Wednesday, May 22, 2019

SELESAIKANLAH SENGKETA HASIL PEMILIHAN. ...


YANG MEMBUAT INDONESIA GADUH dalam pelaksanaan Pilpres adalah masalah perhitungan hasil coblosan Calon Presiden. Ada dua versi infomasi yang diterima masyarakat tentang hasil pencoblosan, yaitu versi KPU dan Versi Non KPU, Data KPU memenangkan calon No. 01, sementara Non KPU memenangkan Calon 02. Baik KPU maupun Pemerintah tidak cukup merespon tentang dualisme informasi yang sangat bertentangan ini.

Perkara KPU jangan ditanya lagi buruknya KPU sejak masa Orde Baru dahulu menjadi rahasia umum, tak lebih dari lemabaga sandiwara, yang fungsinya sekedar mengeleabuhi rakyat saja. Semula di pasca Orde Baru seperti menunjukkan Gejala KPU membaik, tetapi lama kelamaan kembali menjadi lembaga transaksi para Caleg bahkan Pilpres. Ini kesan yang beredar di masyarakat.





Sayang sejauh ini baik KPU maupun Pemerintah tak memiliki keinginan untuk membina komunikasi  yang baik dengan masyarakat. Langkanya komunikasi ini ternyata berhasil menumbuhsuburkan prasangka buruk. di kalangan masyarakat. `Jita harys sama menyadari akan kerugian terlalu besar bila mana buruk sangka melanda masyarakat luas, semakin luas berklembang semakin besar daya rusaknya.

Bila kembali ke pengalaman masa kecil dahulu, berhentinya anak anak dari kenakalan mereka, karena orangtua mereka berhasil menanamkan rasa malu kepada anak anaknya, kata  sederhana saja, kata malu diperingatkan orang tua mereka. Tidak salahnya jika rasa malu kita coba peringatkan kepada mereka yag senang berbuat curang, Kalau mrmang bnar KPU telah berbuat curang, alangkah baiknya bila Pemerinmtahj ikut bicara memperingatkan KPU.

Cobalah berbuat jujur, jika memang mereka salah maka salahkan saja mereka, lalu kita dorong untuk memperbaiki kesalahan kesalahan itu, jika memang mereka salah, karena hal ini sangat yerkait dengan masa depan Bangsa. Dan jangan sekali sekali kita mencoba menutup nutupi kesalahan mereka. Yang benar adalah kita bimbing mereka untuk mem[erbaikinya hingga terhindar dari kesalahan. Jika dahulu orang tua hanya dengan pendekatan sederhana, yaitu rasa malu.

Memang rasa malu itu sangat menentukan. Itulah sebabnya dikatak dalam bahwa "Malu itu Adalah sebagian Dari Iman" kehilangan rasa malu, maka rusaklah leimanan kita, jauh dari kesempurnaan. Jika kita gagal bersikap adil dalam masalah ini, maka kekerdilan bangsa ini akan semakin nya, bila tak ingin dikatakan hancur. Kekerdilan itu sebenarnya sudah kita alami sejak dahulu hingga kini.

In deks perekonomian kita sepertinya hanya berjalan ditempat, Bahkan lima tahun terakhir kiuta hanya mencapai lima persen saja, artinya bahwa memang masih ada mekenisme pasar dan lain sebagainya, tetapi kata para ahli ekonomi bahwa itu sama dengan tampa pengelolaan, pasar yang dibiarkan jalan sedndiri juga akan mencapai angka lima persenitu.  Tak salahnya jika rasa malu itu dapat kita jadikan kata kunci dalam membenahi kecurangan itu. Itu jika benar ada kecurangan.

Tuesday, May 21, 2019

BERAKTIVITAS MALAM MALAM...




SEPERTINYA ada yang menggerakkan banyak orang desa yang menanam rambutan di tahun itu, sayapun tak tahu dari mana mereka dapat bibit. Berapa tahun kemudian rambutan itu m\mulai berbuah, pohonnya pendek pendek gampang dipetiknya. Tangan jahil anak anak nakal yang senang keluar di malam hari seperti mendapatkan dutrian runtuh layaknya, mereka memetik rambutan itu di malam hari, pintar mereka buah rambutan tak dibikin habis, dipilih yang matangnya saja, itupun hanya sebagian saja, agar yang empunya mengira rambutan dicuri kalong, dan yang paling penting, siempunya pohon, bisa makan lebih banyak. Itu Komitmen kami.

Gak nyangka pemikiran nakal seperti itu dijiplak Pemerintah dalam  Mengelola Negara, Pemerintah mengumumkan kenaikan listrik, BBM atau mungkin juga yang lainnya malam hari. Terakhir KPU juga mengeumumkan hal penting justeru disaat senyam para penduduk sedang tertidur pulas. kelakuan peresis seperti anak anak maling rambutan di kampung.

Jujur, waktu kami memetik rambutan malam harim keesokan harinya dada kami berdegup kencang ketika kami lalu di depan rumah Pemilik Rambutan, karena kami merasa salah. Tetapi berbeda dengan Pemerintah dan KPU justeru ingin menuntut diakui sebagai cerdas, jujur dan sekaligus adil, dan layak disebut  pengamdi bahkan pahlawan.




KPU dan Pemerintah bukan saja tak ingin dipersalahkan, tetapi justeru menuntut diakui sebagai pejuang. yang wajib dimuliya\kan, itu sangat memungkinkan karena mereka sendiri yang membuat peraturan, Sudah menjadi rahasia umum bahwa KPU jaman Orde Baru itu culas, lalu banyak para tokoh Bangsa yang menilai bahwa KPU di tahun 2019 ini, setidaknya Keputusan Bawaslu telah dipukulkan bahwa KPU melakukan sejumlah kesalahan, tetapi ternyata Keputrusan Bawaslu tak kunjung ditindaklanjuti, dan juga kurang ada komunikasi yang baik.

Kalau kami dahulu adalah terkategori kenakalan remaja, yang kenakalan kami seperti itu terhenti ketika kami mulai mengenal asmara, kami berubah, tak lagi memetik rambutan orang lain, lantaran siempunya nya memiliki anak gadis yang kebetulan berbakat mnjadi kembang desa. Kebiasaan buruk memetik rambutan milik orang lain dn Di Malam Hari Pula kami tinggalkan, kami lebih suka pandai bermain gitar, atau pandai menyanyi dan lainnya, agar disujai banyak orang.

Tetapi kenakalan KPU yang seperti sepakat kita memaki maki KPU di zaman OrBa, tetapi hingga sekarang selalu berlangsung, justeru bertambah parah. Memang dibutuhkan sesuatu yang luar biasa, tetapi kita tak tahu. tetapi yang pasti yang dibutuhkan adalah ditegakkannya rasa malu. Dahulu di zaman Orde Baru para tokoh seperti memiliki kesepakatan untuk curang. Kesepakatan yang sangat memalukan. Kecurangan yang sudah menjadi rahasia umum.

Bila penyakit itu kini kembali kambuh, bisa jadi karena kita telah kehil;angan rasa malu. Kecurangan kita anggap sebagai hal yang biasa, sehingga protes atas kecurangan tak menjadi prioritas untuk di jawab. sekalipun di jawab itu dijawaba dengan setupan stupan yang mungkin awalnya kecil, tetapi lama lama letupan besar.  Itukah tumbalnya.

Monday, May 20, 2019

KPU TELAH UMUMKAN JOKOWI MAKRUF MENANG. ...

TENGAH MALAM BUTA KPU mengumumkan hasil Pilpres di tengah malam buta atau sekiutar pukul 01.30 Selasa Dinihari, sesuai jadual yang hanya diketahui KPU dan orang orang dalam pihak tertentu saja, tentu saja banyak pihak 01 maupun 02 yang terkejat, karena mereka mengira akan diumumkan 22 Juni 2019. Konon hal itu guna menghindari cheos,karena hari itu tersebar berita masyarakat akan menggerudug ke KPU. KPU sangat cerdas, OK/ decak kagum pasti muncul, tetapi secara jujur nampaknya akan lebih banyak pihak yang menganggap 'curang' dan memang gelar itu yrlah diterima oleh KPU, karena tiuba tiba KPU mengalami kesulitan melakukan prihal tambah tambahan yang dahulu memang telah diajarkan ketika menduduki bangu sekolah, di kelas 1,2,3 di tingkat Sekolah Dasar setingkat.



Kesulitan para komisioner KPU bersama stafnya ini menjadi olok olok menjelang masuk puasa Romadhon. Para netizen saling mengingatkan agar dalam masalah puasa Romadhon jangan memperingatkan orang orang KPU dalam menetapkan puasa dan sholat taraweh. Alasan mereka khawatir kalau kalau nantio akan terjadi kekeliruan dalam menjumlah, umpama Puasa yang seharusnya dilaksanakan dalam 30 hari, tetapi jika ada keterlibatan KPU, salah salah puasa akan ditetapkan menjadi 330 hari atau sebaliknya justeru cuma 3 hari saja. Atau rokaat sholat yang seharusnya 11 rokaat bisa menjadi 110 rokaat atau cuma 1 rokaat saja. Demikian kata netizen mengejak KPU yang terlampau sering keliru mengimput data, salah dalam menjumlah.

Demikian buruknya KPU di mata netizen,  keburukan KPU semakin sempurna ketika Panwaslu menetapkan bahwa KPU tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, khususnya  dalam masalah penghitungan, KPU yang semula melaporkan kepada masyarakat bahwa merekja mmiliki sistem perhitungan yang cepat dan supercanggih lainnya. Tetapi sayang nampaknya KPU memang tidak memiliki niat, memperbaiki semua koreksi. Jelas ini mengecewakan.

Kekecewaan ini ditambah pula dengan cara KPU menyampaikan Pengumuman hasil Pilpres sewngaja di tengah malam buta,

Saturday, May 18, 2019

KPU SUMBER MAALAH, KEUTUHAN BANGSA TERANCAM

PRESIDEN JOKOWI telah mempermaklumkan bahwa Pilpres telah berlangsung secara lancar, sukses dan jurdil (jujur serta adil) tetapi sayang pernyataan Bapak Presiden yang juga sekaligus sebagai Calon petahana, yryapi sayang berbeda dengan penantangnya yang yang mengatakan bahwa pelaksanaan Pilpres kali ini penuh dengan kecurangan dan bahkan KPU sebagai penyelenngara justeru termasuk pemain inti dalam kecurangan itu demikian juga dengan pembantu Petahana yang semula tak mengambil cuti ketika masa kampanye telah dimulai sehingga faslitas Pemerintahpun dapat dumanfaatkan, sehingga dua yang didakwa penantang, yaitu KPU dituntut menghentikan kegiatan penghitungan untuk diperbaiki, dan calin petahana didiskualifikiasi. Sungguh ini pristiwa yang luar biasa bagi masyarakat awam, karena Bawaslu membenarkan tuduhan ini, menurut Bawaslu KPU telah melakukan kesalahan dan harus dilakukan pembenahan. Memang Bawaslu sama sekali tak menyinggung masalah petahana. Tetapi rakyat terpecah dua.



Bagi rakyat jelata Keputusan Bawaslu itu adalah peristiwa luar biasa

Friday, May 17, 2019

MARI KITA AGUNGKAN AGAMA KITA


GEREJA DITINGGALKAN OLEH UMMAT di Eropa, utamanya di German adalah berita yang sangat memperihatinkankan, karena selama ini teori teori tentang Kebangsaan dan Kenegaraan yang diciptakan oleh sejumlah negara maju justeru menghasilkan disintegrasi bahkan tragedi bangsa Negaea berkembang yang sedang berusaha menerapkan teori modern, ketegangan dan kehancuran yang dialami oleg sejumlah Negara di Timur Tengah tak lebih dari hasil teori Neara Demokrasi diterapkan di negara negara itu. Disintegrasi mereka alama ketika Teori Demokrasi mereka terapkan atas provokasi sejumlah Negara Maju. Dan Indonesia yang satu sisi dipuji puji oleh sejumlah Negara Maju itu tetapi dalam waktu bersamaan disintegrasi mulai mengintai. Artinya kalaupun ingin sekali menerapkan demokrasi di Negeri tercinta ini hendaknya dalam waktu bersamaan keberadaan agama harus diagungkan. Kehancuran Timur Tengah justeru keberadaan agama mualai diusik dan diadudomba satu dengan yang lain. Kita harus kerja keras agar masyarakat kita tetap menjadi asyarakat yang beragama, karena dahulu Indinesia dibangun oleh nilai nilai keagamaan yang berhasil memperkuat jiwa nasionalisme Bangsa Indonesia.



Itulah sebabnya kita menjadi sangat cemas mendengar kabar bahwa masyarakat Eropa beramai ramai meninggalkan gereja mereka bersama pemimpin agama mereka. Walaupun setelah ditelisik ternyata mereka meninggalkan gereja bukanlah karena ajaran gereja tak disukai ummatnya, tetapi para pimpinan gereja itu banyak yang melakukan pelanggran moral, yaitu mempraktekkan sex bebas, dengan tidak menanggalkan jubah kebesaran pimpinan keagamaan.

Walaupun hal itu sejatinya tidak melanggar kaidah demokrasi di Negara Liberal. Bagi masyarakat yang katanya penganut demokrasi yang liberal itu.  masalah sex atau masalah perkawinan itu adalah hak azasi seseorang, dan tak layak ditanyakan kepada seseorang, dengan siapa Ia hidup, adalah pilihan. bolah ya mmilih sesama laki laki atau perempuan, atau berlainan jenis kelamin, yang memberikan kepuasan secara libido, apakah Ia menikah atau  tidak menikah, itu adalah pilihan, itu adalah pilihan yang tidak boleh dipertanyakan bagi seseorang. Jangankan masalah itu, masalah menganut agama atau tidak, bahkan berapa usia sekarang adalah sesuatu yang tabu untuk ditanyakan kepada seseorang.

Dahulu masarakat kita adalah mitis, lalu mengenal Tuhan, telah mereka tinggalkan jejak jejak itu, dan Indonesia membangun fondasi Kebangsaan dengan agama, sejalan dengan budaya nitis bergerak menjadi .budaya yang ontologis dan kini menyempurnakan budaya fungsional, Tiba tiba datang Teori yang datang dari Barat dengan nama Demokrasi Liberal, yang akan memisahkan agama dari Kebangsaan dan Kenegaraan.

Tak boleh Bangsa Indonesia dipisdahkan dengan urusan Kebangsaan dan Kenegaraan, dengan fondasi Keagamaan dan Ketuhanan kita gunakan untuk membangun sebagai fondasinya. Ummat Kristian di Indonesia tidak beleh lari meninggalkan gereka dan pemimpin mereka seperti halnya ummat Kristian di Jerman dan belahan Eropa lainnya. Untuk itu marilah kita bersama sama bahu membanhu antar ummat beragama jangan sampai teori Teori Demokrasi Liberal meluluhlantakkan kehidupan kita dalam beraga, Ingat kita Bangun Fondasi Kenagaraan ini dengan nilaio nilai agama yang kita anut. Semoga Pemerintah hasil Pemilihan kita yang baru saja berlalu akan mmihak kepada kepentingan masyarakat Warga dan Bangsa Indonesia. 

Wednesday, May 15, 2019

DISINIKAH PERANG TOTAL ITU


GENDERANG PERANG TOTAL yang semula ditabuh oleh kelompoknya Calon Petahana dalam Pilpres 2019 ini nampaknya direspon oleh kelompok 02 Prabowo Sandi setelah 02 seperti mendapatkan amunisi melimpah setelah bergabungnya para ahli AITI yang sangat tidak suka kepada kelompok yang berniat akan membodohi masyarakat bangsa dalam menentukan masa depan mereka secara jujur dan adil, jelas ini kiriman dari Allah yang pantas kita syukuri. Ahli AITI ini menciptakan robot yang mampu memotret aktivitas alat hitung KPU baik yang asli, disimpan maupun yang dirubah dan dipalsukan dapat direkam dari menit ke menit. Itulah sebabnya maka dengan bantuan robot ini ketika sidang gugatan KPU di Bawaslu sedikitpun tak mampu diabntah oleh Tim AITI kelompok 01 Petahana. Semua keteranganb dan argumen 02 di Iyakan oleh Tim AITI 01 Petahana. Peristiwa ini selain sangat membanggakan karena merupakan keahlian anak Bangsa tetapi dalam waktu yang bersamaan karena membuka aib sekelompok Saudara kita sebangsa yang memiliki perangai kurang terpuji tak disadari telah hadir dalam kegiatan yang maha penting dalam menyelamatkan eksistensi Bansa, yaitu Pilpres. Sejati mereka itu layak menerima sangsi dan hukuman yang setimpal.

Friday, May 10, 2019

POLITIK DAN SETAN GUNDUL.


YUDI PRAMUKO tak kita kenal sbelumnya, tetapi hanya dalam waktu singkat saya langsubf nerasa akrab karena Ydi dibesarkan di komunitas yang saya tahu itu dibangun oleh Azyumardi Azra, Hidayat, Fachri Alim Iqbal Saimima, Sudirman Teba, Dzulkarnaen Jabbar dan lain lain di Kampus Ciputatm saya beberapa kali berkunjung ke kamunitas mereka. Saya simpati kepada komunitas mereka karena mereka gemar membaca dan mereka berusaha untuk menjadi penulis, dam tulisan pada saat tembus ke Koran Harian Kompas Kita semua tahu Hariuan Kompas sangat selektif menerima tulisan apalagi mission agama Katholik ada di belakangnya, itu yang tersebar di seantero Mahasiswa Islam. Diantara nama nama itu saya paling dekat dengan Dzulkarnain Jabbar, yanbg lebih cenderung ke Politik Tinimbang menjadi ASkademisi. Nah ... Yudi Pramuko nampaknya nampaknya sempat dibesarkan oleh komunitas itu.

Barangkali itu juga yang membuat saya lebih cepat akrab dengan gagasan gagasannya di Youtube, sehingga bis asaya pastikan bahwa saya akan mensubcrib yautube itu bahjan loncengnya pasti saya senggol pula. Salah satu Youtube Yudi Pramuko adalah menyangkut setan Gundul.



SETAN GUNDUL itu tidak ada apa apanya yang paling berbahaya itu adalah godaan perempuan.