Wednesday, June 2, 2021

SUDAH SIAPKAH KITA MENYUSUL MEREKA .... ?

 (Bagian Terakhid Dari Dua Tulisan) 

MENGAPA KITA TAK KUNJUNG PINTAR

MANGAPA KITA ingin bertahan dalam posisi kebodohan kita, ini saya alami sendiri, lepaskanlah dari kbodohan yang benar benar bodoh ini. ingin saya memaki diri saya, tetapi selalu saja gagal, dan seringkali saya memuji diri justeru mungkit di saat orang lain mencibirku. Dan itu semua tetap akan terjadi manakala aku memperturutkan hawa nafsu.  Yah ... ajaran agama mengajarkan bahwa manusia yang bodoh adalah mereka yang melupakan dirinya akan mati .... kita memang tidak lupa, hanya lebih sering lupa. Terima kasih kepada mereka yang yang rajin menghabarkan akan kematian seseorang diantara kita karena mengingatkan bahwa kita juga akan mati, tetapi itu hanya sesaat menghampiri kita .... lalu kita kembali tenggelam ke dalam hayalan umur panjang. dan melupakan kematian. 

Padahal ranbut telah memutih, gigipun didampingi deretan kepalsuan yang benar benar semu. Kita senang sekali bila dipuji sahabat sahabat sbagai sehat wal afiat dan bahkan awet muda dan lain sebagainya walaupun itu sejatinya basa basi. Dan kitapun tahu karena kita diliputi berbagai rasa sakit dan keluhan keluhan lainnya yang tak terceriterakan, menandakan kita telah melebur dalam ketuaan yang mendekati garis finis, mati. Dan kita disibukkan untuk menutup nutupi itu, agar kita sendiri ikut tak tahu.

Setelah kita berhasil menutup nutupi kekurangan kita karena ketuaan ini, sontak kita sombong luar biasa. dahulu ketika pimpinan kita mengundang kita berkumpul di rumah atasn ... kita mengucapkan teruima kasih secara cerulang ulang, apalagi acara itu adalah acara makan makan, dan bahkan ketika kita pulang masing masing membawa tentengan oleh oleh untuk kluarga dan anak anak kita, wajah kita cerah ceria  dilengkapi dengan derai tawa. Tetapi ketika datang ker rumah Allah (masjid)  seringkali kita datang tergesa gesa karena terlambat, buru buru pulang dan tak menunjukkan wajah yang gembira baik ketika datang maupun ketika pulang, kegembiraan itu tak lebih karena kita bisa cepat pulang. Bukan tidak boleh kita baik baik datang ke rumah atasan, tetapi janganlah menunjukkan keengganan atau ketidaksukaan ketika datang ke rumah Allah. Yang menyediakan kebaikan, berkah dan rahmah yang terhitung nilai dan banyaknya.
 
Yah ... kita memang tak tahu diri.  Setelah puas kita menumpuk numpuk dosa dari waktu ke waktu dan dihari tua kita ini masih belum lagi tobat nasuha, Taubat Nasuha .... teriak ustadz kita.  Jangankan bertaubat cara bertaubatoun kita tak tahu kita tak tahu, Padahal kita seharuys sering sering bertaubat, ini  dengan segala ketidak berdayaan kita badan kita yang melemah, pemhetahuan kita yang sangat terbatas, tak sedikitpun alasan yang bisa menguatkan kebenaran sikap kita dalam melakukan pertaubatan nasuha. Inilah sebabnya kata para penceramah, sebagian besar diantara kita memang belum mempersiapkam diri untuk  mati menyusul mereka yang telah  mendahului. 
 
Selamat Jalan Saudaraku Basuki, doa kami untukmu. Seselasi, Wallohua'lam bishowab.  


KITA SEMUA AKAN MENINGGAL DUNIA (1).

 (Bagian Pertama Dari Dua Tulisan)

 
BERSAMA BASUKI TEMAN SEJAWAT

AKHIR AKHIR INI  saya  semakin merasakan bahwa berita kematian adalah berita yang semakin sering dan rapat atau kerap   sering saya terima  dari teman  gerup reunian katakanlah  SLTP, SLTA lalu Teman Kuliah, lalu tetamgga dekat dan jauh. lalu teman teman  diberbagai gerup lainnya  seperti teman Bekerja, teman  berolahraga, lalu teman berorganisaasi  dan juga tak kalah teman sejama'ah. Dalam setiap minggunya hampir dipastikan akan ada berita itu dan bahkan banyak Minggu Minggu ada terjadi berita kematian itu setiap hari ada. Bila termasuk orang rang kita kenal selagi masih beraktivitas.dahulu, berita itu dalam era komunikasi sosial yang gencar ini akan masuk langsung ke kamar tidur kita melalui HP.   Tentu saja seyogyanya kiuta semakin merenunh bahwa kematian itu suatu saat akan menimpa kita, dan lalu kita dikubur orang dan  segera dilupakan dalam waktu yang singkat. 

Pada  dua hari Lalu Sdr Nabhan mewartakan akan sebuah  berita duka meninggalnya almarhum Basuki Bin Tayat. almarhum adalah teman sejawat kami sekantor Di Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung yang kemudian kelak berubah menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Hubungan saya dengan almarhum menjadi agak istimewa karena almarhum sesunggunhnya adalah adinda dari seorang sajhabat saya yaitu Drs Suoarjo Herlambang M.Pd. Beliau menjadi Dosen di sebuah Perguruan TinggiNegeri di Jambi. 

Saya bersahabat dengan Mas Suparjo Herlambang sejatinya sejak beliau duduk di Kelas II SPGN (Sekolah Pendidikan Guru Negeri) II Tanjungkarang, setelah lulus beliau melanjutkan kuliah di Universitas Lampung hingga selesai dan selanjutnya saya dengar kabar beliau diterima bekerja di di Jambi. Jadi dengan deikian saya memiliki hubungan khusus dengan almarhum. Sering kami ngobrol berdua dan di banyak kesempatan saya meminta beliau menceriterakan bagaimana perkembangan dan aktivitas kakandanya dan almarhum setiap kali berceritera tentang Kakandanya wajahnya  nampak sekali sangat bergembira dan bangga dengan Kakandanya, sehingga saya sangat senang menyimak cerita ceritera dan manakala saya bertemu dengan Almarhum, maka serasa saya sedang bercengkerama bersama Saudaraku Suparjo Herlambang. Senoga almarhum diampuni segala dosanya dan dilipatgandakan ganjaran amal klebajikannya. Dan semoga kami yang masih hidup padsa saatnya kelak kita semua akan meninggal  secara Husnul Khootimah.