TIDAK Terlalu banyak orang orang yang mengikuti perkembangan perdebatan pendapat para ulama tentang musik dam lagu, tetapi belakangan ini muncul kembali perdebatan itu, banyak diantaranya yang benar benar terhenyak karena selama ini dia hidup selalu dihibur aleh aneka musik dan lagu belakangan baru mendengar itu hukumnya haram, semenatara dia tak tahu bahwa ada juga ulama yang menghalalkan lagu dan musik musik Islami, lalu mengepa mereka menhalalkan dan mengapa pula diharamkan. Namun tulisan ini tidak menjawab secara fikih melainkan hanya sekelumit, atau lebuh kelumit lagi, atau kelumit se kelumit lumitnya. Yah tulisan ini tak akan mampu melegakan bagi mereka yang ingin mendalami hukum musik dan lagu, kepada yang ingin mendalaminya maka sekalilagi tulisan ini tak akan memiliki arti apapun atas apa yang anda cari. Alias bukan di sini jawabannya.
Jangan dikira daerah kelahiran Muhammad Rasulullah SAW yang selama ini disebut sebagai jaman jahiliyah, lalu mereka hidup susah dan tak memiliki peradaban sama sekali.tidak. Jika para ahli bahasa mengatakan bahwa tanda tanda bangsa maju adalah mereka sangat mengagumi karya seni terkait bahasa, maka ketahuilah bahwa pada saat itu masyarakat sekitar Makkah sangat mengagungkan karya seni terkait bahasa, bahkan berlebihan, mereka yang terdiri dari kelompok kelompok suku itu, manakala ada pujanga dari sukunya berhasil menyusun sebuah gubahan karya seni bahasa dan berhasil dipasang di sekitar dindang ka'bah maka beramai ramai mereka ingin membacanya, mereka melaksanakan putry reading, bila perlu mereka menghapalkannya dan menjadikannya dalil pembenaran terhadap pendapat yang tersimpan dalam naskah itu. Manakala terjadi silang pendapat, maka isi naskah itu mereka jadikan dalil pembenaran pendapat mereka. Bukan hanya syair belaka, tetapi mereka gubah sebagai lagu, dan mereka iringi dengan musik.
Bagaimana keterampilan merega mengubah syair lagu akan nampak sisanya dalam indahnya syair di bawah ini.
ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ
Ya Nabi Salam ‘Alaika
(Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu)
ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ
"Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaika"
(Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu)
ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ
"Yâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaika"
(Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu)
ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ، ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ
"Asyroqol badru ‘alainâ, fakhtafat minhul budûru"
(Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama lainnya)
ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ، ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ
"Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri"
(Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah
(Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu)
ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ
"Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaika"
(Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu)
ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ
"Yâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaika"
(Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu)
ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ، ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ
"Asyroqol badru ‘alainâ, fakhtafat minhul budûru"
(Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama lainnya)
ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ، ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ
"Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri"
(Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah
ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ ، ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ
"Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin"
(Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya)
ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ ، ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ
"Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri"
(Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati)
ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ، ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ
"Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ ‘arûsal-khôfiqoini"
(Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia))
ﻳﺎ ﻣﺆﻳﺪ ﻳﺎﻣﻤﺠﺪ ، ﻳﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺒﻠﺘﻴﻦ
"Yâ mu-ayyad yâ mumajjad, yâ imâmal qiblataini"
(Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat)
"Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin"
(Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya)
ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ ، ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ
"Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri"
(Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati)
ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ، ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ
"Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ ‘arûsal-khôfiqoini"
(Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia))
ﻳﺎ ﻣﺆﻳﺪ ﻳﺎﻣﻤﺠﺪ ، ﻳﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺒﻠﺘﻴﻦ
"Yâ mu-ayyad yâ mumajjad, yâ imâmal qiblataini"
(Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat)
Ini sebagai contoh pada itu betapa masyarakat terampil membuat lagu pujian. Tetapi syair diatas berdasarkan informasi yang diterima dari Rasulullah Muhammad SAW yang mereka inginkan ada ditengah tengah mereka di Kota Madinah. Kedatangan Rasul pada saat itu disambut dengan nyanyian yang begitu menggema yang syairnyakira kira seperti tersebut di atas. Syair dan lagu itu dari waktu lewaktu banyak dinyanyikan dan tulis ulang, bahkan akhir akhir ini direkam ulang, dalam berbagai gubahan, tetapi tetap senafas dengan syair tersebut. Kelahiran anak anak kecilpun di Indonesia biasa disambut dengan kalimat itu.
Syair yang mereka pantunkan itu walaupun sudah dialih bahasakan masih sangat terasa keindahannya. Sair itu memang memberikan pengaruh yang luar biasa. Melalui syair syair itu memang bermunculan hikmah, dan bayan diantaranya juateru ada yang mengandung sihir. Itulababnya muncul sebuah hadits yang mengatakan bahwa : Sesungguhnya diantara syair ada hikmah, dan diantara bayan ada syihir" Itu berlangsung hingga saat ini, Kemampuan membuat hikmah dan sihir itu nampaknya berlaku hingga sekarang.
Dalam pribahas, dalam kata kata mutiara, bahkan di dalam kearifan sosial dan tradisional, sekalipun hanya keluar dari renungan renungan dan bahkan mungkin hanya hayalan belaka, tampa menyandar kepada sebuah data dan pristiwa, tetapi penganutnya bisa banyak. Dab bahkan manakala dipadu dengan ketinggian seni musik yang memenuhi standar estettika, juga pada masa modern ini juga bisa menyihir para pengidolanya, bahkan mereka bisa histeris.
Banyak sekali pristiwa pristiwa pagelaran seni. show yang dilakukan penyanyi penyanyi terkenal yang berhasil membuat para pengagumnya menjadi histeris. Dan karena sulit masing masing mengendalikan dirinya, sehingga sejumlah orang tertinjak injak ditengah tengah sesaknya penonton, sehingga korban jiwapoun tak terelakkan. Bila memperhatikan pristiwa pristiwa tragis terkait syair lagu dan musik, maka wajar saja bila musik dan nyanyi itu diharamkan. Tetapi para ulama tidak sepakat bulat, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju, tentu memiliki alasan masing masing.
No comments:
Post a Comment