(Bagian Terakhid Dari Dua Tulisan)
MENGAPA KITA TAK KUNJUNG PINTAR
MANGAPA KITA ingin bertahan dalam posisi kebodohan kita, ini saya alami sendiri, lepaskanlah dari kbodohan yang benar benar bodoh ini. ingin saya memaki diri saya, tetapi selalu saja gagal, dan seringkali saya memuji diri justeru mungkit di saat orang lain mencibirku. Dan itu semua tetap akan terjadi manakala aku memperturutkan hawa nafsu. Yah ... ajaran agama mengajarkan bahwa manusia yang bodoh adalah mereka yang melupakan dirinya akan mati .... kita memang tidak lupa, hanya lebih sering lupa. Terima kasih kepada mereka yang yang rajin menghabarkan akan kematian seseorang diantara kita karena mengingatkan bahwa kita juga akan mati, tetapi itu hanya sesaat menghampiri kita .... lalu kita kembali tenggelam ke dalam hayalan umur panjang. dan melupakan kematian.
Padahal ranbut telah memutih, gigipun didampingi deretan kepalsuan yang benar benar semu. Kita senang sekali bila dipuji sahabat sahabat sbagai sehat wal afiat dan bahkan awet muda dan lain sebagainya walaupun itu sejatinya basa basi. Dan kitapun tahu karena kita diliputi berbagai rasa sakit dan keluhan keluhan lainnya yang tak terceriterakan, menandakan kita telah melebur dalam ketuaan yang mendekati garis finis, mati. Dan kita disibukkan untuk menutup nutupi itu, agar kita sendiri ikut tak tahu.
Setelah kita berhasil menutup nutupi kekurangan kita karena ketuaan ini, sontak kita sombong luar biasa. dahulu ketika pimpinan kita mengundang kita berkumpul di rumah atasn ... kita mengucapkan teruima kasih secara cerulang ulang, apalagi acara itu adalah acara makan makan, dan bahkan ketika kita pulang masing masing membawa tentengan oleh oleh untuk kluarga dan anak anak kita, wajah kita cerah ceria dilengkapi dengan derai tawa. Tetapi ketika datang ker rumah Allah (masjid) seringkali kita datang tergesa gesa karena terlambat, buru buru pulang dan tak menunjukkan wajah yang gembira baik ketika datang maupun ketika pulang, kegembiraan itu tak lebih karena kita bisa cepat pulang. Bukan tidak boleh kita baik baik datang ke rumah atasan, tetapi janganlah menunjukkan keengganan atau ketidaksukaan ketika datang ke rumah Allah. Yang menyediakan kebaikan, berkah dan rahmah yang terhitung nilai dan banyaknya.
Yah ... kita memang tak tahu diri. Setelah puas kita menumpuk numpuk dosa dari waktu ke waktu dan dihari tua kita ini masih belum lagi tobat nasuha, Taubat Nasuha .... teriak ustadz kita. Jangankan bertaubat cara bertaubatoun kita tak tahu kita tak tahu, Padahal kita seharuys sering sering bertaubat, ini dengan segala ketidak berdayaan kita badan kita yang melemah, pemhetahuan kita yang sangat terbatas, tak sedikitpun alasan yang bisa menguatkan kebenaran sikap kita dalam melakukan pertaubatan nasuha. Inilah sebabnya kata para penceramah, sebagian besar diantara kita memang belum mempersiapkam diri untuk mati menyusul mereka yang telah mendahului.
Selamat Jalan Saudaraku Basuki, doa kami untukmu. Seselasi, Wallohua'lam bishowab.