SEJATINYA LGBT itu musuh bersama, bukan hanya musuh Islam, karena LGBT merupakan msuh bersama, msuh manusia klarena LGBT merupakan ancaman bagi manusia secara keseluruhan, Apakah LGBT diterima di Indonesia, jawabnya belum, tetapi kebebasan sexs dan LGBT selalu dikampanyekan oleh para pendukungnya dan dalam hal ini konon didukung oleh kemampuan finansial yang tidak sedikit, dan ketikabicara finansial ini sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam banyak hal seperti pembuatan Undang Undang dan bahkan beberapa kali telah melakukan Amandemen UUD 1945 sehingga wajah UUD 1045 kini berubah dan nyaris tak kita kenali lagi karena banyak hal yang tak lagi sejalan sejalan dengan nilai nilai budaya dan keyakinan mayoritas Bangsa Indonesia yang menganut agama Islam.
Secara keorganisasian Partai Politik Islam itu minoritas kedudukannya di Parlemen, mereka yang secara hystoris memiliki kedekatan dengan Islammenjadi Partai Partai Gurem ketika sebelumnya secara habis habisan dilanda kekisruhan internal setelah masuknya unsur dan kepentingan pihak ketiga secara sengaja merekayasa kekisriuhan itu. Mereka tak lagi memiliki kemampuan dan nilai jual secara politis selain hanya berkoalisi dan itupun hanya menjadi pihak pendukung bukan pengusung. Lantaran jumlah perolehan suara dan capaian kursi sangat minimal sebagai Partai Politik di Parlemen.
Dengan demikian maka berharap kepada Parpol Islam di Parlemen adalah sesuatu yang tak mungkin pada saat ini, kecuali para politisi fragmatis tersebut ikhlas merubah sikapnya atau meninggalkannya dan diganti dengan mereka yang masih memiliki idealisme serta semangat kegamaan yang tinggi. tetapi masih membutuhkan waktu yang lebih panjang,dan bisa saja para Anggota Parlemen yang beragama Islam diliontas Fraksi bersatu asalkan Penguasa memiliki keberpihakan kepada nilai nilai budaya dan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk, tetapi hal ini nampaknya akan sulit tercapai di era politik Presiden Jokowi sebagai rezim yang sekarang sedang berkuasa, yang kita tidak tahu hingga kapan mereka mampu mempertahankan kekuasaannya itu.
Para politisi Islam nampaknya pada saat ini para politisi Islam tersudut dan tak memiliki daya tawar yang memadai, mereka kehilangan kemampuan berdialog yang dimungkin disebabkan oleh faktor politis dan kekuatan fimam sial sekaligus, sejumlah iming iming secara politis dan ekonomis mengangkangi mereka hal ini akan nampak ketika disyahkannya Perpu Pengganti UU Keorganisasian, yang napak tarbedaya untuk menghindari dagelan politik secara hina. Dan akibatnya maka sejumlah pimpinan organisasi harus berpikir dua kali untuyk mengeluarkan penrnyataan yang menkritisi Penguasaoo
Maka sejatinya tak ada jalan lain selain mempungsikan masjid sebagai lemabaga pendidikan, kita adakan pengajian untuk Bapak Bapak, Ibu Ibu, Remaja bahkan anak anak. Pendidikan walaupun hanya lewat kegiatan dan gaya tausiah belaka, tetapi materinya kita harapkan terstruktur dan terbagi secara
No comments:
Post a Comment