MUNGKIN demi elektabilitaspara politisi kita lebih suka dengan kericuhan, bisa jadi dengan kericuhan selain akan ada muncul pecundang, tetapi di sisi lain akan muncul sejumlah nama harum yang akan mampu meningkatkan elektabilitas. Bisa jadi keriuhan itu merupakan panggung geratis para politisi, sehingga keriuhan menjadi sesuatu yang ditunggu tunggu. Para politisi mungkin tidak terlalu menyadari bahwa masyarakat sangat muak dengan keriuhan keriuhan antar politisi yang sedang berebut elektabilitas itu. Karena justeru ketika mereka sedang membutuhkan suara, justeru rakyat dibodohi dengan cara menampilkan keriuhan di panggung geratis. Sudah cukup wajah media massa Indonesia tercorengmoreng atas kesepakatan tidak memberitakan pristiwa besar kaliber dunia seperti Reuni 212 umpamanya, Tetapi memang setiap kali terjadi kericuhan dan keriuhan, ada saja yang diam diam memanfaatkan untuk keuntungan pribadi maupun kelompok terbatas.
Semestinya para politisi menciptakan panggung yang bermartabatuntuk menampaikan visi missi dan mengajak audien, daripada mempertontonkan pembuilian terhadap sesama politisi atau pihak pihak lain yang sering menyuarakan kebenaran. Kita akan menjadi sedih manakala pihak pihak yang selama ini sering menyuarakan kebenaran itu justeru menjadi sasaran pembuliyan, atau bahkan penggerudugan yang melibatkan para politisi yang suka main goreng, yang memang nampaknya mempersiapkan diri sematang matangnya untuk memiliki keterlibatan untuk berpartisipasi penuh dalam keriuhan dan bahkan kericuhan, dan memanfaatkan dunia media massa Indonesia yang sejatinya pula sedang mengalamai cacat moral. Yaitu menyembunyikan berita baik sehingga masyarakat bangsa Indonesia mendapatkan informasi jusateru dari media asing, sementara media Nasional bersepakat untuk tiarap kecuali hanya beberapa. Tidak terlalu salah jika ada yang mngatak bahwa Bangsa Indonesia sedang bergerak menuju kehancuran.
Masalah surat suara yang telah dicoblos, silakan diselesaikan secara seksama dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya, karena sebenatar lagi kita Pilpres. Janganlah hal ini terlalu digoreng karena yang dibutuhkan adalah penyelesaian secara hukum, bukan pembulian. Karena yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya Kepercayaan Masyarakat kepada KPU itu pulih, Sejak masa Orde Baru Pemilu ityu dirasakan penuh kecurangan, dan hingga kini belum lagi pulih. Bila kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah habis, maka bakal ada munculnya berbagai pembangkangan. Itu yang kita khawatirkan.
No comments:
Post a Comment