Kapan Indonesia bisa Jaya, jawabannya adalah ketika ummat Islam bersatu. Demikian hasil diskusi suka suka ketika kami jumpa silaturrahmi di hari idul fitri. Itu sendiri bukanlah menjadi topik utama pembicaraan karena kami hanya bertemu dalam rangka silaturrahmi, dan hanya silaturrahmi. Pembicaraan itu muncul setelah bicara ngalor ngidul termasuk mengevaluais apa yang dibicarakan oleh Prabowo-Hatta VS Jokowi-JK ketika mereka bertarung dalam merebut hati rakyat.
Bagi ummat Islam tidaklah menjadi masalah benar siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden, yang penting janganlah hendaknya Presiden dan Pemerintah Indonesia yasng akan datang menjadi berseberangan seperti ketika sedang jaya jayanya Pemerintah di masa masa lalu. Dulu ketika Presiden Suharto Jaya maka kelompok Islam adalah kelompok yang perlu ditekan hingga tak mampu banyak berbuat untuk bangsa ini. Walaupun kita semua tahu bahwa penekanan terhadap kelompok Islam adalah merupakan keinginan dari pihak pihak asing. Bila benar apa yang dikatakan oleh Ust Abu Bakar Baasyir maka Ia dan banyak ulama lainnya justeru dikejar kejar dan ditangkap adalah merupakan pesanan dan keinginan pihak asing. Jumlah mereka yang ditangkap dan lebih banyak lagi yang gugur ditembak hidup hidup ketika terjadi penangkapan juga adalah merupakan pesanan kepentingan asing.
Mengapa demikian benar kebencian pihak asing itu kepada banyak tokoh dan kelompok Islam, tentu saja hal ini tak terlepas dari kepentingan perusahaan perusahaan asing yang banyak mengambil keuntungan luar biasa dengan jalan membodohi Pemerintah kita yang memang berposisi lemah dalam hal ini, sehingga menjadi pecundang dalam berbagai negosiasi untuk mengeksploitit kekayaan alam di Indonesia.
Mengapa Kelompok Islam menjadi kelompok yang sangat ditakui oleh kesewenang wenangan perusahaan asing dalam mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, ini adalah karena kelompok Islam adalah merupakan kelompok yang sangat berpotensi menolak perusahaan asing yang membuka usaha dengan cara tidak berkeadilandan mempecundangi Pemerintah Indonesia.
Islam Indonesia selain mayoritas di dunia juga di Indonesia terdapat kelompok kelompok yang sangat beranekaragam, kelompok kelompok itu memiliki militansi yang sangat tinggi, mereka sangat giat melaksanakan dakwah dan bahkan mungkin dakjwah mereka itu lebih giat dari NU dan Muhammadiyah. Jika Muhammadiyah memiliki kelebihan dengan lembaga pendidikannya, komunitas NU dengan Pesantren pesantrennya, maka organisasi organisasi lain memiliki kelebihan dengan pelaksanaan dakwah dan pembinaan para anggotanya, intensitas pertemuan para anggota dan pimpinan mereka jauh lebih kerap dibanding kelompok NU dan Muhammadiyah.
Ada kelompok yang sanggup berjalan kaki dalam jumlah beberapa KM untuk mencapai masjid masjid dan anggota anggota mereka, mereka tidak perlu memnginap di hotel hotel kamar kamar yang selayaknya sebagai tempat tidur para tokoh ini, mereka cukup tidur dilantai masjid, dan bila perlu mereka menmbawa kompor dan beras serta piring dan lain sebagainya untuk kepentingan menjalin ukhuwah Islamiyah antara sesma ummat.
Sangat banyak jumlah MI, MTs dan MA didirikan oleh masyarakat secara mandiri, dari madrasah madrasah ini akan bermunculan tokoh tokoh yang tak akan rela Pemerintahnya dipecundangi oleh kepentingan asing, dalam perdagangan dan kerjasama yang sama sekali jauh dari keadilan. Mereka ini akan sangat tidak menyetujui praktek kolonialisme dan imperialisme, yang selama ini sangat menyengsarakan ummat.
Sekali lagi kita sangat mengharapkan agar Pemerintah yang akan datang tidak akan mengambil sikap berseberangan dengan ummat Islam, apalagi sikap berseberangan itu tak lebih dari sekedar melaksanakan keinginan dan pesanan pihak asing melalui Pemerintah yang syah. Seperti apa yang disarankan oleh Horgronye bahwa ummat Islam sulit diperangi karena semakin diperangi salah salah akan semakin bangkit, tetapi kata Horgronye harus dipecah belah dari dalam.
Horgronye barangkalai sangat benar, dengan kata lain manakala Islam di Indonesia brsatu, maka Indonesia akan semakin kuat, akan semakin membuat para negara nagera lain akan menjadi segan. Lalu atas kepentingan siapa pula bila seandainya Pemerintah yang syah yang akan datang justeru mengambil peran berseberangan dan berupaya melemahkan fungsi ummat Islam.
Mengapa pula selama ini kita tidak pernah tuntas menyelesaikan kasus kasus terhadap mereka yang dituduh teroris, dan mengancam keutruhan NKRI, menmgapa tidak ditanyakan dari mana mereka medapatkan bom yang demikian dahsyat, apalagi seperti kabar yang tersebar bahwa pindad sendiri belum mampu membuat bom sedahsyat itu. Jangan jangan mereka dilatih oleh pihak asing yang sejatinya bersahabat dengan pihak asing yang menyarankan untuk memangkap mereka. Marilah kita berdoa agar Pemerintah yang akan datang tidak lagi sebagai Pemerintah yang pecundang, melainkan Pemerintah yang berdaulat dan bermartabat, yang mampu melindungi ummat. Agar ummatpun bersatu
No comments:
Post a Comment