PEMAHAMAN MASYARAKAT bahwa dalam Pilpres kali ini diikuti oleh dua orang yaitu Jokowi - Makruf Amin dan Prabowo Sandi, Jokowi adalah calon Petahana. Biasanya petahana memamerkan keberhasilannya, sementara penantangnya berusaha mengkritisi petahana, dan dalam hal ini boleh melakukan negatif kampane, yang tak boleh adalah melakukan kampanye hitam atau black kampanye. Tetapi kali ini kita disodori dengan drama yang berbeda dengan skenario. Karena publik sedang terancam tidak mendapatkan data yang sebenarnya bila petahana berusaha mengkritisi penantang ketimbang memamerkankeberhasilan. Sementara pihak penantang sepertinya memang penantang dipersulit untuk memperkenalkan visi missinya. Manakala petahana tak menjelaskan keberhasilannya, dan penangtang tak sempat menyampaikan visi missinya dan bahkan diserang habis habisan oleh petahana, itu namanya pemerkosaan terhadap rakyat/ publik.
Tak begitu penting Visi Missi bagi petahana, karena sudah diperkenalkan sejal empat tahun lalu. Visi missin sebalinya penting bagi penantang, untuk diperkenalkan tampa gangguan. Bila penantang yang memang belum berbuat apa apa harus dikritisi maka yang dikritisi itu adalah persona. Maka sama sekali tak ,emdidik bila jusateru petahana yang sibuk mengkritisi penntang. Karena dibutuhkan adalah wawasan kebangsaan penantang, bukan aib pribadi. Mengritisi petahana juga tak boleh mengeritik pesona, tetapi kritiklah sisi kebangsaannya. Bila masyarakat gagal mendapatkan informasi seluas luasnya maka itu merupakan dosa besar para politisi. Politik cara lama adalah mengusahakan agar rakyat tetap bodoh dan buta politik.
No comments:
Post a Comment