
Kita akan kualahan sendiri dalam mengatasi hutang besar yang ditanggung oleh Bangsa ini baik swasta maupun Pemerintah. Rasulullah mengajarkan doa agar ummatnya terhindar dari hutang, karena hutang akan mengakibatkan ummatnya kehilangan Sudah terlalu namyak keluarga keluarga yang berakhir menyedihkan sejatinya hanya diakibatkan oleh Sang Ayah atau Sang Ibu terlalu berani berhutang do keluarga itu. Jelas tak akan berbeda banyak dengan Pemerintah yang genar berhutang, akan banyak peluang maju yang terlewatkan dengan sia sia akibat besarnya hutang, sebagai misal Bangsa kita Indoseia kalah sejahtera dibanding negara lain yang belakang merdeka dan tidak sekaya akita alamnya.
Itulah sebabnya agama Islam melarang ummatnya memiliki banyak hutang, Rasulullah sendiri yang sejatinya tak memiliki hutang saja selalu membaca doa dijauhkan dari hutang di banyak kesempatan, doa agar tidak berhutang itu berbunyi :
Allahumma inni a'udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal. (Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.")
Kita ytang banyak hutang akan :
1. Bingung dan sedih, karena tak mampu melakukan sesuatudengan uang kita karena harus membayar hutang.
2. Lemah dan Malas, karena kita lebih memilih berhutang dengan cara pintas dibanding kerja keras.
3. Pengecut karena kita takut ditagih dan tak bisa menghutang kembali.
4. Kikir, karena kita merasa miskin akibat banyaknya hutang.
5. Orang berhutang itu umunya bisa melunasi hutangnya dengan cara mengajukan permohonan hutang yang lebih besar.
6. Orang yang banyak hutang itu tak lagi memiliki keberanian untuk bersikap yang benar dan membuktikan kebenaran sikapnya. Dia justeru hanya mampu menunjukkan kepatuhannya kepada pihak yang sewenang wenang. Marilah kita berusaha dan meminta kepada Allah untuk diberikan kemampuan melunasi huitang, dan mengajarkan kepada anak keturunan untuk menghindari hutang.
Sulit bagi ummat untuk percaya 100% persen kepada para Pemimpin dan Pejabat, setinggi apapun jabatannya, manakala Ia memiliki kegemaran berhutang, karena sejatinya orang yang berhutang itu sedang terancam kehilangan hak civicsnya. Dia akan melunasi hutangnya dengan hutang yang lebih besar, atau menggadaikan kebebasan dan kwemerdekaan orang orang yang dipimpinnya.
Tetapi pada sisi lain menurut ajaran agama juga kita diajarkan untuk menghutangi orang orang yang mengalami kesulitan keuangan, dan juga diajarkan agar jangan sampai tidak memberi apa apa kepada orang lain yang terpaksa meminta karena ketiadaannya, yang tak boleh adalah mengambil keuntungan dari uang yang dipinjamkan kepada orang yang kesusahan.
No comments:
Post a Comment