AGAMA ITU BERBEDA BEDA, maka dalam membicarakan masalah yang sangat penting maka bicarakanlah hal tersebut di ruang private, artinya pihak luar tak perlu tahu, untuk saling menjaga perasaan, bisa saja akan mengesankan disalahkan, atau setidaknya mengoreksi. Karena jelas tak ada orang yang suka agama dan keyakinanya dikoreksi. Jadi memang harus dihindari terlalu mencari tahu tentang pembicaraan pihak lain di ruang private mereka, kecuali kita memang sebagai mata mata atau istilah lainnya yang ditugaskan Pemerintah untuk mengantisipasi tindak makar dan pelanggaran hukum lainnya.
Atau dalam rangka penelitian ilmiah dengan segala mental akademisnya, tetapi tentu saja bila dimaksudkan untuk meneliti maka tentu saja tidak dibolehkan terbawa baper. Harus dicatat bahwa manakala kita akan melakukan penelitian akademis, maka kehadiran kita di sana memang harus atas seijin tuan rumah atau setelah kitta mengajukan permohonan ijin dengan mengajukan proposal, tentang prihal yang akan kita teliti, serta hasil yang akan kita dapatkan serta siapa yang memanfaatkan hasil penelitiuan kita itu. Sebagai etika akademis, tentu saja peneliti tak layak melakukan pelaporan aduan delik dengan apa yang ditemukan dalam penelitiuan itu, kecuali negara dalam keadaan genting.
Berbicara masalah mental penelitian maka etika yang kita kenal adalah bahwa penelitian kita atau tulisan kita harus kita bandingkan dengan penelitian atau tulisan terdahulu, Sejumlah kelemahan penelitian dan tulisan terdahulu diungkap oleh peneliti sehingga penelitian yang terakhir memiliki sejumlah keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk diketahui pembaca atau para mahasiswa. Dengan demikian maka pembaca dan para mahasiswa akan tercerahkan. Para peneliti tak akan tersinggung dengan sejumlah kelemahan yang diungkap peneliti yang kemudian, demi kepentingan kemajuan akademis.
Demikian juga dalam internal pembahasan agama dalam forum terbatas dan terlebih lingkup privat masing masing. Membandingkan dengan agama lain sejatinya merupakan sesuatu yang jamak saja. Mereka yang beragama Islam sebaiknya membaca Kristoligi, mereka yang beragama Islam sebaiknya juga membaca Islamologi, dalam upaya untuk membina dan mencerahkan para pengikut agama masing masing. Itu jamak saja adanya. Yang tak boleh adalah menista. agama lain.
Dillemakah yang dihadapi oleh UAS dengan kasus yang dihadapinya. Mengapa Ia enggan meminta maaf seperti yang dituntutkan oleh sementara pihak. Sementara ini yang viral UAS merasa dia membicarakan itu pada ranag private, dan apa yang beliau ungkapkan adalah dalam rangka menjawab pertanyaan oleh seorang jama'ah yang membutuhkan pencerahan. Isi pertanyaannya, adalah "Saya selalu terbayang bayang oleh Saib"
Kata Salib memang diucapkan oleh sipenanya, maka wajar saja bila UASD juga menyebut kata kata Salib sebagai jawaban dari pertranyaan. Lalu adanya jin kafir disalib itu, itu nampaknya UAS memiliki sejumlah acuan, memang ajaran Islam demikian bunyinya. Lalu apakah ajaran itu tak boleh diungkap di ranah private. Dan apakah kata maaf itu juga akan diartikan bahwa ajaran itu memang merupakan sesuatu yang tak layak diajarkan oleh agama Islam. Kalau itu pengertian dari kata maaf, maka orang akan marah kepada UAS karena Ia dianggap telah berusaha menghapus ajaran agama Islam.
Sangat mengherankan juga bila ada ummat Islam sangat bernafsu memaksa UAS meminta maaf, jika memang yang bersangkutan benar beragama Islam, maka kembalikanleh itu semua kepada ajaran Islam, baik al-Quran dan haddis, bila tak didapatkan maka kembalikan ke ijma' dan qiyas, demikian cara Islam mewnyelesaikan masalah. Bukan menggunakan dalil dalilil politik, karena hanya akan melahirkan fatwa politik, berdasarkan keuntungan politik juga. Yang besok atau lusa akan berubah ketika peta politik terlalu cepat berubah itu.
Jika fatwa aqidah yang dikemukakan maka tak ada yang sulit, karena semua itu jelas ada dalam tuntunan agama Islam, baik pada Al-Quran dan hadits, tidak perlu ijma' apalagi sekedar qiyas, atau dikiaskan dengan pristiwa atau kontek yang mirip, karena itu semua jelas tuntunanya dalam agama Islam. Manakala bukan kepentingan politik yang diutamakan, maka masalah itu akan dengan mudah terselesaikan, tetapi bhila kepentingan politik diutamakan maka hampir dapat dipastikan kekecewaan yang berkepanjangan sebagai hasil antara .... nya.
Thursday, August 29, 2019
Tuesday, August 27, 2019
INKONSISTENSI PRESIDEN JOKOWI
KETIDAK MAMPUAN JOKOWI mengeksikusi semua gagasan besar yang membuat gengsinya membubung sehingga dalam waktu singkat beliau mampu berpindah dari Walikota Solo, Gubernyr DKI dan akhirnya Presiden dua priode. Ketidak mampuan beliah hidup dan berpikir secara konsisten itu banyak diyakini oleh masyarakat akan menjadi malapetaka dan musibah besar. Tetapi kelompok aligarkis di belakangnya memang membuat beliau tak mampu berbuat apa apa untuk mengekskusi gagasan besarnya, dan hal ini diperparah lagi dengan terkumpulnya mental mental peodal yang berhaha hihi huhu di sekitarnya. Jokowi, aligarki, dan peodal siap menghancurkan kita semua sebagai Bangsa Besar di tahun 2030.
Tak dapat dipungkiri bahwa Jokowi sebagai Walikota memiliki mendapatkan gengsi yang membubung dengan gagasannya membuat mobil Nasional, kita semua berharap beliau mendapatkan jabatan yang lebih tinggi bahkan puncaknya, tak lain agar beliau mampu mengekskusi gagasan besar itu. Namun apa hendak dikata beliau tak mampu mengekskusi gagasan itu, karena memang beliau memiliki kelemahan besar
yaiotu tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapatnya dan gagasannya
Tak dapat dipungkiri bahwa Jokowi sebagai Walikota memiliki mendapatkan gengsi yang membubung dengan gagasannya membuat mobil Nasional, kita semua berharap beliau mendapatkan jabatan yang lebih tinggi bahkan puncaknya, tak lain agar beliau mampu mengekskusi gagasan besar itu. Namun apa hendak dikata beliau tak mampu mengekskusi gagasan itu, karena memang beliau memiliki kelemahan besar
yaiotu tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapatnya dan gagasannya
Monday, August 26, 2019
LOKALISASI POLITIK NU VS ISLAM NUSANTARA
SEMULA ISLAM NUSANTARA saya kira akan memiliki kemampuan mengenyahkan Islam yang selama ini kita kenal. Islam Nusantara adalah Islam ORI sedang Islam yang selama ini kita kenal ternyata Islam abal abal di mata Islam Nusantara. Lalu nantinya berhasilkan Islam ORI ini benar benar menguasai dunia Islam. Saya kira tidak karena terakhir Islam ORI ini ternyata belakangan melakukan lokalisasi, terutama ketika NU memfatwakan penghapusan penghapusan istilah kafir bukan apa yang tertulis dalam Al-Quran atau Hadits, tetapi hanya untuk diberlakukan di Indonesia saja, yang luasnya lebih kecil dari Nusantara, Nusantara itu juga meliputi Singapur, Malaysia, Brunai bahkan Thailand. Hilang sudah kegagahan Islam Nusantara. Berbalik posisi Islam Timur Tengah yang semula dianggap abal abal, justeru sekarang Islam Nusantara lebih pantas mene,mpati posisi itu.
Apalagi Islam Nusantara itu bukanlah fatwa agama, melainkan hanya fatwa politik belaka. tentu saja fatwa politik itu diterbitkan karena ada harapan untuk mendapatkan keuntungan politik, dan itupun kita masih tanda tanya apakah mereka lebih mengutamakan politik jangka panjang, atau hanya jangka pendek belaka.Apakah untuk Islam secara keseluruhan, atau hanya demi NU semata, Apakah untuk NU secara keseluruhan atau hanya sebatas sejumlah person belaka. Jawaban ini membutuhkan waktu panjang, sejarah yang akan menjawab.
Sejarah telah mencatat ijtihad Politik NU gagal total setelah berkorban dengan cara bergandengan tangan seerat eratnya dengan Presiden Soekarno yang mulai menampakkan kebrutalannya, bersama kelompok Marhenis dan Nasionalis untuk menjadikan Nasakom sebagaiu Proyek politik raksasa, hasilnya Soekarno semakin tak bisa menerima saran dan PKI berhianat. dan NU menjadi kurban terbesar di kalangan rakyat.
Jika sekarang ijtihad Islam Nusantara adalah merupakan hasil ijtihad terakhir NU, yaitu Islam Nusantara sebagai Islam ORI, bukan abal abal. Yang semakin lama semakin kentara bahwa itu semua adalah meruapan upaya meratakan jalan menuju istana. Untuk jangka pendek bisa kita lihat nantinya, sejauh mana NU mampu mempengaruhi pemikiran Istana, Dan jangan sampai nilai tukar yang harus dibayar NU terlampau mahal dengan kerugian besar bagi ummat Islam, ketika pada era Nasakom Masyumi dan sejumlah Ulama besar menjadi kurban, Dan jangan sampai pada era Islam Nusantara yang sudah mengurbankan HKTI dan sejumlah Ulama berhasil dipersulit perjuangan dakwahnya. Dan ada kecendrungan untuk memutilasi ajaran Islam, diawali dengan istilah kafir.
Kalaupun NU menang belum tentu Islam akan menjadi lega, karena sejarahnya NU sering gagal melindungi Islam, tetapi, tetapi bila NU gagal memainkan politiknya seperti ketika era Nasakom, maka sudah dapat dipastikan Islam akan ikut menanggung beban nya secara politis seperti yang sudah sudah.
Tuesday, August 20, 2019
GARA GARA MENTERJEMAHKAN ALQURAN AYAHKU DITANGKAP BELANDA.
BISA SAJA UAS DIKURUNG DITERALIS BESI, Toh dahulu Diktatur Presiden Sukareno dan Suharto mengurung sejumlah ulama di teralis besi bahkan ada yang tampa disidang sidang hingga akhirnya dilepaskan setelah beberapa tahun, setelah kekuasaan itu tak lagi ada dipundaknya. Akankah nanti UAS senagai Ulama akan bernasib seperti itu, jawabnya cenderung Iya. Mengkriminalisasikan ualam di Indonesia toh bukan sesuatu yang baru. Hanya saja saat sekarang ini untuk menangkap ulama memang dibutuhkan ada pihak yang melaporkan. Dan untuk penangkapan UAS, memang sudah pelaporan, dan tentu saja tinggal lagi penangkapan setelah ada tiga alat bukti.
Kesalahan UASD adalah menjawab pertanyaan jema'ah yang menghadiri ceramah itu. Saya teringat dengan cerita seorang Paman kepada saya bahwa orang tua saya memang harus merasakan dinginnya teralis besi itu, juga tak lain adalah karena mengajarkan baca al-Quran berikut terjemahannya. Dan Pamerintah Kolonial Belanda konon memang melarang ummat Islam Indonesia mengajarkan terjemahan al-Quran pada saat itu.
Ayahku yang sempat nyantri di Padang, pulang ke desa lalu mengajar mengaji di desa kecil di tanah kelahirannya selain mengajarkan alif ba ta tsa juga mengajarkan bacaan sholat berikut terjemahannya, diantara bacaan sholat itu ada diantaranya ayat ayat pendek yang lazim dibaca dalam sholat. Nampaknya mengajarkan terjemahan al-quran adalah sesuatu yang dilarang oleh Penguasa Kolonial Belanda. Aktivitas ayahku akhirnya sampai juga ke telinga Belanda, sehingga kurung untuk sekadar satu atau dua minggu. Lalu sekitar seminggu kemudian ditahan kembali, karena ada peserta mengaji minta disimak dan adiajarkan bacaan sholatnya berkut terjemahannya. Seringnya Ia di tahan oleh Belanda, akhirnya melarikan diri dan akupun dilahirkan ditempat pelarian orang tuaku.
Semoga almarhum ayahku nyaman di alam qubur, tetapi aku ingin berceritera oada ayahku, bahwa aku sebagai anaknya sangat bangga memiliki ayah seperti beliau. Di tempat tinggal yang baru ayahku bersegera menyelenggarakan pengajian, sewaktu aku kecil. kulihat pengajian ayahku lebih banyak dihadiri oleh para emak emak, pengajian diselenggarakan Jum'at sire dan Minggu Sore, Seni - Kamis Ayahku mengurus kebunnya yang berjarak sekitar 20 KM dari tempat kediaman kami di dukuh Wayjurak namanya.
Tuesday, August 6, 2019
OTENTIKASI TASPEN BELUM LANCAR.
UNTUK MEMUDAHKAN pengambilan gaji oleh pensiun, TASPEN menciptakan alat bantu aplikasi yang dapat digunakan oleh setiap pensiun dengan menggunakan HP miliknya, atau meminjam HP orang lain sehingga untuk mengambil gaji, sang pensiun tidak perlu harus datang langsung ke Bank pembayar gaji, tetapi cukup datang ke ATM dan dengan kartu ATM yang dikeluarkan oleh Bank pembayar gaji kita, untuk itu kita cukup mendatangi ATM terdekat saja, dengan syarat kita membuka blokir gaji kita dengan menggunakan aplikasi dimaksud yang telah diciptakan oleh Taspen.
Setelah saya didata oleh taspen meliputi wajah, pipi kanan kiri, bahkan mulut dan suara, dan juga kedipam mata serta anggukan dan gelengan. maka saya sudah tercatat sebagai pemakai aplikasi Taspen yang sikenal dengan istilah otentikasi Taspen.
Memang kenyataannya pengguna mandiri aplikasi otentikasi Taspen hingga sekarang mayorirtas beluam tercapai, kecuali sedikit sekali. Bahkan kabarnya ada ada Bank yang sama sekali belum bergerak untuk memulai mendorong para pensiunan memiliki keterampilan menggunakan aplikasi otentivikasi Taspen.
Mungkin saya salah satu dari pensiunan PNS yang mengalami kegagalan untuk menggun akan aplikasi ini, sebenarnya saya sudah mencoba memanfaatkan aplikasi ini dan berhasil, tetapi bulan berikutnya saya gagal setelah mencoba beberapa kali ulang. dan saya terp[aksa meminta tolong dituntun oleh petugas yang memag telah ditunjuk oleh pihak Bank, alhamdulillah lancar, dan sayapun dapat memanfaatkan ATM untuk mengambil gaji saya bulan itu. Bulan Agustus 2019, kembali saya gagal membuka blokir gaji saya. Sehingga saya haruys kembali datang ke Bang Bayar yang saya pilih.
Mungkin karewna semua sibuk sehingga saya harus dipertemukan dengan seorang Satpam yang menggenggam sebuah HP Android yang memenuhi kwalifikasi untuk mengakses aplikasi otentikasi Taspen untuk membukakan blokir gaji saya, tetapi Satpam tersebut, gagal. Dan saya didaftarkan kepada petugas untuk di foto ulang, saya meminta keterangan apa sebenarnya persoalan yang sedang saya hadapi, karena bulan lau saya berhasil dibantu oleh seorang petugas, sedsang bulan sebelumnya justeru saya berhasil membukanya dengan mandiri , tentu saja cara seorang Satpam bicara adalah dengan aksen yang khas, sehingga sedikit ada ketegangan, untung seorang Satpam meilhat perselisihan kami berdua.
Satpam yang kedua ini berbaik hati membantu saya membukakan blokir gaji, sebuah HP ditangan kanan sang Satpam dan kami mulai mengikuti petunjuk antara lain memposisikan gambar muka pada kotak yang tersedia, lalu mengedipkan mata, lalu tengok kanan kiri, lalu mengangguk, lalu bukla mulit semua kami lakukan tentu saja sesuati petunjuk yang muncul pada aplikasi itu. Gagal dan kembali Satpam yang kedua memponis saya harus melakukan foto ulang. Dan saya benar benar diantar ke ruangan foto.
Sayapun menyerah dan tidak ingin bertanya dan bersitegang dengan Satpam, karena saya khawatir Satpam yang kedua ini juga memberikan penjelasam yang tak jelas. Sayapun tunduk, Namun celaka dua belas saya ditolak oleh petugas fopto, karena dia hanya melayani pensiunan yang memang belum pernah di foto. Sayapun menjadi panik, untung ada rekan si wanita juru foto itu berbaik hati dan memanggil saya lalu mengeluarkan HPnya dan membukakan aplikasi otentikasi Taspen dan saya dipersilakan untuk mengikuti petunjuk yang muncul di aplikasi itu.
Wanita tadi membantu membacakan perintah yang muncil diaplikasi. dan alhamdulillah, hanya satu dari peritah itu yang sempat ditolak dan bisa diulang. Alhamdulillah akhirnya semua perintah berhasil dilaksanakan dan blokir gaji sayapun terbuka. Sebenarnya saya ingin bertanya prihal kegagalan yang saya alami tadi, tetapi karena pengantri masih banyak lalu saya urungkan. Akhirnya saya bisa mengambil gaji. Alhamdulillah, Walaupun segudang pertanyaan menggelayut.
Nampaknya akan sulit bagi seorang pensiunan yang mengalami kesulitan atau kegagalan membuka secara mandiri aplikasi yang telah disiapkan oleh Taspen. Sepertinya tidak ada jalan lain bahwa para pensiunan itu berbaku bicara sesama pensiunan ketimbang meminta penjelasan kepada beberapa orang Satpam yang telah ditunjuk oleh pihak Bank, karena Satpam biasa dibangun mental untuk menguasai situasi yang hiruk pikuk. Masih jarang Satpam diajarkan full senyum, karena diperkirakan akan gagal menguasai situasi. Para pensiun jangan tanya kepada Satpam, tetapi akan lebih baik bertanya kepada sesama pensiunan yang selalu berhasil memanfaatkan aplikasi yang sejatinya dimaksudkan untuk menolong dan mempermudah urusan para pensiunan ini dalam mengambil gaji sebagai haknya.
Setelah saya didata oleh taspen meliputi wajah, pipi kanan kiri, bahkan mulut dan suara, dan juga kedipam mata serta anggukan dan gelengan. maka saya sudah tercatat sebagai pemakai aplikasi Taspen yang sikenal dengan istilah otentikasi Taspen.
Mungkin saya salah satu dari pensiunan PNS yang mengalami kegagalan untuk menggun akan aplikasi ini, sebenarnya saya sudah mencoba memanfaatkan aplikasi ini dan berhasil, tetapi bulan berikutnya saya gagal setelah mencoba beberapa kali ulang. dan saya terp[aksa meminta tolong dituntun oleh petugas yang memag telah ditunjuk oleh pihak Bank, alhamdulillah lancar, dan sayapun dapat memanfaatkan ATM untuk mengambil gaji saya bulan itu. Bulan Agustus 2019, kembali saya gagal membuka blokir gaji saya. Sehingga saya haruys kembali datang ke Bang Bayar yang saya pilih.
Mungkin karewna semua sibuk sehingga saya harus dipertemukan dengan seorang Satpam yang menggenggam sebuah HP Android yang memenuhi kwalifikasi untuk mengakses aplikasi otentikasi Taspen untuk membukakan blokir gaji saya, tetapi Satpam tersebut, gagal. Dan saya didaftarkan kepada petugas untuk di foto ulang, saya meminta keterangan apa sebenarnya persoalan yang sedang saya hadapi, karena bulan lau saya berhasil dibantu oleh seorang petugas, sedsang bulan sebelumnya justeru saya berhasil membukanya dengan mandiri , tentu saja cara seorang Satpam bicara adalah dengan aksen yang khas, sehingga sedikit ada ketegangan, untung seorang Satpam meilhat perselisihan kami berdua.
Satpam yang kedua ini berbaik hati membantu saya membukakan blokir gaji, sebuah HP ditangan kanan sang Satpam dan kami mulai mengikuti petunjuk antara lain memposisikan gambar muka pada kotak yang tersedia, lalu mengedipkan mata, lalu tengok kanan kiri, lalu mengangguk, lalu bukla mulit semua kami lakukan tentu saja sesuati petunjuk yang muncul pada aplikasi itu. Gagal dan kembali Satpam yang kedua memponis saya harus melakukan foto ulang. Dan saya benar benar diantar ke ruangan foto.
Sayapun menyerah dan tidak ingin bertanya dan bersitegang dengan Satpam, karena saya khawatir Satpam yang kedua ini juga memberikan penjelasam yang tak jelas. Sayapun tunduk, Namun celaka dua belas saya ditolak oleh petugas fopto, karena dia hanya melayani pensiunan yang memang belum pernah di foto. Sayapun menjadi panik, untung ada rekan si wanita juru foto itu berbaik hati dan memanggil saya lalu mengeluarkan HPnya dan membukakan aplikasi otentikasi Taspen dan saya dipersilakan untuk mengikuti petunjuk yang muncul di aplikasi itu.
Wanita tadi membantu membacakan perintah yang muncil diaplikasi. dan alhamdulillah, hanya satu dari peritah itu yang sempat ditolak dan bisa diulang. Alhamdulillah akhirnya semua perintah berhasil dilaksanakan dan blokir gaji sayapun terbuka. Sebenarnya saya ingin bertanya prihal kegagalan yang saya alami tadi, tetapi karena pengantri masih banyak lalu saya urungkan. Akhirnya saya bisa mengambil gaji. Alhamdulillah, Walaupun segudang pertanyaan menggelayut.
Nampaknya akan sulit bagi seorang pensiunan yang mengalami kesulitan atau kegagalan membuka secara mandiri aplikasi yang telah disiapkan oleh Taspen. Sepertinya tidak ada jalan lain bahwa para pensiunan itu berbaku bicara sesama pensiunan ketimbang meminta penjelasan kepada beberapa orang Satpam yang telah ditunjuk oleh pihak Bank, karena Satpam biasa dibangun mental untuk menguasai situasi yang hiruk pikuk. Masih jarang Satpam diajarkan full senyum, karena diperkirakan akan gagal menguasai situasi. Para pensiun jangan tanya kepada Satpam, tetapi akan lebih baik bertanya kepada sesama pensiunan yang selalu berhasil memanfaatkan aplikasi yang sejatinya dimaksudkan untuk menolong dan mempermudah urusan para pensiunan ini dalam mengambil gaji sebagai haknya.
KITA MEMBUTUHKAN SYARI'AH DALAM BERNEGARA.
SEBAGAI BANGSA YANGMAJEMUK kita membutuhkan Pemerintah yang memiliki kemampuan melindungi segenap bangsanya. Oleh karenanya maka kita harus membuat segala peraturan yang tidak bertentangan dengan keyakinan atau atau aturan agama yang dianut oleh masyarakat Bangsa, Pemerintah tampil sebagai pengayom, bukan sebaliknya ambil posisi berhadap hadapan atau berseberangan dengan rakyat yang menitipkan amanah kepadanya untuk mengelola agar bangsa ini mampu mencapai kenajuab bersama berdasarkan keyakinan agama yang mereka yakini kebenarannya.
Memang dipastikan bahwa dalam hal hal tertentu akan ada perbedaan yang cukup signifikan, maka tugas Pemerintah adalah untuk mencari titik persamaan bukan saling menidakkan, dengan mempertegas mana yang bersifat privasi dan mana pula yang bersifat sosial, sehingga tidak menggunakan cara yang saling menidakkan.
Tak mengapa kita sedikit berdebat, tetapi janganlah Pemerimtah ikut larut dalam dalam perdebatan itu, karena prinsip berdebat itu adalah ingin mencapai kemenangan, manakala Pemerintah ikut larut dalam perdebatan maka ujungnya akan menerapkan teori belah bambu, yaitu menidakka atau menginjak yang satu untuk menerima yang lain. Perdebatan adalah sesuatu yang memang tak dianjurkan dalam Agama Islam, karena perdebatan itu bukan mencari kesamaan, tetapi mencari kemenangan. Sedangkan yang kita butuhkan adalah kesamaan.
Pemerintah bisa dengan mengambil kecerdasan diskresi untul menyelesaikan masalah tampa harus menidakkan yang lain. Kemajemukan masyarakat bangsa adalah keniscayaan untuk dijadikan dasart penetapan kebijakan, dan bukan dengan cara menidakkan, dengan cara yang ditempuh oleh Pemerintahan Kolonial di masa penjajahan, yaitu dengan carai mencari cari delik sebagai dasar pelanggaran. Seperti hal yang pernah ditempuh oleh Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.
Tugar Negara adalah untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah serta warganya, bukan mengenyahkan atau menidakkan. Berdebatlkah sedikit untuk membuka jalan saling memahami antara satu dengan yang lain. Saling mempermudah mencari titik persamaan, bukan saling menciptakan kebuntuan, untuk mempertahan sattus quo.Menerapkan sistem syari'ah adalah cara yang paling aman, karena menjamin dan menghormati keyakinan yang lain.
Monday, August 5, 2019
NKRI BERSYARI'AH BERDASARKAN PANCASILA.
HASIL IJTIMA' ULAMA yang merumuskan akan memperjuangkan terwujudnya NKRI bersyari'ah berdasarkan Pancasila. seyogyanya tidaklah mengejutkan siapapun. Walaupun upaya memisahkan Islam di politik memang telah dilakukan secara brutal mulai dari dari Era Presiden Soekarno dan Soeharto. Banyak sekali tokoh Muslim yang segera dilepaskan dari Penjara paska kejatuhan Soekarno dan Soeharto tampa sarat karena memang penangkapan dan Pemenjaraan itu jelas jelas berutal dan tak berdasar. Namun harus diakui bahwa kedua Presiden ini memang telah berhasil merenggangkan jarak antara Islam dan Politik di Indonesia. Walaupun jelas jelas demikian besarnya jasa para ulama untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Yang memang sejak awal Pemerintah Kolonial telah berusaha keras memisahkan Ummat Islam dari dunia perpolitikan, namun Pemerintah Kolonial Gagal, karena ummat Islam semakin ditekan akan semakin bangkit. Presiden Jokowi nampaknya akan melanjutkan apa yang sudah dicontohkan oleh Presiden Soiekarno dan Soeharto, yaitu memusuhi Politik Islam. Pada era Soeharto upaya ini memang nyaris berhasil.
Sayang keberhasil menekan kekuatan politik Islam itu tidak disertai dengan membangun Politik Nasional yang memiliki kemampuan mengayomi semua masyarakat Bangsa Indonesia, tetapi justeru membuat subur sesuatu yang berbau asing. Dengan dalih Demokrasi dan HAM setidaknya. Asing dibuatkan pintu gerbang untuk masuk dan mengusai Indonesia dengan uangnya. Penguasa Indonesia banyak menangkapi tokoh tokoh Islam berdasarkan rekomendasi pihak asing. Retorika dan diksi yang diciptakan oleh asing selalu dipopulerkan oleh Penguasa untuk melumpuhkan Islam bukan hanya dari sisi politik, tetapi juga ekonomi.
Presiden Habibie mencoba mengawin antara antara gagasan keagamaan dan nasionalisme melalui Program Integrasi IMTAK dan IPTEK. Buru buru dipadamkan dengan cara menghambat Habibie berkuasa dengan cara menolak perttanggungjawabannya. Langkah langkah asing semakin tegar. Asing memiliki jumlah dana yang tak terbatas, sudah menjadi rahasia umum bahwa konsep konsep asing melalui fasul undang telah berhasil menggiring terjadinya amandeman UUD 1945, keberhasilan ini tentu sangat luar biasa, karena memiliki kemampuan merubah wajah Indonesia.
Sayang nampaknya asing lebih tak sabar lagi untuk mengusai Indonesia, sehingga sehingga terlalu banyak rekomendasinya yang membuat rakyat bersemangat menunjukkan perlawanannya, dan salah satu yang mulai nampak menggejala adalah bangkitnya keinginan untuk memformulasikan politik Islam dikancah politik nasional. Akan berhasilkan asing meredam semangat politik Islam ini, tentu membuithkan waktu yang panjang untuk melihat hasilnya.
Tetapi yang jelas dan dan tak perlu menunggu lama adalah kesengsaraan bagi rakyat dan Bangsa, ini dipastikan, ketia kita lengah dan memberikan kesempatan kepada asing dengan kejahtan dan keuangan mereka. Wallohua'lam bishowab.
Yang memang sejak awal Pemerintah Kolonial telah berusaha keras memisahkan Ummat Islam dari dunia perpolitikan, namun Pemerintah Kolonial Gagal, karena ummat Islam semakin ditekan akan semakin bangkit. Presiden Jokowi nampaknya akan melanjutkan apa yang sudah dicontohkan oleh Presiden Soiekarno dan Soeharto, yaitu memusuhi Politik Islam. Pada era Soeharto upaya ini memang nyaris berhasil.
Sayang keberhasil menekan kekuatan politik Islam itu tidak disertai dengan membangun Politik Nasional yang memiliki kemampuan mengayomi semua masyarakat Bangsa Indonesia, tetapi justeru membuat subur sesuatu yang berbau asing. Dengan dalih Demokrasi dan HAM setidaknya. Asing dibuatkan pintu gerbang untuk masuk dan mengusai Indonesia dengan uangnya. Penguasa Indonesia banyak menangkapi tokoh tokoh Islam berdasarkan rekomendasi pihak asing. Retorika dan diksi yang diciptakan oleh asing selalu dipopulerkan oleh Penguasa untuk melumpuhkan Islam bukan hanya dari sisi politik, tetapi juga ekonomi.
Presiden Habibie mencoba mengawin antara antara gagasan keagamaan dan nasionalisme melalui Program Integrasi IMTAK dan IPTEK. Buru buru dipadamkan dengan cara menghambat Habibie berkuasa dengan cara menolak perttanggungjawabannya. Langkah langkah asing semakin tegar. Asing memiliki jumlah dana yang tak terbatas, sudah menjadi rahasia umum bahwa konsep konsep asing melalui fasul undang telah berhasil menggiring terjadinya amandeman UUD 1945, keberhasilan ini tentu sangat luar biasa, karena memiliki kemampuan merubah wajah Indonesia.
Sayang nampaknya asing lebih tak sabar lagi untuk mengusai Indonesia, sehingga sehingga terlalu banyak rekomendasinya yang membuat rakyat bersemangat menunjukkan perlawanannya, dan salah satu yang mulai nampak menggejala adalah bangkitnya keinginan untuk memformulasikan politik Islam dikancah politik nasional. Akan berhasilkan asing meredam semangat politik Islam ini, tentu membuithkan waktu yang panjang untuk melihat hasilnya.
Tetapi yang jelas dan dan tak perlu menunggu lama adalah kesengsaraan bagi rakyat dan Bangsa, ini dipastikan, ketia kita lengah dan memberikan kesempatan kepada asing dengan kejahtan dan keuangan mereka. Wallohua'lam bishowab.
Subscribe to:
Posts (Atom)