![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDWX1F-mzuQZj5iB3rZRazDoXkYHKiWY2ZaDJ1VnWYhXYCaXjngf-exuGYSKSaH8-CS9_fYLQAIdEqn6jU4TuB2sWLcr8AtbI7Pput0nGkCEowMGIZPskhekrq54KysK6JF4JIo8ooSQI/s320/Fachruddin+tengok+kiri.jpg)
Itulah sebabnya kita menjadi sangat cemas mendengar kabar bahwa masyarakat Eropa beramai ramai meninggalkan gereja mereka bersama pemimpin agama mereka. Walaupun setelah ditelisik ternyata mereka meninggalkan gereja bukanlah karena ajaran gereja tak disukai ummatnya, tetapi para pimpinan gereja itu banyak yang melakukan pelanggran moral, yaitu mempraktekkan sex bebas, dengan tidak menanggalkan jubah kebesaran pimpinan keagamaan.
Walaupun hal itu sejatinya tidak melanggar kaidah demokrasi di Negara Liberal. Bagi masyarakat yang katanya penganut demokrasi yang liberal itu. masalah sex atau masalah perkawinan itu adalah hak azasi seseorang, dan tak layak ditanyakan kepada seseorang, dengan siapa Ia hidup, adalah pilihan. bolah ya mmilih sesama laki laki atau perempuan, atau berlainan jenis kelamin, yang memberikan kepuasan secara libido, apakah Ia menikah atau tidak menikah, itu adalah pilihan, itu adalah pilihan yang tidak boleh dipertanyakan bagi seseorang. Jangankan masalah itu, masalah menganut agama atau tidak, bahkan berapa usia sekarang adalah sesuatu yang tabu untuk ditanyakan kepada seseorang.
Dahulu masarakat kita adalah mitis, lalu mengenal Tuhan, telah mereka tinggalkan jejak jejak itu, dan Indonesia membangun fondasi Kebangsaan dengan agama, sejalan dengan budaya nitis bergerak menjadi .budaya yang ontologis dan kini menyempurnakan budaya fungsional, Tiba tiba datang Teori yang datang dari Barat dengan nama Demokrasi Liberal, yang akan memisahkan agama dari Kebangsaan dan Kenegaraan.
Tak boleh Bangsa Indonesia dipisdahkan dengan urusan Kebangsaan dan Kenegaraan, dengan fondasi Keagamaan dan Ketuhanan kita gunakan untuk membangun sebagai fondasinya. Ummat Kristian di Indonesia tidak beleh lari meninggalkan gereka dan pemimpin mereka seperti halnya ummat Kristian di Jerman dan belahan Eropa lainnya. Untuk itu marilah kita bersama sama bahu membanhu antar ummat beragama jangan sampai teori Teori Demokrasi Liberal meluluhlantakkan kehidupan kita dalam beraga, Ingat kita Bangun Fondasi Kenagaraan ini dengan nilaio nilai agama yang kita anut. Semoga Pemerintah hasil Pemilihan kita yang baru saja berlalu akan mmihak kepada kepentingan masyarakat Warga dan Bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment