Dr. Bukhori A. Shomad sebagai tokoh intelektual yang merupakan Jamaah Musholla Al Jihad Perumahan Korpri Bandart Lampung sudah lama menganjurkan untuk melamakan sujud terakhir pada setiap sholat, itu disampaikannya dalam suatu tausiah ynag disampaikanya kepada para jama'ah musholla, bahkan beliau sendiri memeraktekkannya pada saat berkesempatan menjadi Imam, selain untuk dijadikan kode kepada makmum bahwa itu adalah rokaat dan sujud terakhir, juga agar dijadikan kesempatan untuk membaca serangkaian doa yang memang banyak dipraktekkan oleh banyak ulama. Banyak juga jama'ah yang merasa seolah ini sesuatu yang baru. Padahal sejak dahulu banyak ulama yang memeraktekkannya
Sebagaimana kita ketahui bahwa memang saat sujud termasuk saat yang kita sedang dekat dengan Allah, maka alangkah baiknya manakala saat itu kita isi dengan doa, seperti disebutkan dalam sebuah hadits :
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Yang paling dekat
antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah
do’a ketika itu.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah)
Tetapi benarkah pada sujud terakhir itu dianjurkan untuk dilakukan lebih lama dari sujud sujud lainya, dikatakan tidak juga, sebagaimana ditulis diatas bahawa itu dijadikan kode agar makmum tahu bahwa sujud yang dilakukan adalah sujud yang terakhirt, tetapi dalam kesempatan itu akan lebih baik bila diisi dengan doa.
Tetapi kita juga harus tahu bahwa memang Rasulullah dalam sholatnya biasa memperlambat di beberapa saat, antara lain yaitu pada saat ruku, sujud, bangkit dari riku' dan pada saat duduk antara dua sujud, begaimana disebutkan.
Al Baro’ bin ‘Azib
mengatakan,
كَانَ رُكُوعُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَسُجُودُهُ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ
“Ruku’, sujud,
bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan
thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471)
Alhamdulillah saya perhatikan bahwa para imam di musholla kecil itu sudah banyak yang memeraktekkannya, namun demikiam masih juga ada secara bisik bisik bertanya, takut takut bila pertanyaannya dianggap keliru atau menentang informasi dan sumber, perlu saya teghaskan bahwa sesungguhnya tidak ada pertentangan pendapat untuk memanfaatkan membaca pada saat sujud, suku', bangkit dari ruku' atau duduk diantara dua sujud, yang menjadi perbedaan hanya lebih melamakan sujud pada sujud yang terakhir, karena sujudnya Rasulullah justeru semua panjang dan lama. Rasulullah usteru kakinya bengkah bengkak akibat melaksanakan sholat. Dengan demikian saya katakan bahwa ketika Imam memanjangkan sujudnya maka dia sesungguihnya memiliki alasan yang juga kuat, Maka ikutilah. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadits :
إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ
“Imam itu diangkat
untuk diikuti, maka janganlah diselisihi.” (HR. Bukhari no. 722, dari Abu
Hurairah)
Maka janganlah sekali kali mempersoalkan Imam sholat selama apa yang dilakukan memiliki alasan dan petunjuk dari Rasulullah Muhammad SAW. Hanya masalahnya imam membaca doa disaat sijid terakhir, seolah memanjangkan jujud terakhir, belum mencapai petunjuk dan apa yang dicontohkan oleh Rasul SAW. Jadi tak perlu lagi dipertanyakan, dan jangan menggaduhkannya. Seperti maksud hadits di atas.
Bahkan sebaliknya manakala imam memanjangkan atau melamakan sujud terakhir pada sholat yang dipimpinnya maka manfaatkanlah membaca doa yang pendek, agar kita telah menyelesaikan doa kita pada saat imam menyudahi sujudnya. Ada pertanyaan dari seorang jama'ah bisakah kita lebih memilih doa doa dari Al-Quran, bukankah doa dari Al-Quran itu lebih baik dan lebih benar. Pertanyaan ini bagus dan menarik, saya meyakini sipenanya sebenarnya memiliki wawasan yang cukup tentang hal ini, karena ketika saya menjawab pertanyaan beliau, sipenanya meminta saya menyertakan hadist pada jawaban itu. Baiklah, dalam tulisan ini saya sertakan sebuah hadits yang di sampaikan Ali Bin Abhi Thalib sebagai
Dari berbagai literatur disampaikan bahwa banyak ulama yang membolehkan membaca doa doa yang merupakan cuplikan dari al-Quran pada saat sujud ataupun ruku', tetapi dalam membaca dengan niat berdoa bukan membaca al-Quran. Tetapi diriwayatkan bahwa ada juga Rasul memberikan contoh doa yang dibacanya ketika sujud
نَهَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku
untuk membaca (ayat Al-Qur’an) ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Muslim no. 480)
Jika membaca al-Quran pada saat ruku' dan sujud dilarang maka bagaimana jika kita membaca doa pada saat sujud atau ruku' dengan mengambil doa doa dari cuplikan alquran, perlu saya sampaikan bahwa ada juga ulama yang menggunakan doa doa dari ciplikan al-quran. Contoh doa yang diciplik dari Al-Quran adalah sebagai berikut :
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
(QS. Al-Baqarah: 201).
Atau do’a agar diberikan
keistiqamahan,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)
Dari berbagai literatur disampaikan bahwa banyak ulama yang membolehkan membaca doa doa yang merupakan cuplikan dari al-Quran pada saat sujud ataupun ruku', tetapi dalam membaca dengan niat berdoa bukan membaca al-Quran. Tetapi diriwayatkan bahwa ada juga Rasul memberikan contoh doa yang dibacanya ketika sujud
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ
“Ya Allah ampnilah dosa-dosaku semua, baik yang halus
atau yang jelas, yang awal dan yang akhir, dan yang terang-terangan dan yang
tersembunyi.” (HR. Muslim No. 1112)
Ada kecenderungan para jama'ah menggunakan doa selain yang diajarkan oleh Ust Dr. Bukhori A Shomad juga ternayata kini banyak beredar di medsos, doa tersebut adalah seperti di bawah ini :
اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
2. Allahumma inni
as’aluka husnal Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU
husnul khotimah”2. Mintalah Agar Kita Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum
Wafat
اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت
Allahummarzuqni taubatan nasuha
qoblal Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha
(atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”
3.
Mintalah Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanya
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit
qolbi ‘ala Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik
hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”
Ada kecenderungan para jama'ah menggunakan doa selain yang diajarkan oleh Ust Dr. Bukhori A Shomad juga ternayata kini banyak beredar di medsos, doa tersebut adalah seperti di bawah ini :
1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khootimah
No comments:
Post a Comment