Saturday, March 9, 2019

SEJUMLAH WARGA LAMPUNG PINGSAN, PRESIDEN JOKOWI TELAH MERESMIKAN TOLL SEMENTARA MEREKA MERASA BLUM MENERIMA BAYARAN

SANGAT MENYEDIHKAN sebuah youtube viral menggambarkan seorang wanita merangsek maju ke tepi podium di mana Presiden Jokowi baru saja meresmikan Toll Bakauheni - Terbanggi di Lampung, Presiden Jokowipun seperti terperanjat karena acara ini nampaknya bukan settingan seperti biasanya sebagai pencitraan, lamat lamat terdengar samar ibu itu mengadukan prihal Ia belum menerima bayaran setelah tanahnya dijadikan laham pembangunan Toll. Samar samar Presiden Jokowi berjanji "nanti saya akan selesaikan' demikian kira kira tegas Pak Presiden, seorang berseragam keamanan langsung membopong itu itu seorang diri, agar tak mengganggu acara, tetapi nampaknya tubuh renta ibu itu seperti terkulai, dia pingsan. Acarapun segera diteruskan.



Nampaknya adegan itu sangat natural, atau pengamanan kecolongan sehingga si Ibu lolos maju ke sisi podium. Tetapi adegan selanjuntnya mengambarkan alat berat secara pasti merubuhkan tanam tumbuh dan beberapa bangunan rumah  diiringi  jerit tangis Emak Emak  dan bahkan diantara Emak Emak  itu yang ditandu lengkap dengan selang infusnya, dan ada juga yang masih mampu menjerit keras dan mengomel. tetapi posisinya tetap duduk di kursi roda. Dari ucapan itu kita pahami bahwa mereka sedang kebingungan. Mereka menangis menjerit hysteris ketika tak seorangpun mampu memberikan jalan keluar, ketika alat berat mulai beraksi.

Rumah dan penkarangan serta tanam tubuh milik mereka digusur alat berat. Mereka kebingungan untuk tinggal di mana karena mereka belum menerima ganti rugi seperti mungkin orang lainnya yang sepertinya namkan adem ayem, karena memang Presiden mengatakan bahwa Pemerintah tidak membayar ganti rugi, tetapi melunasi smua ganti untung. katanya dalam debat Capres.

Syofyan Jalil yang muncul di Youtube itu sempat mengatakan secepatnya akan melakukan penelitian, prihal belum dibayarnya bangunan dan tanah serta tanam tumbuh milik mereka yang digunakan untuk pembangunan toll yang memang sudah mengalamai beberapa kali peresmian itu. Harapan kita semoga Pemerintah dapat menyelesaikan persoalan ini secara yang seadil adilnya, apalagi Presiden jkowi selalu bicitrakan sebagai sosok sederhana yang sangat memperhatikan rakyat kecil, maka tak mungkin pristiwa ini sebagai setting untuk pencitraan.

MENGAMALKAN SURAT SERIBU DINAR



Pengantar :
Tulisan ini saya copy dari Surat 1000 dinar@Blogspot.com.  beberapa orang bertanya kepada saya tentang ayat  tersebut, saya bilang buka saja blog yang menghusukan menulis dan membahas tentang surat 100 Dinar itu, untuk itu saya membantu mengkopykannya, dan saya juga berjanji akan menulis tentang surat itu yang mungkin dengan menggukan anggle yang lain. Terima kasih dan selamat mengkaji.

Cara Mengamalkan Ayat Seribu (1000) Dinar

Ayat Ath-Thalaq : 2-3 atau yang dikenal oleh sebagian umat Islam sebagai ayat 1000 dinar memang terkandung pelajaran mengenai pentingnya takwa kepada Allah. Dimana dalam ayat tersebut tertera janji Allah bahwasanya Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap cobaan, dan janji bahwasanya Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka, kesemuanya itu ditujukan bagi mereka yang bertakwa kepada Allah.

Ayat seribu dinar secara tersurat memang secara terang-terangan menceritakan tentang keterkaitan antara rezeki dan pertolongan Allah dengan takwa. Isi ayat Ath-Thalaq : 2-3 adalah sebagai berikut :




"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq : 2-3)

Dan diantara sebagian umat Islam tidak sedikit yang menggunakan ayat ini sebagai wasilah untuk membuka atau menarik rezeki dari segala penjuru. Caranya dengan membaca ayat 1000 dinar dengan jumlah bilangan tertentu pada waktu tertentu. Untuk hal yang satu ini ada beberapa ulama yang memberikan cara pengamalan ayat Ath-Thalaq : 2-3 yang biasanya bertujuan untuk memudahkan datangnya rezeki.

Namun oleh karena datangnya cara pengamalan ayat seribu dinar ini dengan cara membaca hingga bilangan tertentu memang tidak pernah diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, maka hal ini menjadi kontroversi di kalangan umat Islam. Ada beberapa ulama yang mengatakan amalan ayat seribu dinar tersebut adalah bid'ah menurut pemahaman mereka, namun ada beberapa ulama yang membolehkan cara pengamalan tersebut. Perbedaan pandangan ini dikarenakan adanya perbedaan pemahaman mengenai definisi bid'ah itu sendiri.

Kami sendiri tidak tertarik untuk ikut dalam perdebatan tersebut.

Namun kami sendiri berpendapat cara untuk mendapatkan pertolongan Allah dan memperoleh karunia Allah berupa datangnya rezeki yang tiada disangka-sangka adalah dengan mengamalkan kandungan ayat Ath-Thalaq 2-3 (ayat seribu dinar) atau dengan bertakwa kepada Allah dengan sekuat-kuatnya dan sebaik-baiknya. Cara ini telah kami paparkan pada postingan kami yang berjudul : ayat 1000 dinar

Mengenai cara yang berada pada postingan tersebut kami telah membuktikan sendiri, bahwa Allah sering memberi kami pertolongan ketika kami memiliki hajat atau ketika kami sedang diberi cobaan. Dan seringkali datangnya pertolongan memang sesuai dengan ayat Ath-Thalaq : 3. Yaitu datangnya tiada disangka-sangka atau dari arah yang kami sendiri tidak pernah terpikir sebelumnya.

Adapun mengenai cara pengamalan ayat 1000 dinar sebagai amalan pembuka pintu rezeki dengan cara membaca ayat tersebut berulang-ulang hingga jumlah bilangan tertentu seperti yang diajarkan oleh beberapa ulama, kami sendiri belum pernah mengamalkannya. Akan tetapi untuk sekedar berbagi informasi kami akan menuliskan disini beberapa cara pengamalan yang kami temukan dari berbagai sumber, jika ada sebagian umat Islam yang ingin mengamalkannya maka hal tersebut kami kembalikan kepada mereka sesuai pemahaman mereka terhadap bid'ah.


Thursday, March 7, 2019

MENGAPA HAPUS KATA KAFIR DALAM BERPOLITIK. .

Dr. ALAMSYAH, Yang saya kenal sebagai ilmuan Muda NU, beliau juga sekarang dipercaya sebagai Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung. Terkait dengan keputusan dan gagasan NU untuk tidak lagi menggunakan kata kata Kafir Bagi Non Muslim. Nampaknya Dr. Alamsyah akan memberikan pencerahan. Semoga ini tidak merugikan strategi dalam politik dan tidak menyesatkan dalam aqidah. Hapus Kata Kafit Dalam Kehidupan Berbangsa. Memang selintas kita sudah tahu bahwa judul itu aspek politiknya lebih menonjol dalam gagasan yang ada dalam tulisan itu tetapi aspek akidahnya sangat juga jelas keberadaannya.

Kenyataannya Dalam kehidupan Berbangsa itu adalah dominan politik, memang sejak awal Kemerdekaan Indonesia, ada masalah politik yang menggajal yaitu tentang peran 'Politik Islam' dalam berbangsa dan Bernegara, yang intinya bahwa Non Muslim  tidak akhlas bila identitas keislaman hadir dalam kancah politik Indonesia. Hanya saja sayangnya masih terlalu segar dalam ingatan betapa para pemimpin Islam bersama ummat yang dipimpinnya justeru merupakan pihak yang paling gigih memperjuangkan Kemerdekaan, catatan sejara itu masih melekat dalam ingatan, perjuangan merebut kemerdekaan adalah juga dalam kategori politik, bagaimana mungkin setelah merdeka identitasnya harus dilucuti,

Dahulu mendiang Presiden Soekarno sangat yakin akan mempersatukan Nasionalis, Agama dan Komunis, tetapi akhirnya gagal total. Presiden Soeharto awalnya bermesraan dengan Kelompok Islam, lalu renggang, dan akhirnya justeru jatuh karena menujukkan gejala upaya keakraban dengan Islam. Issue  untuk menjatuhkan Suhato menggunakan Demokrasi sebagai inti dari Reformasi yang dijadikan issue yang mengemuka.

Ternyata Reformasi yang juga ditandai dengan huru hara tahun 98, ternyata adalah pristiwa yang penuh intrik, persaetruan yang terjadi disekitar pristiwa 98 itu walaupun sedikit demi sedikit terkuak melalui perdebatan panjang antara kelompok Wiranto dan Prabowo mulai dari Pilpres tahun 2014 dan muncul kembali dalam Pilpres tahun 2019. Secara halus gagasan demokrasi mendapatkan perjalanan jalan yang lurus dan mulus dalam bentuk pristiwa demi pristiwa, dan huru hara demi huru hara yang terjadi di internal bangsa kita, yang berujung kepada Amandemen UUD 1945 sebanyak tiga kali dalam waktu singkat.  Mungkin pada saatnya kelak bangsa ini akan mampu mengurai latar belakang pristiwa  demi pristiwa itu. Sehingga akan semakin jelas kelompok mana yang sesungguhnya culas.

Sejumlah ngara di Timur Tengah justeru berkeping setelah diyakinkan dengan iming iming azimat yang bernama demokrasi itu. Dan gagasan demokrasi itu ternyata belakangan  ketahuan mengusung kepentingan eknomis sejumlah bangsa maju, Sebagai Negara Terkaya alamnya maka bukan tidak mungkin Indonesia dilirik oleh para Bangsa Penjajah itu.  Kita ingin katakan buru buru  Dengan sedikit catatan tersebut di atas, maka ingin saya katakan bahwa usulan untuk menghapus kata kafir dari kamus Islam itu sejatinya juga adalah demi mulusnya perjalanan demokrasi di Indonesia. dan bagaimana perjuangan demokrasi dimanfaatkan sejumlah megara maju tersebut di atas. Ini semua memang harus kita sikapi secermat mungkin, karena memang bangsa kita telah terjebak dengan berbagai ketergantungan yang mereka ciptakan. Sehingga masalahnya tak lagi sederhana.

HAPUS KATA KAFIR DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

Hapus kata "Kafir" dalam kehidupan Berbangsa  (1)


Putusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 untuk tidak menyebut "kafir" kepada sesama warga negara Indonesia yang non muslim memiliki landasan yg kuat, baik naqli maupun aqli, tekstual dan kontekstual (historis dan sosiologis).
Penyebutan kata kafirun - kafirin - kafara - dan ratusan sejenisnya dalam Al Quran lebih banyak dalam wilayah akidah yg saat itu dipenuhi suasana konflik permusuhan, dan bukan dalam keadaan damai. Maka sebutan kafir dalam ayat2 al Quran khusus ditujukan kpd mereka yang menyimpang dan memusuhi Islam (kaum kuffar Makkah dan Ahlul Kitab yang bersekongkol memerangi kaum muslimin).

Oleh karena itu, kpd penyembah api, bintang, atau Yahudi dan Nasrani, yang bersikap baik, bersahabat, atau mengikat perjanjian damai, justru dipanggil dengan santun dan memuliakan, misalnya Ya Ahlal Kitab .. bukan hei kafir ..
Sbg mufassir dan pelaksana titah wahyu, Nabi pun tidak gegabah menyebut kafir dalam ucapan dan tindakannya. Bahkan Nabi mencap orang yang suka meng"kafir2"- phk lain tanpa dasar sbg kafir yg sesungguhnya.

Maka dalam Piagam Madinah (Shahifah al Madinah) tidak ada satu kata kafir pun ditulis untuk ditujukan kpd pihak2 yg ingin hidup harmonis dan mengikatkan diri dalam perjanjian damai, padahal banyak non muslim yg terikat di dalam piagam tsb, seperti Yahudi dan orang musyrik Madinah sendiri. Mereka tidak disebut kafir tapi tetap Yahudi dan musyrik (paganisme).
Memang dalam salah satu baris (sering ditulis sbg pasal ke 14) Perjanjian Madinah tsb ditulis kata "kafir" dua kali :

ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.
Terjemahnya : "seorang mukmin tidak boleh membunuh orang mukmin lainnya karena membela seorang kafir. Dan tidak boleh seorang mukmin membantu seorang kafir untuk memusuhi orang mukmin".

Teks ini harus diterjemahkan dgn benar dan dikaitkan dg teks sebelumnya (11, 12, 13) dan sesudahnya (15n 16, 17, 18, 19, 20) yg berbicara ttg persekutuan dan pembelaan.
Jelas sekali konteks kata "kafir" dalam Konstitusi Madinah tsb ditujukan hanya kpd orang2 non muslim yg memusuhi, membunuh, memerangi atau bersekutu dalam memerangi orang yg beriman (mukmin). Sedangkan non muslim yg berdampingan secara damai dg orang mukmin dan terikat dalam aliansi keamanan Piagam Madinah tsb tetap ditulis dan dipanggil sesuai dg nama suku atau agamanya. Mereka ada bani Auf, Jutsam, Harits, Nabit, Aus, Najjar, musyrik, dll. Mereka ini tidak ditulis "kafir" sedikitpun.

Semua mereka yg terikat dalam perjanjian damai Madinah ini, muslim dan non muslim, harus diperlakukan dgn baik (bil makruf), adil tanpa diskriminasi (bil qisth), diberi pertolongan (an nashru), keteladanan yg baik (al uswah), tidak boleh dianiaya (ghair mazhlumin), saling mengingatkan (an nashihat), memberi kebaikan (al birr), tidak menyakiti (al itsm).
Bahkan dalam sistem kehidupan yang diatur dalam Konstitusi Madinah itu ditegaskan bhw orang Yahudi dan orang Islam (mukminin) adalah "satu ummat", saling bahu membahu dan memikul beban (psl 24 - 23).

Jadi tegas sekali dalam piagam perjanjian aliansi keamanan Madinah ini bahwa non muslim yang baik dan tunduk pada aturan perjanjian bersama adalah satu umat yg bersaudara bagi umat Islam, saling melindungi dan mereka tidak disebut kafir.
Jadi tidak semua non muslim bisa dipukul rata dan membabi buta disebut kafir. Hanya non muslim yang ingkar, menolak Islam, mengkhianati keaepakatan dan memusuhi umat Islam sj yg layak dipanggil kafir.
Bagaimana kita ?

NKRI bukan negara agama (khilafah, teokrasi) dan bukan pula negara sekuler tapi negara bangsa yg terbentuk atas dasar kesepakatan para pendiri dari berbagai latar agama. Dalam nation state ini Pancasila juga sudah disepakati sebagai nilai dasar yang mempersatukan dan melindungi. Semua warga negara adalah sama di depan hukum tanpa diskriminasi papaun.
Dalam fikih klasik memang warga negara dibagi menjadi muslim dan kafir (zimmi, musta'man, mu'ahad, dll). Kategori ini wajar saat itu karena memang dibuat sesuai dg eranya, sistem berdasarkan agama tertentu dan feodal. Era moderen jauh berbeda dan banyak perubahan. Maka kategori tsb tidak relevan lg, termasuk di Indonesia.

Persis dg Konstitusi Madinah, dan sejalan dgn prinsip al Quran, maka dasar negara dan konstitusi Indonesia jg merupakan perjanjian kesepakatan bersama untuk tidak membeda2kan semua anak bangsa. Maka dalam kehidupan berbangsa dan beragama tidak perlu lg kita memanggil kafir kpd orang lain beda agama, apalagi yg satu agama tapi beda paham. Lebih rusak parah lg jika ada yg sampai mengusulkan nama Surat Al Kafirun diganti dg nama Surat Non Muslim .. Jadilah orang yg cerdas dan waras ... Salam Waras dan lanjuttt ... !!!

TEKS PIAGAM MADINAH

               صحيفة المدينة
Piagam Madinah (Bahasa Arabصحیفة المدینهshahifatul madinah) juga dikenal dengan sebutanKonstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Madinah)

Monday, March 4, 2019

KEMBALI KE AL-QURAN , SEBUT YANG TAK BERIMAN KAFIR. ...

SEBUTAN KAFIR adalah gelaran yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang mengingkarinya, istilah kafir terdapat dalam al-Quran maupun hadist Nabi Muhammad SAW. sebutan itu jelas masih ada terlepas dari mereka yang tak beriman suka atau tidak dengan sebutan itu, Sampai pada sebuah kelompok orang Muslam yang masih Muslim secara jelas jelasnya menyatakan tidak berlakuknya petunjuk Allah dengan apapun alasannya. Tetapi bisa dimaklumi karena hal tersebut diungkapkan oleh kelompok yang dikenal dengan istilah 'Islam Liberal'



Harapan kita Kelompok Islam Liberal hendaknya diusir dari NU, NU itu organisasi besar dan kebanggaan Islam di Indonesia, NU akan berantakan bila dibiarkan Islam Liberal beraksi dengan pemikirannya yang trerlepas dari ikatan dengan Tuhan Allah, . Ciri ciri pemikiran liberal adalah pemikiran yang bebas dan tak terikat dengan pihak manapun termasuk keterikatan terhadap Tuhan. Itu manakala mereka benar benar menganut liberal.  Kalaupun sekarang mereka masih setengah liberal, justeru disitulah letak ketrsesatan ummat. Lebih baik kelomok liberal itu mencanangkan untuk melepaskan diri dari ikatan kepada Tuhan, karena keliberalan dan ikatan kepada Tuhan memang tak dapat dilakukan secara bersama. Jika beragama, maka seseorang harus terikat dengan ajaran agama.

Bila NU masih akan menampung pemikiran libral, maka hampir dapat dipastikan kehancuran akan dialami NU, secara fisik boleh boleh saja NU akan nampak mewah, tetapi sesungguhnya NU  akan kehilangan nilai yang selama ini nilaio nilai itu telah berhasil membesarkan NU. Sungguh Fatwa kelompok Liberal yang mengatakan istilah Kafir tak berlaku lagi di Indonesia. Yang jelas pemikiran itu dilatar belakangi pemikiran  politis yang fragmatis, bukan berdasarkan otentik dari firman Allah dan Sabda Rasul.  Bagaimana mungkin menetapkan fatwa keagaan Islam berdasarkan perasaan penganut agama lain yang keliru. Bagaimana tidak dikatakan keliru bila faham Islam saja tidak, tau tau menolak kata kata kafir, dan itu dijadikan dasar pertimbangan para liberalis.

Saturday, March 2, 2019

NGERI! La Nyalla: POTONG LEHER Saya Jika Prabowo Menang di Madura

LA NYALLA itu dikenal sebagai Pengurus PSSI, se[akbola Indonesia. Bukan politisi, tetapi belakangan setelah masa baktinya di PSSI yang selama kepemimpinanya pnuh hirukpikuk perselisihan itu beliau dikenal sebagai politisi. Tulisan ini sebenarnya kurang tepat waktu untuk diketngahkan, karena dalam pernyaraan politik perkataan La Nyalla itu kurang kondsisten, tetapi ini sebuah perpolitikan di Indonesia, yang nanti pada suatu saat sangat dibutuhkan bagi anak anak kita penerus generasi ini, semoga saja cara La Nyalla berpolitik iniakan menjadi pelajaran yang berharga. Katakanlah La Nyalla memang masih berbau kencur dalam berpolitik, tetapi bukankah di belakang La Nyalla adalah pemegang kekuasaan. Kita mengharapkan politik Indonesia akan mencapai martabat yang mulia, barangkali saja cara politik La Nyalla merupakan salah satu anak tangga yang harus dipijak. Dan sekali kali mengira mereka yang sekarang sedang duduk di Srnayan mewakili kita lebih mulia dari La Nyalla. Jadi jangan sekali kali hinakan La Nyalla sebagai politisi.



Pelajaran politik apa yang bisa diambil dari kasus Laa Nyalla ?. Saya ingin katakan bahwa sesungguhnya La Nyalla dalam dunia politik hampir tak memilikiperbedaan  dengan politisi kawakan sekalipun. Jangankan itu, dalam debat Cawaprespun justeru petahana lebih agresip menyerang persona, ketimbang pesaing.

Tak bedanya degan tim sukses dan tim kampanyenya, yang sering ditampilkan di berbagai TV swasta justeru Tim Sukses petahana nampak lebih berusaha mengusai sebagian besar durasi pembahasan untuk menyerang sng penantang secara demagogi. Kalaupun sejatinya ingin memberikan gambaran buruk bagi lawan debat, tetapi setidaknya jangan berusaha menghabiskan durasi hanya baginya untuk bicara, jika memang ingin mencerdaskan publik yang memirsa, maka sebagiknya diberikan keadilan dalam durasi bicara.

Terus terang bagi rakyatyang mulai melek politik sebenarnya mulai muak dengan  pencitraan dan demagog dengan menyerang persona. La Nyalla berhasil memahami bagaimana buruknya cara orang orang senayan berpolitik. Bahkan petahana berusaha melakukan pencitraan atau berbagai kepalsuan, yang lama lama orang akan mengetahui semua setelah petahana seperti tak menggubris segala janji janjinya pada saat kampanye sebelumnya.

Kita harus mendukung kampanye akal sehat, dan itu harus dilakukan terus menerus  utamanya setelah selesai Pipres nanti agar kita beramai ramai mengkampanyekan akal sehat, yang sekarang dikampanyekan Rocky Gerung, kita berharap kita dapat saling mendukung, terlepas siapapun yang keluar sebagai pemenang dalam Pilpres nanti. Sehingga orang orang seperti La Nyalla tak keliru dalam mengapresiasi kekuasaan. Politik La Nyalla sementara ini seperti memahami bahwa " Siapa uang berkuasa maka Dia yang benar"