Sekalipun hanya diskusi suka suka yang sejatinya hanya pertemuan silaturrahmi di hari fitri, dan tidak dihadiri oleh narasumber yang mumpuni, tetapi saya menganggap ini sangat bermutu, karena mereka ternyata mendiskusikan sesuatu yang sudah melampaui kepatutan yang mampu mereka bicarakan. Mereka berharap agar para politisi, setidaknya yang tergabung dalam Tim Sukses dua kubu Capres Cawapres. Dari gaya bicara para Tim Sukses nampak sekali ada rasa ketidaksukaan yang satu kepada yang lain, selain bicara keras sambil menuding nuding wajah lawan bicaranya, ada juga yang bicara datar, tetapi isi kalimatnya sangat menyakiti hati, dan tak menghiraukan etika, tatakrama dan perasaan orang lain. Secara pukul rata dapat dikatakan mereka itu terdiri dari orang orang yang tak pantas diteladani, pada saat itu, terkecuali beberapa orang yang tak perlu disebut namanya di sini, karena terlampau sedikitnya.
Bagi anggota kedua kubu barangkali itu sangat biasa, karena politik itu tak ada yang abadi, itu kata salah satu yang hadir dalam pertemuan singkat itu. Hari ini musuh bisa jadi besok mereka telah berteman atas dasar kepentingan tertentu pula. Percuma saja para politisi itu kita suruh saling memafkan, karena kepura puraan adalah merupakan makanan mereka sehari hari. Tetapi tidak demikian halnya bagi ummat, yang telah disuguhi Metro TV dan TV One sesuatu yang penuh berisi ketidakpantasan.
Wednesday, July 30, 2014
Bersatunya Ummat Islam dan Kejayaan Indonesia
Kapan Indonesia bisa Jaya, jawabannya adalah ketika ummat Islam bersatu. Demikian hasil diskusi suka suka ketika kami jumpa silaturrahmi di hari idul fitri. Itu sendiri bukanlah menjadi topik utama pembicaraan karena kami hanya bertemu dalam rangka silaturrahmi, dan hanya silaturrahmi. Pembicaraan itu muncul setelah bicara ngalor ngidul termasuk mengevaluais apa yang dibicarakan oleh Prabowo-Hatta VS Jokowi-JK ketika mereka bertarung dalam merebut hati rakyat.
Bagi ummat Islam tidaklah menjadi masalah benar siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden, yang penting janganlah hendaknya Presiden dan Pemerintah Indonesia yasng akan datang menjadi berseberangan seperti ketika sedang jaya jayanya Pemerintah di masa masa lalu. Dulu ketika Presiden Suharto Jaya maka kelompok Islam adalah kelompok yang perlu ditekan hingga tak mampu banyak berbuat untuk bangsa ini. Walaupun kita semua tahu bahwa penekanan terhadap kelompok Islam adalah merupakan keinginan dari pihak pihak asing. Bila benar apa yang dikatakan oleh Ust Abu Bakar Baasyir maka Ia dan banyak ulama lainnya justeru dikejar kejar dan ditangkap adalah merupakan pesanan dan keinginan pihak asing. Jumlah mereka yang ditangkap dan lebih banyak lagi yang gugur ditembak hidup hidup ketika terjadi penangkapan juga adalah merupakan pesanan kepentingan asing.
Mengapa demikian benar kebencian pihak asing itu kepada banyak tokoh dan kelompok Islam, tentu saja hal ini tak terlepas dari kepentingan perusahaan perusahaan asing yang banyak mengambil keuntungan luar biasa dengan jalan membodohi Pemerintah kita yang memang berposisi lemah dalam hal ini, sehingga menjadi pecundang dalam berbagai negosiasi untuk mengeksploitit kekayaan alam di Indonesia.
Bagi ummat Islam tidaklah menjadi masalah benar siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden, yang penting janganlah hendaknya Presiden dan Pemerintah Indonesia yasng akan datang menjadi berseberangan seperti ketika sedang jaya jayanya Pemerintah di masa masa lalu. Dulu ketika Presiden Suharto Jaya maka kelompok Islam adalah kelompok yang perlu ditekan hingga tak mampu banyak berbuat untuk bangsa ini. Walaupun kita semua tahu bahwa penekanan terhadap kelompok Islam adalah merupakan keinginan dari pihak pihak asing. Bila benar apa yang dikatakan oleh Ust Abu Bakar Baasyir maka Ia dan banyak ulama lainnya justeru dikejar kejar dan ditangkap adalah merupakan pesanan dan keinginan pihak asing. Jumlah mereka yang ditangkap dan lebih banyak lagi yang gugur ditembak hidup hidup ketika terjadi penangkapan juga adalah merupakan pesanan kepentingan asing.
Mengapa demikian benar kebencian pihak asing itu kepada banyak tokoh dan kelompok Islam, tentu saja hal ini tak terlepas dari kepentingan perusahaan perusahaan asing yang banyak mengambil keuntungan luar biasa dengan jalan membodohi Pemerintah kita yang memang berposisi lemah dalam hal ini, sehingga menjadi pecundang dalam berbagai negosiasi untuk mengeksploitit kekayaan alam di Indonesia.
Tuesday, July 29, 2014
Sahabatku Tak Gaptek Lagi
"Setetes embun di atas daun,
jatuh ke bumi laksana hujan,
dosa tertimbun memohon ampun,
terbisik khilaf memohon domaafkan
Lalai lidah membawa cela,
lalai hati membuat luka,
ulurkan tangan
maaf dipinta
Bukan gading ..., kalau tak retak
bukan laut kalau tak bergelombang.....
bukan manusia kalau tyak bersalah
salah dan hilaf mohon dimaafkan ... "
Susunan kata yang sangat puitis, dan tak ada yang salah tetapi aku kembali tersenyum dan tersenyum.
Mengapa .... ?
Saturday, July 26, 2014
Manajemen Tipudaya dan Kesengsaraan Ummat
FACHRUDDIN
Cara cara ribawi dibalut dengan penipuan, dan kitapun senang ditipu, maka kita menjadi miskin. Selama berabad abad manajemen riba dibentuk, sehingga kini terjadi riba dalam globalisasi ekonomi dan politik, bahkan merasuk ke regional, nasional dan bahkan juga mungkin lokal. Tetapi apakah kita harus menyerah dalam situasi ini. Fresminggi Kamasa menulis The Age of Deception yang diterbitkan oleh Gema Insani Jakarta tahun 2012 yang lalu ini membahas tuntas kekeliruan yang telah melahirkan kejahatan dalam bentuk perbudakan ini perlu diantisipasi, bila tak mau dikatakan diperangi.
Tetapi memang seharusnya kita menyatakan perang terhadap sistem yang telah menyengsarakan ini ini untuk kita gantikan dengan sistem lain yang jauh lebih ramah dan menjanjikan kebahagiaan bagi masyarakat dunia secara keseluruhan. Dan yang dimaksud dengan sesuatu yang menjanjikan ituadalah manajemen sistem mu'amalah.Dan ini sekaligus mengantisipasi ancaman terhadap aqidah Islamiyah bagi ummat.
Cara cara ribawi dibalut dengan penipuan, dan kitapun senang ditipu, maka kita menjadi miskin. Selama berabad abad manajemen riba dibentuk, sehingga kini terjadi riba dalam globalisasi ekonomi dan politik, bahkan merasuk ke regional, nasional dan bahkan juga mungkin lokal. Tetapi apakah kita harus menyerah dalam situasi ini. Fresminggi Kamasa menulis The Age of Deception yang diterbitkan oleh Gema Insani Jakarta tahun 2012 yang lalu ini membahas tuntas kekeliruan yang telah melahirkan kejahatan dalam bentuk perbudakan ini perlu diantisipasi, bila tak mau dikatakan diperangi.
Tetapi memang seharusnya kita menyatakan perang terhadap sistem yang telah menyengsarakan ini ini untuk kita gantikan dengan sistem lain yang jauh lebih ramah dan menjanjikan kebahagiaan bagi masyarakat dunia secara keseluruhan. Dan yang dimaksud dengan sesuatu yang menjanjikan ituadalah manajemen sistem mu'amalah.Dan ini sekaligus mengantisipasi ancaman terhadap aqidah Islamiyah bagi ummat.
Tuesday, July 22, 2014
Review Buku : 7 Keajaiban rezeki
Oleh : Arief Maulana
Semuanya berawal dari sebuah diskusi ringan dan kecil-kecilan dengan kawan saya tentang rezeki dan jodoh. Akhirnya teman saya ini merekomendasikan sebuah buku yang setelah saya baca memang sangat istimewa. 7 Keajaiban Rezeki, karangan Ippho ‘right’ Santosa. Jujur saja ini bukan buku Ippho Right pertama yang saya miliki. Dulu saya pernah membeli salah satu buku karangannya beliau, Marketing Is Bullshit.
Ngga perlu menunggu lebih lama, sejak diskusi kami itu saya langsung meluncur ke toko buku terdekat di Cilegon untuk mencari buku 7 Keajaiban Rezeki. Sayang sungguh sayang, di Cilegon ngga selengkap di Jakarta ataupun Surabaya. Buku 7 Keajaiban Rezeki yang saya cari ngga ada. Akhirnya terpaksa saya beli di book online store Gramedia dan dikirimkan ke Cilegon.
5 Penghambat Aliran Rejeki
Tidak sia-sia rasanya saya mbelani berkantuk-kantuk ria disertai sergapan dinginnya udara malam di Pacet. Apalagi saya lupa membawa jaket atau semi jas untuk sekedar menghangatkan diri. Yah, tuntan hidup sebagai pengganti ayah, kudu siap kapanpun diminta untuk menyetir mobil kemanapun ortu pergi.
5 Penghambat Aliran Rezeki
Oleh : Arief Maulana
Kepergian saya ke Pacet kali ini bukan untuk rekreasi, melainkan ke Pondok Pesantren tempat Wulan, adik saya, di godok dan dicetak menjadi pribadi unggul yang berprestasi. Kebetulan seluruh wali murid murid santri diundang untuk wisudaan + pengambilan raport. Bukan Wulan saya yang diwisuda melainkan anak-anak MTs-nya. Jadi kedatangan kami cuma untuk ambil raport saja.
Tadinya saya pikir bisa ambil raport terus ijin pulang duluan. Ternyata tidak. Pembagian raport ditaruh di akhir acara (sekitar jam 11.30 malam). Wah, repot ini pikir saya. Jatah tidur tadi siang rasanya hanya cukup untuk mengcover rasa kantuk sampai jam 10 saja. Akhirnya demi ibu (ayah ngga ikut), saya cari warung di sekitar sana dan memaksakan diri ngopi 2 gelas (addict, hehehe…). Setelah ngopi 2 gelas + nge-mie 2 porsi (kejangkit laper gara-gara udara dingin), ngga terasa udah jam sepuluh. Saya balik ke tempat acara. Ternyata acaranya bertepatan dengan waktunya ceramah agama.
Sunday, July 20, 2014
Jadilah Guru Yang Super
Nama buku : Guru Super Indonesia
Penulis : Mario Teguh
Penerbit : Mario Teguh Publising Haouse
Tahun : Cetakan Pertama 2009
Halaman : 210 + XII
Guru adalah harapan kita semua untuk membangun bangsa ini, maka posisikanlah diri sebagai guru, dan menjadi jadilah guru yang super, demikianlah harapan Marioa Teguh dari tulisan yang termaktub dalam buku Guru Super Indonesia ini.
Bertekadlah untuk menjadi orang sukses dalam hidup ini, seseorang dikatakan berhasil dan sukses manakala Ia berhasil memberhasilkan muridnya (hal 31) yang itu semua tentunya harus diawali dengan memperbaiki diri sendiri. Diri kita itu harus selalu berhasil muncul sebagai sosok yang baru, demikian apa yang dianjurkan oleh Mario Teguh,
Seseorang yang berhasil mendidik muridnya sebagai seseorang yang selalu muncul sebagai harapan yang baru adalah manakala kita sebagai guru juga adalah sosok yang sebelumnya telah berhasil sebagai seseorang yang telah memperbaharui dirinya. Ingat bahwa "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, bila kita sama dengan kemarin maka berarti kita adalah orang yang rugi, bila hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia laknat",
Saturday, July 19, 2014
Korelasi Keimanan Kedisiplinan dan Kesejahteraan.
Sebagai orang yang beragama, maka kita harus meyakini bahwa cara beragama adalah merupakan cara hidup yang paling ideal, untuk hidup sesuai dengan tuntunan beragama maka kita harus memiliki iman yang kokoh. Oleh karena itu memilhara keimanan adalah merupakan sesuatu yang paling mutlak, dan kita juga harus mengantisipasi dari kemungkinan kemungkinan yang akan mengancam kelanggemngan inman itu, sehingga sepanjang hayat kita akan selalu hidup sesuai tuntunan beragama, dan sekaligus kita mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akherat.
Salah satu ancaman akan kerusakan iman justeru berasal dari kemiskinan, kehidupan kita yang mengalami kemiskinan itu banyak telah membuat keimanan mengalami degradasi, dan bahkan tidak sedikita kita yang menanggalkan keimanan atau memisahkan keimanan dalam prikehidupan sehari hari sehingga keimanan kita sandang pada saat beribadah dan bahkan ketika berada di rumah ibadah saja. Pelanggaran terhadap nilai nilai keislaman itu banyak terkait dengan masalah kesejahteraan.
Salah satu ancaman akan kerusakan iman justeru berasal dari kemiskinan, kehidupan kita yang mengalami kemiskinan itu banyak telah membuat keimanan mengalami degradasi, dan bahkan tidak sedikita kita yang menanggalkan keimanan atau memisahkan keimanan dalam prikehidupan sehari hari sehingga keimanan kita sandang pada saat beribadah dan bahkan ketika berada di rumah ibadah saja. Pelanggaran terhadap nilai nilai keislaman itu banyak terkait dengan masalah kesejahteraan.
Subscribe to:
Posts (Atom)