PAK NUNUS adalah sesepuh kami di Grup WA, semula grup itu saya bentuk untuk obat kangen yang berabggotakan Pak Endjat Dj, (Jakarta) Bunyana, B. (Lampung) A.Hanifah (Palembang) dan saya juga tinggal di Lampung, semula hampir setiap hari Pak Endjat mengirimi saya postingahn secara Japri, maka kalo kami bergabung cukup sekali untuk mengirimi kami di WA. Lalu Pak Bunyana menambahkan anggota, tetapi nampaknya masih sepi juga akhirnya Pak Bun mengajak sejumlah mantan Kepala Museum dan bahkan juga sejumlah mantan Pejabat di lingkungan Dirjen Kebudayaan yang selama ini merupakan pembina kebudayaan.
Ada perasaan rindu maka suatu hari tak tahan rasanya memandam rindu saya memberanikan diri chat melalui japri menghubungi Pak Nunus. Saya bilang senang rasanya melihat foto Pak Nunus, sambil mengenang dahulu ketika bergabung di lingkungan Dirjen Kebudayaan, sebelum akhirnya saya piundah keb Bidang pendidikan Formal dan ujungnya mutasi kembali ke Bidang Pendidikan Luar Sekolah. Pak Nunus mengirimi saya tujuh buah foto yang sangat bersejarah baginya, dan saya sangat tertarik Saya menanyakan prihalal sebuah Foto yang nampaknya foto ketika beliau diwawancarai Metro TV. Lalu saya menanyakan acara apa itu. Rupanya itu acara melawan lupa yang disiarkan sehubungan dengan akan diselenggarakannya kongres kebudayaan Indonesia yang merupakan acara setiap lima tahunan.
Beliau berceritera terjadinya dialog dialog kebudayaan dan kebangsaan, ada pihak yang berkleinginan Budaya Bangsa menjiplak Brat yang sudah maju, tetapi ada ynag berkeinginan mempertahankan nilai nilai ketimuran sebagai nilai yang selama ini dihayati masyarakat, ada juga polemik Kebudayaan pada generasi Sutan Taqdir Ali Syahbana.
Wednesday, January 9, 2019
Tuesday, January 8, 2019
UPAYA MEMASYARAKATKAN MUSEUM
MEMBANGUN sebuah Museum dengan dana besar APBN itu jauh lebih mudah ketimbang memasyarakat museum itu sendiri, kalimat itu saya kutip dari bhasa para penceramah yang mengatakan bahwa membangun Masjid itu jauh lebih mudah ketimbang memakmurkannya. Tetapi bukan berarti saya akan mengatakan bahwa kedua hal ini sama dan sebangun, tidak. Tetapi mnurut saya beloeh boleh saja kita menirunya dalam rangka memudahkan memahami persoalannya. Apa persoalannya, yaitu mempertanyakan fungsi Mesium sebagai alat atau tepatnya media edukasi.
Kalau saja pengelolaan Museum itu dikelola secara profesional maka Museum menjadi media pendidikan yang ideal karena museum memiliki atau merawat sejumlah koleksi, dimana koleksi adalah merupakan serakan yang merupakan kekayaan metafore dari bangunan prtemis premis untuk mencapai suatu sebuah kongklusi.
KALIMAT di atas adalah upaya saya untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh Mang Nanang ( silakan pirsa Youtube di atas) tentang saksi yang bicara lantang yaitu arca dan prasasti sejatinya mrmiliki kemampan bicara secara gamblang, yang manakala salah urus maka keduanya akan menjadi saksi bisu. Itulah sebabnya maka pengelolaan koleksi koleksi di museum hartus memiliki kemwahan metofor. Dan hartus kita ketahui bersama bahwa proses asimilasi di Indonesia mempercepat pemahaman akan identiotas diri.
Museum harus diupayakan untuk menjadi media pemdidikan kebangsaan. sejatinya museum sebagai media pendidikan harus mengacu kepada peran media massa, tetapi sayangnya pada saat ini justeru media massa Nasional Indonesia wajahnya nampak buruk sejkali setelah mereka memiliki kesepakatan untuk menutup nutupi pristiwa luar biasa, reuni 212 sebagai gerakan pencari keadilan. Artinya bahwa peninggalan sejarah yang demikian runtut itu, mulai dari klasik/prasejarah, masa Islam hingga modern yang dimiliki oleh Museum Lampung manakala kurang teridentivikasi maka hampir bisa dimiripkan dengan tertutupnya kebenaran,
Ketidak mampuan kita mnautkan antara satu koleksi dengan koleksi lainnya, sehingga menjadikan koleksi itu sama dengan tercerai berai sehingga tidak mampu menimbulkan identitas bangsa.Manakala kaburnya identitas bangsa ini akan menyulitkan kita dalam memahami kekayaan bangsa, antara lain ke-pluraritasan bnsa. Niatan penguasa ekonomi dunia untuk menciptakan satu masyarakat dunia dengan cara mengenyahkan keanekaragaman, sekedar untuk memasarkan produk produk yang menghasilkan keuntungan finansial bagi berbagai negara produsen. Maka kenyataannya nanti kita hrus mengantisipasi agar terdidiknya generasi millenial, karena kita memiliki kepentingan untuk mempertahan Bangsa dan Negara NKRI. (Fachruddin)
Thursday, January 3, 2019
RICUH HOAX SURAT SUARA ... POLITISI MAIN GORENG
MUNGKIN demi elektabilitaspara politisi kita lebih suka dengan kericuhan, bisa jadi dengan kericuhan selain akan ada muncul pecundang, tetapi di sisi lain akan muncul sejumlah nama harum yang akan mampu meningkatkan elektabilitas. Bisa jadi keriuhan itu merupakan panggung geratis para politisi, sehingga keriuhan menjadi sesuatu yang ditunggu tunggu. Para politisi mungkin tidak terlalu menyadari bahwa masyarakat sangat muak dengan keriuhan keriuhan antar politisi yang sedang berebut elektabilitas itu. Karena justeru ketika mereka sedang membutuhkan suara, justeru rakyat dibodohi dengan cara menampilkan keriuhan di panggung geratis. Sudah cukup wajah media massa Indonesia tercorengmoreng atas kesepakatan tidak memberitakan pristiwa besar kaliber dunia seperti Reuni 212 umpamanya, Tetapi memang setiap kali terjadi kericuhan dan keriuhan, ada saja yang diam diam memanfaatkan untuk keuntungan pribadi maupun kelompok terbatas.
Semestinya para politisi menciptakan panggung yang bermartabatuntuk menampaikan visi missi dan mengajak audien, daripada mempertontonkan pembuilian terhadap sesama politisi atau pihak pihak lain yang sering menyuarakan kebenaran. Kita akan menjadi sedih manakala pihak pihak yang selama ini sering menyuarakan kebenaran itu justeru menjadi sasaran pembuliyan, atau bahkan penggerudugan yang melibatkan para politisi yang suka main goreng, yang memang nampaknya mempersiapkan diri sematang matangnya untuk memiliki keterlibatan untuk berpartisipasi penuh dalam keriuhan dan bahkan kericuhan, dan memanfaatkan dunia media massa Indonesia yang sejatinya pula sedang mengalamai cacat moral. Yaitu menyembunyikan berita baik sehingga masyarakat bangsa Indonesia mendapatkan informasi jusateru dari media asing, sementara media Nasional bersepakat untuk tiarap kecuali hanya beberapa. Tidak terlalu salah jika ada yang mngatak bahwa Bangsa Indonesia sedang bergerak menuju kehancuran.
Masalah surat suara yang telah dicoblos, silakan diselesaikan secara seksama dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya, karena sebenatar lagi kita Pilpres. Janganlah hal ini terlalu digoreng karena yang dibutuhkan adalah penyelesaian secara hukum, bukan pembulian. Karena yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya Kepercayaan Masyarakat kepada KPU itu pulih, Sejak masa Orde Baru Pemilu ityu dirasakan penuh kecurangan, dan hingga kini belum lagi pulih. Bila kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah habis, maka bakal ada munculnya berbagai pembangkangan. Itu yang kita khawatirkan.
Semestinya para politisi menciptakan panggung yang bermartabatuntuk menampaikan visi missi dan mengajak audien, daripada mempertontonkan pembuilian terhadap sesama politisi atau pihak pihak lain yang sering menyuarakan kebenaran. Kita akan menjadi sedih manakala pihak pihak yang selama ini sering menyuarakan kebenaran itu justeru menjadi sasaran pembuliyan, atau bahkan penggerudugan yang melibatkan para politisi yang suka main goreng, yang memang nampaknya mempersiapkan diri sematang matangnya untuk memiliki keterlibatan untuk berpartisipasi penuh dalam keriuhan dan bahkan kericuhan, dan memanfaatkan dunia media massa Indonesia yang sejatinya pula sedang mengalamai cacat moral. Yaitu menyembunyikan berita baik sehingga masyarakat bangsa Indonesia mendapatkan informasi jusateru dari media asing, sementara media Nasional bersepakat untuk tiarap kecuali hanya beberapa. Tidak terlalu salah jika ada yang mngatak bahwa Bangsa Indonesia sedang bergerak menuju kehancuran.
Masalah surat suara yang telah dicoblos, silakan diselesaikan secara seksama dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya, karena sebenatar lagi kita Pilpres. Janganlah hal ini terlalu digoreng karena yang dibutuhkan adalah penyelesaian secara hukum, bukan pembulian. Karena yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya Kepercayaan Masyarakat kepada KPU itu pulih, Sejak masa Orde Baru Pemilu ityu dirasakan penuh kecurangan, dan hingga kini belum lagi pulih. Bila kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah habis, maka bakal ada munculnya berbagai pembangkangan. Itu yang kita khawatirkan.
NGIMAMI SHOLAT AGAR DIPILIH JADI PRESIDEN ADALAH SYIRIQUL KHAFI
[18:13, 1/1/2019]
Postingan dari ENDJAT DJAENUDERADJAD: copi pasre dari Grupmereka :
Pernyataan ada orang yang ditawari jadi imam sholat .kemudian merasa tidak pantas menjadi imam sholat, karena banyak yg lebih fasih...
adalah bentuk sikap TAWADHU yg wajib dimiliki oleh seorang pemimpin.
kita ambil contoh riil saja, jika ada acara besar di istiqlal saat kepemimpinan imam besar (alm) Prof.KH.Ali Musthofa Ya'kub, beliau selalu mempersilahkan ulama lainnya utk menjadi imam sholat berjama'ah...dan ini sikap TAWADHU...
dalam kunjungan Kyai KHOLIL BANGKALAN ke tebu ireng. Kyai KHOLIL dan kyai HASYIM ASY'ARIE...rebutan MENJADI MAKMUM...bukan menjadi IMAM...dan ini sikap TAWADHU...
Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani...atau yg sering kita kenal sbg IMAM AHMAD. sering sekali datang berkunjung ke masjid Al-Quwaity, tempat muridnya Al-Atsram (Ahmad bin Muhammad)...mengajar. IMAM AHMAD datang menjelang waktu sholat, membaur dgn jama'ah agar tidak diminta menjadi imam sholat. dan setelah sholat, ketika Al-Atsram duduk menghadap jama'ah...ia gemetar demi mengetahui telah meng-imami sang guru. dan ini adalah sikap TAWADHU...
gurunda tercinta Al-Hafidz Prof.KH.ZAINI DAHLAN, MA...saat sy duduk di semester 8 kuliah. sy adalah mahasiswa dan santri beliau. beliau selalu menarik sy utk menjadi imam sholat, sekuat apapun sy menghindar...bahkan Prof Zaini, pernah sampai jalan ke shaft belakang tempat sy menyembunyikan diri...dan menarik sy utk jadi imam sholat tarawieh, krn saat kultum beliau melihat sy hadir...
jika sy menolak Prof selalu bilang...
"IIP, kamu masih ngakui sy sbg gurumu...? "
sy jawab, "Iya Prof...sampai sy matipun...sy tetap murid prof zaini... "
dan setelah itu beliau akan bilang sambil tersenyum sejuk, yg senyuman itu akan sy kenang selalu...
"Nah, klo begitu...maju, imami sholat. ini perintah guru...bukan permintaan... " dan ini adalah contoh sikap TAWADHU yg sgt luar biasa, yg diajarkan oleh guru sy...
anda bisa bayangkan btp lemasnya sy, setiap hrs ngimami sholat di depan Prof Zaini yg hafidz Qur'an, tiap hari khatam membaca Qur'an meski saat itu beliau menjabat sbg rektor di kampus sy. yg hafal lebih dari 15 ribu hadiest. yg imam besar di seluruh masjid terbesar di wilayah DIY. yg alumni universitas Al-Azhar Cairo, yg pensiunan Dirjen bimbaga di kemenag RI, yg Presiden kehormatan persatuan ahli bahasa arab hingga beliau wafat pd thn 2017 lalu...yg buku tafsir karyanya dipajang di perpustakaan Masjidil Harom...
padahal saya ini santri Prof ZAINI yg plg malas belajar dan jg masuk kriteria yg plg bodoh. dan Prof ZAINI sgt sabar membimbing sy. dan sy sangat merasa terhormat menjadi murid yg beliau tunggu sebelum wafat. dan orang terakhir yg sholat bersama beliau di ruang ICU RS sardjito. sy jg yg memandikan, mengkafani, menjadi imam sholat utk jenazah beliau...dan memimpin prosesi pemakaman beliau hingga tuntas di temanggung, kota kelahiran beliau...
sy selalu merindukan Prof ZAINI dan seluruh teladannya...
Postingan dari ENDJAT DJAENUDERADJAD: copi pasre dari Grupmereka :
NGIMAMI SHOLAT AGAR DIPILIH sbg PRESIDEN adalah SYIRKUL KHAFI
Oleh Iip Wijayanto.Pernyataan ada orang yang ditawari jadi imam sholat .kemudian merasa tidak pantas menjadi imam sholat, karena banyak yg lebih fasih...
adalah bentuk sikap TAWADHU yg wajib dimiliki oleh seorang pemimpin.
kita ambil contoh riil saja, jika ada acara besar di istiqlal saat kepemimpinan imam besar (alm) Prof.KH.Ali Musthofa Ya'kub, beliau selalu mempersilahkan ulama lainnya utk menjadi imam sholat berjama'ah...dan ini sikap TAWADHU...
dalam kunjungan Kyai KHOLIL BANGKALAN ke tebu ireng. Kyai KHOLIL dan kyai HASYIM ASY'ARIE...rebutan MENJADI MAKMUM...bukan menjadi IMAM...dan ini sikap TAWADHU...
Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani...atau yg sering kita kenal sbg IMAM AHMAD. sering sekali datang berkunjung ke masjid Al-Quwaity, tempat muridnya Al-Atsram (Ahmad bin Muhammad)...mengajar. IMAM AHMAD datang menjelang waktu sholat, membaur dgn jama'ah agar tidak diminta menjadi imam sholat. dan setelah sholat, ketika Al-Atsram duduk menghadap jama'ah...ia gemetar demi mengetahui telah meng-imami sang guru. dan ini adalah sikap TAWADHU...
gurunda tercinta Al-Hafidz Prof.KH.ZAINI DAHLAN, MA...saat sy duduk di semester 8 kuliah. sy adalah mahasiswa dan santri beliau. beliau selalu menarik sy utk menjadi imam sholat, sekuat apapun sy menghindar...bahkan Prof Zaini, pernah sampai jalan ke shaft belakang tempat sy menyembunyikan diri...dan menarik sy utk jadi imam sholat tarawieh, krn saat kultum beliau melihat sy hadir...
jika sy menolak Prof selalu bilang...
"IIP, kamu masih ngakui sy sbg gurumu...? "
sy jawab, "Iya Prof...sampai sy matipun...sy tetap murid prof zaini... "
dan setelah itu beliau akan bilang sambil tersenyum sejuk, yg senyuman itu akan sy kenang selalu...
"Nah, klo begitu...maju, imami sholat. ini perintah guru...bukan permintaan... " dan ini adalah contoh sikap TAWADHU yg sgt luar biasa, yg diajarkan oleh guru sy...
anda bisa bayangkan btp lemasnya sy, setiap hrs ngimami sholat di depan Prof Zaini yg hafidz Qur'an, tiap hari khatam membaca Qur'an meski saat itu beliau menjabat sbg rektor di kampus sy. yg hafal lebih dari 15 ribu hadiest. yg imam besar di seluruh masjid terbesar di wilayah DIY. yg alumni universitas Al-Azhar Cairo, yg pensiunan Dirjen bimbaga di kemenag RI, yg Presiden kehormatan persatuan ahli bahasa arab hingga beliau wafat pd thn 2017 lalu...yg buku tafsir karyanya dipajang di perpustakaan Masjidil Harom...
padahal saya ini santri Prof ZAINI yg plg malas belajar dan jg masuk kriteria yg plg bodoh. dan Prof ZAINI sgt sabar membimbing sy. dan sy sangat merasa terhormat menjadi murid yg beliau tunggu sebelum wafat. dan orang terakhir yg sholat bersama beliau di ruang ICU RS sardjito. sy jg yg memandikan, mengkafani, menjadi imam sholat utk jenazah beliau...dan memimpin prosesi pemakaman beliau hingga tuntas di temanggung, kota kelahiran beliau...
sy selalu merindukan Prof ZAINI dan seluruh teladannya...
Wednesday, January 2, 2019
BENTENGI PENGUASA DAN CARI DELIK UNTUK ROKY GERUNG
KAMPANYE NEGATIP Rocky Gerung diantisipasi dengan meluncurkan Ali Nagabalin, Akbar Faisal , Adian Napitupulu, Ermawati dan Budiman Sujatmiko cuma berhasil menampilkan pertandingan yang tak sedap, mereka bagikan ayam sayur, ada yang hanya keras suaranya dan senang menyebut jabatannya, ada yang sangat tergantung kepada kepean, serta prilaku tam mencerdaskan lainnya, secara sumbjektif, ingin saya katakan hanya Budiman Sujatmiko yang berpaham sosialis itu yang rada mendingan, nampaknya memiliki bacaan yang lumaian, walaupun terlampau sedikit memiliki dalil, lalu dibubuhi bumbu bumbu hambar yang juga tak layak dihadapkan kepada gerung yang memiliki bacaan yang luar biasa itu. Penon tetap kecewa, karena gerung tak dihadapkan dengan musuh yang seimbang.
Seperti yang berkali kali dikatakan oleh Gerung bahwa dia tak mendukung Prabowo, tetapi dia terang terangan beropposisi dengan Jokowi bersama rezimnya. Ketika dia dituntut untuk sesekali mengeritik Prabowo oleh pendukung Jokowi. dia katakan ngapain saya mengeritik orang yang bukan penguasa, bahkan dituduh tak memiliki prestasi apapun oleh musuh politiknya. Yang wajib hukumnya dikritik adalah adalah mereka yang memangku kepercayaan dari masyarakat untuk menggunakan kekuasaan. Para rezim dan polisi pendukung Jokowi masih memimpikan zaman kekluasaan mutlak Era Soeharto, atau seperti masa akhir Soekarno ketika telah disepakati oleh banyak pihak sebagai Presiden Seumur hidup.
Seperti yang berkali kali dikatakan oleh Gerung bahwa dia tak mendukung Prabowo, tetapi dia terang terangan beropposisi dengan Jokowi bersama rezimnya. Ketika dia dituntut untuk sesekali mengeritik Prabowo oleh pendukung Jokowi. dia katakan ngapain saya mengeritik orang yang bukan penguasa, bahkan dituduh tak memiliki prestasi apapun oleh musuh politiknya. Yang wajib hukumnya dikritik adalah adalah mereka yang memangku kepercayaan dari masyarakat untuk menggunakan kekuasaan. Para rezim dan polisi pendukung Jokowi masih memimpikan zaman kekluasaan mutlak Era Soeharto, atau seperti masa akhir Soekarno ketika telah disepakati oleh banyak pihak sebagai Presiden Seumur hidup.
Tuesday, January 1, 2019
INTELEKTUAL HARUS MERAWAT KEBANGSAAN
DIAWALI obrolan biasa. ada seoarang teman yang sudah lama saya simpan no HP nya. tiba tiba nomor itu muncul di WA, rupanya no ini baru diaktifkan WA nya, langsuing saya hubungi, tetapi pesan yang saya kirim itu tak kunjung dibalas, tiga hari kmudian saya dihubungi lewat nomor tersebutdan saya angkat, ternyata beliau sendiri. dan kami terlibat dalam percakapan basa basi dan tak lupa menanyakan kesehatan masing masing. Lalu pembicaraan beralih kepada keinginanya bisa berkomunikasi dengan kawan kawan, karena sering sahabat tadi menghadapi masalah, lalu diselesaikan sendiri, padahal dia merasa yakin banyak kawan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sesungguhnya mampu membantu banyak pihak.
Lalu kami bersepakat mebentuk Grup WA, untuk bisa melancarkan komunikasi maka dapat dijadikan sarana komunikasi untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi, bukan saja oleh masing masig pribadi, tetapi bukan tidak mungkin kita membahas masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bahkan bangsa dan negara.
Lalu kami bersepakat mebentuk Grup WA, untuk bisa melancarkan komunikasi maka dapat dijadikan sarana komunikasi untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi, bukan saja oleh masing masig pribadi, tetapi bukan tidak mungkin kita membahas masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bahkan bangsa dan negara.
Subscribe to:
Posts (Atom)