![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdD3KmtV5pqzhSA3PrEE8A0vBzaeN5i45WoR_k2PVKXXVcKRupyMO9Hi-wFD9jnyZ0nF4uCGfy4RbfEuAqQ-eTUtwhZr7apY7h8SVTb5oExAAHtyWTP6tturaOxUTBfQcVQJA2AGCn5ZI/s320/New+Picture.bmp)
Dunia usaha itu adalah dunia kapital, yang manakala tidak dibatasi oleh regulasi yang ada, aturan yang diberlakukan oleh Pemeruintah, maka dunia usaha itu akan berbuat sekejam kejamnya, demi keuntungan sebanyak banyaknya. Manakala itu yang terjadi makaakan sangat tak sebanding dengan CSR yang diidam idamkan oleh Penguasa, itu kritik Roky gerung yang kerap menyebut para Penguasa dan politisi dungu. Yang hingga kini sulit bagi para politisi dan Penguasa menghindari gelar yang tak elok itu agar tak melekat pada mereka.
Tetapi entahlah mengapa justeru Pemerintah sangat gemar bergandengan tangan dengan Pengusaha Terlalu banyak alasan mengapa mereka harus bergandeng tangan dengan pihak yang gemar dan terampil memposisikan doroi sebagai aligarki itu. setelah mereka dekat demgam penguasa, mereka akan mampu menguasai Penguasa. Dana yang besar yang dimiliki oleh pengusaha ibarat gulali bagi penguasa terbilang kecil ditinju dari kepemiliukan modal.
Bisa kita pahami mengapa dulu Muhammad SAW di seting menjadi Saudagar sukses, beliau memberikan contoh bagimana menjadi Saufagar yang bermoral. Ternyata memang dunia bisnis selalu saja kesulitan mempertahan nilai etik untuk menjaga keutuhan bersama. Insting pengusaha adalah meraih untung yang sebesar besarnya, terlebih setelah berhasil menggandeng penguasa, di lain pihak penguasa gemar bermain mata dengan mempersilkana para pemilik modal itu membentuk aligarki.
No comments:
Post a Comment