Showing posts with label Barbaiki Sholat Kita. Show all posts
Showing posts with label Barbaiki Sholat Kita. Show all posts

Tuesday, November 28, 2017

Tahyatul Masjid Di Saat Khotib Membacakan Khutbahnya. Butuh Pertimbangan Keelokan.

Memanfaatkan waktu istirahat setelah sholat Dzuhur di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung,  tibalah pembicaraan pada sholat Sunnat Tahyatul masjid atau sunnat qobliyahJumat pada saat Tahyatul masjid ketika Khatib telah memulai membacakan Khutbahnya. Perbedaan hanya masalah keelokan saja,  Bagi mereka yang terlambat datang silakan saja melaksanakan sholat tahyatul masjid, namun demikian keelokan harus dijaga, dan bila perlu, manakala mengalami keterlambatan maka utama menyimak khutbah kata sebagian pendapat,  tetapi pendapat yang lain justeru itu yang paling elok, yaitu sholat tahyatul masjid sebelum duduk di masjid.

Sholat tahyatul masjid itu adalah sesuatu yang dipentingkan, Rasulullah SAW pernah menyuruh seorang Sahabat yang terlambat ke Masjid untuk sholat Jum'at, karena sudah mulai khutbah sahabat tersebut langsung duduk. Pada saat itu Rasulullah menegurnya dan mempersilakannya shotat tahyatul masjid dua rokaat secara ringan, artinya hanya melaksanakan dan membaca yang wajibnya saja.

 Dalam Riwayat Muslim disebutkan : 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِىُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْطُبُ فَجَلَسَ فَقَالَ لَهُ « يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا – ثُمَّ قَالَ – إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا ».

Artinya : Dari Jabir Bin Abdullah Ia berkata, Sulaik Al Ghatafani datang pada hari Jum'at dan Rasulullah SAW sedang berkhutbah, lantas Sulaik masuk masjid langsung duduk  "Rasulullah SAW di tengah khutbahnya berkatapadanya " Wahai Sulaik, berdirilah dan lakukanlah sholat dua rokaat, kerjakanlah sekedar yang wajib saja dalam dua rokaat tersebut. Kemudian Ia berkata : "Jika salah seorang diantara kalian datang hari Jum'at  dan Imam sedang berkhutbah, maka lakukanlah sholat dua rokaat namun cukupkanlah dengan yang wajibnya saja (ringankan, ringkaskan, Penj) (HR Muslim No 875)

Walaupun demikian para ulama sepakat memahami nahwa perintah ini hanya sunnat hukumnya. Sehingga ada perbedaan dalam pelaksanaannya, ada sebagian ulama yang berpendapat walaupun disunnatkan, tetapi dalam pelasanaannya harus mempertimbnagkan berbagai keelokan. Umpama, jangan sampai karena melaksanakan shollat sunnat, iya kehilangan pemahaman akan inti khutbah yang sesungguhnya diwajibkan mendengar dan menyimaknya. Kalaupun akan melaksanakan sholat yang disunnatkan itu hendaknya ambil posisi yang tidak akan mengganggu jama'ah yang laim dalam menyimak khutbah, karena tidak semua jama'ah memiliki tipe audia dalam memmberikan tanggapan informasi, tetapi juga banyak yang memiliki tipevisual, yang akan lebih memahaminya manakala melihat langsung sang khatib yang membacakan khutbahnya. Dan jangan pula memaksakan diri untuk sholat tahyatul Masjid ketika khatib menyampaikan bagian akhir dari khutbahnya, yaitu doa. Ingat bahwa menyimak khutbah itu wajib, dan sholat tahyatul masjid adalah sunnat. Namun demikian janganlah juga menyalahkan dan melarang mereka yang akan melaksanakan sholat sunnat tahyatul masjid, kendatipun khatib sedang membacakan khutbahnya, hadits tersebut di atas adalah merupakan alasan yang sangat kuat.






Sunday, November 19, 2017

MELAMAKAN SUJUD TERAKHIR


Dr. Bukhori A. Shomad sebagai tokoh intelektual yang merupakan Jamaah Musholla Al Jihad Perumahan Korpri Bandart Lampung sudah lama menganjurkan untuk melamakan sujud terakhir pada setiap sholat,  itu disampaikannya dalam suatu tausiah ynag disampaikanya kepada para jama'ah musholla, bahkan beliau sendiri memeraktekkannya pada saat berkesempatan menjadi Imam, selain untuk dijadikan kode kepada makmum bahwa itu adalah rokaat dan sujud  terakhir, juga agar dijadikan kesempatan untuk membaca serangkaian doa yang memang banyak dipraktekkan oleh banyak ulama. Banyak juga jama'ah yang merasa seolah ini sesuatu yang baru. Padahal sejak dahulu banyak ulama yang memeraktekkannya

Sebagaimana kita ketahui bahwa memang saat sujud termasuk saat yang kita sedang dekat dengan Allah, maka alangkah  baiknya manakala saat itu kita isi dengan doa, seperti disebutkan dalam sebuah hadits :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah)

Tetapi benarkah pada sujud terakhir itu dianjurkan untuk dilakukan lebih lama dari sujud sujud lainya, dikatakan tidak juga, sebagaimana ditulis diatas bahawa itu dijadikan kode agar makmum tahu bahwa sujud yang dilakukan adalah sujud yang terakhirt, tetapi dalam kesempatan itu akan lebih baik bila diisi dengan doa. 

Tetapi kita juga harus tahu bahwa memang Rasulullah dalam sholatnya biasa memperlambat di beberapa saat, antara lain yaitu pada saat ruku, sujud, bangkit dari riku' dan pada saat duduk antara dua sujud, begaimana disebutkan. 
Al Baro’ bin ‘Azib mengatakan,

كَانَ رُكُوعُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَسُجُودُهُ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ

Ruku’, sujud, bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471)

Alhamdulillah saya perhatikan bahwa para imam di musholla kecil itu  sudah banyak yang memeraktekkannya, namun demikiam masih juga ada secara bisik bisik bertanya, takut takut bila pertanyaannya dianggap keliru atau menentang informasi dan sumber,  perlu saya teghaskan bahwa sesungguhnya tidak ada pertentangan pendapat untuk memanfaatkan membaca pada saat sujud, suku', bangkit dari ruku' atau duduk diantara dua sujud, yang menjadi perbedaan hanya lebih melamakan sujud pada sujud yang terakhir, karena sujudnya Rasulullah justeru semua panjang dan lama. Rasulullah usteru kakinya bengkah bengkak akibat melaksanakan sholat. Dengan demikian saya katakan bahwa ketika Imam memanjangkan sujudnya maka dia sesungguihnya memiliki alasan yang juga kuat, Maka ikutilah. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadits : 

إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ

Imam itu diangkat untuk diikuti, maka janganlah diselisihi.” (HR. Bukhari no. 722, dari Abu Hurairah)

Maka janganlah sekali kali mempersoalkan Imam sholat selama apa yang dilakukan memiliki alasan dan petunjuk dari Rasulullah Muhammad SAW. Hanya masalahnya imam membaca doa disaat sijid terakhir, seolah memanjangkan jujud terakhir, belum mencapai petunjuk dan apa yang dicontohkan oleh Rasul SAW. Jadi tak perlu lagi dipertanyakan, dan jangan menggaduhkannya. Seperti maksud hadits di atas. 

Bahkan sebaliknya manakala imam memanjangkan atau melamakan sujud terakhir pada sholat yang dipimpinnya maka manfaatkanlah membaca doa yang pendek, agar kita telah menyelesaikan doa kita pada saat imam menyudahi sujudnya. Ada pertanyaan dari seorang jama'ah bisakah kita lebih memilih doa doa dari Al-Quran, bukankah doa dari Al-Quran itu lebih baik dan lebih benar. Pertanyaan ini bagus dan menarik, saya meyakini sipenanya sebenarnya memiliki wawasan yang cukup tentang hal ini, karena ketika saya menjawab pertanyaan beliau, sipenanya meminta saya menyertakan hadist pada jawaban itu. Baiklah, dalam tulisan ini saya sertakan sebuah hadits yang di sampaikan Ali Bin Abhi Thalib sebagai 


نَهَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk membaca (ayat Al-Qur’an) ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Muslim no. 480)

Jika membaca al-Quran pada saat ruku' dan sujud dilarang maka bagaimana jika kita membaca doa pada saat sujud atau ruku' dengan mengambil doa doa dari cuplikan alquran, perlu saya sampaikan bahwa  ada juga ulama yang menggunakan doa doa dari ciplikan al-quran. Contoh doa yang diciplik dari Al-Quran adalah sebagai berikut : 

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).
Atau do’a agar diberikan keistiqamahan,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)


Dari berbagai literatur disampaikan bahwa banyak ulama yang membolehkan membaca doa doa yang merupakan cuplikan dari al-Quran  pada saat sujud ataupun ruku', tetapi dalam membaca dengan niat  berdoa bukan membaca al-Quran. Tetapi diriwayatkan bahwa ada juga Rasul memberikan contoh doa yang dibacanya ketika sujud 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ


 Ya Allah ampnilah dosa-dosaku semua, baik yang halus atau yang jelas, yang awal dan yang akhir, dan yang terang-terangan dan yang tersembunyi.” (HR. Muslim No. 1112)

Ada kecenderungan para jama'ah menggunakan doa selain yang diajarkan oleh Ust Dr. Bukhori A Shomad juga ternayata kini banyak beredar di medsos, doa tersebut adalah seperti di bawah ini :


1.        Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khootimah 

                                 اللهم إني أسألك حسن الخاتمة

2.     Allahumma inni as’aluka husnal  Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”2. Mintalah Agar Kita Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat 

                                   اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت

Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal  Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3.        Mintalah Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanya 

                                       اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala  Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”


 

Kepada para jama'ah Musholla Aljihad, ada sejumlah ilmuan dan ulama di Musholla Aljihad pada saat ini antara lain, 1. Dr. Bukhori A. Shomad, 2. Drs. Muslimin, MA dan Ust. Bainal Huri Halim.M.Kom.  Beliau ini memberikan tausiyah secara bernatianm sesuai dengan jadual yang ditentukan oleh panmitia.