Asli ini hanya catatan ringan, atau mungkin catatan gombal, gombal artinya kain bekas yang hanya pantas di bikin lap ditempat tempat yang kotor, bukan temapt bersih, karena gombal yang lap ke tempat yang bersih akan mengencam kebersihanmedia yang sedang dibersihkan pakai gomal itu, saya berharap semoga catatan gomal yang tidak membuat kotor. Mohon ampun kepada Allah dan mohon maaf kepada semua pihak. Tetapi kasus ini sungguh menurut hemat saya ini juga mengandung pembelajaran bagi siapa saja yang berniat mengambil pembelajaran dalam kasus ini, walaupun bisa juga akan berkembanga menjadifitnah, bagi siapa saja yang memang menyebar fitnah.
Alkisah di lingkungan kami dahulu tahun 1995 mendirikan musholla kecil, begitu jadi langsung dipakai sholat lima waktu, dan istimewanya pada bulan puasa Romadhon juga diselenggarakan ceramah keagamaan baik di waktu sholat tarawih maupun subuh. Tarawih diisi oleh Bapak Bapak dan sholat subuh ceramah diisi oleh para pemudan Mahasiswa. Ilmu keagamaan kami relatif sama dan seimbang. Tak ada yang diistimewakan, hanya saja ada orang orang tertentu yang diberikan hafal yang lebih baik, serta pandai berdoa, yang pandai berdoa tak keberatan masyarakat menyebutnya kiyai, walaupun secara definisi serta pengertian umum itu akan beda. Semua berjalan lancae bertahun tahun, sampai dalam pemahaman ya begitulah kehidupan beragama.
Sampai datangnya seorang jama'ah baru yang banyak memberikan pemahaman dan pandangan beragama, secara keilmuan jamaah yang bersangkutan sangat jauh di atas rata rata. Pergesekanpun mulai terjadi ketika ketika entah awal mulanya bagaimana, tau tau jama'ah tak lagi melaksanakan yasinan malam jum'at ba'da magrib, padahal semula setiap malam jum'at khususnya jama'ah sedikit meningkat jumlahnya.Secara diam diam sebenarnya saya sedang menghayalkan akan melaksanakan sedikit ceramah yang ringan ringan, sekedar pengisi waktu menjelang Isya, tetapi siapa pengisinya, itu menjadi persoalan tersendiri sehingga tak kesampaian.
Masalah yang paling menghebohkan justeru adalah ketika ada usul perubahan dalam sistem sholat taraweh, yang semula empat rokat salam empat rokaat salam, Sebelumnya kami biasa sholat tarawih sebanyak 11 rokaat, termasuk tiga witir dalam sekali salam. Selkama setahun saya masih memiliki kemampuan untuk mempertahankan sistem itu, hanya pertimbangan agar tidak membingungkan jama'ah yang memang telah terbiasa dengan sistem empat rokaat salam, empat rokaat salam, ditambah tiga rokaat salam witir. Sehingga jumlahnya adalah 11 rokaat.
Bagi saya secara pribadi sangat tidak masalah, karena saya pernah menjadi jama'ah di masjid yang melaksanakan sholat taraweh dengan sistem dua rokaat salam, dua rokaat salam, dilain waktu saya juga pernah menjadi jama'ah di masjid yang menyelenggarakan dengan sistem empat rtokat salam,empat rokaat salam. Dan tidak menjadi masalah bagi saya, karena sepengetahuan saya memang masing masing memiliki alasan sebagai dasar hukumnya. Pada bulan puasa sebelumnya, dalam beberapa kali kesempatan saya mengisi kultum saya menjelaskan bahwa sebagai pewaris dari pengurus sebelumnya saya ingin mempertahankan sistem empat rokat salam empat rokaat salam dan witir dengan tiga rokaat salam, apalagi itu telah diberlakukan selama bertahun tahun. Para imam yang ditunjukpun kebingungan karena nampaknya para imampun seperti merasa telah diultimatum.
Tahun berikutnya, saya tidak lagi sebagai Ketua di Musholla itu maka Perubahan Sistem mutlak dilaksanakan, Ketua yang baru menyampaikan ada dua hal mengapa diadakan perubahan (1) Di Masjidil Harom saja dilaksanakan taraweh dua rokaat salam, mengapa kita harus ngarang ngarang dengan empat rokaat, (2) Yang kedua sholat wajib saja ada tahyatul awal, kenapa tarawih yang sunnat tidak memakai tahyatul awal, (3) ketiga sholat wajihb saja untuk rokaat ketiga dan empat tidak membaca surat, mengapa tarawih membaca surat di rokaat tiga dan empat. Berdasarkan pengamatan dan pertimbangan seperti tersebut di atas maka maka kita mafhum, berarti ada keterbatasan pemahaman. Tetapi tentu saja ada jama'ah yang sangat memahmi alasan alasan.
Tahun itu saya masih mendapatkan kesempatan untuk mengisi kultum, tentu saja saya berusaha menjawab pertanyaan beberapa orang jama'ah yang menanyakan apakah dengan dilakukannya perubahan itu maka berarti tarawih yang kita lakukan bertahun tahun itu tidak syah ?. Dalam kultum saya menyatakan syah dan saya menyampaikan beberapa hadis sebagai dasar, tetapi setelah saya menyampaikan kultium itu para jama'ah tersebut bertanya lagi kepada saya, jika tarawih kita syah mengapa harus dirubah rubah. Terpasksa saya katakan bertanya kepada yang merubahnya. Tetapi saya menganjurkan untuk tidak mempersoalkan lagi, masalah tersebut. Sekitar 12-an romadhon, kultum tak lagi dilaksanakan di musholla kecil itu.
Tahun berikutnya benar benar tak ada lagi kultum, dikatakan oleh Pengurus kepada jama'ah, bahwa bila ingin dengar ceramah banyak ceramah yang lebih bagus di TV atau di radioa atau beli kaset dan CDnya. Walaupun dalah hati kecil saya kurang setuju, tetapi demi keutuhan saya lebih memilih diam, nampaknya pengurus tak menginginkan ada suara lain selain sikap yang dipilih pengurus. Tetapi saya diam diam selalu berdoa, agar nanti pada saatnya musholla ini benar benar makmur, dan dipenuhi kegiatan selain sholat, maka utamanya adalah dakwah, dan akan lebih bagus bila diselenggarakan aksi sosial oleh para jamaah berdasarkan kesepakatan para jamaah. Tahun tahun selanjutnya musholla ini sunyi dari dakwah hanya berisikan sholat berjamaah secara rutin. Dan pengajian anak anakpun secara berangsur angsur tak lagi berkumandang.
Pengurus Baru.
Mungkin diantara jamaah maka saya termasuk sangat berharap demikian muluk kepada Pengurus Baru. Pengurus baru mendatangkan harapan baru. Sulit kita mengharapkan adanya pembaharuan kepada orang orang yang lama dengan gaya dan cara lama pula. Maka dengan munculnya wajah baru, dengan orang baru dan cara yang baru, akan melahirkan harapan baru. Prinsip yang saya anut adalah optimis, masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan, yang kemarin jadi pelajaran, hari ini sebagai kenyataan dan besok adalah harapan. Dan harapan itu harus kita gantung setinggi tingginya, apalagi musholla yang kecil ini memiliki propektif yang besar atau tinggi.
Kelebihan Musholla ini adalah memiliki lahan yang cykyp luas, memang ada Masjid yang lokasinya tak jauh dari Musholla ini, tetapi ditinjau dari segi lahan, masjid ini mengalami kesulitan atau keterbatasan untuk dikembangkan. Sebelah selatan dan Tmur berbatasan dengan jalan umum dan sudah mepet, sementera sebelah barat dan Utara berbatasan dengan kantor Pemerintahan serta fasilitas umum dalam bentuk danau buatan penampung air hujan. Sehingga semampu apapun ditinjau dari keuangan maka akan sulit dikembangkan tampa pembebasan atau penghapusan milik Pemerintah dan fasilitas umum.
Sementara Musholla kami walaupun kecil tetapi berada di lahan taman kota, yang pengelolaannya diserahkan kepada Masjid dengan catatan agar penataan tidak bertentangan dengan peruntukan semula dalam artian sekalipun masjid tetapi harus memperhatikan segi Kalimat itu saya dapatkan dari laporan lisan utusan yang mengatasnamakan Pengurus dan jama;ah dahulu ketika menghadap Pemda setempat. Saya berharap agar dibentuk yayasan untuk mengelola lahan serta masjid yang dibangun. Musholla ini memiliki prospek yang baik.
Kini Mulai Boleh Ceramah.
Sekalipun nampak ada kecemasan tetapi nampaknya sedikit ada kelonggaran, bahwa Musholla ini merencanakan berbagai acara yang isinya adalah menyelenggarakan ceramah keagamaan. Memang hanya orang orang tertentu yang bisa diaksep untuk menyempaikan ceramah di musholla ini, tetapi secara pribadi sangat mengapresiasi diselenggarakan ceramah ceramah, ada sejumlah orang yang dipercaya, dan nantinya akan diupayakan pihak luar yang bisa mengisi acara ini.
Tulisan ini sengaja saya karena banyak diantara musholla di berbagai komplek perumahan, yang sejatinya mengalami berbagai masalah yang dihadapi, yang bisa saja permasalahan itu dapat mengakibatkan musholla atau masjid tak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, karenaberbagai sikap yang kurang singkron dan tak bersedia mengalah.
Barangkali tulisan ini ada gunanya sekalipun sangat sedikit. Tidak sekarang, mungkin besok atau lusa.
No comments:
Post a Comment