Andaikan program tersebut pada saat itu telah dimulai, kita tak mampu membayangkan betapa telah majunya Islam di Indonesia. Secara jujur bahwa bahwa banyak hal yang kita capai bukan karena kajian, penelitian dan pengabdian yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi IAIN yang kini sudah menjadi UIN, tetapi berkat serangan Ahok dengan cara menistakan al-Quran. sehingga kita semua bereaksi, dan sebagian yang memiliki kemampuan membuat youtube, bahkan gambar meme, film pendek dan lain sebagainya memanfaatkan media gratisan, tampa disadari demikian banyaknya hasil galian, dari berbagai narasumber bisa disampaikan kepada umat. Ternyata corong ulama yang bersuara lebih nyaring, dibanding para akademisi, apalagi politisi.
Andaikan IAIN atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu melesat meninggalkan IAIN atau UIN lainnya untuk bergerak sebagai Pusat Studi Politik Islam, maka dunia politik Islam tidak semelempem sekarang ini. Partai Politik Islam pada saat ini semakin hari semakin berkurang pendukung, karena kehilangan identitas keislaman dan nilai tawarnya. Marilah kita simak Hymne IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu sebagai berikut :
IAIN harumlah namamu
Islam dasar tujuan mu
Menjadi Lambang keagungan Bangsa
Mengabdi Pancasil
Membangun Jiwa serta Penggali
Citra Islam yang haq sejati
Citra Merdeka Dan Pancasila
Bertumpukan Dharma Baktimu
Jayalah Negara Jaya Bangsa
IAIN Bakti nyata.
Keterangan kini IAIN diganti UIN
Dalam bait pertama sudah disebutkan, bahwa semestinya pada saat ini, bila masyarakat ingin mengetahui dan mendalami Pancasila, semestinya belajar kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Karena UIN dengan Penelitiannya, serta hasil hasil seminarbya tentang Pancasila, NKRI, UUD 1945 terdokumentasi dengan baik di UIN Jakarta. Dan bagaimana prikehidupan masyarakat Pancasila bisa dilihat dari berbagai daerah atau Kota Binaan UIN Jaklarta yang tersebar di berbagai sudut daeah di Indonesia ini.
Tetapi sekarang masyarakat belajar Pancasila justeru kepada sejumlah ulama melalui pidato mereka yang tersebar melalui youtube, yang diganggu dengan celetukan yang sangat kasar walau hanya terdiri dari beberapa kalimat saja. Artinya ummat tidak dapat belajar secara berimbang dan sistematis. Dan akan kesulitan menyimpulkan secara dialektika karena tak terjadi keseimbangan informasi. bayangkan Ceramah ulama yang digali dari Studi bertahun tahun, hanya dikonter dengan beberapa patah kalimat. Tetapi jumlah mereka yang nampalknya terorganisir itu adalah banyak sekali. Hal ini sangat mungkin akan memperlambat kecerdasan menjadi kenyataan.
No comments:
Post a Comment