BERULAH SAAT TAWAF DAN SA'I SEHARUSNYA "TIDAK DILAKUKAN"
Banyak Negara Islam yang sejatinya mengharap Islam Indonesia sebagai mayoritas Musliom sedunia menjadi pelopor persatuan ummat Islam dunia yang pada saat ini mengalami perpecahan diberbagai Negeri karena terjadinya perubahan politik dan perebutan kekuasaan terkait diberlakukannya sistem demokrasi. Islam Indonesia yang hidup berdampingan dengan baik dengan agama lain diharapkan menjadi pelopor Persatuan Islam. Saudara kita di Timur Tengah membutuhkan kepemimpinan Indonesia dalam membangun kembali Persatuan mereka berdasarkan ruh keislaman. Dan tiupan Persatuan itu sangat diharapkan dari Indonesia datangnya.
Termasuk negara Turki yang pada saat riil melakukan berbagai langkah langkah untuk membangun Persatuan Islam, jsteru sangat berharap kepeloporan Isnonesia, dalam hal Persatuan Islam dunia ini.
Tetapi ada tiga pristiwa yang sangat mencengangkan terjadi disekitar ka'bah. Pertama sejumlah jama'ah Umroh membacakan teks Pancasila dalam konten doa sya'i, sehingga menjadi kontroversi dikalangan ummat, tetapi tiba tiba saja muncul jama'ah yang lebih besar menyanyikan syair Ya lal Wathon juga pada saat sedang melaksanakan sya'i. Bersamaan ada jama'ah yang telahmempersiapkan segalasesjuatunya berdandan layaknya artis untuk melangtunkan lagu Nostalgia Pop Indonesia Bimbo di pelataran Masjidil Harom, jelas ini menoreh luka bukan hanya bagi Arab Saudi, salah salah Muslium dunia kecewa.
Nasi sudah menjadi bubur, ya sudahlah. Mohon ini semua adalah sebagai kejadian yang terakhir dilakukan. Orangpun tak mau tahu sebagai kelompok dari mana, tetapi induk organisasinya yang terkoreksi, dan byukan hanya sebatas Organisasi saja, tetapi Muslim Indonesia juga terkoreksi. Sekali lagi sudahlah. Setelah kesalahan yang tak perlu ini hendaknya jangan internal kita pula yang haruis berselisih.
Jangan menrasa yang paling benar dan paling bagus sehingga gemar menyalahkan dan mengoreksi pihak lain. Koreks diri lebih diutamakan. Allah tidak suka kita berkelompok kelompok dan merasa kelompoknya yang paling benar sehingga terpancing membubarkan Saudara sendiri yang sedang mengaji, berkordinasilah dengan organisasi indukmasing masing, jangan biarkan organisasi induk tak lagimampu mengontrolanggotanya.
Kita mengharap Arab Saudi segera mengeluarkan larangan keras. Tak terbayangkan bila aktivitas seperti ini dibiarkan dan ditiru oleh kelompok kelompok lain, dibebaskan, maka aktivitas haji dan Umrah bukannya menjadi ajang silaturrahmi, tetapi sebaliknya akan menjadi ajang keributan serta sumber perpecahan ummat Islam sedunia. Apa kita mau dikatakan bahwa Perpecahan Ummat Islam Sedua adalah akibat Muslim Indonesia yang mayoritas itu. Astaghfirullah.
No comments:
Post a Comment