Itu pernyaan sudah saya Batak atau Medankan. Tetapi itulah kira kira yang dinyatkan seorang anggota jama'ah kami di Musolla Al Jihad. Dia bercerita suatu waktu Ia sholat di Musholla lain bacaan Imamnya enak sekali sehingga saya terlena dan lupa baca Al-Fatihah. Dan pernah aku juga diimami oleh Imam yang sama sekali tak menyamankan telinga mendengarnya, sehingga tak sabar aku akanmembaca Fatihahku secara lebih baik dari Imam katanya penuh ke hati hatian. Kebetulan yang cerita ini memiliki pengetahuan keagamaan yang saya anggap di atas rata rata, dan tak layak disebut terlalu awam. Apa yang sesungguhnya Ia tanayakan itu, apakah terkait dengan bacaan fatihah bagi makmum sholat yang imam menzaharkan bacaan fatihah dan ayatnya, atau terkait prasyarat jadi imam dari segi kebagusan bacaan. Kali ini saya anggap saja ini terkait membaca al-Fatihah dibelakang imam.
Dipastikan agak sulit menjelaskan pertanyaan ini kecuali kita netral dan membenarkan pendapat pendapat ulama yang berkembang. Di satu pihak kita diharuskan membaca al-Fatihah, dan dip[ihak lain kita harus mendengarkan Imam, karena bacaan kita telah diwakilkan oleh Imam. Teytapi nampaknya ada juga Imam yanhg bijak, beliau berhenti membaca setelah al fatihan, seperti memberikan kesempatan kepada makmum membaca al-Fatihah.
No comments:
Post a Comment