Monday, April 29, 2019

PERANG TOTAL, BERHADIYAH 100 MILYAR RUPIAH...


GENDERANG PERANG TOTAL yang dikumandangkan oleh Tim Sukses Jokowi Makrus, semula sulit dipahami tetapi akhirnya sedikit demi sedikit pejelasan itu muncul juga, bentuk pepeangan yang paling baru dirilis adalah hadiah 100 milyar ru[iah hadiah bagi siapapun yang berhasil membuktikan setidaknya sejumlah kecurangan yang merugikan pendapat hasil perolehan suara sebanyak lima persen kali suara nasional. Ya suatu tantangan yang cukup menarik, karena potensi berhasilk membuktikannya terbuka lebar, jika dibanding dengan perhitungan cepat versi konsultan bayaran, yang gejala gejalanya memiliki margin eror sekitar lima persen itu. Itupun manakala KPU akan memaklsakan diri untuk menentukan kemenagnan Jokowi di atas klemenangan versi quick count atau setidaknya sama. Bila kita memposisikan diri sebagai pihak yang netral, ini memang akan menjadi tontonan menarik, ibarat menonton film kita akan disuguhi adegan sdegan yang tak bakalan kita ketemukan dalam pristiwa normal apapun. Seperti adegan trik, yang hanya ada dalam dunia hayal. Jelas ini tontonan yang menarik untuk ditampilkan di dunia yang demokrasi ini.



Tidak mudah untuk menemukan adegan itu di dalam dunia yang demokratis ini, karena itu merupakan sesuatu yang sangat ditabukan. Selama ini Bansa Indonesia banyak dipuji masyarakat dunia karena keberhasilannya membangun demokrasi dan itu sangat mengharumkan nama Bangsa, Soeharto, Habibi, Gus Dur, Megawaty dan SBT adalah deretan nama mulai dari membuka pintu demokrasi hingga membangun demokrasi yang relatif cukup kokoh.

Di era sekarang ada pihak pihak yang ingin memutar balik jarum Jam. ibarat the Time Tunnel, kita dipertontonkan berbagai keculasan dalam dunia demokrasi. Dan iming iming hadiah 100 milyar rupiah akan mampu memproduk rangkaian film keculasan yang akan lebih terdokumentasi secara apik, sebuah film hayal bagi masyarakat demokrasi, tetapi mungkin natuiral

Bisa jadi mata para intelektual yang berfikiran sehat akan akan menganggap pihak pihak yang menjanjikan hadiah bagi bagi siapapun yang berhasil menghadirkan bukti keculasan penguasa pada saat ini adalah sama dengan penelanjangan bangsa yang terhormat ini. Ini sama saja dengan membuat wajah buruk karikaturis bagi Penguasa yang tak mampu mempertahankan marwah bangsa.

Yang pengelolaan Bangsa yang superburuk pada saat ini seyogyanya disimpan untuk hanya diketahui oleh orang tertentu sebagai aib yang memalukan, bukan justeru diumbar, karena dipastikan akan menjadi sejarah yang sangat mempermalukan generasi muda kita.

Saturday, April 27, 2019

ULAMA TAK BOLEH DIAM ATAS KECURANGAN.


PEMILIHAN PRESIDEN atau Pilpres kali ini bukan hanya Pilpres yang paling curang, tetapi justeri merupakan Pilpres yang paling brutal dari semua pilpres yang pernah kita selenggarakan beberapa kali ini. Padahal Pilprs itu adalah merupakan jalan atau bahkan jembatan untuk mencapai cita cta bangsa. Untuk mencapai ciuta cita itu kita membutuhkan seorang pemimpin yang bernama Presiden, dengan segala kyakinan bahwa Presiden adalah orang yang paling banyak menerima amanah dari rakyat yang memilihnya. Tetapi jika dalam pelaksanaan Pilpres itu terjadi kecurangan, apalagi kecurangan itu dilakukan secara terstruktur dan dalam skala yang masif dan bahkan brutal. Kecurangan itu ditemukan mulai dari quick count hingga real count. Dalam situasi yang demikian itu menurut ajaran Islam maka tugas seorang ulama itu adalah membantu masyarakat mencari kebenaran, karena ulama adalah pewaris Nabim warosatun anbia.



Seorang Rasul atau Nabi memiliki seifat yaitu siddiq, amanah dan fatonah. Disebut siddiq manakala seorang ulama itu memiliki kemampuan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, untuk itu seorang ulama  harus mengetahui aturan yang disepakati untuk dijadikan pegangan. Disebut amanah manakala benar dikatakan benar dan manakala yang salah dikatakan salah, dan Ia harus memiliki keberpihakan kepada yang benar. Maka jangan sekali kali Ia menunjukkan keberpihakannya kepada yang batil, apalagi itu terkait urusan politik. Selaku warotsatul Ambiya maka ulama juga harus Fathonah, yang artinya cerdas, cerdas secara fisofis adalah mampu menangkap sejumlah premis premis dalam berfikirnya dan memiliki kemampuan menentukan konklusi atau kesimulan. Dan bahkan memiliki kemampuan berfikir secara sylogisme artinya konklusi diambil dari satu premis, yaitu dalam keterbatasan informasi, apalagi iformasi itu sengaja disembunyi sembunyikan, Sifat yang terakhir  yang harus diwarisi ulama adalah tabligh, yang artinya menyampaikan, seorang ulama tak boleh diam. Diam bagi ulama padahal dia tahu akan adanya kemungkaran, maka itu akan memiliki efek buruk bagi ummat yang dipimpinnya.

Ketika seseorang telah mendapatkan gelar gelar keulamaan dari ummat, maka seyogyanya untuk memperkuat keempat sifat sifat Rasul itu, yaitu memiliki pemahaman yang memadai tentang sebuah kebenaran, dan dirinya harus tiba kepada kebenaran itu, dan kebenaran  serumit apapun harus berpulang kepada petunjuk Allah. Karena dengan petunjuk Allah Dia bisa berbyat amanah,  keamanahan seseorang akan langsung dirasakan oleh ummat. Yang sebenarnya ummat tidak membutuhkan ilmu yang tingga untuk merasakan bahwa ulama yang memimpinnya itu amanah atau tidak.

Thursday, April 25, 2019

QUICK COUNT VERSUS DEKLARASI KEMENANGAN

DENGAN MATA TELANJANG jelas pasangan 02 Prabowo Sandiaga unggul, kemenangan diyakini menang dan unggul mutlak dalam hal ini masyarakat tidak perlu menggunakan analisis yang rumit, sehingga mereka yang jauh dari dunia akademispun akan mampu memahaminya, karena pasanganb 01 Jokowi Makruf sudah lama dilumpuhkan oleh sejumlah kursi kosong, bukan hanya sekali dua para krsi kosong itu diangkat buru buru agar tak kentara pertemuan sepi pengunjung, bahkan bukan hanya sekali dua pertemuan kampanye itu dibatalkan karena pengunjung yang datang sangat tak memenuhi sarat untuk disebut pertemuan kampanye calon petahana, walaupun telah secara sengaja tak mengambil cuti pada saat masa kampanye. Yang bodoh sekalipun akan yakin 02 akan unggul atas 01.



SAYA TIDAK melakukan pnelitian karena saya orang awam, tak memahami teknik penelitian, apalagi dibandingkan para konsultan politik yang secara gagah melakukan peritungan cepat pemilihan Presiden, mereka memiliki kemampuan  mebolak segala bukti yang menggejala yang sehari hari dapat dilihat oleh orang awam. Saya hanya memperhatikan bahwa sebatas tetangga kanan kiri dan kesimpulan sayapun hanya sebatas "Bahwa pendukung 02 Prabowo Sandi moralnya jatuh akibat Perhitungan cepat yang dilakukan oleh sejumlah Konsultan Politik" hanya itu saja. tetapi saya sebagai awam mampu menunjukkan bukti sejumlah tetangga Kanan Kiri yang semula dikenal sebegai penukung Pasangan 02 Prabowo Sandi yang mengalami Keruntuhan Moral.

Dengan satu keyakinan bahwa keruntuhan Moral akibat Quick Count dialami oleh banyak orang, tukar menukar informasi antar pendukung Prabowo - Sandi  tentang keberhasilan mereka secara mutlak di TPS masing masing.  Mereka sedikit terhubur dengan informasi kemenangan di tingkat TPS itu, walaupun mereka masih menunjukkan gejala kejatuhan moral.

Bagasikan mendapatkan durian runtuh 

Saturday, April 20, 2019

RUSAK MARSUK TAMPANG BOYOLALI

ELEKTABILITAS Prabowo hancur di Boyolali, sejumlah TPS Prabowo hanya mendapatkan no persen (0%) suara Ttapi memang Boyolali naik daun di musim Pilpres tahun ini, tak kurang dari seorang Bupati sukses menjadi penggerak bagi masyarakat Boyolali, memang diluar dugaan nampaknya solidaritas serta persahabatan antar sesama anggota masyarakat dan penguasa setempat berhasil dibangun oleh pimpinan mereka. Kiranya Kabupaten lain selayaknya belajar kepada masyarakat Boyolali.
Tetapi sayang masih dalam musim Pilpres yang sama Boyolali juga mencapai prestasi buruk dalam menjaga demokrasi yang sangat didewa dewakan itu, viral di media sosial Boyolali menjadi contoh buruk, sehingga wajah Boyolali rusak masruk hancyr sehancurnya, seluruh Indonsia sangat menyesalkannya.



Ow Jangan .... itu tidak adil. karena hanya segelintir manusia yang melakukan penghianatan, ituypun jika seandainya memang benar demikian, mereka hanya sejumlah orang orang kecil yang sedang mencari sesuap nasi, tetapi seandainya mereka diseting oleh orang penting sehingga mampu mempengaruhi sejumlah orang untuk melakukan penghiantan secara massif, maka mereka itulah yang wajib dikutuk. Bukan hanya itu, mereka akan menanggung dosanya, terlebih manakala tidak dilakukan pemungutan ulang. Mereka akan tercatat oleh sejarah kelam Boyolali, dan mereka akan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Thursday, April 18, 2019

KEJAHATAN PAKAI MEDIA

DAHULU KEJAHATAN menggunakan sajam atau senjata tajam, ternyata kini disdadari bahwa pena ataupun berita jauh lebih tajam dan besar pengaruhnya kepada masyarakat, itulah sebabnya sebagian besar masyarakat sudah menjauhi media berita streming dan lebih mempercayai medsos. walaupun medsos sudah mulai dirasakan sudah terjajah oleh kepentingan penguasa. Media telah menjadi tumpul sedemikian rupa akibat ulah penguasa dan pemilik perusahaan serta rasa ketakutan para jurnalis. jika periuk mereka terancam tertelungkup. Yang berbicara sepertti justeru para pihak yang memang aktip dalam kegiatan jurnalis sendiri. Kejahatan dan jesadisan itu kini dipertontonkan secara fulgar kepada masyarakat. Karena ini diucapkan oleh Wartawan senior maka kitapun menangs



Bila awak media bersepakat dengan para surveyor yang telah jauh jauh menuntut ilmu yang tentu biaya yang tinggi dan ketika pulang ilmu itu digunakan untuk menipu masyarakat dan mnginjak injak demokrasi yang secara tahap demi tahap dibangun oleh bangsa ini, lalu dirusak dengan istilah keren quick coiunt, ilmu yang yang belum banyak dipahami oleh masyarakat awam, dan tentu saja mengundang decak kagum. Tetapi belakangan diketahui dari para mantan jurnalis dan mereka yang paham IT, yang mengatakan mereka itu sedang melakukan kejahatan yang masif tetapi akan sulit tersentuh delik.

Kita berharap para pensiunan jurnalis serta pensiunan pengelola IT sedang ngigau dan tak sadar dengan apa yang mereka koarkan, sehingga negeri ini sedang bergembira karena dilaksanakan pesta demokrasi, kita berharap Penguasa Negeri tercinta ini akan jatuh ke tangan mereka yang memiliki Pemikiuran yang Waras. Dengarlah masyarakat banyak sesdang menangis pilu, karena merasa ditipu.

Wednesday, April 17, 2019

KPU DAN HASIL PERHITUNGAN CEPAT.


EFFEK BURUK bagi masyarakat telah sempurna diberikan oleh hasil perhitungan cepat oleh sejulah surveyor Pemilihan Presiden, dan ini nampaknya merupakan puncak dari survey elektabilitas bagi calon Presiden. mereka awal mulanya telah melakukan survey dengan segala kemewahannya pada saat belum dibuka pendaftaran pencalonanm pada saat itu yang disurvey hanya Presiden Jokowi yabg rencananya akan kembali mencalonkan diri, ternyata hasil survey menunjukkan bahwa Joikowi adalah orang yang populer, otomatis menjadi orang yang paling berpeluang untuk menjai Presiden. Hasil survey ini walaupun diolok olok tetapi tidak membuat surveyor ,alu. Tentu saja semakin mendekati Pemilu survey dilaksanakan lebih gencar, di tengah tengah tuduhan mas7yarakat bahwa survey itu dilakukan untuk kepentingan salah satu calon, dan itu transparan.



PUNCAKNYA adalah perhitungan cepat pada saat dilaksanakan pencoblosan Pemilihan Presiden. ternyata penghitungan cepat ini secara diam  berpeluang menjadi sumber poerpecaghan Bangsa, karena masyarakat juga berpatokan kepada minat minat masyarakat dan dukungan yang ditunjukkan kepada masyarakat pada saat Pertemuan pertemuan Akbar oleh masing masing calon.

Dapaty dibuktikan dengan foto dan video bahwa  dukungan kepada Prabowo Sandi demikian besar, sementara dalam  beberapa acara ternyata tak jadi dislenggarakan  oleh pihak Jokowi Makruf karena sepinya peminat. Sehingga dengan mata telanjang mereka menyimpulkan akan terjadi persaingan yang ketat dan akhirnya akan dimenangkan oleh pihak penantang. Tetapi data yang ditampilkan oleh penyelenggara cuick cound pihak petahana yang tercatat beberapa kali sepi pengunjung itu justeru menang mutlak.

Selama ini memang surveyor seperti kehabisan kata kata untuk menjelaskan bahwa mereka itu independen dan dibayar. Jangankan oleh masyarakat, sesama perusahaan surveypun ikut mencibir mereka, sehingga image buruk tak terhindari. Disaat kepercayaan dan image buruk itu berkembang, pada saat itulah hasil quic count ditayangkan. Ancaman terbelahnya masyarakat itu semakin menjadi jelas karena sekarang bukan hanya KPU yang memiliki data, Ada KPU, ada Partai ikut mengumluklan data dan ada data yang dipegang oleh sejumlah perusahaan yang sedang mendapatkan borongan, mereka bekerja dengan mendapatkan bayaran.

Kita tidak tahu apakah ada dalam perjanjian bahwa hasiul penghitungan itu tak boleh merugikan yang membayar, atau para surveyor bahwa mereka itu tak menarik serupiahpun bayaran, sehingga  bebas menghsilak apa saja, tetapi sayang semakin mereka tak menarik bayaran bagi si pemesan.  Itu adalah urusan mereka dan pertanggungjawaban mereka. Tetapi masayarakat yang terancam terbelah ini tentu adalah tanggung jawab berasama.