MENGENANG AYAHANDA DULHAI TABAHHASSA YANG KINI TELAH TIADA.
JANGAN PERNAH MELALAIKAN untuk memperhatikan kebaikan yang dilakukan oleh seseorang atau banyak orang bersama sema, bahwa nantinya kebaikan itui dipastikan akan mendatang kebaikan lainnya. Renungan ini sepertinya membuituhkan waktu lama, tetapi ternyata sejatinya tidak juga, banyak sekali kebaikan yang dilakukan seseoprang seperti langsung terbalas layaknya dan tak membutuhkan waktu lama. Naskah ini saya tulis setelkah mendengar kabar meniunggalnya Ayahanda Dulhai Tabahhassa. Saya senri telambat tahu, saya tahu dari Grup WA yang baru saya baca empat hari sesudahnya. Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiuun, semoga husnul khootimah. Dan kita semua dipastian akan menyusul.
Bagi saya pak Dulhai itu manusia luar biasa. karena posisinya mampu mensejajarkan diri dengan sejiumlah orang orang yang sejatinya memiliki kelebihan kelebihan baik secara akademis, maupun berbagai aspek yang merupakan prestasi kerja dengan dukungan akademis itu. Saya menangkat adanya tandatanya disanubari banyak orang, bukan hanya mereka tentang apa kelebihannya Ayahanda Dulhai Tabahhassa kok bisa menduduki jabatan Kormin, yang merupakan Orang Kedua di Tingkat Kanwil Depdikbud. Provinsi. Singkatnya ayahandaku ini kalah di sisi akademis, dan kalah di sisi finansial.
Fachruddin, Kata Ayahanda Dulhai Tabahhassa, Dari tamu tamu Kita itu Saya menerima sejumlah Honor, walaupun atas nama saya tetapi Fachruddin yang melaksanakan, jadi kita sama sama berhak kata beliau, uang itu sudah kita gunakan untuk makan bersama, dan sejumlah oleh oleh ciri khas Lampung. Wang itu kurang, tetapi sudah saya lunasi. Jadi Fachruddin sementara tak dapat Uang itu. Jika Fachruddin nuntut uang itu saya minta tempa. Saya sepontan Saya mengatakjan gak usah jadi pikiran Pak. Saya kan ikut makan dan ikut bergembira bersama. Di ajak melaksanakan penelitian itu sesuatu yang menyenangkan bagi saya, itu pengalaman yang sangat berharga dan tak dapat dibandingkan dengan uang. Pak Duilhai tampak gembira, mulutnya kulihat tersenyum, tetapi matanya kulihat berkaca kaca. Saya pun tertunduk. Ingin sekali pada saat itu bahwa sebagai bawahan saya ingin tetap memulyakan beliau. Tamu itu harus dimuliyakan. Saya mylyakan beliau karenba beliau memulyakan para tamu itu.
Ketika Pak Dulhai menduduki jabatan sebagai orang kedua di Kanwil Depdikbud, banyak orang bawahan ini ikut ikut pula membahas apa kelbihan Pak Dulhai sehingga menduduki jabatan terhormat itu. Waktu itu saya tak memiliki njawaban yang pasti, seiring jalannya waktu, seiring mudahnya kita memutar ceramah para ulama, maka itulah yang disebut dengan kebaikan.
No comments:
Post a Comment