KASIAN SUKMAWATY, ilmunya cetek, sehingga Dia tak habis fikir bagaimana mungkin ada rakyat Indonesia yang memuja muja Nabi Muhammad SAW. Padahal di mata Sukmawaty jasa Nabi Muhammad sangat tak sebanding jasanya untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia sangat tak sebanding dibanding jasa besar Soekarno yang juga kita kenal sebagai Presiden yang pertama bahkan beliau juga yang membacakan Proklamasi, di mana peran Muhammad SAW, sangat tak mampu Sukmawaty memahaminya, menurutr beliau bagaimana mungkin hadir Nama Muhammad yang tak hadir dalam perang Kemerdekaan.
Dan harus dicari cara agar Nama Sokarno lebih banyak disebut sebit oleh rakyat yang beragama Islam, disebut pada saat ahzan, disebut pada saat sholat, disebut sebut pada saat sholat, pada saat berdoa, pada saat terjadi pernikahan, pada saat terjadi kelahiran, pada saat khitanan, pada saat lematian. Lalu nama Soekarno mana ... ?. Demikian setelah saya mencaoba ingin menyelami perasaan Sukmawati sebagai putri Proklamator itu. Laslu wajarkah Sukmawati berujar demikian. Wajar .... karena Sukmawaty itu gagal paham apa arti negara, arti Bangsa, lalu Dia juga gak pahaman arti manusia. Di otaknya hanya satu ... Sokekarno, sebagai sesuatu yang segalanya.
Janganlah yer;a;u berharap banyak kepada Sukmawaty, tak perlu menitip pesan kepada kepada Sukmawaty tak akan mampu disampaikannya secara utuh. Itu jika tak ingin kami menuduh karena memang sengaja mempecundangi Sukmawaty, dengan memanfaatkan segala kekurangannya. Jika cinta dan berterima kasih kepasa Sukarno, janganlan anak keturunannya dikerjai untuk berbenturan dengan siapapun, karena bukan keuntungan yang akan kita raih, tetapi tak terjadi perpecaganpun sudak laya kita bersyukur.
Sebagai Warganegara RI saya ingin agar almarhum Sukarno tetap dimulyakan semanapun kekeliruan pemikiran politiknya pada masa lalu yang berakhir pada kejatuhannya dari dari jabatan yang sesungguhnya telah diputuskan sebagai Presiden seumur hidup itu. Tetapi janganlah kiranya ada pihak yang menggiring agar terjadi benturan antar sesama rakyat dengan cara membenadingkan Nabi Muhammad SAW di mana ummat Islam diwajibkan memberikan salam khusu kepada beliau. Tentu saja tampa mengurangi rasa hormat kepada Proklamator itu.
Menyematkan gelar kebodohan kepasa Sukmawaty itu pertanda sayang kepada Sukmawaty, bila bukan itu maka Ia akan berhadapan dengan aqidah, terkait keimanan. Ada pihak tersembunyi yang memanfaatkan kebodoihan Sukmawati sebagai teskis tentang reaksi ummat Islam manakala Muhammad SAW di usik. Alhamdulillah reaksi ummat Islam adalah marah, hati kami sejatinya sangat mendidih.
No comments:
Post a Comment