FACHRUDDIN |
SEKARANG sayapun mengenal seorang Muchfudz, lengkapnya Prof. Machfud, MD. dahulu saya saya cukup mengagumi tokoh yang satu ini, tetapi semakin ke sini simpati saya semakin berkurang, karena ucapannya banyak tidak tepat mnurut saya yang doif ini, belakangan Provesor hukum ini gemar menempatkan diri sebagai penetap takwa. Fatwanya yang terakhir adalah mengharamkan pelaksanaan pengelolaan kenegaraan dan pemerinthan ala Nabi Muhammad SAW, haram hukumnya meniru niru Rasul dalam mengelola Pemerintahan dan Kenegaraan. Karena kita bukan Nabi ataupun Rasul. Haram hukumnya menegakkan Negara Aslam, yang dianjurkan adalah melaksakan Pemerintahan yang Islami seperti di Newzelan dan Singapur. Ini semua diucapkan dengan bangga, serta tertawa gembira karena sebentar lagi Ia akan dikafir kafirkan. Seolah gelar kafir sesuatu yang sangat membanggakannya, dia tertawa tawa mernunggu sangat datangnya gelar itu.
Berda dengan Mahfud di desa kelahiran saya yang sunti dulu. Tetapi ada juga persamaan, atau paling tidak kemiripannya. Mahfid kami desa bukan penyanyi tetapi gemar menyanyi, Prof. Mahfud bukan Ulama tetapi suka mengeluarkan fatwa. Hanya saja fatwanya Prof. Mafud selain dia bukan ahlinya, juga tak ada yang meminta Dia mengeluarkan Fatwa. Fatwa itu biasa dikeluarkan bila ada pihak yang minta, atau terjadi perdebatan antar ummat Islam tentang suatu kasus yang tak ada difatwakan ulama terdahulu. Sehingga masyarakat butuh petunjuk dan fatwa dari ulama.
Perselisihan akidah antara Islam dan Muslim, tidaklah dibutuhkan fatwa baru, karena sebelumnya sudah ada garis ajaran Islam. Para perawi hadits manakala sudah memiliki keterlibatan urusan politik, maka hadits yang dirawikan segera dikelompokkan menjadi hadis yang lemah, hadis lemah tidak boleh dijadikan dalil dalam berhujah, kecua;li tidak bertentangan dengan hadis dan nash lainnya yang telah memiliki kekuatan untuk dijadikan alasan.
Kita semua mengenal Mahfud MD adalah politisi. ciri khas politisi adalah sulit berkata benar bila akan bertentang degan kepentingan politiknya. Dalam berpolitik biasanya akan sulit untuk terbuka, sulit untuk adil dan bermacam kelemahan lainnya. Itulah posisi Prof. Machfud MD, oleh karena itu jelas jelas saya akan lebih hormat kepada Mahfud kami yang dahulu ada di desa Pagelaran kelahiran saya. dia lugu danm apa adanya.
No comments:
Post a Comment