Monday, April 15, 2019

CLOSING STATEMEN CARA POLITIK, KOK MENGAKU GAGAL.


MENGAKU GAGAL, itu adalah statemen akhir yang disampaikan oleh Calon Wakil Presiden pasangan Calon Presiden Petahana Jokowi - Makruf. Tetapi masih ada harapan karena keduanya adalah pasangan yang terpercaya, dan Jokowi mengaku bahwa kesulitan bertubi tubi sehingga kegagalan terjadi, tetapi rakyat diyakinkan bahwa rakyat jangan takut, karena banyak orang gagal karena memang takut gagal, karena takut gagal menjadi faktor yang membuat gagal. Justeru Jokwi sendiri yang menyebut sejymlah kegagalan itu. Menjadi pertanyaan bagi kita semua mengapa pada masa kampanye sebelumnya kedua pasangan ini senang menyebut sejumlah daftar keberhasilan, utamanya pembangunan infra struktur, tetapi dalam c;osoing statemen menyebut nyebut sejumlah kekagalan dan kesulita, sebagai alasan kgagalan dan meminta diberikan kesempatan dipercaya kembali, untuk menutup kegagalan itu.



BERBEDA HALNYA dengan pasangan Prabowo Sandi ketika memberikan kata penutup, closing statemen, diisi dengan sejumlah janji janji yang nampak sangat memihak kepada rakyat kecil. Lalu ditutup dengan tepuik tangan yang gemuruh.

Sama halnya ketika seorang narasumber, diawal bicara mengatakan bahwa dia tidak pakar dalam apa yang akan dibicarakan, maka kepercayaan audien itu seketika itu juga akan runtuh. Terlepas dari kata kata bermutu yang menyusul kemudian, tetapi lebel awam yang disematkannya sendiri adalah menghilangkan kepercayaan publik dengan apapun yang akan dibicarakannya. Jadi akan naif sekalui manakala seorang petahana dengan penuh semangat menyebut sejumlah kegagalan dan kesulitan yang dihadapinya,  walaupun kata kata berikutnya berisikan tip dan trik untuk mencapai keberhasilan, maka itu tak lebih dianggap sebagao omong kosong belaka, di mana kehebatan logikanya meminta kepercayaan yang kedua, dengan alasan kegagalan yang pertama.

Seorang Pemuda ketiuka Pamit pulang dari kencan yang pertama dengan seorang gadis pilihannya, hendaknya menucapkan sejumlah kata pujian, baik terkait sedapnya minuman dan kue yang disajikan serta segarnya tema obrolan yang walaupun hanya dalam waktu dan tempo yang sebentar. Sampaikanlah rasa yang sangat terkesan atas sambutan orang tua si gadis, bahkan suasana sumahpu hendaklah dikatakan sangat  terkesan, serta meminta diberikan kesempatan untuk datang lembali.

Janganlah meninggalkan sejumlah kritik dan koreksi pada kedeatangan pertama, lalu meminta kembali untuk diterima pada kunjungan yang kedua, salah salah kita dianggap sebagai tuan rumah adalah seseorang yang tak tahu diri. Menurut saya Jokowi dan Makrum Amin keliru dalam menyusun tema untuk disampaikan pada statemen closing politik.

Thursday, April 11, 2019

EMBANLAH AMANAH DARI ALLAH, DAN PERTANGGUNGJAWABKAN..


TEGAKKANLAH KEADILAN, itu perintah Allah, dan ummat menitipkan kepada Prabowo melalui Ulama yang terakumulasi pada ijtimak ulama ke satu dan dua kepada Prabowo selaku calon Presiden yang telah menandatangani fakta itegritas, bila naskah yang telah ditandatangani oleh Prabowo justeru intinya penerapan keadilan dan pesan agar jangan sekali kali menzalimi rakyat sendiri baim dalam ekonomi, kebudayaan maupun apalagi agama. yaitu agar jangan sekali kali menzalimi rakyat sendiri dengan dalih apapun dalam memangku kekuasaan.

Ulama akan menggunakan tuntunan agama untuk mengawal agar Prabowo mampu tiba pada keadilan itu, artinya janganlah sekali kali melanggar aturan agama agar memiliki peluang untuk tiba pada keadilan itu, ummat dan ulama memiliki keyakinan agar aturan agama tak dilanggar walau apapun dalihnya dalam memangklu kepercayaan yang dibebankan kpada Pemerintah.



Tentu saja

Tuesday, April 9, 2019

MEMPERTANYAKAN BANYAKNYA JUMLAH KELAHIRAN 1 JULI...

PILPRES semakin dekat hanya hitung hari. Kritik atas data yang dipakai oleh KPU tak jua terjawab.  Data Kelahiran  pemilih dalam rangka Pilpres yang dimiliki oleh KPU ternyata mengundang sejumlah pertanyaan yang tak mudah dijawab kecuali asal jawab saja. karena jumlah yang lahir pada tanggal 1 Juli dalm berbagai tahunnya mencapai angka 9,8 juta pemilih, sementara pemilih yang lahir pada tanggal yang lain cenderung di bawah satu juta atau kebanyakan sekitar lima ratusan kelahiran saja, lalu mengapa pada tanggal 1 Juli itu angka kelahiran melonjak sangat tinggi hampir sekitar lima ratus persennya. Tak kehilangan akal mereka menjawab jika untuk asal jawab, tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang bila akan dijawab berdasarkan hasil penelitian. Ini menjadi pertanyaan yang serius apalagi KPU tak menggunakan data yang dimiliki Pemerintah, karena data milik Pemerintah itu diragukan oleh KPU akan validitasnya. KPU memang pada saat ini menggunakan data Pemilu yang lalu, sebuh Pemilu yang mnyisakan keraguan. Tentu kita berharap KPU memiliki kemampuan untuk menjelaskan masalah ini secara sejujur jujurnya.



Beritkut Adalah Tulisan RUDY HASAN :

Oleh: Rudi Hasan |
Kemendagri berdalih, banyaknya penduduk bertanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli sebagai dampak dari pemberlakuan Simduk dan SIAK.
Indonesiainside, Jakarta — Kementerian Dalam Negeri akhirnya angkat bicara merespons laporan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ihwal temuan yang tidak wajar pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019. Di antara temuan tak wajar itu berupa pemilih dengan tanggal kelahiran 1 Juli yang jumlahnya mencapai 9,81 juta orang, dan; pemilih dengan tanggal kelahiran 31 Desember sebanyak 5,37 juta orang.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, banyaknya penduduk atau pemilih bertanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli itu sebagai dampak dari kebijakan administrasi yang diterapkan Kemendagri sejak lama. “Kebijakan tentang tanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli sudah berlangsung lama sejak Kemendagri menggunakan Simduk (Sistem Informasi Manajemen Kependudukan),” ungkap Zudan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (11/3).
Dia menjelaskan, ketika Ditjen Dukcap menggunakan Simduk sebelum 2004, semua penduduk yang lupa atau tidak tahu tanggal lahirnya ditulis menjadi 31 Desember. Namun, sejak Kemendagri memberlakukan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) sebagai pengganti Simduk pada 2004, penduduk yang lupa atau tidak ingat tanggal lahirnya ditulis menjadi 1 Juli. “Bila mereka tidak ingat tanggal lahir tapi ingat bulannya maka ditulis tanggal 15. Misalkan 15 Januari, 15 Februari, 15 Maret, dan seterusnya,” kata Zudan.


Dia menuturkan, kebijakan di atas kemudian diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2010 tentang Formulir dan Buku yang Digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. “Dengan demikian, kita sekarang bisa mengetahui mengapa banyak orang Indonesia bertanggal lahir 1 Juli, 31 Desember atau tanggal 15,” ujar Zudan.
Ketua DPP Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR, Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menemui Kemendagri untuk mengklarifikasi dugaan temuan yang tak wajar pada DPT Pemilu 2019. Pasalnya, berdasarkan penuturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), DPT diduga ganda yang ditemukan BPN Prabowo–Sandi justru berasal dari Ditjen Dukcapil Kemendagri.
“Ini tadi sudah kami pertanyakan kepada KPU dan menurut KPU data inilah yang diterima dari Dukcapil Kemendagri. Nanti kami cari waktu untuk menemui Dukcapil Kemendagri untuk minta klarifikasi terhadap data yang kami anggap tidak wajar ini,” ucap Riza.
Dia mengungkapkan, di antara temuan DPT tidak wajar itu berupa nama-nama pemilih yang terindikasi fiktif. “Itu di antaranya bertanggal lahir 1 bulan Juli 9,8 juta. Ada yang lahir 31 Desember 3 juta sekian, dan yang lahir tanggal 1 bulan januari 2,3 juta sekian. Ini yang kami anggap tidak wajar,” kata Riza di Jakarta, Senin (11/3). (AIJ)




SUBUH AKBAR DI PANGGUNG KAMPANYE. ..


ENTAH ATAS KEINGINAN SIAPA, Paslon Presiden 02 Prabowo - Sandi menyelenggarakan Kampanye Akbar pukul 06.00 - 10.00 sehingga sebelum waktu sebagaimana saat tersedianya waktu akan hadir sebelumnya karena mereka akan mnunaikan ibadah subuh sebagai kewajiban selaku ummat Islam. Di luar dugaan banyak orang ternyata jama'ah banyak yang yang sudah berdatangan pukul o2.00 di lokasi tentu saja waktu mereka yang demikian lapang dimanfaatkan untuk sholat malam, dzikir, sholawat dan bahkan tausiyah sehingga pada malam itu suasana para jama'ah yang sudah hadir lebih mirip dengan i'tikaf jika tak ingin disebut mirip jama'h haji pada saat berkumpul di muzdalifah, hanya saja mereka tak memakai baju ihrom, tetapi mereka berpakaian putih putih, sejak malam itu lokasi benar benar telah diputihkan.



Jelas dari tampilan dan tindak tanduk serta ucapan ucapannya mereka itu ahli ibadaah ('aabid) dan sebagian besar dari mereka pada waktu watu dan jam jam seperti itu aktivitas mereka di rumah masing masing adfalah beribadah sunnat. Jelas waktu luang seperti itu mereka manfaatkan untuk ibadah sunnat seperti yang lazim mereka lakukan sehari hari. Dan suasana keagamaan berlangsung hingga pelaksanaan sholat subuh dan berlanjut hingga ibadah lainnya yang lazim dilaksanakan ba'da subuh. Tentu saja bagi mereka yang non Muslim tidak mengikuti semua ritual keagamaan itu, mereka pasif saja dan mencari posisi yang nyaman sambil menunggu saatnya Kampanya Akbar yang yang akan sama sama mereka ikuti.

Lalu apakah kegiatan keagamaan yang mereka lakukan untuk mengisi waktu sambil menantikan saatnya tiba Kampanye Akbar yang akan dimulai pukul 06.00 itu merupakan suatu kegiatan yang terlarang, atau sepertti informasi yang disampaikan kepada SBY  bahwa massa melakukan hal hal yang tidak lazim. Pertanyaan dari SBY adalah hal yang mudah umtuk dijawab, tetapi kesibukan pihak pihak tertentu untuk mencarikan delik sehingga aktivitas ummat menjadi fasl fasal pelanggaran yang layak diganjar hukuman.

Kita lihat saja nanti bagimana para penguasa ini akan memanfaatkan Kekuasaannya.

Saturday, April 6, 2019

ANTARA HOAX, NGIBUL DAN DULCE...

SEKITAR dua mingguan lewat terjadi perdebatan sengit antar Rocky Gerung dengan Ronald Kasali tentang Hoax sayangnya perdebatan itu nampak kurang elok karena sepertinya Prof. Ronald Kasali bukan sekedar ingin saling melengkapi dalam rangka mencerdaskan pemirsa ILC di mana perdebatan itu ditayangkan, sepertinya Provesor urusan manajemen yang satu ini justeru mengemban mission berat yaitu menggulung Rocky Gerung yang bukan profesor dan bukan S3 itu, tetapi mission ini nampaknya gagal total apalagi Kasali banyak menggunakan kalimat ... tidak ... bukan .... sambil geleng geleng kepala. dan pamumgkasnya Kasali menuding nuding kearah Gerung bahwa Dia hanya mmiliki satu refereni, sementara Kasali memang suka mencantumkan sejumlah referensi yang banyak dalam sejumlah buku manajemen yang diterbitkan. Tetapi sulit Iya akan mengalahkan Gerung karena Gerung memiliki ilmu yang namanya Dulce atau dolce.



SAYA hanya orang amatiran saja, jadi jangan dituntut mampu menjelaskan apa itu dulce atau dolce, apalagi itu istilah terkait dengan seni, baik seni music ataupun seni panggung, dan kali ini secara lambat lambat akan kita bicarakan terkait panggung diskusi semi ilmiah seperti ILC yang mempertemukan dua orang yang sudah memiliki namanya, namanya Gerung dan Kasali. Gerung ingin menjelaskan masalah hoax berdasarkan sejarah mulanya muncul istilah itu sehingga sehingga publik memiliki pemahaman yang dipermudah oleh asbabun nuzul (mengutip ilmu al-Quran). Sementara Kasali akan cenderung menjelaskan hoax itu berdasrakan batasan istilah sehingga pemahaman masyarakat tentang hoak tidak melebar ke mana mana, itu barangkali dasar pemikirannya. Tapi kita tinggalkan saja masalah itu, kita bahas saja masalah dulce atau dolce.

Saya ingin menyimpilkan bahwa dalam diskusi itu Ronald Kasali keok, dia bukan jago diskusi, karena kurang pandai menjadikan arena diskusi sebagai suatu dialog yang hangat, bahasa diskusi yang disiarkan langsung melalui media TV itu akan lebih menyenangkjan bila menggunakan pilihan dari Gerung, tinimbang Prof. Kasali. Wajar bila orang akan katakan No Rocky Gerung No Party, yang itu sulit dicapai oleh Kasali. Apa sebabnya, Jawabannya adalah "Dulce atao Dolce:.

Gerung di ILC itu bukan menipu tetapi ngibul,  meniopu itu kriminal, tetapi ngibul itu adalah kegembiraan, ngibul dalam diskusi adalah ibarat main main catur, melakukan langkah langkah yang memiliki dua maksud sekaligus sebagai alternatip pilihan. Itu namanya ngibul, dan tidak freekik dalam bermain catur. Sah, dan ngibul dalam diskusi yang disiarkan langsung semacam ILC sangat diperlukan.

Duklce atao Dolce juga dimainkan dalam menata aransemen musik, sebagian nada itu adalah nada minor, tetapi setelah disusun sedemikian rupa rangkaian nada itu menjadi indah. Keindahan rangkaian nada itu orang Itali menyebutnya Dolce. Lalu bagaimana dengan Dulce yang saya dapatkan dari seorang seniman panggung yang juga sekaligus sebagai wartawan terkenal, Syu'bah Asa, namanya. ini beliau sampaikan ketika kami mengikuti Training Idiopolitor di PB HMI tahun 1983, Training Idiopolitor pada saat itu traingni tertinggi di lingkungan PB HMI, Syu'bah Asa dengan segala kapasitasnya berhasil menggambarkan Bagiman aitu Dulce,

Tersebut dalam kisah seorang janda muda yang kayaraya, janda yang belum memiliki anak itu ditinggal suami karenba kecelakaan pesawat. Uang milyaran rupiah menjadi hak mutlak bagi sijanda sebagai pewaris tunggal, puluhan peria hidung belang, bahkan sejumlah pejabat Pemerintah mencoba merayu dan mengajaknya membangu rumah tangga.  Tak seorangpun menartik hati sijanda, sementara wajah si janda semakin cantik saja, bagaikan dara jelita benranjak dewasa.

Sayang si janda yang gaghal dirayu itu gagal mempertahankan diri dan kekayaannya, Ia bangkrut karena hobby judi, kekayaannya habis tergadai dan mereka yang semula ingin mempersuntinya satu persatu mundur teratur, walaupun cahaya kecantikan si janda tetap bersinar. Namun hobby judi sijanda  masih juga tak terbendung,  sementara modal berjudipun amblas segalanya.

Datanglah syaithon membisik kalbu sijanda tadi. bukankah kamu masih memiliki kecantikan, dan kamu masih memiliki kehormatan, masih banyak peria yang sangat berminat mencicipi tubuhmu kata syaithon. Batin sijanda berperang dahsyat  Sayang seribu sayang, Si Janda  mulai tergoda  dengan rayuan sesat itu. Dia tampil dengan baju transparan disinari secara samar dari belakang panggung sehingga samar huru  " V " dengan suara parau memelas dia berkeliling panggung sambil menjajakan kehormatannya, suara musik syahdu membuat hati penonton pilu mereka menyesalkan ketidak mampuan bersikokoh dengan segala kehormatan yang tersisa.

sedikit demi sedikit lampu semakin terang, rok sijanda sedikit demi sedikit menyingkap ke atas, sayang layarpun bergerak turun, pada titik keliknya. Lampung benar benar menyala benderang, singkapan rok sijanda juga mencapai titik kritis, mendekati wilayah terlarang, tetapi secara bersamaan si layar secara kejam menutup panggung di saat saat penon bnar benar menginginkan sebuah adegan yang jarang didapatkan, banyak penonton bagian depan sengaja berjongkok untuk mengetahui ada apa dibaklik larar, itu namanya dulce, kata Syu'bah Asa yang sukses memerankan DN Aidit di Fil pengbianatan G 30 S PKI yang terkenal itu.

Apa yang sampaikan oleh Gerung memang terselip di dalamnya dulce atau dolce dalam  dalam berdiskusi, sehingga diskusi itu selain menarik, menyerempet rempet, namun cara seperti itu justeru mampu membuat diskusi itu semakin hangat karena menampilkan kemewahan imajinasi. Semestinya  imajinasi akan lebih mewah manakala  Gerung mengemukakan historisnya, dan Kasali menampilkan  etimologi,  sehingga pemgetahuan publik menjadi kaya dengan imajinasinya, tetapi sayang Kasali memilih untuk saling sembeleh, tampa menghiraukan kebutuhan publik. Di sini Kasali keliru.


Friday, March 29, 2019

UNDANG UNDANG DESA DAN PWRI

DENGAN SEMANGAN MENGGEBU Ketua PB PWRI dalam pidatonya mengarahkan kepada Pengurus PWRI baik Provinsi maupun Kabupaten serta berbagai Unit, OPI atau lainnya diminta perkenanya memberikan perhatian ekstra kepada masyarakat desa. Sehingga di desa desa itu selain muncul Badan Usaha Milik Desa, juga akan muncul Badan Usaha Milik Lansia, dengan keyakinan sungguh bahwa PWRI memiliki banyak tenaga yang sarat pengalaman dalam pengelolaan keuangan, sehingga BUML dapat bermitra dengan BUMD dan dalam hal ini mampu memberikan bimbingan kepada BUMD. Sungguh PWRI itu selain memiliki orientasi Kekotaan, juga harus memili8ki Orientasi ke Pedesaan. Di Kota mempelopori terbangunnya Taman Kota serta berbagai fasilitas umum untuk Lansia, di desa mampu membimbimng terbentuknya BUMD.



Dengan semangat "Bahwa Pensiun Bukan Akhir Dari Segalanya" bahwa demi keselamatan dari Lansia itu sendiri maka kesejahteraan Lansia harus terjamin.

Thursday, March 28, 2019

TERNYATA PERANG TOTAL ITU BENARAN ... ?

Add caption
APA YANG DIKATAKAN OLEH MULDOKO bahwa untuk memenangkan Jokowi Makruf Amin akan menggunakan startegi Perang Total itu tidak main main. ternasya dua puluhan hari menjelang Pilpres tak kurang dari seorang Jokowi menyatakan bahwa Dia akan melawan siapa saja yang selama 4mpat tahun ini mengganggu dan melecehkannya mulai saat itu beliau akan melakukan perlawanan. Perlawanan akan seperti apa, itu belum ada kejelasan. Dan apakah peperangan itu hanya akan dilaksanakan selama dua puluhan hari itu saja. Atau akan berlanjut hingga dianggap tuntas. Di jaman Soekarno dan Soeharto ada sejumlah musuh politiuknya ditangkap dan di bui, bahkan ada yang dihukum tampa melalui proses pengadilan di era Orla. Lalu apakah muali dari pidato yang disampaikan di Kota Yogyakarta itu para musuh politik itu akan ditangkapi, sebagai wujud Prang Total. Tentu saja kita hanya bisa menunggu,



Akan perang seperti apa, waktiu tinggal dua puluhan hari lagi, apakah akan melakukan penangkapan musuh polituik seperti seperti apa yang dilakukan  Pemerintah Kolonial Belanda, masa Orde Lama, ataupun Orde Baru era Suharto, Memang berapa orang yang akan ditangkap daslam waktu singkat.

Memang kita harus bersabar trkait kasus yang satu ini. Apakah ada politisi besar yang akan ditangkap seperti cara yang ditempuh Soekarno dan Suharto. Terus terang kita tak percaya dengan ucapan Presiden Jokowi yang memang suka pencitraan ini. Krena pencitraan ala Jokowi selalu saja memamerkan sesuatu yang dia tak memiliki keterampilan yang memadai. Atau memang bukan dunianya. Jokowi senang sekali melakukan pencitraan dengan cara selfy selfy berpoto yang menggambarkan bukan kesehariannya, sehingga pencitraan itu hambar.  Seharusnya pencitraan itu adalah meningkatkan rating, sedikit di atas prestasinya, untuk menggambarkan bahwa prestasinya lebih tinggi  Termasuk karta kata  melawan.

Dari segi tindakan memang sulit kita akan percaya, tetrapi dri sudut perpecahan, atau semangat untuk saling memburukkan dinatar sesama masyarakat itu diyakini cukup signifikan. Karena beliau pada saat ini tetap sebagai Presiden walaupun kegiatannya kampanye, sehingga seharusnya kata kata melawan itu harus ditindaklanjuti oleh para menteri sebagai pembantunya. Katakanlah Jokowi sebagai Presiden benar benar telah menabuh genderang perang kapeda rakyatnya yang dipimpinnya. Ini adalah kesalahan ketika Presiden tidak dicutikan pada saat berkampanye.

Kebijakan yang tidak mencutikan Presiden ketika berkampanye sebagai calon petahana dalam Pilpres, barangkali semua dimaksudkan untuk memanfaatkan fasilitas Pemerintah justeru sekarang menjadi sebuah blunder yang sangat merugikan Presiden Jokowi, Jokowi menyatakan perang diasaat Ia kehilangan tenaga untuk melakukan sesuatu, karena slama ini, sesuatu itu hanya sebuah pencitraan belaka. Sungguh ini pelajaran bagi kita semua. Sekalipun pahiot bagi Jokowi.