SEORANG PEMIMPIN tidakboleh tidak harus pandai bicara, pandaipidato, nampaknya itu yang tak dimiliki oleh Presiden kita, kemampuan Presiden Jokowi berpidato memang ada di bawah Presiden Sukarno, Suharto, Habibie, Gus Dur dan SBY, oleh karenanya di luar negeri Presiden Jokowi sulit akan mendapatkan pujian, bahkan rentan diolok olok, celakanya bukan hanya pibak luar yang suka mengolok olok bukan hanya pers luar bahkan masyarakat awampun di dalam negeri sudah menjadi rahasia umum gemar mengolok olok Presiden sendiri, apatah lagi olokan Prof. Rocky Gerung menjadi pengolok yang paling inspiratif.
Sebagai Presiden terpilih, maka sesungguhnya rakyat berharap banyak kepada kemampuan kerja Presiden untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi keterbatasan Presiden untuk berkomunikasi dan menjelaskan gagasan mulya itu justeru membuat ketercapaian terhadap apa yang diniatkan dan tertuang dalam janji janji politiknya itu banyak terhambat. Kesulitan kemunikasi ini juga agaknya mengganggu terciptanya kesatuan bahasa dan issue bersama Tim Rejim yang dibentuknya, dan apalagi dengan dalih kerja kerja kerja, seperti nama Kabinet yang dibentuk dijadikan perlindungan bagi para pembantunya dalam menjelaskan segala sesuatunya kepada rakyat banyak.
Bukan hanya para pembantunya yang mendapatkan kesulitan itu, tetapi juga para politisi dari Parpol Pendukung, juga mengalami kesulitan untuk menggambarkan kehebatan Presiden Jokowi dihadapan para musuh politiknya. Keterbatasan kapasitas yang dimiliki Presiden Jokowi serta kelemahannya dalam berdiplomasi serta kegagalan para pembantu serta politisi pendukung akan sangat merugikan kita sebagai Bangsa yang telah membayar mahal pelaksanaan Pemilihan Presiden yang luar biasa itu. Jangan sampai ini menggiring bangsa ini untuk berpikir ulang akan melaksanakan Pemilihan Presiden secara langsung
No comments:
Post a Comment