BERULAH SAAT TAWAF DAN SA'I SEHARUSNYA "TIDAK DILAKUKAN"
Banyak Negara Islam yang sejatinya mengharap Islam Indonesia sebagai mayoritas Musliom sedunia menjadi pelopor persatuan ummat Islam dunia yang pada saat ini mengalami perpecahan diberbagai Negeri karena terjadinya perubahan politik dan perebutan kekuasaan terkait diberlakukannya sistem demokrasi. Islam Indonesia yang hidup berdampingan dengan baik dengan agama lain diharapkan menjadi pelopor Persatuan Islam. Saudara kita di Timur Tengah membutuhkan kepemimpinan Indonesia dalam membangun kembali Persatuan mereka berdasarkan ruh keislaman. Dan tiupan Persatuan itu sangat diharapkan dari Indonesia datangnya.
Termasuk negara Turki yang pada saat riil melakukan berbagai langkah langkah untuk membangun Persatuan Islam, jsteru sangat berharap kepeloporan Isnonesia, dalam hal Persatuan Islam dunia ini.
Tetapi ada tiga pristiwa yang sangat mencengangkan terjadi disekitar ka'bah. Pertama sejumlah jama'ah Umroh membacakan teks Pancasila dalam konten doa sya'i, sehingga menjadi kontroversi dikalangan ummat, tetapi tiba tiba saja muncul jama'ah yang lebih besar menyanyikan syair Ya lal Wathon juga pada saat sedang melaksanakan sya'i. Bersamaan ada jama'ah yang telahmempersiapkan segalasesjuatunya berdandan layaknya artis untuk melangtunkan lagu Nostalgia Pop Indonesia Bimbo di pelataran Masjidil Harom, jelas ini menoreh luka bukan hanya bagi Arab Saudi, salah salah Muslium dunia kecewa.
Tuesday, February 27, 2018
Monday, February 26, 2018
Contoh Tanah Yang Sudah di Kuasai Oleh Cina di Malaysia
PEDIH dan mengerikan menyimak Youtube yang menggambarkan kepiluan hati rakyat Negeri Jiran yang telah tergadai kepada China oleh mereka yang kurang Chinta Kepada Negerinya. Akibatnya China telah mendirikan Kerajaan Bisnis Besar di negeri Jiran, Lokasi itu ,menjadi sangat mentereng dan mengagumkan, sebuah wilayah kosong yang telah disulap menjadi Kerajaan Bisnis China di Negeri itu, wilayah itu semula merupakan bagian dari Malaysia kini dipagar tinggi dan siapapun pribumiyang mendekat segera diusir oleh skurity honorarium dari pendatang asing juga. Mereka seperti tak percaya, Negeri mereka telah dijual oleh Pemimpin yang sempat meraih kekuasaan. Sayang kekuasaan itu tak sepenuhnya digunakan untuk mensejahterakan rakyat mereka sendiri, nampaknya mereka menyimpan berpihak kepada pemodal asing dari China.
Kini Kerajaan Bisnis China itu telah berdiri dengan segala keponangahannya di Negeri Jiran, siapapun pribumi yang mendekat akan segera diusir oleh scurity bayaran Kewarganegaraan Bangladesh.Saudara Saudara kita serumpun Melayu dengan kita di Malaysia hanya mampu memandang dari kejauhan dengan hati yang remuk. Terbayang bagaimana susahnya anak cucu mereka kelak sepeninggalan mereka. Mereka akan dihinakan dan bahkan mungkin akan terusir dari kampung halaman, mereka sendiri sebagaimana bangsa Melayu di Singapura sekarang.
Bersyukurlah kita di Indonesia, para Pemimpoj kita masih banyak yang memilikipemikiran dan pertimbangan yang waras, tidak kemaruk kekayaan dan kesenangan pribadi, mereka memikirkan masa depan dan kesejahteraanrakyatnya. Bahkan ada diantaranya yang mengharamkan kepemilikan t atas tyanah, mereka mempersilakan asing segera enayah dari Bumi mereka bila tak mau mematuhi aturan yang ditetapkan. Walaupun kita harus jujur ada juga pihak yang seperti tak sabar menantikan kedatangan asing untuk membangun Kerajaan Bisnis di negeri kita. Ya ... Tolong lah kami dari kekejian Saudara kami yang berusaha akan menjual negeri kami seperti Saudara Saudara kami di Malaysia sana ... lindungilah kami Ya Allah.
Kini Kerajaan Bisnis China itu telah berdiri dengan segala keponangahannya di Negeri Jiran, siapapun pribumi yang mendekat akan segera diusir oleh scurity bayaran Kewarganegaraan Bangladesh.Saudara Saudara kita serumpun Melayu dengan kita di Malaysia hanya mampu memandang dari kejauhan dengan hati yang remuk. Terbayang bagaimana susahnya anak cucu mereka kelak sepeninggalan mereka. Mereka akan dihinakan dan bahkan mungkin akan terusir dari kampung halaman, mereka sendiri sebagaimana bangsa Melayu di Singapura sekarang.
Bersyukurlah kita di Indonesia, para Pemimpoj kita masih banyak yang memilikipemikiran dan pertimbangan yang waras, tidak kemaruk kekayaan dan kesenangan pribadi, mereka memikirkan masa depan dan kesejahteraanrakyatnya. Bahkan ada diantaranya yang mengharamkan kepemilikan t atas tyanah, mereka mempersilakan asing segera enayah dari Bumi mereka bila tak mau mematuhi aturan yang ditetapkan. Walaupun kita harus jujur ada juga pihak yang seperti tak sabar menantikan kedatangan asing untuk membangun Kerajaan Bisnis di negeri kita. Ya ... Tolong lah kami dari kekejian Saudara kami yang berusaha akan menjual negeri kami seperti Saudara Saudara kami di Malaysia sana ... lindungilah kami Ya Allah.
Sunday, February 25, 2018
JANGAN IKUTAN HINA ULAMA
BELUM genap empat bulan lewat, hati saya mendidih ketika ada sebuah tulisan di Facebook dengan kalimat singkat KPK LEBIH BISA DIPERCAYA DARI PADA ULAMA saya berharap pemilik akun yang kurang saya kenal itu bukan beragama Islam, sehingga saya kategorikan wajar, dia kafir, dan sejak dahulu orang kafir umumnya memusuhi ulama. Tetapi kemarin saya menemukan ada muncul di akun facebook milik seseorang yang saya tahu adalah ummat Islam menulis " Maaf untuk kasus tertentu, saya lebih percaya KPK tinimbang ustaz, intelektual, pengamat, apatah lagi partai, politisi ..." memang tidak disebutkan dalam kasus apa yang dimaksud dengan kasus tertentu itu, apatah lagi memang kasusnya tidak ada. Karena ajaran kepada ummat Islam harus menghormati ulama, dan kalaupun kita memang tahu sang ulama itu terjerumus dalam kekeliruan, maka tetap tutup mulut, jangan ada pernyataan sedikitpun yang menyudutkan ulama.
Jangankan kepada ulama, kepada orang biasa saja, tetapi sama Muslim, manakala kita tahu dia melakukan dosa maka kita harus tutup mulut, haram hukumnya mebeberkan aib saudara. Tentang ini saya pernah berdebat kecil dengan seorang teman yang juga aktivitasnya jurnali, saya katakan haram hukumnya mengumbar aib saudara seiman, saya diskusi itu di teras Masjid Al Usman di Jalan Dewi Sartika, kami berdua berpisah dalam perbedaan pendapat, namun kami saling mengucapkan salam. Setiba di rumah sebelum tidur saya mendoakan teman tadi selamat dari jeratan dosa. Ini ajaran Islam kata saya, kewajiban kita adalah mematuhinya, jangan ditangkis dengan kode etik dan sebagainya sekedar buatan manusia.
Telakkanlah seseorang ulama atau ustaz pada posisi yang sangat dihormati, ustaz itu bagian dari ulama, ulama artinya seseorang yang ahli ilmu, ustaz adalah orang yang mengembangkan atau mengajarkan ilmu, di Saudi sana seseorang disebut Ustaz itu adalah orang yang memiliki gelar akademis, umumnya S3. Dengan demikian Ustaz juga ilmuan, artinya ustaz juga ulama. Ulama adalah pewaris Nabi, Nabi adalah jabatan yang paling tinggi bagi manusia.
Ada juga kalimat pelecehan ustadz, disebutkan Ustaz juga manusia, kalimat itu adalah kalimat untuk merendahkan Ustaz, keberhasilan merendahklan Ustaz adalah merupakan jalan untuk merendahkan agama Islam secara keseluruhan. Maka Allah mengajarkan agar kita memiliki ukhuwah Iskamiyah, dengan ukhuwah Islamiyah maka keimanan anak cucu kita akan akan lebih terlindungi, tetapi manakala kedapatan kita telah melecehkan ustad atau ulama yang merupakan pewaris para Nabi maka yakinlah anak cucu kita akan terombang ambing.
Seorang Ustad dalam mengajar diharuskan manakala dalam pelajaran tertentu umpamanya terjadi perbedaan dengan ajaran Islam, maka didepan murid menangkanklanlah Islam, umpamanya dalam teori Dartwin yang berbeda dengan Islam, maka menangkanlah Islam dan kalahkanlah teori Darwin yang mengatakan manusia itu dari kera. Selanjutnya nanti Tuhan yang akan memberika hidyah kepada muruid kita. tetapi manakala kita memenangkan teori Darwin dan menyalahkan agama, maka berarti kita telah berhadapan langsung dengan Allah. Dan sekaligus kita telah membuat anak didik bimbang.
Jelas saya tak ingin berdebat, dan dalam perdebatan saya pasti kalah. Tetapi ini saya tulis di blog agar yang lain dapat mengambil pelajaran. Saya katakan saya akan berdoa untuk sahabat saya yang menyatakan dalam kasus tertentu dia lebih pertcaya kepada KPK tinimbang Ustaz. Ini adalah dosa. Sebagai Sahabat saya saya akan berdoa baginya agar Allah mengampuni kesalahannya. tetapi akan lebih elok manakala Ia meminta maaf kepada Ustaz dan ulama, Memohon ampun kepada Allah, serta menghapus postingannya. semoga
Jangankan kepada ulama, kepada orang biasa saja, tetapi sama Muslim, manakala kita tahu dia melakukan dosa maka kita harus tutup mulut, haram hukumnya mebeberkan aib saudara. Tentang ini saya pernah berdebat kecil dengan seorang teman yang juga aktivitasnya jurnali, saya katakan haram hukumnya mengumbar aib saudara seiman, saya diskusi itu di teras Masjid Al Usman di Jalan Dewi Sartika, kami berdua berpisah dalam perbedaan pendapat, namun kami saling mengucapkan salam. Setiba di rumah sebelum tidur saya mendoakan teman tadi selamat dari jeratan dosa. Ini ajaran Islam kata saya, kewajiban kita adalah mematuhinya, jangan ditangkis dengan kode etik dan sebagainya sekedar buatan manusia.
Telakkanlah seseorang ulama atau ustaz pada posisi yang sangat dihormati, ustaz itu bagian dari ulama, ulama artinya seseorang yang ahli ilmu, ustaz adalah orang yang mengembangkan atau mengajarkan ilmu, di Saudi sana seseorang disebut Ustaz itu adalah orang yang memiliki gelar akademis, umumnya S3. Dengan demikian Ustaz juga ilmuan, artinya ustaz juga ulama. Ulama adalah pewaris Nabi, Nabi adalah jabatan yang paling tinggi bagi manusia.
Ada juga kalimat pelecehan ustadz, disebutkan Ustaz juga manusia, kalimat itu adalah kalimat untuk merendahkan Ustaz, keberhasilan merendahklan Ustaz adalah merupakan jalan untuk merendahkan agama Islam secara keseluruhan. Maka Allah mengajarkan agar kita memiliki ukhuwah Iskamiyah, dengan ukhuwah Islamiyah maka keimanan anak cucu kita akan akan lebih terlindungi, tetapi manakala kedapatan kita telah melecehkan ustad atau ulama yang merupakan pewaris para Nabi maka yakinlah anak cucu kita akan terombang ambing.
Seorang Ustad dalam mengajar diharuskan manakala dalam pelajaran tertentu umpamanya terjadi perbedaan dengan ajaran Islam, maka didepan murid menangkanklanlah Islam, umpamanya dalam teori Dartwin yang berbeda dengan Islam, maka menangkanlah Islam dan kalahkanlah teori Darwin yang mengatakan manusia itu dari kera. Selanjutnya nanti Tuhan yang akan memberika hidyah kepada muruid kita. tetapi manakala kita memenangkan teori Darwin dan menyalahkan agama, maka berarti kita telah berhadapan langsung dengan Allah. Dan sekaligus kita telah membuat anak didik bimbang.
Jelas saya tak ingin berdebat, dan dalam perdebatan saya pasti kalah. Tetapi ini saya tulis di blog agar yang lain dapat mengambil pelajaran. Saya katakan saya akan berdoa untuk sahabat saya yang menyatakan dalam kasus tertentu dia lebih pertcaya kepada KPK tinimbang Ustaz. Ini adalah dosa. Sebagai Sahabat saya saya akan berdoa baginya agar Allah mengampuni kesalahannya. tetapi akan lebih elok manakala Ia meminta maaf kepada Ustaz dan ulama, Memohon ampun kepada Allah, serta menghapus postingannya. semoga
Saturday, February 24, 2018
TAK SUKA PRESIDEN DIHINA ORANG
Walaupun Beliau sering disebut Pekerja Partai, walaupun beliau sendiri mengatakan bahwa beliau menjadi Presiden hanya untuk Bekerja Bekerja dan Bekerja. Walalupun saya dahulu tidak memilih beliau hanya lantaran Pidato Pidatonya tak cukup menarik buat saya, Tetapi beliau adalah Presiden RI, Presiden saya yang harus saya hormati, walaupun tetap sering mengkritik, karena hal itu dibenarkan pada era Demokrasi dan HAM ini, tetapi jika ada seorang Komikus dari Jepang berani menyindir, atau siapapun yang melecehkan Presiden kita, apalagi dia orang asing. Oman Hiroshi yang menyindir secara hina kepada Presiden kita, maka saya kecewa. marah.
Beliau memang kurang pandai berdiplomasi, beliau memang kurang pandai bicara, Tapi jangan hendaknya Beliau dilecehkan.
Baru Baru ini seorang Komikus Jepang mengeluarkan komiknya yang menggambarkan Presiden kita merengek rengek meminta Jepang melanjutkan Pekerjaan Kreta cepat Jakarta Bandung, karena sepertinya China akan mangkir dari pekarjaan ini, dan Kreta Cepat Presiden Jokowi yang memancing banyak kontriversi nampaknya terancam mangkrak.
Dahulu memang Jepanglah yang melakukan study lapangan lalu datanya diserahkan kepada Pemerintah dan taksiran biaya di cantumkan. Tapi tak lama kemudian Justeru Presiden menyerahkan data itu keopada China, lalu China tertarik dan menawar pekerjaan tersebut hanya separo dari harga Jepang, tentu saja Presiden memilih harga yang lebih murah. Walaupun jelas dengan segala resikonya. Dan ketika pekerjaan ini menunjukkan gejala akan terhenti di tengah jalan, lalu Preiden Jokowi kembali kepada Jepang yang dahulu dikecewakan itu, jelas saja komikus kesohor itu menyindir dengan memfiralkan sejumlah gambar yang intinya adalah menyindir Presiden kita.
Tetapi bagi saya, maka saya akan tersinggung bila Presiden saya di lecehkan walaupun hanya kamik yang mungkin dunia sana itu maslah biasa saja, karena mereka menganut demokrasi dan HAM. Mungkin dunia lain Presidennya di buat gambar seperti apapun gak akan marah, beda dengan kita yang memiliki nilai nilai luhur dan budaya yang sangat mengutamakan rasa hormat kepada mereka yang disepakati sebagai pimpinan, baik pimpinan formal di Pemerintahan, maupun pimpinan non formal di masyarakat.
Bangsa Indonesia sangat menghormati Pemimpin, walaupun dalam struktur umat Islam tokoh yang paling dihormati iti adalah Ulama, karena Ulama itu adalah pewaris Nabi, dan Nabi adalah jabatan tertinggi di lingkungan manusia, itu dalam Islam. Demiian juga para ulama sangat menghormati Para Pemipin formal dan petugas Negara, Aparat Pemerintah, sepanjang tidak menampakkan kebencian dan permusuhan kepada ulama, maka ulama akan hormat dan ummatpun hormat kepada Pemimpin Formal.
Kita sangat menyesalkan manakala terjadi disharmonis antara ulama dan Umaro atau Pimpinan Pemerintahan, aparat. Ulama adalah pihak yang telah terlalu puas dibenturkan dengan pihak keamanan. Pada waktu kekuasan Orde Baru, ulama dibenturkan dengan TNI (khususnya Angkatan Darat. Hubungan antar ulama dengan Angkatan Darat mencair ketika LB Murdani memperkenalkan strateginya untuk merebut kekuasaan. Kini Ummat Islam bersama sejumlah ulama dibenturkan oleh Penguasa kepada Kepolisian.
Ketika ummat Islam dibenturkan oleh Penguasa Orde Baru lebih disebabkan oleh upaya Penguasa untuk mempertahankan Kekuasaan dan sejumlah rekomendasi pihak asing untuk mewaspadai dan bahkan melupuhkan ulama tertentu. Lalu bagaimana dengan sekarang, rasanya tak jauh berbeda, artinya demi kekuasaan maka sejumlah Ulama dimusuhi, dan Ummat Islampun tercekam, tetapi kini labih berat dibanding pada era Orde Baru dahulu.
Tetapi sebagaimanapun kecewa kita kepada Presiden kita yang nampaknya tak ada rasa keberpihakannya kepada ummat Islam yang pada saat ini real sebagai mayoritas. Tetapi manakala beliau dilecehkan oleh orang asing, maka hati ini tak rela. Saya tak suka Presiden saya dilecehkan.
Beliau memang kurang pandai berdiplomasi, beliau memang kurang pandai bicara, Tapi jangan hendaknya Beliau dilecehkan.
Baru Baru ini seorang Komikus Jepang mengeluarkan komiknya yang menggambarkan Presiden kita merengek rengek meminta Jepang melanjutkan Pekerjaan Kreta cepat Jakarta Bandung, karena sepertinya China akan mangkir dari pekarjaan ini, dan Kreta Cepat Presiden Jokowi yang memancing banyak kontriversi nampaknya terancam mangkrak.
Dahulu memang Jepanglah yang melakukan study lapangan lalu datanya diserahkan kepada Pemerintah dan taksiran biaya di cantumkan. Tapi tak lama kemudian Justeru Presiden menyerahkan data itu keopada China, lalu China tertarik dan menawar pekerjaan tersebut hanya separo dari harga Jepang, tentu saja Presiden memilih harga yang lebih murah. Walaupun jelas dengan segala resikonya. Dan ketika pekerjaan ini menunjukkan gejala akan terhenti di tengah jalan, lalu Preiden Jokowi kembali kepada Jepang yang dahulu dikecewakan itu, jelas saja komikus kesohor itu menyindir dengan memfiralkan sejumlah gambar yang intinya adalah menyindir Presiden kita.
Tetapi bagi saya, maka saya akan tersinggung bila Presiden saya di lecehkan walaupun hanya kamik yang mungkin dunia sana itu maslah biasa saja, karena mereka menganut demokrasi dan HAM. Mungkin dunia lain Presidennya di buat gambar seperti apapun gak akan marah, beda dengan kita yang memiliki nilai nilai luhur dan budaya yang sangat mengutamakan rasa hormat kepada mereka yang disepakati sebagai pimpinan, baik pimpinan formal di Pemerintahan, maupun pimpinan non formal di masyarakat.
Bangsa Indonesia sangat menghormati Pemimpin, walaupun dalam struktur umat Islam tokoh yang paling dihormati iti adalah Ulama, karena Ulama itu adalah pewaris Nabi, dan Nabi adalah jabatan tertinggi di lingkungan manusia, itu dalam Islam. Demiian juga para ulama sangat menghormati Para Pemipin formal dan petugas Negara, Aparat Pemerintah, sepanjang tidak menampakkan kebencian dan permusuhan kepada ulama, maka ulama akan hormat dan ummatpun hormat kepada Pemimpin Formal.
Kita sangat menyesalkan manakala terjadi disharmonis antara ulama dan Umaro atau Pimpinan Pemerintahan, aparat. Ulama adalah pihak yang telah terlalu puas dibenturkan dengan pihak keamanan. Pada waktu kekuasan Orde Baru, ulama dibenturkan dengan TNI (khususnya Angkatan Darat. Hubungan antar ulama dengan Angkatan Darat mencair ketika LB Murdani memperkenalkan strateginya untuk merebut kekuasaan. Kini Ummat Islam bersama sejumlah ulama dibenturkan oleh Penguasa kepada Kepolisian.
Ketika ummat Islam dibenturkan oleh Penguasa Orde Baru lebih disebabkan oleh upaya Penguasa untuk mempertahankan Kekuasaan dan sejumlah rekomendasi pihak asing untuk mewaspadai dan bahkan melupuhkan ulama tertentu. Lalu bagaimana dengan sekarang, rasanya tak jauh berbeda, artinya demi kekuasaan maka sejumlah Ulama dimusuhi, dan Ummat Islampun tercekam, tetapi kini labih berat dibanding pada era Orde Baru dahulu.
Tetapi sebagaimanapun kecewa kita kepada Presiden kita yang nampaknya tak ada rasa keberpihakannya kepada ummat Islam yang pada saat ini real sebagai mayoritas. Tetapi manakala beliau dilecehkan oleh orang asing, maka hati ini tak rela. Saya tak suka Presiden saya dilecehkan.
Monday, February 19, 2018
MISKIN LITERASI "POLITIK OLAHRAGA POLITIK"
MEMANG ada yang menilai bahwa para politisi kita dan juga penyelenggara Pemerintahan masih mengalami kemiskinan literasi sehingga politik diartikan hanya sebagai kekuasaan, sehingga mencapai kemenangan politik dikira otomatis mengemban kekuasaan, padahal sedemikian banyak literatur yang mengatakan bahwa politik itu intinya adalah menegakkan nilai kebenaran dan keadilan.
Thesis ini sebenarnya sudah lama saya lupakan karena kita sudah mencapai 72 tahun merdeka. Tetapi peristiwa pelarangan Gubernur Anis Baswedan mendampingi Presiden Jokowi ketika akan membagikan hadiyah kepada Persija yang memenangi pertandingan, dan Gubernur DKI Anis Baswedan bergerak ingin mendampingi Presiden layaknya seperti Daerah lain yang bertindak sebagai tuan rumah, melihat peristiwa ini Stadion pun riuh. Syukur dengan cekatan seorang Politisi masa depan PDI yang mengkomandani perhelatan besar ini jecara jantan mengaku salah dan mengaku miskin literasi masalah penyelenggaraan Olahraga.
Seorang teman berkomentar; Ngapain juga politisi ikut ikutan menyelenggarakan olahraga.
Teman lain menjawab ; "Mumpung lagi kuasa"
Benar kata Gus Dur bahwa pemenang Pilkada atau Pemilihan apapun, pemenangnya cenderung bertingkah seperti Raja Raja Jawa tempo dulu, yang merasa berhak mengatur dan menguasai segala galanya. Titahnya adalah hukum "Sabdo Pandito Ratu" Sebagaimana kita ketahui bahwa Gus Dur adalah Presiden terpilih Penganut Demokrasi, tetapi jabatannya terpaksa ditanggalkan di tengah jalan, tampa pernah diadili di Pengadilan, karena suatu kesalahan. Banyak pihak yang terlibat dalam Pemerintahan cenderung suka suka, Ada yang lebih sadis mengatakan sebagai amatiran.
Thesis ini sebenarnya sudah lama saya lupakan karena kita sudah mencapai 72 tahun merdeka. Tetapi peristiwa pelarangan Gubernur Anis Baswedan mendampingi Presiden Jokowi ketika akan membagikan hadiyah kepada Persija yang memenangi pertandingan, dan Gubernur DKI Anis Baswedan bergerak ingin mendampingi Presiden layaknya seperti Daerah lain yang bertindak sebagai tuan rumah, melihat peristiwa ini Stadion pun riuh. Syukur dengan cekatan seorang Politisi masa depan PDI yang mengkomandani perhelatan besar ini jecara jantan mengaku salah dan mengaku miskin literasi masalah penyelenggaraan Olahraga.
Seorang teman berkomentar; Ngapain juga politisi ikut ikutan menyelenggarakan olahraga.
Teman lain menjawab ; "Mumpung lagi kuasa"
Benar kata Gus Dur bahwa pemenang Pilkada atau Pemilihan apapun, pemenangnya cenderung bertingkah seperti Raja Raja Jawa tempo dulu, yang merasa berhak mengatur dan menguasai segala galanya. Titahnya adalah hukum "Sabdo Pandito Ratu" Sebagaimana kita ketahui bahwa Gus Dur adalah Presiden terpilih Penganut Demokrasi, tetapi jabatannya terpaksa ditanggalkan di tengah jalan, tampa pernah diadili di Pengadilan, karena suatu kesalahan. Banyak pihak yang terlibat dalam Pemerintahan cenderung suka suka, Ada yang lebih sadis mengatakan sebagai amatiran.
Sunday, February 18, 2018
LGBT MUSUH BERSAMA
SEJATINYA LGBT itu musuh bersama, bukan hanya musuh Islam, karena LGBT merupakan msuh bersama, msuh manusia klarena LGBT merupakan ancaman bagi manusia secara keseluruhan, Apakah LGBT diterima di Indonesia, jawabnya belum, tetapi kebebasan sexs dan LGBT selalu dikampanyekan oleh para pendukungnya dan dalam hal ini konon didukung oleh kemampuan finansial yang tidak sedikit, dan ketikabicara finansial ini sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam banyak hal seperti pembuatan Undang Undang dan bahkan beberapa kali telah melakukan Amandemen UUD 1945 sehingga wajah UUD 1045 kini berubah dan nyaris tak kita kenali lagi karena banyak hal yang tak lagi sejalan sejalan dengan nilai nilai budaya dan keyakinan mayoritas Bangsa Indonesia yang menganut agama Islam.
Secara keorganisasian Partai Politik Islam itu minoritas kedudukannya di Parlemen, mereka yang secara hystoris memiliki kedekatan dengan Islammenjadi Partai Partai Gurem ketika sebelumnya secara habis habisan dilanda kekisruhan internal setelah masuknya unsur dan kepentingan pihak ketiga secara sengaja merekayasa kekisriuhan itu. Mereka tak lagi memiliki kemampuan dan nilai jual secara politis selain hanya berkoalisi dan itupun hanya menjadi pihak pendukung bukan pengusung. Lantaran jumlah perolehan suara dan capaian kursi sangat minimal sebagai Partai Politik di Parlemen.
Monday, February 12, 2018
MEMBACAKAN PANCASILA DISAAT TAWAF ATAU SYA'I
TERSEBAR sebuah video viral di Facebook seseorang yang sepertinya memimpin sebuah rombongan yang sedang melakukan tawaf atau mungkin sya'i dengan bacaan doa, tetapi setelah itu sang pemimpin membaca Pancasila yang juga diikuti oleh para jama'ah yang dipimpinnya, sungguh ini membuat sejumlah nettizen terkejut dan mempertanyakannya. Tetapi tulisan bukan untuk membahas status hukum pembacaan Pancasila ataupun lengkap dengan butur butirnya dari kacamata fiqih, saya tek memiliki kompetensi untuk menulis tentang itu. Tetapi sebagai anggota masyarakat komunitas Muslim Indonesia yang sangat merindukan persatuan para ulama yang diikuti oleh para ummatnya, selalu menginginkan dan menyeru kepada para pihak untuk menghindari segal sesuatu yang membuka peluang perpecahan.
Sebagai bandingan ingin saya menampilkan kembali cerita alm Dr. Nurcholis Majid yang menceriterakan tentang pengalaman almarhum Subchan ZE ketika sedang memimpin ppara jama'ahnya melaksanakan tawaf dan sya'i. Ceritera ini jika tidak salah mengingat adalah isi ceramah Cask Nur di Masjid Toko Gunung Agung Jakarta, yang saya lupa tanggalnya, karena saya hanya mendengar ceramah beliau melalui rekaman yang dijual oleh Pengurus Masjid dimaksud.
Diceriterakan bahwa Subhan ZE pernah berurusan dengan pihak yang ditugaskan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mengawasi dan mengemankan kelancaran pelaksanaan ibadah tawaf ataupun sya'i, hal ini dikarenakan Subchan ZE dan kawan kawan membaca Sholawat Badar ketika sedang melaksanakan tawaf ataupun sya'i. Intinya petugas melarang jama'ah itu membaca Sholawat Badar ketika tawaf dan sya'i. Walaupun sebetulnya selawat badar itu adalah selawat yang tak asing lagi bagi Islam Indonesia. Selawat Badar antara lain berbunyi :
Ada semacam perbedaan yang agak ekstrim antara Islam Indonesia pada umunya dengan Saudara kita yang ada di Arab Saudi, antara lain masalah tawassul, jika kita agak terbiasa bertawassuk dengan mereka yang memiliki kelebihan sebagai abid (ali ibnadan) maupun yang 'aalim (ahli ilmu) orang yang abiid dan 'aaliim itu bagi masyarakat kita dapat dijadikan atau tawassdul, dajn yang paling banyak disebutkan di Indonesia adalah bahwa kita bertawassul, atau tak berkeberatan, manakala bertawasssul kepada tokoh il,mu maupun ibadah, antara lain kepada ahli atau mereka yang terlinbat dalam, ilmu maupun ibada. Dan banyak dianatara kita sering bertawassul atau bperantara kepada para pengiukut peserta perang Badar. Seperti dalam teks disebutkan sebagai " Tawassalna bibismillah, biahlil Badsi Ya Allah.
Sebagai bandingan ingin saya menampilkan kembali cerita alm Dr. Nurcholis Majid yang menceriterakan tentang pengalaman almarhum Subchan ZE ketika sedang memimpin ppara jama'ahnya melaksanakan tawaf dan sya'i. Ceritera ini jika tidak salah mengingat adalah isi ceramah Cask Nur di Masjid Toko Gunung Agung Jakarta, yang saya lupa tanggalnya, karena saya hanya mendengar ceramah beliau melalui rekaman yang dijual oleh Pengurus Masjid dimaksud.
Diceriterakan bahwa Subhan ZE pernah berurusan dengan pihak yang ditugaskan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk mengawasi dan mengemankan kelancaran pelaksanaan ibadah tawaf ataupun sya'i, hal ini dikarenakan Subchan ZE dan kawan kawan membaca Sholawat Badar ketika sedang melaksanakan tawaf ataupun sya'i. Intinya petugas melarang jama'ah itu membaca Sholawat Badar ketika tawaf dan sya'i. Walaupun sebetulnya selawat badar itu adalah selawat yang tak asing lagi bagi Islam Indonesia. Selawat Badar antara lain berbunyi :
Ada semacam perbedaan yang agak ekstrim antara Islam Indonesia pada umunya dengan Saudara kita yang ada di Arab Saudi, antara lain masalah tawassul, jika kita agak terbiasa bertawassuk dengan mereka yang memiliki kelebihan sebagai abid (ali ibnadan) maupun yang 'aalim (ahli ilmu) orang yang abiid dan 'aaliim itu bagi masyarakat kita dapat dijadikan atau tawassdul, dajn yang paling banyak disebutkan di Indonesia adalah bahwa kita bertawassul, atau tak berkeberatan, manakala bertawasssul kepada tokoh il,mu maupun ibadah, antara lain kepada ahli atau mereka yang terlinbat dalam, ilmu maupun ibada. Dan banyak dianatara kita sering bertawassul atau bperantara kepada para pengiukut peserta perang Badar. Seperti dalam teks disebutkan sebagai " Tawassalna bibismillah, biahlil Badsi Ya Allah.
Sunday, February 11, 2018
MUSHOLLA ALJIHAD AKAN DIJADIKAN MASJID AKADEMIK
MEMANG Musholla Aljihad bukam musholla atau masjid kampus, tetapi letaknya tak jauh dari Kampus UIN dan rumah rumah disekitar Musholla aljihad sudah mulai menerima kost bagi mahasiswa sehingga pada suatu saat mahasiswa adalah merupakan jama'ah terbanyakl di musholla ini. Selain UIN maka Kampus ITERA juga terletak tidak berjauhan dengan musholla ini, berdasarkan notasi grafik pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan grafik naik serentak di semua Fakultas utamanya adalah UIN dan diyakini ITERA yang juga merupakan Kampus Negeri pun akan demikian adanya. , sehingga peluang untuk menjadikan Musholla Aljihad ini menjadi Masjid yang bermuatan kademik selain sangat beralasan, juga sangat dibutuhkan. Walaupun di Kampus UIN terdapat Masjid
Kampus, dan nanti pada saatnya ITERA pun demikian, tetapi manakala Musholla Al Jihad akan mengusung mission akademik dalam beraktivitas maka Musholla Al-Jihad diyakini akan lebih lincah dan bebas dalam dalam berkreasi dam berinprovisasi, karena kesempatan untuk bersentuhan dengan berbagai disiplin ilmu ilmu yang berkembangtt, sehingga sangat beralasan manakala Musholla Al-Jihad dikembangkan menjadi Masjid Al Jihad.
Ada dua masjid terdekat dengan musholla Al Jihad, yang pertama Masjid di Komplek MAN dan jamaahnya lebih dari 90% adalah siswa,
Kampus, dan nanti pada saatnya ITERA pun demikian, tetapi manakala Musholla Al Jihad akan mengusung mission akademik dalam beraktivitas maka Musholla Al-Jihad diyakini akan lebih lincah dan bebas dalam dalam berkreasi dam berinprovisasi, karena kesempatan untuk bersentuhan dengan berbagai disiplin ilmu ilmu yang berkembangtt, sehingga sangat beralasan manakala Musholla Al-Jihad dikembangkan menjadi Masjid Al Jihad.
Ada dua masjid terdekat dengan musholla Al Jihad, yang pertama Masjid di Komplek MAN dan jamaahnya lebih dari 90% adalah siswa,
Saturday, February 10, 2018
MUSHOLLA ALJIHAD AKAN DIJADIKAN MASJID, MUNGKINKAH ?
AKAN DISELENGGARAKAN JUM'ATAN YANG KHAS.
Di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung tadi pagi Minggu 11 Februari 2018, diujung acara acara tausiyah bakda subuh berubah diskusi, menjadi diskusi kecil tentang kemungkinanan bagi Musholla Aljihad menyelenggarakan Sholat Jum'at dan secara otomatis status Musholla akan berubah menjadi Masjid, sesuati dengan pemahaman masyarakat pada umumnya, diskusi berawal dari dari pertanyaan dan usul Bpk. Enggar sebagai salah satu jama'ah aktif. Melihat posisi masjid, maka lokasi ini sangat strategis. Bpk. Minhoirin dalam sambutan dan pengarahannya mengatakan, untuk menyelenggarakan Sholat Jum'at tak perlu memiliki persiapan yang maksimal baru diselenggarakan, manakala masih banyak hal yang belum maksimal tetapi manakala sudah memenuhi persyaratan syahnya sholat Jum'at, maka diminta segera direncanakan penyelenggaraannya, seperti melengkapi ta'mir Masjid sehingga secara organisatoris bisa melaksanakan pembagian tugas organisasi setidaknya secara Standar. Maka dibituhkan petunjuk Ulama tentang persyaratan minimal menyelenggarakan shoat Jum'at demikian papar Bpk. Minhoirin.
Tetapi manakala ini terwujud maka Musholla al-Jihad harus menyelenggarakan Khutbah yang berbau akademis. Masjid yang pada hakekatnya bukan sekedar menyelenggarakan peribadatan khusus, melainkan sebuah masjid yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, yang juga sangat mentaati kaidah kaidah pemebalajaran. Mengingat bahwa masjid yag terdekat ada dua masjid, yaiutu Masjid di komplek MAN dan Masjid Al-Falah di Blog B IV. Melihat kenyataannya jika di Al- Falah adalah masyarakat umum, dan di Masjid MAN sebagian besar Jama'ahnya adalah pelajar, Maka diharapkan di Masjihad Al-Jihad, akan diharapkan jama'ahnya mayorotas adalah Mahasiswa.sehingga khatib dan khutbahnya diharapakan memiliki bobot akademis di atas rata rata. Pada jumat tertetu khatib diharapkan untuk siap melanjtkan khuitbahnya dengan tanya jawab melalui diskusi yang diselenggarakan seusai melaksanakan sholat Jum'at, setidaknya sekali dalam sebulan. Ditambah lagi dengan bedah buku dan lain sebagainya terhadap buku buku yang dijadikan rujukan dalam khutbah.
Tetapi manakala ini terwujud maka Musholla al-Jihad harus menyelenggarakan Khutbah yang berbau akademis. Masjid yang pada hakekatnya bukan sekedar menyelenggarakan peribadatan khusus, melainkan sebuah masjid yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, yang juga sangat mentaati kaidah kaidah pemebalajaran. Mengingat bahwa masjid yag terdekat ada dua masjid, yaiutu Masjid di komplek MAN dan Masjid Al-Falah di Blog B IV. Melihat kenyataannya jika di Al- Falah adalah masyarakat umum, dan di Masjid MAN sebagian besar Jama'ahnya adalah pelajar, Maka diharapkan di Masjihad Al-Jihad, akan diharapkan jama'ahnya mayorotas adalah Mahasiswa.sehingga khatib dan khutbahnya diharapakan memiliki bobot akademis di atas rata rata. Pada jumat tertetu khatib diharapkan untuk siap melanjtkan khuitbahnya dengan tanya jawab melalui diskusi yang diselenggarakan seusai melaksanakan sholat Jum'at, setidaknya sekali dalam sebulan. Ditambah lagi dengan bedah buku dan lain sebagainya terhadap buku buku yang dijadikan rujukan dalam khutbah.
Kesepakatan tadi pagi bahwa untuk menyusun Naskah Akademis Penyelenggaraan Jum'atan akan disusun oleh Bpk. Enggar BW. yang kebetulan sebagai pengusul gagasan seusai tausiyah pagi tadi. Naskah akademis ini diharapkan menggunakan analisi data menggunakan sistem kwadron yang meliputi Berbagai Peluang, Berbagai Ancaman, secara eksternal, serta Kelemahan Internal dan Kekuatan Internal. Kepada Bapak Enggar diminta agar masing masing unsur melipiuti Peluang dan Ancaman secara internasl, serta kelemahan dan kekuatan secara internal. Diminta kepada Bpk Enggar sgera membentuk Tim untuk mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan untuk penyusunan naskah akademis dengan menggunakan analisis swoot, terseburtb di atas.
Tim ini diharapkan bekerja selama tiga minggu sehinggu minggu berikutnya naskah akademis dapat diterima oleh para jamaah dan sejumlah orang yang diharapkan partisipasinya dalam membahas naskah akademis ini. Data diharapkan sebanyakbanyaknya, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga seobjektif objektifnya. agar manakala data tersebut dijadikan acuan, tidak mengalami bias.
Bapak Minhoirin selaku Ketua Ta'mir Musholla merasa yakin bahwa kita telah mampu, sedang faktor kelemahan dan ancaman, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dapat diatasi. Dan juga analisis kita juga selalu berpatokan pada analisis dan data data dengan mennggunakamn kaidah fikih. Maka dirtnjau dari sisi manapun penyelenggaraan sholat Jum'at yang kita rencanakan ini, tidak lagi memiliki persoalan dengan Fiqih, kepada Pak Enghgar dan Tim nya kita ucapak selamat bekerja. sebagai Jama'ah MUsholla Al jihad kita harapkan siap berpartisipasi. Semoga dimudahkan Allah.
Friday, February 9, 2018
HAM ITU SEBAGAI UPAYA MELAWAN TUHAN ?
HAM, Hak Azazi Manusia, yang dkira sebagian dari kita sebagai dewa penyelamat, ternyata setelah sebagian konsepnya diperkenalkan kepada kita semua ternyata tidak lebih dari upaya sistematis untuk melawan Tuhan, karena Indonesia memiliki kesepakatan untuk mendukung HAM dan bahkan membentuk suatu Komisi HAM, yang setelah dicermati memang HAM sangat dapat dijadikan kendaraan untuk mempromosikan ketiadaan Tuhan. Untuk itu pasangannya adalah Demokrasi. Apaboleh buat itu sudah berdiri tegak dan memang kenyataannya sekarang sebagai pintu gerbang untuk menentang agama dan Tuhan melalui konstitusi. Maka Bila ummat Islam ingin mengkonter atau mengantisipasinya, maka tidak ada jalan lain kecuali dengan cara cara yang konstitusional pula sehingga tidan dengan mudahnya memberikan gelar gelar makar, serta gelar gelar busuk lainnya kepada gerakan keagamaan, khususnya Islam.
Caknun menyebarkan tulisannya di mana mana tentang bahayanya gerakan gerakan HAM dan Demokrasi bagi kehdupan keagamaan, mereka memiliki kemajuan dan semakin besar pengaruhnya karena mereka terbiaya dari sumber yang sangat kaya, bukan hanya dari dukungan dana dari Pemerintah, tetapi dari sumber yang memiliki kemampuan finansial yang luar biasa. Maka Cak Nun menuliskan pemikirannya,
Caknun menyebarkan tulisannya di mana mana tentang bahayanya gerakan gerakan HAM dan Demokrasi bagi kehdupan keagamaan, mereka memiliki kemajuan dan semakin besar pengaruhnya karena mereka terbiaya dari sumber yang sangat kaya, bukan hanya dari dukungan dana dari Pemerintah, tetapi dari sumber yang memiliki kemampuan finansial yang luar biasa. Maka Cak Nun menuliskan pemikirannya,
Wednesday, February 7, 2018
SEKS BEBAS DAN LGBT BISA MASUK LEWAT TEORI ANTI TUHAN YANG TERANGKU DALAM DEMOKRASI DAN HAM ... ?!
JIKA Indonesia nampak menerima praktes sex bebas dan LGBT itu hanya melalui satu teori, yaitu teori komunis dan anti Tuhan, pintu gerbang anti Tuhan masuk ke Indonesia dengan mulus adalah melalui Demokrasi dan Hak Azasi Manusia Dasar Demokrasi adalah suara terbanyak, terlepas dari benar atau salah. Teori teori Demokrasi dan HAM adalah merupakan upaya upaya yang dipromosikan oleh Badan Internasional yang didukung keuangan yang luar biasa banyaknya. Nampaknya hal ini sudah berhasil memasuki Indonesia secara politis dan konstitusional sehingga pada saat ini kita telah mengalami kesulitan untuk mengantisipasinya.
Forum diskusi ILC TV One menampilkan seorang wanita cantik, dia seorang jurnalis yang konon masih mengikuti kuliah di sebuah Perguruan Tinggi.
https://www.youtube.com/watch?v=jD0x3NOCPBY
Perempuan cantik ini nampaknya sangat mewakili penganut seks bebas dan LGBT, walaupun belum tentu yang bersangkutan melakukan seks bebas kesembarang orang, tetapi sikapnya yang kekeh
Forum diskusi ILC TV One menampilkan seorang wanita cantik, dia seorang jurnalis yang konon masih mengikuti kuliah di sebuah Perguruan Tinggi.
https://www.youtube.com/watch?v=jD0x3NOCPBY
Perempuan cantik ini nampaknya sangat mewakili penganut seks bebas dan LGBT, walaupun belum tentu yang bersangkutan melakukan seks bebas kesembarang orang, tetapi sikapnya yang kekeh
Tuesday, February 6, 2018
DI JAWA BARAT BANYAK ORANG GILA ... ?
Prof. Dr. Rocky Gerung, Guru Besar Filsafat di UI memang pandai merangkai kata, Bagaimana tidak 2/3 waktu ketika mengikuti diskusi di ILC TV One kita berkesimpulan bahwa orang membunuh ustadz, menganiaya ustad dan mencari ustadz untuk dihabisi di Jawa Barat di lakukan oleh orang orang gila, itu setelah Kepolisian mengacu kepada hasil penelitian dokter, walaupun sejumlah saksi mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak melihat tanda tanda kegilaan pada sipelaku, tetapi itu bukanlah keahlian mereka. Sehingga batin ini berkecamuk yang akhirnya membenarkan para narasumber yang terdiri dari Perwira Polisi itu.
Tetapi bukan Gerung namanya bila tidak ada kejutan ketika memegang mik pengeras suara dan menjdapatkan jatah waktu. Awalnya Gerung seperti mendukung segala teori teori gila yang sedang berkembang, tetapi justeru belakangan Ia meminta pihak kemanan untuk menangkap orang orang di belakang pelaku kejahatan yang merupakan ancaman yang mengerikan bagi para ulama di Wilayah Jawa Barat, karena orang orang gila yang berop[erasi itu jusateru telah diatur oleh orang orang yang lebih gila lagi yang mengaturnya kata Gerung yang menyambar nyambar seperti halilintar. Itulah Prof. Gerung. Bila memang banyak orang gilanya maka itu tugas Pemerintah daerah untuk menangkapi mereka dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa untuk disembuhkan kata seorang ahli hukum peserta diskusi yang disiarkan secara langsung tadi malam Selasa 6 Februari 2018.
Andaikan saja tidak ada seorang Gubernur menista agama yang dianut oleh mayoritas warganya, andaikan saja tidak ada ulama yang difitnah, dibuly dan terusir dari kampung halamannya, andaikan tidak pernah terjadi ulama yang tak bisa turun dari pesawat karena diacungi pedang dan tombak di Bandara, andaikan saja tidak ada ulama yang diberudug dibubarkan ketika sedang menyampaikan ceramah kepada ummat binaannya, andaikan saja tidak ada ulama ulama yang dipaksa menyanyikan lagu Indonesiaraya, mengucapkan Pancasila, Memanandatangani Pernyataan Setia Kepada NKRI serta mencium bendera merah putih dihadapan para pereman nasi bungkus (maaf ini menurut Ustd A. Shomad). Saya yakin se yakin yakinnya Gerung tidak akan bicara seperti itu. Kalau saja bukan Gerung yang bicara pemikiran itu akan kita katakan sebagai pemikiran liar.
Tetapi apa boleh buat Gerung telah mengumpulkan sejumlah data, dan atas keterampilannya mengkaitkan korelasi data yang satu dengan data yang lain, sehingga dengan entengnya dia menyimpulan, bahwa diketemukan data bahwa pelaku pembunuhan, penganiayaan ulama dan ustadz di berbagai tempat adalah dilakukan oleh orang orang gila, maka data yang ada di otak gerung mengatakan bahwa dibelakang para orang orang gila itu ada orang yang jauh lebih gila lagi. Kita tak secerdas Gerung dalam memahami data, benar benar gila gilaan zaman sekarang ini tah. Mudah mudahan Saudara kita yang ada di Jawa Barat bisa melaksanakan Pilkad secara aman. Mungkin itu kaitannya ... entahlah !. Kita tak secerdas Gerung.
Tetapi bukan Gerung namanya bila tidak ada kejutan ketika memegang mik pengeras suara dan menjdapatkan jatah waktu. Awalnya Gerung seperti mendukung segala teori teori gila yang sedang berkembang, tetapi justeru belakangan Ia meminta pihak kemanan untuk menangkap orang orang di belakang pelaku kejahatan yang merupakan ancaman yang mengerikan bagi para ulama di Wilayah Jawa Barat, karena orang orang gila yang berop[erasi itu jusateru telah diatur oleh orang orang yang lebih gila lagi yang mengaturnya kata Gerung yang menyambar nyambar seperti halilintar. Itulah Prof. Gerung. Bila memang banyak orang gilanya maka itu tugas Pemerintah daerah untuk menangkapi mereka dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa untuk disembuhkan kata seorang ahli hukum peserta diskusi yang disiarkan secara langsung tadi malam Selasa 6 Februari 2018.
Andaikan saja tidak ada seorang Gubernur menista agama yang dianut oleh mayoritas warganya, andaikan saja tidak ada ulama yang difitnah, dibuly dan terusir dari kampung halamannya, andaikan tidak pernah terjadi ulama yang tak bisa turun dari pesawat karena diacungi pedang dan tombak di Bandara, andaikan saja tidak ada ulama yang diberudug dibubarkan ketika sedang menyampaikan ceramah kepada ummat binaannya, andaikan saja tidak ada ulama ulama yang dipaksa menyanyikan lagu Indonesiaraya, mengucapkan Pancasila, Memanandatangani Pernyataan Setia Kepada NKRI serta mencium bendera merah putih dihadapan para pereman nasi bungkus (maaf ini menurut Ustd A. Shomad). Saya yakin se yakin yakinnya Gerung tidak akan bicara seperti itu. Kalau saja bukan Gerung yang bicara pemikiran itu akan kita katakan sebagai pemikiran liar.
Tetapi apa boleh buat Gerung telah mengumpulkan sejumlah data, dan atas keterampilannya mengkaitkan korelasi data yang satu dengan data yang lain, sehingga dengan entengnya dia menyimpulan, bahwa diketemukan data bahwa pelaku pembunuhan, penganiayaan ulama dan ustadz di berbagai tempat adalah dilakukan oleh orang orang gila, maka data yang ada di otak gerung mengatakan bahwa dibelakang para orang orang gila itu ada orang yang jauh lebih gila lagi. Kita tak secerdas Gerung dalam memahami data, benar benar gila gilaan zaman sekarang ini tah. Mudah mudahan Saudara kita yang ada di Jawa Barat bisa melaksanakan Pilkad secara aman. Mungkin itu kaitannya ... entahlah !. Kita tak secerdas Gerung.
Monday, February 5, 2018
ISLAM VERSUS BARAT, LALU BAGAIMANA NASIB ANAK ANAK KITA
Ada thesis yang megatakan bahwa setelah jatuhnya komunis maka China dan Islam menjadi ancaman bagi dunia Barat, tetapi belakangan, setidaknya dalam kasus Indonesia kenyataannya Barat yang berintikan Yahudi telah salin bersinerji meningkirkan Islam di Indonesia, mengusir keduanya sepertinya naris tak mungkin, karena keduanya telah mengurat mengakar di bumi Indonesia, dan bahkan telah sangat menguasainya. Maka pertahanan satu satunya kita berlindung, di balik Kekuasaan Pemerintah kita, tetapi ketika Pemerintah kita dipimpin oleh rezim yang lemah, maka sejatinya kita sendiri yang harus memnpertahankan diri. Yang harus kita pertahankan adalah kebebasan kita melakukan Ibadah, Dakwah dan Pendidikkkan Islam serta kita diperbolehkan melaksanakan Syareat Islam yang kita yakini kebenarannya.
Tulisan ini tidak muluk muluk karena diujung tulisan akan diupayakan untuk sedikit membahas tentang apa yang bisa dilakukan di sekitar sebuah Musholla yang diangun di dekat rumah saya, Musholla Al jihad namanya. Jadi bila akan dibuatkan skup pembhasan, maka pembahasan ini sangat tidak akan memiliki makna apa apa, semisal hanya sebesar upil yang masih bisa kita tekan menjadi sekecil kecilnya, walaupun sedikit membatu, yang pasti sirna bila dilemparkan ketumpukan masalah yang demikian besar, yang dihadapi oleh ummat Islam sekarang ini.
Dengan kekuatan keuangan pihak luar ternyata mampu mendikte Bangsa ini untuk merubahUUD 1945 yang semula memiliki nafas spiriyual keagamaan khususnya Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk. Ketika terjadi reformasi yang ditandai dengan tumbangnya Rejim Soeharto yang dituduh diktator itu. Sebenarnya telah terjadi perang konsep antara Islam dengan Barat dan China, sayang kelompok Islam sejatinya ketinggalan start, dan kelak akan mengalami kekalahan telak karena ketiadaan dana. Sehingga apa yang dilakukan oleh kelompok Islam semakin hari semakin kehilangan gemanya. Kelompok Muslim sangat tergantung kepada APBN dan APBD, sementara dana dari luar memiliki kekuatan yang nampaknya tak terbatas.
Seingat saya dari kelopok Muslim berusaha melakukan integrasi Imtak dan Iptek yang muali dilancarkan semenjak Soeharto melirik Islam dengan mendirikasn Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan ini berhadapan dengan kelompok Nasionalis Skulair yang memasarkan Demokrasi dan Hak Azasi Manusia (HAM) dan karena pihak non Muslim memiliki celah untuk lebih berkiprah melalui Demokrasi dan HAM maka tentu saja mereka mendukungnya.
Belakangan akan semakin nampak bahwa sesungguhnya konsep Demokrasi dan HAM Barat itu adalah merupakan gerakan anti Islam, atau setidaknya tidak sejalan dengan Islam. Setidaknya Budayawan Ainun Najib mengatakan demikian, tentu dengan pendekatan budaya yang sangat dipahaminya.
Tulisan ini tidak muluk muluk karena diujung tulisan akan diupayakan untuk sedikit membahas tentang apa yang bisa dilakukan di sekitar sebuah Musholla yang diangun di dekat rumah saya, Musholla Al jihad namanya. Jadi bila akan dibuatkan skup pembhasan, maka pembahasan ini sangat tidak akan memiliki makna apa apa, semisal hanya sebesar upil yang masih bisa kita tekan menjadi sekecil kecilnya, walaupun sedikit membatu, yang pasti sirna bila dilemparkan ketumpukan masalah yang demikian besar, yang dihadapi oleh ummat Islam sekarang ini.
Dengan kekuatan keuangan pihak luar ternyata mampu mendikte Bangsa ini untuk merubahUUD 1945 yang semula memiliki nafas spiriyual keagamaan khususnya Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk. Ketika terjadi reformasi yang ditandai dengan tumbangnya Rejim Soeharto yang dituduh diktator itu. Sebenarnya telah terjadi perang konsep antara Islam dengan Barat dan China, sayang kelompok Islam sejatinya ketinggalan start, dan kelak akan mengalami kekalahan telak karena ketiadaan dana. Sehingga apa yang dilakukan oleh kelompok Islam semakin hari semakin kehilangan gemanya. Kelompok Muslim sangat tergantung kepada APBN dan APBD, sementara dana dari luar memiliki kekuatan yang nampaknya tak terbatas.
Seingat saya dari kelopok Muslim berusaha melakukan integrasi Imtak dan Iptek yang muali dilancarkan semenjak Soeharto melirik Islam dengan mendirikasn Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan ini berhadapan dengan kelompok Nasionalis Skulair yang memasarkan Demokrasi dan Hak Azasi Manusia (HAM) dan karena pihak non Muslim memiliki celah untuk lebih berkiprah melalui Demokrasi dan HAM maka tentu saja mereka mendukungnya.
Belakangan akan semakin nampak bahwa sesungguhnya konsep Demokrasi dan HAM Barat itu adalah merupakan gerakan anti Islam, atau setidaknya tidak sejalan dengan Islam. Setidaknya Budayawan Ainun Najib mengatakan demikian, tentu dengan pendekatan budaya yang sangat dipahaminya.
MARI KITA ARAHKAN ANAK ANAK KITA KE MASJID/ MUSHOLLA
Kita awali tulisan ini dengan aksi Fadil Mulya yang gencar menyiarkan ajaran Kristen dengan cara membungkusnya dengan ajaran Islam. dengan mengutip sejumlah ayat al-Quran dengan tujuan justeru menghina Islam itu sendiri, dalam rangka membenarkan Kristen. Belakangan baru diketahui bahwa yang bersangkutan memang penganut Kristen. Walaupun dahulunya konon pernah menganut agama Islam, lalu beberapa kali gagal menikahi wanita Muslim sehingga kecewa, sampai pada suatu saat berkenalan dan berpacaran, dengan anak seorang pendeta, lalu menjadi murtad, dan kegiatannya yang terakhir adalah menyebarkan cerita cerita palsu tentang Islam, d1 mana mana Fadil Mulya diperkenalkan oleh krewnya sebagai seorang Ustadz.
Fadil secara gencar menghina Islam termasuk melalui media medsos dan sangat berpotensi memecah belah Islam dan Kristen, apalagi fadil dalam aksinya difasilitasi oleh sejumlah orang.yang dikenal sebagai aktivis keagamaan, itulah sebabnya Ketua Yayasan Muallaf, merasa perlu melaporkan kegiatan ini kepada yang berwajib.
Ya, segala yang terkait tindak pidana kita laporkan saja kepada yang berwajib, dengan harapan yang berwajib berkenan menindaklanjutinya sesuai dengan aturan yang berlaku, secara adil. Tetapi itu saja tidak cukup, kita harus melakukan pendidikan bagi anak anak kita, kita harus giring anak anak kita agar dekat dengan masjid ataupun musholla.
Sebagai ta'mir masjid ataupun musholla harus memfasilitasi generasi muda maupun anak anak dengan berbagai program. Jangan dikira setelah melaksanakan sholat lima waktu masjid dan msholla segera ditutup, tidak. Jadikanlah masjid dan musholla sebagai tempat persinggahan yang nyaman, selain memiliki ruangan yang bersih dan syukur syukur nyaman, juga memiliki ruang wudlu, kamar mandi, WC yang siap digunakan setiap saat dengan ketersediaan air yang bisa mengalir normal. Masyarakat sekitar hanrus merasa nyaman berlama lama di masjid dan musholla, terlebih masyarakat yang melintas untuk menuju ke suatu tempat, maka bagi mereka itu harus kita jadikan masjid menjadi persinggahan yang sangat nyaman.
Anak nak muda di sekitar masjid harus mendapatkan sentuhan pendidikan yang diprogramkan oleh ta'mir. Ta'mir harus mendata setiap rumah di sekitar rumah ibadah kita, berapa usianya, dan tingkat pendidikannya, harius di programkan agar anak anak ini menjadi objek kegiatan pembelajaran. Jangan sampai mereka belajar agama hanya sebatas apa yang dapat dibaca melalui google tetapi ta'mir harus menyiapkan tenaga pengajar yang memeiliki kompetensi menyapa para remaja dan anak anak ini.
Kita tanyakan kepada mereka yang memiliki kompetensi tentang itu, program apa saja yang harus direncanakan, fasilitas apa saja yang harus diadakan, berapa biaya penyelenggaraan. Susun programnya dahulu baru carikan dana penunjangnya, mencari dana penunjang itu adalah dari para jama'ah, jel;askan kepada jama'ah apa program yang akan diselenggarakan dan berapa besaran biaya yang dibutuhkan.
Jangan bersikap terbalik, baru akan membuat program setelah uang kass terisi, itu sangat keliru dan tidak membangun, yang benar adalah susun dahulu programnya berdasarjan data yang valid baru mencarikan dananya, itulah kerja ta'mir. Pada hakekatnya keuangan masjid atau musholla itu tidak pernah kosong, hanya saja masih berada di kantong kantong para jama'ah masing masing.
Adalah bagaimana teknis menyatukan visi missi antara ta'mir dan jama'ah sehingga berkenan mengeluarkan sebagaian uang yang siterimanya sebagai rizki dari Allah. Lalu kita ciptakan suasana yang saling berlomba dalam kebaikan, dan menyumbang keuangan masjid adalah satu kebaikan yang perlu kita umumkan dengan cara fastabiqul khoirot. Adalah keliru besar bila kita berpendapat, tak perlu mengumumkan dan mengajak berlomba tentang kebaikan dengan bersedekah, dengan harapan sedekah itu berlangsung dengan ikhlas, tampa sepengatahuan tangan kiri. Tidak. Tugas ta'mir adalah merumuskan program, mensosialisasikan program, setelah itu memberitahukan keberhasilan dan perkembangannya.
Dari sekian banyak program itu maka pendidikan bagi remaja dan nak anak termasuk diantaranya yang paling penting. Anaka anak kita di masa yang akan datang kini dihadapkan dengan sebuah tantangan besar setelah sekelompok politisi telah berhasil memasukkan kaidah demokrasi dan hak azasi manusia ke dalam UUD 1945 melalui beberapa kali amndemen, dan kini merasuk ke dalam berbagai Peraturan dan Perundang Undangan lainnya, belakang baru di sadari dengan masuknya itu semua ternyata nilaionilai keagamaan (Islam) ternyata disingkirkan. Jadi nilaio nilai keagaam jangan terlalu berharap nantinya akan terfasilitasi oleh anggaran resmi Pemerintah. Maka ta'mir masjidlah nanti yang harus menganggarkan pendidikan bagi gemerasi muda, remaja dan anak anak. Mari kita memulainya dari sekarang.
Fadil secara gencar menghina Islam termasuk melalui media medsos dan sangat berpotensi memecah belah Islam dan Kristen, apalagi fadil dalam aksinya difasilitasi oleh sejumlah orang.yang dikenal sebagai aktivis keagamaan, itulah sebabnya Ketua Yayasan Muallaf, merasa perlu melaporkan kegiatan ini kepada yang berwajib.
Ya, segala yang terkait tindak pidana kita laporkan saja kepada yang berwajib, dengan harapan yang berwajib berkenan menindaklanjutinya sesuai dengan aturan yang berlaku, secara adil. Tetapi itu saja tidak cukup, kita harus melakukan pendidikan bagi anak anak kita, kita harus giring anak anak kita agar dekat dengan masjid ataupun musholla.
Sebagai ta'mir masjid ataupun musholla harus memfasilitasi generasi muda maupun anak anak dengan berbagai program. Jangan dikira setelah melaksanakan sholat lima waktu masjid dan msholla segera ditutup, tidak. Jadikanlah masjid dan musholla sebagai tempat persinggahan yang nyaman, selain memiliki ruangan yang bersih dan syukur syukur nyaman, juga memiliki ruang wudlu, kamar mandi, WC yang siap digunakan setiap saat dengan ketersediaan air yang bisa mengalir normal. Masyarakat sekitar hanrus merasa nyaman berlama lama di masjid dan musholla, terlebih masyarakat yang melintas untuk menuju ke suatu tempat, maka bagi mereka itu harus kita jadikan masjid menjadi persinggahan yang sangat nyaman.
Anak nak muda di sekitar masjid harus mendapatkan sentuhan pendidikan yang diprogramkan oleh ta'mir. Ta'mir harus mendata setiap rumah di sekitar rumah ibadah kita, berapa usianya, dan tingkat pendidikannya, harius di programkan agar anak anak ini menjadi objek kegiatan pembelajaran. Jangan sampai mereka belajar agama hanya sebatas apa yang dapat dibaca melalui google tetapi ta'mir harus menyiapkan tenaga pengajar yang memeiliki kompetensi menyapa para remaja dan anak anak ini.
Kita tanyakan kepada mereka yang memiliki kompetensi tentang itu, program apa saja yang harus direncanakan, fasilitas apa saja yang harus diadakan, berapa biaya penyelenggaraan. Susun programnya dahulu baru carikan dana penunjangnya, mencari dana penunjang itu adalah dari para jama'ah, jel;askan kepada jama'ah apa program yang akan diselenggarakan dan berapa besaran biaya yang dibutuhkan.
Jangan bersikap terbalik, baru akan membuat program setelah uang kass terisi, itu sangat keliru dan tidak membangun, yang benar adalah susun dahulu programnya berdasarjan data yang valid baru mencarikan dananya, itulah kerja ta'mir. Pada hakekatnya keuangan masjid atau musholla itu tidak pernah kosong, hanya saja masih berada di kantong kantong para jama'ah masing masing.
Adalah bagaimana teknis menyatukan visi missi antara ta'mir dan jama'ah sehingga berkenan mengeluarkan sebagaian uang yang siterimanya sebagai rizki dari Allah. Lalu kita ciptakan suasana yang saling berlomba dalam kebaikan, dan menyumbang keuangan masjid adalah satu kebaikan yang perlu kita umumkan dengan cara fastabiqul khoirot. Adalah keliru besar bila kita berpendapat, tak perlu mengumumkan dan mengajak berlomba tentang kebaikan dengan bersedekah, dengan harapan sedekah itu berlangsung dengan ikhlas, tampa sepengatahuan tangan kiri. Tidak. Tugas ta'mir adalah merumuskan program, mensosialisasikan program, setelah itu memberitahukan keberhasilan dan perkembangannya.
Dari sekian banyak program itu maka pendidikan bagi remaja dan nak anak termasuk diantaranya yang paling penting. Anaka anak kita di masa yang akan datang kini dihadapkan dengan sebuah tantangan besar setelah sekelompok politisi telah berhasil memasukkan kaidah demokrasi dan hak azasi manusia ke dalam UUD 1945 melalui beberapa kali amndemen, dan kini merasuk ke dalam berbagai Peraturan dan Perundang Undangan lainnya, belakang baru di sadari dengan masuknya itu semua ternyata nilaionilai keagamaan (Islam) ternyata disingkirkan. Jadi nilaio nilai keagaam jangan terlalu berharap nantinya akan terfasilitasi oleh anggaran resmi Pemerintah. Maka ta'mir masjidlah nanti yang harus menganggarkan pendidikan bagi gemerasi muda, remaja dan anak anak. Mari kita memulainya dari sekarang.
Friday, February 2, 2018
ZAMAN EDAN, ULAMA SEMAKIN TERANCAM
SAIKI ZAMAN EDAN, Ulama semakin terancam ? Belum tentu ... !, tetapi tak salahnya waspada. Masih ingat dengan novel Baswedan yang disiram dengan air keras, sepulang sholat subuh di Masjid, dekat rumahnya. Sejumlah orang yang sempat ditangkap segera dilepaskan kembali, walaupun kendaraan mereka teridentivikiasi oleh masyarakat, dan ciri ciri pelakupun terkumpul, tetapi itu semua belum banyak membantu kerja Polisi untuk menemukan pelaku selain kasus salah tangkap yang semakin membuat persoalan ini semakin kabur, Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang sangat berpengalaman.
Kini ancaman sudah beralih ke ulama, entah mengapa dua ulama telah gugur di tangan seseorang yang diduga stres dan bahkan gila, atau setidaknya tidak waras. Yah memang sudah lama disebutkan oleh mereka terdahulu bahwa sekarang ini zaman edan "Saiki Zaman Edan" kata tokoh 'kaweruh' menggambarkan ketidak amanan pihak pihak tertentu, hanya saja kini tibalah saatnya ulama yang terncam, oleh zaman edan itu.
Ustadz Proawoto Lasykar Persatuan Islam (Persis) diumumkan telah meninggal akibat dianiaya oleh seseorang yang diduga gila dengan menggunakan linggis, seperti juga yang dialami oleh seorang ulama yang tinggal di Sentiong Cicalengka. Demikian banyak kisah yang menrpa para ulama ini, mulai dari upaya penembakan, pembakaran kendaraan, kriminalisasi, penggerudukan atau pembubaran pengajian dan terakhir adalah kasus pembunuhan, yang terakhir justeru dilakukan oleh orang gila. Tentunya tak satu pasalpun bisa menjerat yang bersangkuta.
Setelah ulama ada yang dituduh terlibat ISIS, ada yang difitnah dan dikriminalisasi, ada ulama yang digrudug ketika sedang dan ada juga yang baru akan menyampaikan tausiyah, tidak hanya itu, kini dua uilama telah tewas bukan lagi dilakukan oleh kelompok yang jelas jabatannya, jelas organisasinya, dan jelas pula uniformnya. Terlepas dari alasan mereka melakukan itu semua. Kini muncul mereka yang tak memiliki identitas yang jelas, mereka dianggap stres dan bahkan gila. Tetapi ada dua ulama dan aktivis Islam tewas terbunuh secara keji. Nampaknya aparat kemanan betul bertulsedang kuwalahan, dan tak cukup mampu meliondungi warga sekaliber ulama sekalipun.
Menurut ajaran IOslam Ulama itu adalah pewaris Nabi. Dengan demikian jabatan ulama itu adalah merupakan jabatan yang paling tinggi menurut ajaran Islam. Seseorang disebut ulama setelah memiliki disiplin ilmu secara benar dan liner, atau dalam istilah komunitas Islam keilmuannya memiliki nasab yang jelas, baru disebut ulama, artinya memenuhi sejumlah kreteria, termasuk diantaranya telah melaksanakan ajaran ajaran agama serta beraktivitas membimbing ummat. Sehingga jabatannnya agar beberapa derajat di atas 'aabid, atau ahli ibadah. 'aalim atau ahli ilmu atau ulama derajatnya di atas 'aabid ahli ibadah. Dengan demikian ulama itu sejatinya adalah tokoh yang sangat dihargai dalam strata komunitas Musliom.
Peristiwa pembunuhan keji terhadap ulama itu mengingatkan kita dengan berbagai pristiwa yang menimpa ulama bahkan banyak yang bersama santrinya, termasuk diantaranya yang dimasukkan ke dalam sumur yang dikenal oleh masyarakat sebagai sumur beraka. Ya ... PKI pada saat itu benar benar merupakan ancaman bagi ulama, bukan hanya ancaman kosong, tetapi memang memakan kurban yang mencapai ribuan orang para ulama bersama santrinya di masukkan secara bersama ke dalam sumr hingga tewas di dalamnya.
Bukan tidak mungkin ketidak harmonisan antara Pemerintah dengan sebagian Ulama semenjak penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI beberapa waktu yang lalu, justeru dimanfaatkan oleh kelompok kelompok tertentu untuk memancing di air keruh. Untuk itu maka ummat harus waspada. Bantulah para ulama itu dalam mengamankan diri mereka yang pada saat ini sedang terancam itu. Tidak banyak ulama yang memiliki sahabat yang bersedia memberikan pengawalan, justeru yang terbesar dan terbanyak adalah mereka keluar rumah tampa pengawalan. Dan yang paling rawan diantaranya adalah ketika ulama akan keluar menuju masjid atau pulang dari masjid diwaktu subuh, ketika seperti apa yang dilakukan Novel Baswedan, yang disiram air aki ketika sedang berjalan pulang dan sholat subuh di masjid. Wsapadalah.
Kini ancaman sudah beralih ke ulama, entah mengapa dua ulama telah gugur di tangan seseorang yang diduga stres dan bahkan gila, atau setidaknya tidak waras. Yah memang sudah lama disebutkan oleh mereka terdahulu bahwa sekarang ini zaman edan "Saiki Zaman Edan" kata tokoh 'kaweruh' menggambarkan ketidak amanan pihak pihak tertentu, hanya saja kini tibalah saatnya ulama yang terncam, oleh zaman edan itu.
Ustadz Proawoto Lasykar Persatuan Islam (Persis) diumumkan telah meninggal akibat dianiaya oleh seseorang yang diduga gila dengan menggunakan linggis, seperti juga yang dialami oleh seorang ulama yang tinggal di Sentiong Cicalengka. Demikian banyak kisah yang menrpa para ulama ini, mulai dari upaya penembakan, pembakaran kendaraan, kriminalisasi, penggerudukan atau pembubaran pengajian dan terakhir adalah kasus pembunuhan, yang terakhir justeru dilakukan oleh orang gila. Tentunya tak satu pasalpun bisa menjerat yang bersangkuta.
Setelah ulama ada yang dituduh terlibat ISIS, ada yang difitnah dan dikriminalisasi, ada ulama yang digrudug ketika sedang dan ada juga yang baru akan menyampaikan tausiyah, tidak hanya itu, kini dua uilama telah tewas bukan lagi dilakukan oleh kelompok yang jelas jabatannya, jelas organisasinya, dan jelas pula uniformnya. Terlepas dari alasan mereka melakukan itu semua. Kini muncul mereka yang tak memiliki identitas yang jelas, mereka dianggap stres dan bahkan gila. Tetapi ada dua ulama dan aktivis Islam tewas terbunuh secara keji. Nampaknya aparat kemanan betul bertulsedang kuwalahan, dan tak cukup mampu meliondungi warga sekaliber ulama sekalipun.
Menurut ajaran IOslam Ulama itu adalah pewaris Nabi. Dengan demikian jabatan ulama itu adalah merupakan jabatan yang paling tinggi menurut ajaran Islam. Seseorang disebut ulama setelah memiliki disiplin ilmu secara benar dan liner, atau dalam istilah komunitas Islam keilmuannya memiliki nasab yang jelas, baru disebut ulama, artinya memenuhi sejumlah kreteria, termasuk diantaranya telah melaksanakan ajaran ajaran agama serta beraktivitas membimbing ummat. Sehingga jabatannnya agar beberapa derajat di atas 'aabid, atau ahli ibadah. 'aalim atau ahli ilmu atau ulama derajatnya di atas 'aabid ahli ibadah. Dengan demikian ulama itu sejatinya adalah tokoh yang sangat dihargai dalam strata komunitas Musliom.
Peristiwa pembunuhan keji terhadap ulama itu mengingatkan kita dengan berbagai pristiwa yang menimpa ulama bahkan banyak yang bersama santrinya, termasuk diantaranya yang dimasukkan ke dalam sumur yang dikenal oleh masyarakat sebagai sumur beraka. Ya ... PKI pada saat itu benar benar merupakan ancaman bagi ulama, bukan hanya ancaman kosong, tetapi memang memakan kurban yang mencapai ribuan orang para ulama bersama santrinya di masukkan secara bersama ke dalam sumr hingga tewas di dalamnya.
Bukan tidak mungkin ketidak harmonisan antara Pemerintah dengan sebagian Ulama semenjak penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI beberapa waktu yang lalu, justeru dimanfaatkan oleh kelompok kelompok tertentu untuk memancing di air keruh. Untuk itu maka ummat harus waspada. Bantulah para ulama itu dalam mengamankan diri mereka yang pada saat ini sedang terancam itu. Tidak banyak ulama yang memiliki sahabat yang bersedia memberikan pengawalan, justeru yang terbesar dan terbanyak adalah mereka keluar rumah tampa pengawalan. Dan yang paling rawan diantaranya adalah ketika ulama akan keluar menuju masjid atau pulang dari masjid diwaktu subuh, ketika seperti apa yang dilakukan Novel Baswedan, yang disiram air aki ketika sedang berjalan pulang dan sholat subuh di masjid. Wsapadalah.
PERCERAIAN ZAMAN NOW
Peceraian antara suami isteri zaman sekarang ini tidak berarti telah terjadi keridakcocokan antara pasangan suami dan isteri. Setidaknya hal itu dipertunjukkan oleh seorang mantan Perdana Menteri Thailand Taksin Sinawatra yang telah berhasil mengelabuhi masyarakat dengan kesepakatan mereka berdua untuk tidak melanjutkan ikatan perkaweinan mereka. Banyak rakyat Thailan yang menyayangkan terjadinya akhir perkawinan orang terhormat tersebut, Apalagi tokoh yang genar pencitraan ini sempat harum namanya, tentu saja ada deraian tangis yang berkepanjangan, walaupun belakangan ketahuan bahwa perceraian itu semata taktik beraka, alias sandiwara kelas tinggi.
Perceraian Taksin Sinawatra justeru harus diartikan perpaduan yang meningkat, karena perceraian diatur sedemikian rupa sehingga sejumlah harta hasil korupsi yang dituduhkan kepada sang tokoh bisa terselamatkan karena perceraian tersebut, barangkali di adat merekatidak didapatkan istilah harta gono gini seperti adat Jawa, sehiungga harta milik isteri tak dapatr dganggu gugat dengan tuduhan yang ditujukan kepada suami. Bisa saja akal bulus Taksin dengan cara akting yang tinggi, skenarionya adalah penyelamatan harta.
Semenjak ada pencitraan, maka akting yang diperankan oleh para pejabat menjadi jamak, walaupun ada yang dibuly abis, tetapi ada yang dipuji puja karena aktingnya mengena. Yang ingin saya sampaikan adalah saran kepada para rakyat agar adil dalam menilai para pemimpin, jangan sering menjatuhkan vonis mendahului persidangan.
Jangan biasakan membuly mantan pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, Ulama dan lain sebagainya. Bersabarlah nanti pada saatnya Pengadilan menyimpulkan. Terlebih menyangkut ulama, ulama dalam struktur masyarakat Muslimadalah jabatan yang tertinggi dari jabatan apapun, manakala ada pihak baik itu masyarakat dan apatah lagi pejabat penegak hukum manakala membuly ulama maka dipastikan akan membawa i,bas bahkan akibat langsung yang sangat mengerikan. Dalam agama Islam ulama yang paling dibenci oleh Kafir, Yahudi dan Nasrani justeru adalah ulama yang terbaik di mata Allah.
Perlakukanlah Ahok secara adil, sebagai wujud dari masyarakat bangsa yang beradab dan berbudaya tinggi, yang akan selalu berpihak kepada kebenaran, darimanapun kebenaran itu berasal. Jangan diteruskan memberikan penilaian buruk kepada ulama tampa melalui proses persidangan yang benar benar sesuai dengan aturah hukum yang berlaku. Sementara Pemerintah harus benar benar menegakkan hukum secara adil, karena ketidak adilan yang dipraktekkan oleh Pemerintah adalah merupakan acaman akan terpecahnya bangsa yang sama sama kita cintai ini. Lain Thailand lain Indonesia, karena perceraian di sana ternyata memiliki intrik politis, sebagai perceraian zaman now, sementara bangsa kita adalah bangsa yang beragama.
Perceraian Taksin Sinawatra justeru harus diartikan perpaduan yang meningkat, karena perceraian diatur sedemikian rupa sehingga sejumlah harta hasil korupsi yang dituduhkan kepada sang tokoh bisa terselamatkan karena perceraian tersebut, barangkali di adat merekatidak didapatkan istilah harta gono gini seperti adat Jawa, sehiungga harta milik isteri tak dapatr dganggu gugat dengan tuduhan yang ditujukan kepada suami. Bisa saja akal bulus Taksin dengan cara akting yang tinggi, skenarionya adalah penyelamatan harta.
Semenjak ada pencitraan, maka akting yang diperankan oleh para pejabat menjadi jamak, walaupun ada yang dibuly abis, tetapi ada yang dipuji puja karena aktingnya mengena. Yang ingin saya sampaikan adalah saran kepada para rakyat agar adil dalam menilai para pemimpin, jangan sering menjatuhkan vonis mendahului persidangan.
Jangan biasakan membuly mantan pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, Ulama dan lain sebagainya. Bersabarlah nanti pada saatnya Pengadilan menyimpulkan. Terlebih menyangkut ulama, ulama dalam struktur masyarakat Muslimadalah jabatan yang tertinggi dari jabatan apapun, manakala ada pihak baik itu masyarakat dan apatah lagi pejabat penegak hukum manakala membuly ulama maka dipastikan akan membawa i,bas bahkan akibat langsung yang sangat mengerikan. Dalam agama Islam ulama yang paling dibenci oleh Kafir, Yahudi dan Nasrani justeru adalah ulama yang terbaik di mata Allah.
Perlakukanlah Ahok secara adil, sebagai wujud dari masyarakat bangsa yang beradab dan berbudaya tinggi, yang akan selalu berpihak kepada kebenaran, darimanapun kebenaran itu berasal. Jangan diteruskan memberikan penilaian buruk kepada ulama tampa melalui proses persidangan yang benar benar sesuai dengan aturah hukum yang berlaku. Sementara Pemerintah harus benar benar menegakkan hukum secara adil, karena ketidak adilan yang dipraktekkan oleh Pemerintah adalah merupakan acaman akan terpecahnya bangsa yang sama sama kita cintai ini. Lain Thailand lain Indonesia, karena perceraian di sana ternyata memiliki intrik politis, sebagai perceraian zaman now, sementara bangsa kita adalah bangsa yang beragama.
MUI HARUS SEMAKIN BERSUARA
Peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) semakin dituntut ummat, himbawan MUI terakhir tentang diselenggarakannya Sholat gerhana, nampaknya telah direspon oleh ummat, sebagian besar Masjid dan Musholla telah menyelenggarakan sholat sunnat yang terbilang langka ini, termasuk diantaranya Musholla kami yaitu Mussholla Aljihad Perumahan Korpri di Kecmatan Korpri Korpri Bandar Lampung, yang diikuti sejumlah jama'ah yang tak dapat disebut sedikit, sesuai dengan daya tampung musholla yang terbilang mungil ini.
Para jama'ah nampak sangat bahagia mendapatkan kesempatan mengikuti sholat yang langka ini, apalagi setelah mendapatkan penjelasan dari Khatib Ust. Bainal Huri menjelaskan bahwa suasana batin ummat pada masa Rasul diliputi oleh rasa takut dan penuh perserahan diri kepada Allah Swt. Itulah sebabnya maka dalam peristiwa tersebut selalu ditandai selain sholat gerhana secara berjama'ah juga dikumandangkan pembacaan Kitab suci alqura, takbir, tahlil dan tahmid, serta membaca istighfar sebanyak banyaknya, lalu dilengkapi dengan kegiatan bersedekah.
Sayang tidak cukup waktu untuk menjelaskan segala sesuatunya dengan waktu yang mencukupi sehinga masih ada yang tidak cepat memahami akan rentetan acara yang diselenggarakan.Ambil misal ketika dibuka waktu untuk mendorong jama'ah bersedekah yang diawali sedikit penjelasan, tetapi ternyata jama'ah memang tidak menyiapkan segala sesuatunya. Bahkan ada pihak yang lebih terlancing menjelaskan pentimngnya makna keikhlasan dalam dalam bersedekah, yang manakala kita tilik kalimatnya bahwa dalam bersedekah itu memang dalam prakteknya, seperti yang lazim diceramahkan, apabila tangan kanan bersedekah, maka tangan kiri tak tahu menahu. Sehingga sesi bersedekah dalam acarta ini bisa disebut gagal, dan karena juga para jama'ah tidak mempersiapkan diri sebagai mana layaknya akan menghadiri farum yang membuka sesi sedekah.
Namun walaupun demikian jumlah jama'ah mengalami peningkatan, terutama para ibu ibu yang sebagiannya terpaksa duduk diteras, karena tak kebagian tempat duduk di dalam, namun tak mengurangi kenyamanan dalam melaksanakan sholat berjama'ah, karena para makmum dapatr mengikuti atau mengetahui gerak gerik imam yang harus diikuti dalam kegian sholat berjamaah.
Tidak sedikit para jamaah yang sejak awal bertanya tentang rencana pelalksanaan sholat gerhana, karena mereka sempat mengetahui akan himbawan sholat gerhana dari pihak MUI, tetapi MUI tidak terlalu banyak memberikan bimbingan, sehingga masa masa mendatang mungkn gtidak salahnya bila pihakMUI memberikan jimbawan dan bila perlu bimbingan terkait ajaran dan tuntunan sesuatu yang sejatinya terbilang langka. Memang selayaknya MUI banyak bersuara dalam rangka membimbing ummat.
Para jama'ah nampak sangat bahagia mendapatkan kesempatan mengikuti sholat yang langka ini, apalagi setelah mendapatkan penjelasan dari Khatib Ust. Bainal Huri menjelaskan bahwa suasana batin ummat pada masa Rasul diliputi oleh rasa takut dan penuh perserahan diri kepada Allah Swt. Itulah sebabnya maka dalam peristiwa tersebut selalu ditandai selain sholat gerhana secara berjama'ah juga dikumandangkan pembacaan Kitab suci alqura, takbir, tahlil dan tahmid, serta membaca istighfar sebanyak banyaknya, lalu dilengkapi dengan kegiatan bersedekah.
Sayang tidak cukup waktu untuk menjelaskan segala sesuatunya dengan waktu yang mencukupi sehinga masih ada yang tidak cepat memahami akan rentetan acara yang diselenggarakan.Ambil misal ketika dibuka waktu untuk mendorong jama'ah bersedekah yang diawali sedikit penjelasan, tetapi ternyata jama'ah memang tidak menyiapkan segala sesuatunya. Bahkan ada pihak yang lebih terlancing menjelaskan pentimngnya makna keikhlasan dalam dalam bersedekah, yang manakala kita tilik kalimatnya bahwa dalam bersedekah itu memang dalam prakteknya, seperti yang lazim diceramahkan, apabila tangan kanan bersedekah, maka tangan kiri tak tahu menahu. Sehingga sesi bersedekah dalam acarta ini bisa disebut gagal, dan karena juga para jama'ah tidak mempersiapkan diri sebagai mana layaknya akan menghadiri farum yang membuka sesi sedekah.
Namun walaupun demikian jumlah jama'ah mengalami peningkatan, terutama para ibu ibu yang sebagiannya terpaksa duduk diteras, karena tak kebagian tempat duduk di dalam, namun tak mengurangi kenyamanan dalam melaksanakan sholat berjama'ah, karena para makmum dapatr mengikuti atau mengetahui gerak gerik imam yang harus diikuti dalam kegian sholat berjamaah.
Tidak sedikit para jamaah yang sejak awal bertanya tentang rencana pelalksanaan sholat gerhana, karena mereka sempat mengetahui akan himbawan sholat gerhana dari pihak MUI, tetapi MUI tidak terlalu banyak memberikan bimbingan, sehingga masa masa mendatang mungkn gtidak salahnya bila pihakMUI memberikan jimbawan dan bila perlu bimbingan terkait ajaran dan tuntunan sesuatu yang sejatinya terbilang langka. Memang selayaknya MUI banyak bersuara dalam rangka membimbing ummat.
Subscribe to:
Posts (Atom)