Showing posts with label Agama dan Pancasila.. Show all posts
Showing posts with label Agama dan Pancasila.. Show all posts

Wednesday, June 2, 2021

KITA SEMUA AKAN MENINGGAL DUNIA (1).

 (Bagian Pertama Dari Dua Tulisan)

 
BERSAMA BASUKI TEMAN SEJAWAT

AKHIR AKHIR INI  saya  semakin merasakan bahwa berita kematian adalah berita yang semakin sering dan rapat atau kerap   sering saya terima  dari teman  gerup reunian katakanlah  SLTP, SLTA lalu Teman Kuliah, lalu tetamgga dekat dan jauh. lalu teman teman  diberbagai gerup lainnya  seperti teman Bekerja, teman  berolahraga, lalu teman berorganisaasi  dan juga tak kalah teman sejama'ah. Dalam setiap minggunya hampir dipastikan akan ada berita itu dan bahkan banyak Minggu Minggu ada terjadi berita kematian itu setiap hari ada. Bila termasuk orang rang kita kenal selagi masih beraktivitas.dahulu, berita itu dalam era komunikasi sosial yang gencar ini akan masuk langsung ke kamar tidur kita melalui HP.   Tentu saja seyogyanya kiuta semakin merenunh bahwa kematian itu suatu saat akan menimpa kita, dan lalu kita dikubur orang dan  segera dilupakan dalam waktu yang singkat. 

Pada  dua hari Lalu Sdr Nabhan mewartakan akan sebuah  berita duka meninggalnya almarhum Basuki Bin Tayat. almarhum adalah teman sejawat kami sekantor Di Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung yang kemudian kelak berubah menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Hubungan saya dengan almarhum menjadi agak istimewa karena almarhum sesunggunhnya adalah adinda dari seorang sajhabat saya yaitu Drs Suoarjo Herlambang M.Pd. Beliau menjadi Dosen di sebuah Perguruan TinggiNegeri di Jambi. 

Saya bersahabat dengan Mas Suparjo Herlambang sejatinya sejak beliau duduk di Kelas II SPGN (Sekolah Pendidikan Guru Negeri) II Tanjungkarang, setelah lulus beliau melanjutkan kuliah di Universitas Lampung hingga selesai dan selanjutnya saya dengar kabar beliau diterima bekerja di di Jambi. Jadi dengan deikian saya memiliki hubungan khusus dengan almarhum. Sering kami ngobrol berdua dan di banyak kesempatan saya meminta beliau menceriterakan bagaimana perkembangan dan aktivitas kakandanya dan almarhum setiap kali berceritera tentang Kakandanya wajahnya  nampak sekali sangat bergembira dan bangga dengan Kakandanya, sehingga saya sangat senang menyimak cerita ceritera dan manakala saya bertemu dengan Almarhum, maka serasa saya sedang bercengkerama bersama Saudaraku Suparjo Herlambang. Senoga almarhum diampuni segala dosanya dan dilipatgandakan ganjaran amal klebajikannya. Dan semoga kami yang masih hidup padsa saatnya kelak kita semua akan meninggal  secara Husnul Khootimah.  

Sunday, May 17, 2020


MEMANG SEBAIKNYA  Badan Pembina Ideologi Pancasila juga harus mempertimbangkan sesustu dengan oertinbangan adab dan kepantasan dan berusaha menjaga agar Presiden bisa tertib dalam mengelola Bangsa yang besar ini, hatta itu terkait upaya pembinaan Idiologi Pancasila, adab dan keserian dalam bermasyarakat kiranya harus dijunjung Apalagi melibatkan Presiden.

Badan Pembina Ideologi Pancasila adalah merupakan pihak penyelenggara konser amal bekerjasama dengan MPR RI terkaity Program Virus Corona Civid-19. Acara ini mengalami sukses besar karena BPIP memang berusaha mengerahkan masyarakat sebanyak banyaknya, acungan jempol pantas diberikan kepada BPIP acara yang dihadiri oleh Presiden dan sejunmlah Pejabat Pejabat Tinggi lainnya, pantas sekali bila mereka yang hadir membderikan acungan jempol kepada BPIP yang berhasil menciptakan hingar bingarnya musik bagi masyarakat Bangsa yang sekarang sedang menderita karena dampak virus korona.

Tetapi disisi lain nampaknya ummat Islam kecewa kecewa karena memang sebelumnya, ketika acara ini masih dalam proses perencanaan, ada pihak yang memberikan himbawan agar acara itu ditunda dahulu, mengingat ummat Islam sedang khusyuk beribadah di sepuluh terakhir bulan Romadhon, terlebih sudah berjalan beberapa minggu ini Pemerintah menghimbau bahkan di banyak tempat dan utamanya di Jakarta, ummat Islam sholat di rumah saja, tidak menyelenggarakan sholat Tarawih, Jum'atan  dan sholat Ied di Masjiod, bahkan pada saat lebaran Idul Fitri nanti masyarakat dihimbau untuk tutup pintu rapat rapat.

Pada umumnya masjid masjid sangat mematuhi aturan Pemerintah, memang sebagian kecil ada masjid yang menyelenggarakan tarawih, tetapi itu hanya diikuti oleh jama'ah yang memang bertempat tinggal di kanan dan kiri Masjid, jumlah ereka sangat sedikit sekali, dan juga karena memang dzikir dan ibadah di Masjid jangan sampai terhenti sama sekali. Uta,manya yang melaksanakannya adalah jama'ah yang memang tinggal di situ. Memang mereka bertugas di kasjid, utamanya untuk kebersihan dan pemeliharaan lainnya.

Kesaediaan Presiden Jokowi, dan sikap kekeh PBIB untuk tetap menyelenggaraan konser itu dan kesaediaan Presiden dan didampingi sejumlah Petinggi Negeri lainnya, adalah sungguh di luar perkiraan dan nalar yang lurus.Namun demikian dalam waktu yang bersamaan justeru mereka itulah yang p[aling merasa Pancasilai dan NK RI harga mati.  Astaghfirullah. 

Monday, February 17, 2020

GODAM ITU BERNAMA PANCASILA.

DI ERA ORDE BARU, kata kata Jihad itu sebuah kata yang aling buruk untuk diucapkan di bumi Pancasila kata itu bagaikan mengandung sebuah kebiadaban, dam kosa kata terkutuk itu kini bertambah satu lagi, kata akata yang yamg paling tak disukai oleh mereka yang mengaku Panacasilais, dan NKRI harga mati, kata itu adalah Syari'ah. Sekalipun kata Syari'ah sesungguhnya merupakan kata kata yang mulia, meruapakan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah tetapi justeru mereka yang dikenal sebagai pihak yang paling Pancasilais, NKRI dan UUD 1945 dan seterusnya. Nampak agama khusausnya Islam menjadi sesuatu yang paling buruk di mata Pancasila, sepertyi apa yang berusaha di rumuskan oleh Ketua BadanPembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) karena agama meriuapakan musuh Pancasuila yang terbesar.



Tudingan itu khususnya ditujukan kepada Islam di luar NU dan Muhammadiyah, menurut hitungan atau setidaknya di mata Prof. Yudian Wahjudi selaku Ketua BPIP jumlah mereka itu sangat sedkit atau setidaknya minoritas, tetapi mengaku ngaku dan mendomnpleng kepada NU dan Muhammadiyah sebagai mayoritas yang sebenarnya.

Itu semua nampaknya adalah pandangan politis, apa yang disampaikan oleh Ketua BPIP itu adalah ijtihad politiknya. Kesimpulan yang dirumuskan beliau bahwa agama yang menjadi musuh besar Pancasila adalah Ummat Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Dalam latar belakng pemikirannya tak sedikitpun menyebut agama di luar Islam, tetapi telah lebih dilokalkisir lagi yaitu kecuali NU dan Muhammadiyah. Sekalipun beliau adalah profesor, tetapi bisa dipastikan membutuhkan waktu panjang untuk menetralkan kalimat singkat itu " Musuh Pancasila yang paling besar adalah Islam, selain NU dan Muhammadiyah"

Memang sengaja Islam dibuat gontok gontokan hingga Prof. Yudian Wahyudi akhirnya jatuh tak berharga, setelah sekian tahun berhadapan dengan jutaan mulut, jutaan pasng tangan  dan jutaan buah kamera, yang tak mungkin untuk dijawab satu persatu. Tetapi dalam waktu yang bersamaan keinginan ummat untuk para Penguasa dan Politisi meningkat serba sedikit pemahamannya tentang mulyanya jihad dan syari'ah dipastikan akan tertundan dan bahkan terganggu serta gagal sama sekali.

Sehingga konsep non syari'ah akan leluasa melenggang mempopuleritaskan keinginan mereka mereka, bukan saja politis, tetapi hakekatnya adalah ekonomi, ketidak pahaman ummat Islam akan syari'ah itu akan membuat konsep Yahudi semakin tak memiliki alternatif lainnya, misal saja riba. Dimana bagi Islam riba itu adalah sesuatu yang sangat terlarang, tetapi berkat tak berdayanya politik Islam maka riba itu menjadi seolah pilihan tunggal. Dan itu pula yang ditumbuhsuburkan oleh Pemerintah. Sesuatu yang paling menghambat riba adalah konsep syari'ah, maka untuk itu dibuat Pancasila sebagai alat penggebukinya.