PEMERINTAH DAN DPR UGAL ULAN, Muhammadiyah tetap menyurati Pemerintah dan DPR, setelah tiga surat terdaulu yang ditembuskan ke berbagai pihak tak digubris oleh Pemerintah dan DPR terkait pengesahan sejumlah aturan yang terkait onibus law, Walaupun Pemerintah dan DPR masih bersikap tutup mata dan telinga, tetapi Muhammadiyah akan tetap menempuh jalur yang elegan dan tak menimbulkan kekisruhan. Muhammadiyah sebelumnya memenag telah membantuk Tim lintas disiplin ilmu dengan cara menghadirkan sejumlah pakar terkait, dan telah melayangkan tiga surat terdahulu., namu Pemerintah menutup maka dan telinga. Mereka menganggap ralyat itu seperti tak ada. Tak ada istilah lain yang digunakan Busro Muqoddas Wakil Ketua Bidang Hukum Muhammadiyah bilang tak ada lain, Pemerintah melakukan pencurian Demokrasi secara ugal ugalan.
Sebenarnya kita berharap banyak kepada yang memiliki kemampuan mengumpulkan sejumlah orang yang memiliki kompetensi terkait ini semua, dan mereka memiliki kekuatan untuk bisa mengumpulkan sejumlah pakar yang dibutuhkan untuk membahas itu. Tetapi bukan di situ persoalannya, kepatuhan Pemerintah dan DPR sehingga memaksakan keduanya harus lebih mematuhi kelompok oligarki pemilik modal besar dan pemegang kekuasaan kini sedang berjalan seiring.
Oligarki permodalan menguasai uang yang ada di Indonesia ini, merekla menguasai 80% kekayaan yang ada dan mereka hanya berjumlah beberapa orang saja. Sedang oligarki kekuasaan akan tergambar peta politik Indonesia. Walaupun menurut serang budayawan Ainun Najib mengatakan mereka yang menguasai Indonesia ini sesungguhnya hanya ada beberapa orang saja, yang mereka itu namanya tak dapat diketahui, fotonya tak pernah terpampang, dan orangnya tak pernah tampil di blantika manapun. Tetapi merekalah yang sesungguhnya mengatur segalanya di Indonesia. Yang dimuncilkan itu adfalah hanya boneka boneka saja.
Jadi sesungguhnya Muhammadiyah juga tak memiliki kekuasaan apa apa. Terlalu mudah bagi mereka untuk menutup Muhammadyah, Cukup membutuhkan waktu beberapa hari saja, dan lebih dari selembar kertas, yang isinya sejumlah daftar peraturan yang ada. Yang kita hadapi sekarang adalah kelompok orang brutal. Yang bila kebrutalan mereka semakin kumat, maka Muhammadiyah bisa menjadi keberutalan mereka yang baru. Astagfirullah.
No comments:
Post a Comment