya itu dapat menghindari kepikunan. Sementara diusia saya yang ke 62, saya sudah merakan gejala gejala kepikunan itu. Pkun dalam hal ini yang saya maksudkan adalah gejal gejala keterlambatan dalam melaksanakan tugas saya sebagai seseorang yang bekerja dalam bidang konsultan pendidikan, tiga tahun setelah saya pensiun dari PNS saya diterima oleh sebuah perusahaan swasta yang bekerja sama dengan Asian developman Bank (ADB) dan saya ternyata diterima sebagai tenaga yang benar benar diujung tombak, jasi memang saya harus bekerja sendiri dalam segala hal. Di situ saya merasakan bahwa saya yang dahulu terbiasa dibantu oleh sejumlah orang stap, tetapi kini saya harus benar benar bekerja sendiri. Pada saat bekerja sendiri itu saya merasa seperti orang yang terlambat reaksi dalam mengantisi segala sesuatunya terkait pekerjaan.
Akhirnya saya memilih harmonika sebagai sahabat saya untuk menghindari pikun atau setidaknya mempertahan kecekatan saya dalam bekerja setidaknya atas prestasi kerja yang sempat saya raih dahulu ketika masih aktif di PNS. Saya menggunakan harmonika tidak lepas dari beberapa pertimbangan, pertama ternyata tidak banyak orang yang bisa menggunakan harmonika sebagai alat kesenian, berdasarkan perhitungan kasar dalam seribu orang penduduik Indonesia belum tentu ada satu yang mahir menggunakan harmonika. jadi sebodo bodonya saya main harmonika, saya akan jauh lebih mahir dibanding mereka yang menang gak bisa apa apa tentang harmonika.
Yang kedua harmonika itu tidak lazim dipinjamkan ke orang lain, akan bahasa bila diedarkan dari mulut kemulut, maka bagi seseorang yang ingin belajar harmonika dia harus membeli dahulu harmonika untuk pribadinya. Tidak seperti coba coba main gitar, kita bisa pinjam gitar teman, karena orang tak akan meminjamkan harmonikanya untuk ditiup oleh orang lain, tak baik kesehatan.
Singkat cerita aku beli sebuah harmonika yang pada saat itu akau nekat saja beli sendiri di sebuah toko alat olahraga dan kesenian di Kota Bandar Lampung, pada saat membeli memang aku test harmonika tersenut sekedar untuk memastikan alat tersebut bunyi apa tidak. Ternyata bunyi, maka cepat cepat ku bayar untuk kucoba setelah sampi di rumah. Melihat aku meniup harmonika dan tak jelas lagu apa yang dinyanyikan, isteriku cuma sennyam senyum, tak tahu apa arti senyumnya.
Sekalipun dia seorang seniman musik, belum tentu dia memiliki pemahaman dan kemahiran yang memadai tentang harmonika, maka saya akan pede saja memainkan harmonika, sehingga pada tanggal 14 Februari tampa pikir panjang saya sudah menampilkan hasil rekaman permainan harmonika saya di youtube, melalui yaoutube berarti saya trdah kahrus mengeluarkan biaya serupiahpun, bahkan bis bisa saya yang dapat uang dari youtube, karena setiap saya putar di youtube, pihak yotube selalu saja nitip memutarkan reklame.
Lagu pertama yang saya tampilkan adalah lagu berjudul Sahlawaty, yang kita kenal sebagai lagunya Alpian, tidak banyak lagunya Alpian, dan salah satunya adalah Sahlawaty yang saya bawakan pakai harmonika itu. Saya tidak tahu persis nantinya apakah benar berlatih menggunakan alat musik itu bisa menunda saat saat kita memasuki masa pikun ..., entahlah. Tetapi nanti saya akan sambung cerita ini disekitar kepikunan, kepensiunan, kesehatan dan tidak terlupa itu semua akan terkait dengan harmonika yang saya miliki itu, untuk ceritaku kepada mereka yang benar benar awam.
No comments:
Post a Comment