ULAMA YANG BENAR CIRI CIRINYA DIBENCI OLEH KAFIR DAN MUNAFIK.
AKHIR AKHIR INI muncul sejumlah ulama yang senang mengeluarkan fatwa fatwa dengan dasar pemikiran politik. Dengan dasar toleransi atau mungkin dasar antropologi, disebut fatwa karena yang mengucapkannya dikenal sebagai seseorang yang sangat menguasai ilmu agama Islam atau ulama, maka ucapannya ujarannya dianggap sebagai fatwa. Padahal pemikirnnya tidaklah berdasarkan al-Quran dan hddits melain adanya pertimbangan yang lain, yaitu pertimbangan politis. Politik itu terkit dengan keuntungan kekuasaan. Dengan demikian maka fatwa yang dasarnya politik, maka diyakini bahwa fatwa itu adalah dalam rangka mendapatkan keuntungan secara politis, atau terkait dengan upaya upaya merebut kekuasaan. Kalau mau disebut fatwa yang benar maka sandarkanlah fatwa itu kepada Al-Quran dan haddist, hatta kontennya tentang politik. Itulah politik Islam namanya. Dengan pilitik Islam maka yang akan ditegakkan adalah kebenaran Islam, kebenaran yang datang dari Allah.
Sebagai seseorang yang terbilang pakar agama Islam, sekalipun mengeluarkan fatwa politik, tetapi tentunya ada saja dalil yang dikemukakannya.Akibatnya adalag perselisihan paham antar sesama ulama, sebagai orang yang awam masalah keagamaan kita akan dijadikan pusing dan cemas karenanya. Ulama terpecah setidaknya terbagi dua, tetapi gampang dibedakan, ada kelompok yang direspon dengan baik oleh Penguasa dan ada pihak yang dibenci dengan Penguasa. Dan untungnya lagi Islam mengajarkan dengan sangat praktis dan mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.
Diajarkan bahwa ulama yang baik itu salah satu cirinya adalah ulama yang dibenci oleh orang orang kafir dan munfik, orang kafir tak suka orang munafik tak sika dengan ulama itu. Ulama itu dipersulit, di hina, difitnah dan dicarikan dalil dan dalih untuk menangkap dan memenjarakannya, maka ulama seperti itu menurut ajaran Islam adalah ulama yang paling pantas dijadikan panutan.
No comments:
Post a Comment