Di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung tadi pagi Minggu 11 Februari 2018, diujung acara acara tausiyah bakda subuh berubah diskusi, menjadi diskusi kecil tentang kemungkinanan bagi Musholla Aljihad menyelenggarakan Sholat Jum'at dan secara otomatis status Musholla akan berubah menjadi Masjid, sesuati dengan pemahaman masyarakat pada umumnya, diskusi berawal dari dari pertanyaan dan usul Bpk. Enggar sebagai salah satu jama'ah aktif. Melihat posisi masjid, maka lokasi ini sangat strategis. Bpk. Minhoirin dalam sambutan dan pengarahannya mengatakan, untuk menyelenggarakan Sholat Jum'at tak perlu memiliki persiapan yang maksimal baru diselenggarakan, manakala masih banyak hal yang belum maksimal tetapi manakala sudah memenuhi persyaratan syahnya sholat Jum'at, maka diminta segera direncanakan penyelenggaraannya, seperti melengkapi ta'mir Masjid sehingga secara organisatoris bisa melaksanakan pembagian tugas organisasi setidaknya secara Standar. Maka dibituhkan petunjuk Ulama tentang persyaratan minimal menyelenggarakan shoat Jum'at demikian papar Bpk. Minhoirin.
Tetapi manakala ini terwujud maka Musholla al-Jihad harus menyelenggarakan Khutbah yang berbau akademis. Masjid yang pada hakekatnya bukan sekedar menyelenggarakan peribadatan khusus, melainkan sebuah masjid yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, yang juga sangat mentaati kaidah kaidah pemebalajaran. Mengingat bahwa masjid yag terdekat ada dua masjid, yaiutu Masjid di komplek MAN dan Masjid Al-Falah di Blog B IV. Melihat kenyataannya jika di Al- Falah adalah masyarakat umum, dan di Masjid MAN sebagian besar Jama'ahnya adalah pelajar, Maka diharapkan di Masjihad Al-Jihad, akan diharapkan jama'ahnya mayorotas adalah Mahasiswa.sehingga khatib dan khutbahnya diharapakan memiliki bobot akademis di atas rata rata. Pada jumat tertetu khatib diharapkan untuk siap melanjtkan khuitbahnya dengan tanya jawab melalui diskusi yang diselenggarakan seusai melaksanakan sholat Jum'at, setidaknya sekali dalam sebulan. Ditambah lagi dengan bedah buku dan lain sebagainya terhadap buku buku yang dijadikan rujukan dalam khutbah.
Tetapi manakala ini terwujud maka Musholla al-Jihad harus menyelenggarakan Khutbah yang berbau akademis. Masjid yang pada hakekatnya bukan sekedar menyelenggarakan peribadatan khusus, melainkan sebuah masjid yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, yang juga sangat mentaati kaidah kaidah pemebalajaran. Mengingat bahwa masjid yag terdekat ada dua masjid, yaiutu Masjid di komplek MAN dan Masjid Al-Falah di Blog B IV. Melihat kenyataannya jika di Al- Falah adalah masyarakat umum, dan di Masjid MAN sebagian besar Jama'ahnya adalah pelajar, Maka diharapkan di Masjihad Al-Jihad, akan diharapkan jama'ahnya mayorotas adalah Mahasiswa.sehingga khatib dan khutbahnya diharapakan memiliki bobot akademis di atas rata rata. Pada jumat tertetu khatib diharapkan untuk siap melanjtkan khuitbahnya dengan tanya jawab melalui diskusi yang diselenggarakan seusai melaksanakan sholat Jum'at, setidaknya sekali dalam sebulan. Ditambah lagi dengan bedah buku dan lain sebagainya terhadap buku buku yang dijadikan rujukan dalam khutbah.
Kesepakatan tadi pagi bahwa untuk menyusun Naskah Akademis Penyelenggaraan Jum'atan akan disusun oleh Bpk. Enggar BW. yang kebetulan sebagai pengusul gagasan seusai tausiyah pagi tadi. Naskah akademis ini diharapkan menggunakan analisi data menggunakan sistem kwadron yang meliputi Berbagai Peluang, Berbagai Ancaman, secara eksternal, serta Kelemahan Internal dan Kekuatan Internal. Kepada Bapak Enggar diminta agar masing masing unsur melipiuti Peluang dan Ancaman secara internasl, serta kelemahan dan kekuatan secara internal. Diminta kepada Bpk Enggar sgera membentuk Tim untuk mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan untuk penyusunan naskah akademis dengan menggunakan analisis swoot, terseburtb di atas.
Tim ini diharapkan bekerja selama tiga minggu sehinggu minggu berikutnya naskah akademis dapat diterima oleh para jamaah dan sejumlah orang yang diharapkan partisipasinya dalam membahas naskah akademis ini. Data diharapkan sebanyakbanyaknya, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga seobjektif objektifnya. agar manakala data tersebut dijadikan acuan, tidak mengalami bias.
Bapak Minhoirin selaku Ketua Ta'mir Musholla merasa yakin bahwa kita telah mampu, sedang faktor kelemahan dan ancaman, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dapat diatasi. Dan juga analisis kita juga selalu berpatokan pada analisis dan data data dengan mennggunakamn kaidah fikih. Maka dirtnjau dari sisi manapun penyelenggaraan sholat Jum'at yang kita rencanakan ini, tidak lagi memiliki persoalan dengan Fiqih, kepada Pak Enghgar dan Tim nya kita ucapak selamat bekerja. sebagai Jama'ah MUsholla Al jihad kita harapkan siap berpartisipasi. Semoga dimudahkan Allah.
No comments:
Post a Comment