Thursday, November 30, 2017

DOAR ... ANGIN





INI benar benar tak kusangka, entah semalam aku mimpi apa, tiba tiba tadi pagi aku tergerak menulis sebuah puisi, yang aku sendiri tak tahu layakkah tulisan itu dinanmai puisi. Biasalah memang ada sedikit bakat narsis yang kembang redup, lalu naskah itu ku pamer di facebook. Sudah hukum pertemanan kami di FB memang saling balas "like-suka" Sejumlah sahabat DumaY berlike ria. Itu biasa dan kami saling terhibur, "Persahabatan di atas segala galanya". Tetapi dari sekian sahabat DumaY justeru benar benar meminta  sebuah pertanggungjawaban atas naskah pendek yang tak jelas juntrunganya itu. Aku tak kenal puisi, prosa dan entah apa lagi. Tetapi ketika muda dahulu aku pernah menulis di Album Buku Nyanyian sahabatku tadi. Tradisi dahulu kami menyiapkan buku kenangan menjelang ujian sekolah, pertanda kami akan pisah. Kami saling menulis di buku tadi, apakah lagu, kata mutiara, dan lain lain. Saya sempat menulis dibuku teman ku tadi. Di   usia tua kami sekarang bersama di DumaY.

Kamu harus tuliskan untuk saya apa makna filosofis bagi karyamu di Facebook katanya  bernada perintah, tetapi berwajah harap, kutangkap dari telingaku, yang lebih sensitif dari mataku di pagi ini. Baik Kata singkat.Aku bagaikan terdakwa yang tertangkap tangan, hanya pasrah segala bukti ada diserahkan Jaksa kepada Hakim. Kalaupun ini hukuman, maka saya ikhlas menjalaninya, demi sahabat tua ku tadi.

SEBUH PERTANGGUNGANJAWABAN FILOSOFIS.

Sudah menjadi kebiasaan sejak lama, setiap pagi kubuka pintu lebar lebar, angin pagi yang segar meniup sepoi sepoi, aku terobsesi oleh petuah seorang Ibu Sahabat kecil ku dahulu, jika pagi hari buka pintu lebar lebar agar rejeki masuk dengan lancar, Mungkin itu yang mempengaruhi sikapku juga dengan kebiasaan itu. Memang aku tak paham hungsuy, waktu kecil aku bersahabat dengan Eng By, anak Babah Swi Hok, tapi ibunya Jawa, sehingga kawanku tak memiliki wawasan tentang Hungsuy, walaupun membuat aliran rejeki di pagi hari mungkin filosofinya tak jauh dari sana, karena Ibu dari sahabatku tadi bersuamikan seorang yang pernah kaya di Kampung dahulu. 

Doar ...   , suara hempasan pintu tadi pagi sangat menyentak, seolah olah teguran bagiku bukan begini cara mencari rejeki ..., demikian kira kira bila boleh aku terjemahkan. Memang bimbang agak sekejap, tetapi kuputuskan agar pintu tetap terbuka lebar, dengan terbukanya pintu pagi menunjukkan bahwa seisi rumah telah beraktivitas, dan siap menerima siapapun untuk kepentingan apapun, artinya kami adalah manusia sosial. Demikian kata hatiku sedikit pongah dan membandel ... !

Doar ...   . hempasan pintu lebih keras. Akupun mengalah. Kututup pintu lekat lekat, gordyn dan almenak yang tadi melambai lambai kini bergelayut tenang. Aku tersenyum, ternyata filosofi sakti masih tunduk kepada cuaca, kataku bersungut. Filosofi itu ciptaan  manusia  Bro ... kata aku meyakinkan. Sedangkan alam ciptaan Tuhan. kita harus tunduk pada hukum alam.., kataku mulai dungu. Sisa di gelas kopi ku kuseruput habis ... aku berpacu dengan kehangatan yang tersisa di gelas kopi hangat yang mulai mengendur itu. Sekali aku terpaksu tunduk pada hukum alam, Habis sudah sikap sok pintar yang kupelihara lama luluh  di pagi ini. 

Rekk ... pintu kuseret rapat, peet ... listrik kumatikan, kantong pensiunan tak boleh boros. Kembali aku mengalah pada sityuasi.  Kuintai dari balik kaca kutengok langit memang kelam, dan ruang rumah kupun kelam, mirip rumah hantu. Aku menghentikan aktivitas membaca. Tak mungkin aku membaca disuasana gelap seperti itu, kembali aku menyerah pada suasana. Aku duduk mematung, huh membosankan. Ingin aku beraktivitas, ....mulutku komat kamit membaca ayat ayat yang pendek yang bisa kuhapal, .... sedikit demi sedikit hatikupun menjadi terang ... terang ... terang .... dan terang. 

Ketika aku membaca surat Addhuha, #Terhadap Anak Yatim jangan engkau berlaku sewenang wenang# Terhadap orang yang meminta minta Jangan engkau menghardiknya# Terhadap Nimat dari Tuhanmu, ceriterakanlah (dengan memberi)#   Buka mata hatimu, jangan hanya bisa buka pintu lebar lebar mengharap rejeki, tetapi bersegeralah buka pintu hatimu di luar sana banyakmereka yang berhak sekian persen dari rejekimu, serhkanlah, bersedekahlah. Memberi adalah kebahagiaan bagi seseorang yang memiliki "Mata Hati" 

Wednesday, November 29, 2017

Musholla Al Jihad Akan terus Melaksanakan Subuh Akbar SetiapBulan


BERDASARKAN tekad Ketua dan Pengurus Musholla Al-Jihad bersama segenap jama'ahnya maka acara Subuh Akbar tetap akan dilaksanakan sehingga para jama'ah merasakan benar bahwa musholla kita terasa sempit sehingga kita berencana untuk memperluasnya. Pada saat melaksanakan sholat tarawih jama'ah kita luber keluar, sehingga ters terpaksa digunakan untuk sholat baik kaum Bapak Bapak dan Ibu Ibu, kita ingin mencapai itu pada saat melaksanakan Ibadah Subuh di Musholla Kecil ini. Mengingat banyaknya keluarga yang menerima anak kost di sekitar Musholla ini, maka seyogyanya kemakmuran musholla ini adalah target yang sangat pantas.

Alhamdulillah kita sudah dua kali melaksanakan sholat Subuh Akbar, Bulan Oktober dan November telah kita laksanakanm dan Insya Allah yang ketiga akan kita laksanakan pada hari Minggu tanggal
10 Desember 2017,  maka atas kerja sama antara Pengurus dan Jama'ah insya Allah kita tidak akan menemukan hambatan yang berarti.

Insya Allah pada Subuh Akbar yang ketiga ini Tausiah akan disampaikan oleh Ust. Firza Arianda telahkami hubungi dan beliau telahmengampaikan kesanggupannya. Seperti biasanya, jama'ah pukul 04.00 sudah mulai berdatangan sholat tahyatul masjid, dzikir atau membaca al-Quan sambil menunggu masuk waktu subuh. Setelah sholat berjama;ah lalu diselenggarakan Tausiah plus tanya jawan bila ada. Acara tausiah dan tanya jawab diharapkan selesai pada saat masyuk waktu Syurq

Mengingat Ust. Firza Arianda masih aktip bertugas sebagai guru PNS yang akhir akhir ini memang sedang mengalami puncak kesibukannya, maka kami juga  sangat berterima kasih manakala para jama'ah bisa menginformasikan dan memperkenalkan kepada kami Ustadz atau siapapun yang bertempat tinggal di sekitar perum Korpri atau tak terlalu jauh jaraknya dari Musholla kita sehingga yang bersangkutan dengan tidak terlampau merepotkan dapat menjangkau Musholla kita tepat pada waktunya.

Acara ini tak akan terselenggara dengan baik manakala tidak ada partisipasi dari para jama'ah, maka partisipasi para jamaah sangat kami harapkan, semoga menjadi amal sholeh bagi kita bersama. Amin.

Tuesday, November 28, 2017

Tahyatul Masjid Di Saat Khotib Membacakan Khutbahnya. Butuh Pertimbangan Keelokan.

Memanfaatkan waktu istirahat setelah sholat Dzuhur di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung,  tibalah pembicaraan pada sholat Sunnat Tahyatul masjid atau sunnat qobliyahJumat pada saat Tahyatul masjid ketika Khatib telah memulai membacakan Khutbahnya. Perbedaan hanya masalah keelokan saja,  Bagi mereka yang terlambat datang silakan saja melaksanakan sholat tahyatul masjid, namun demikian keelokan harus dijaga, dan bila perlu, manakala mengalami keterlambatan maka utama menyimak khutbah kata sebagian pendapat,  tetapi pendapat yang lain justeru itu yang paling elok, yaitu sholat tahyatul masjid sebelum duduk di masjid.

Sholat tahyatul masjid itu adalah sesuatu yang dipentingkan, Rasulullah SAW pernah menyuruh seorang Sahabat yang terlambat ke Masjid untuk sholat Jum'at, karena sudah mulai khutbah sahabat tersebut langsung duduk. Pada saat itu Rasulullah menegurnya dan mempersilakannya shotat tahyatul masjid dua rokaat secara ringan, artinya hanya melaksanakan dan membaca yang wajibnya saja.

 Dalam Riwayat Muslim disebutkan : 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِىُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْطُبُ فَجَلَسَ فَقَالَ لَهُ « يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا – ثُمَّ قَالَ – إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا ».

Artinya : Dari Jabir Bin Abdullah Ia berkata, Sulaik Al Ghatafani datang pada hari Jum'at dan Rasulullah SAW sedang berkhutbah, lantas Sulaik masuk masjid langsung duduk  "Rasulullah SAW di tengah khutbahnya berkatapadanya " Wahai Sulaik, berdirilah dan lakukanlah sholat dua rokaat, kerjakanlah sekedar yang wajib saja dalam dua rokaat tersebut. Kemudian Ia berkata : "Jika salah seorang diantara kalian datang hari Jum'at  dan Imam sedang berkhutbah, maka lakukanlah sholat dua rokaat namun cukupkanlah dengan yang wajibnya saja (ringankan, ringkaskan, Penj) (HR Muslim No 875)

Walaupun demikian para ulama sepakat memahami nahwa perintah ini hanya sunnat hukumnya. Sehingga ada perbedaan dalam pelaksanaannya, ada sebagian ulama yang berpendapat walaupun disunnatkan, tetapi dalam pelasanaannya harus mempertimbnagkan berbagai keelokan. Umpama, jangan sampai karena melaksanakan shollat sunnat, iya kehilangan pemahaman akan inti khutbah yang sesungguhnya diwajibkan mendengar dan menyimaknya. Kalaupun akan melaksanakan sholat yang disunnatkan itu hendaknya ambil posisi yang tidak akan mengganggu jama'ah yang laim dalam menyimak khutbah, karena tidak semua jama'ah memiliki tipe audia dalam memmberikan tanggapan informasi, tetapi juga banyak yang memiliki tipevisual, yang akan lebih memahaminya manakala melihat langsung sang khatib yang membacakan khutbahnya. Dan jangan pula memaksakan diri untuk sholat tahyatul Masjid ketika khatib menyampaikan bagian akhir dari khutbahnya, yaitu doa. Ingat bahwa menyimak khutbah itu wajib, dan sholat tahyatul masjid adalah sunnat. Namun demikian janganlah juga menyalahkan dan melarang mereka yang akan melaksanakan sholat sunnat tahyatul masjid, kendatipun khatib sedang membacakan khutbahnya, hadits tersebut di atas adalah merupakan alasan yang sangat kuat.






Monday, November 27, 2017

RINA NOSE, HIJAB DAN DUNIA ISLAM



Di Musholla Al-Jihad Perumahan Korpri Bandar Lampung beberapa jamaahnya sambil menunggu waktu Isya sempat juga berbicara menanggapi Prilaku Rina Nose dengan hijabnya, Rina Nose  yangdikenal oleh masyarakat sebegai presenter yang lumaian laris, dengan bentuk tubuh mungil cenderung pendek, serta wajah yang ngepas sedikit agak pesek, namun masih terbilang manis. Dari segi rupa mungkin hanya rata rata atau sedikit di atasnya, tetapi dia pintar nyanyi hampir segala irama, istimewa irama Sunda. Otaknya pasti di atas rata rata, terlihat demikia cepatnya dia merespon segala situasiuntuk dijadikan bahan ketawaan, menunjukkan dia cerdas. Sayang hidup ini tidak cukup hanya cerdas saja, selain cerdas dia juga harus mendapatkan barokah  dan hidayah baru mampu mencapai ketenangan dalam hidup ini.

Sebagai artis banyak sekali bahan untuk dibicarakan, karena memiliki nilai ketenaran melebihi orang  biasa, demikian hebohnya ketika Rina memutuskan untuk berhijab, dia tampil instagram dengan wajab barunya dengan hijab Islami. dalam waktu yang bersamaan ratusan bahkan mungkin mencapai seribu foto pribadi di media sosial itui dia hapuskan, karena foto itu tak berhijab. Simpatipun mengalir sedemikian rupa tak terbendung Rina yang sudah terkenal itu tambah terkenal dan tentu saja pundi pundi Rina semakin terjamin, presenter terkenal idola pemirsa pastinya akan dipertahankan oleh pemilik perusahaan. Lalu bahagiakan Rina, ternyata Tidak.

Setahun kemudian Hijabnya Rina ditanggalkan teriring sebuah pernyataan bahwa hijab tak berpengaruh kepada dirinya. Memang tak jelas apa ukuran berpengaruh bagi dirinya itu. Apa Ia mengidamkan agar memiliki pasangan suami yang bisa awet hidup bersama, atau tetap memiliki ketenaran yang terus memuncak, atau Ia ingin agar pundi pundinya bertambah padat. Lalu benarkah satu satunya jalan mengenajr ambisi hidupnya itu Ia harus melapas hijabnya sebagai jalan mutlak yang harus ditempuh. Subhanalloh. Rina nampaknya sedang keliru jalan, dan kekeliruan itu ditambah dengan pernyataan "Hijab Tak Berpengaruh Bagi Dirinya"

Artinya, Rina selain mengecewakan pemujanya sebagai presenter berhijab, dia telah menantang para da'i dengan perang terbuka, dan paling mengerikan menyatakan diri sebagai Tak Percaya Tuhan. Karena hijab ini adalah ajaran Islam, maka Rina Kali ini benar benar ingin berseteru dengan dunia Islam. Mungkin ada komunitas yang membela, ada komunitas yang bergembira, tetapi ada juga komunitas yang ingin memanfaatkan dan mengambil keuntungan.

Bagi Rina sendiri dipastikan akan mengalami kerugian yang berganda. Nampaknya lingkungan keluarga telah gagal membentenginya dari nafsu keduniaan. Jelas keputusan Rina lebih di warnai oleh keputusan pribadi yang lebih diwarnai hawa nafsu ketimbang, masalah lain. Politik ataupun akidah. Memang buru buru ada akun youtube yang menerbitkan seolah Rina sudah berpindah agama, bahkan dalam Yoputube itu juga dijelaskan apa nama Baptisnya, tetapi netizen tak mempercayainya, mungkin youtube ini hanya sekedat mengail di air keruh.

Lalu apa sebenarnya yang diharapkan dari hijab yang dekanakan, kalau semula Rina dengan berhijab Ia mengharap ketenangan Jiwanya, maka semestinya setelah berhijab dia berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah, dia harus mulai meningkatkan ibadahnya, dan segera melaksanakan ibadah yang selama ini alpa dilaksanakan.Bila selama ini masih terbilang dzikir maka tingkatkan, bila belum membaca Al-Quran maka semenjak itu smestinya mulailah. Anggap pemakaian hijab itu merupakan start awal mendekatkan diri kepada Allah.


KONTROVERSI SHOLAT SUNAT FAJAR

Di Musholla kami Musholla Al-Jihad jama'ah seolah terbagi dua dalam pelaksanaan sholat sunnat fajar. Dahulu memang masih jarang tetapi akhir akhir ini nampaknya semakin banyak jama'ah yang melaksanakan sholat sunnat fajar. Memang yang melaksanakan sholat sunnat Fajar seperti tidak berusaha mengajak, sementara yang tidak melaksanakan sholat sunat Fajar tidak juga membantah ataupun berusaha meluruskan. Praktis tidak terjadi perdebatan, mereka yang tidak melaksanakan sholat sunnat fajar mengatakan belum menemukan petunjuk bahwa sholat sunnat Fajar itu sholat sunat sendiri selain sunat qobliyah pada subuh, sedang mereka yang melaksanakannya juga memang tidak berusaha mencari pengkut. Sekali lagi relatif tak ada perdebatan.

Lalu mengapa saya sebut kontroversi, Ya memang kenyataannya seperti itu, ada perbedaan tetapi tidak ada yang membedakannya, ada perselisihan, tetapi tidak ada yang menyelisihkannya. Ada mereka yang melaksanakan sunnat fajar itu di rumah sebelum adzan subuh, karena setelah adzan subuh atau bahkan sebelumnya mereka ke Musholla. Ada mereka yang sholat sunnat dua kali, sekali sholat qobliyah dan sekali sunnat Fajar, tetapi yang banyak mereka yangsholat sunnat qobliyah saja, Beranekaragam.

Ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi ummat Islam itu rendah, andaikan saja ummat Islam memiliki literatur yang cukup, paling paling mereka terpengaruh oleh kontroversi ulama masa lalu yang hingga kini tak tergantikan. Saya bukan jurrusan Fikih, tentu tak memiliki literatur yang cukup, tentang ini shingga bisa dipastikan tak banyak membantu mereka yang sejatinya kebingungan, tetapi maksud saya agar sedikit ada pegangan dan bandingan.

Pentingnya sunnat Fajar. Para jama'ah nampaknya sepakat bahwa sholat sunnat Fajar itu sangat perlu dipertahankan, apalagi dikatakan bahwa bahwa shollat sunnat fajar itu sangat dipelihara oleh Rasulullah SAW, sebagaiman disebutkan bahwa :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya : Dua rokaat sholat sunnat Fajar, lebih bai dari dunia seisinya. (HR. Muslim 725, Nasai 1759, Turmuzi 416)
Dikatakan bahwa :

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيِ الفَجْرِ

Artinya : Tidak ada sholat sunah yang lebih diperhatikan Nabi Sholallohu alaihi wasallam dari pada dua rokaat fajar. (HR Bukhori 1169)

Aisyar RA mengabarkan bahwa :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لاَ يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Bahwa Nabi Sollahhu alaihi Wasallam tidak pernah meningalkan empat rokaat sebelum dzuhur dan dua rokaat sebelum subuh (HR. Bukhori 1182, Nasai 1758, dan yang lainnya)

Dari hadits hadits tersebut di atas maka menjadi jelas sesungguhnya yang dimaksud dengan sholat sunnat fajar itu adalah solat qobliyah subuh.












Friday, November 24, 2017

Umumnya Kita Mendapatkan Nikmat Dari Allah Secara Bertahap



"MINTALAH KEPADA ALLAH SECARA BERTAHAP"

BLOG ini akhirnya saya namai catatan, berkala pula, artinya tidak ajeg, tetapi untuk menanamkan kepercayaan orang lain saya sebut sebagai pensiunan artinya saya memiliki identitas yang benar. tetapi ternyata itu saja juga belum cukup sehingga saya harus menembah nama blog saya ini dengan Pendidik, Sehingga lengkapnya blog ini saya namakan 'CATATAN BERKALA PENSIUNAN PENDIDIK" artinya catatan yang saya buat di Blog ini saya laksanakan secara benar sesuai dengan kemampuan saya, dan apa yang saya tulis ini menurut keyakinan saya memiliki nilai pendidikan. Itu maunya saya, tetapi apakah tercapai ? Wallohua'lam.

Judul tulisan saya saya berian label Mintalah Kepada Allah Secara Bertahap. karena pencapaian yang diberikan Allah juga bertahap. Setiap Tercapainya sesuatu atas pemberian Allah itu maka kita harus ucapkan Alhamdulillah, lalu mintakan lagi sesuatu yang lebih banyak, lebih berarti, lebih bermanfaat, dan labih dari segalanya dari apa yang sudah kita dapatkan sebelumnya. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas apa yang sudah dapatkan dari Allah, dan mintalah kembali yang lebih,

Saya sangat terkesan dengan Youtube tersebut di atas, bagaimana bagaimana si tokoh itu pada suatu masa tertentu terpaksa harus menganut dua agama. Yang kesemuanya di dilakukan secara bertahap. Tetapi ada sesuatu yang harus dilanggarnya dalam petualangan pikiran yang bernama Steven Indra Wibowo ini.

MINTALAH KEPADA ALLAH BEBAN YANG LEBIH BERAT


Indonesia akan menjadi negara besar dan maju manakala ummat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia ini tidak cengeng dan manja serta gampang menreah tetapi sebaliknya merasa tertantang, dan tak lari meninggalkan medan juang. Ummat Islam harus naik kelas, berhasil menyelasaikan suatu masalah berat, maka bersiaplah menyelesaikan masalah yang lebih berat lagi. Lagi, lagi dan lagi. Jangan biasakan menggantungkan nasib ke orang lain, itulah sebabnya kita harus naik kelas, naik lagi. Waktu saya masih duduk di SLTP dan SLTA  ada seorang Khatib yang sangat saya senangi bila dia berdoa, doanya diselingi bahasa Indonesia, sehingga jamaah faham akan isinya. Antara lain dimohonkan "Ya Allah ... janganlah kami dibebani dengan beban yang tak sanggup kami memikulnya" selama bertahun tahun setiap saya berdoa secara serius doa ini selalu saya sisipkan di tengah doaku yang lain. Belakangan saya baru sadar, bahwa selama bertahun tahun aku salah dalam berdoa, Dan saya sangat menyesali karena dalam suatu kesempatan saya memimpin pembacaan doa dan doa itu kuajukan lagi dan diamini banyak orang, mungkin inilah sebabnya saya kurang baik dalam menempuh karir.

Memang hidup itu bukan untuk mencari masalah, tetapi akan menjadi sangat buruk hidup ini manakala justeru lari dari masalah. Sebagaimana kita tahu bahwa yang disebut masalah itu adalah semua situasi yang memisahkan kita dari tercapainya tujuan. Jia kita lari dari masalah, maka berarti kita tak akan pernah mencapai tujuan itu. Oleh karenanya maka secepat mungkin kenali dan identifikasi masalah yang menghambat kita dari tujuan, untuk dicarikan jalan keluarnya. Untuk itu kita harus pintar, cerdas, serta ulet.

Perjuangan seberat apapun bagi ummat Islam untuk memperbaiki NKRI ini tidaklah akan seberat apa yang dirasakan oleh mereka yang bertuhan atau beragama. Bagi mereka setelah pintar, cerdas, serta ulet, maka pamungkasnya adalah dana, senjata dan taktik serta strategi. Bagi kita ummat Islam, setelah itu semua kita pwrsiapkan dan laksanakan, kita masih bisa menyandarkan diri kepada Allah, bahkan berserah kepada Allah itu tertanam sejak awal. Sedang persyaratan lain harus kita tunaikan sesuai ajaran dan aturan agama. Untuk hasilnya kita tawakkal kepada Allah.

Allah akan menyayangi hambanya yang berserah diri kepadanya, Kepadanya Allah akan memberikan kasih sayangnya. Cara Allah menyayangi hambanya, bukan dengan merinmgankan masalah yang dihadapi, tetapi dengan cara lebih memperkuat jiwanya, sehingga sehebat apapun masalah yang merintang, dia tak akan menyerah kalah. Cara Allah menyayangi hambanya bukanlah dengan mengurangi beban yang harus dipikulnya, tetaoi dengan cara memperkuat pundaknya agar mampu memikul lebih barat lagi.

Menarik,seorang teman mengirimi saya postingan di WA yang katanya Copas dari group yang dia ikuti dikatakan :
Cara Allah menyayangimu mungkin tak dengan memudahkan jalanmu menuju sukses, tapi dengan kesulitan yang kelak baru kau sadari bahwa kesulitan itu yang akan membuatmu semakin berkesan dan istimewa.
Hidup itu ..
Butuh masalah supaya kita punya kekuatan.
Butuh pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras.
Butuh air mata supaya kita tahu merendahkan hati.
Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai.
Butuh tertawa supaya kita tahu mengucap syukur,
Butuh senyum supaya tahu kita punya cinta,
Butuh orang lain supaya tahu kita tidak sendiri
Beberapa luka tidak diciptakan untuk sembuh, tidak pula untuk menetap.
Jika ia berakhir dengan ke IKHLASAN, ia akan lahir menjadi cahaya yang itu adalah hadiah terindah dari Allah.
Permasalahan yang dihadapi ummat Islam di Indonesia harus direspon dengan positif oleh ummat Islam, manakala mampu direspon secara positif, maka kemanfaatannya bukan saja dirasakan oleh ummat Islam, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia akan merasakan nikmatnya.

Janganlah selalu meminta diringankan beban yang harus kita pikul, tetapi mintalah Kepada Allah agar kita mampu memikul seberat apapun beban yang harus kita emban. Bila kita hanya meminta beban yang ringan maka hasilpun pasti akan ringan pula, bila kita pikul beban yang berat berat maka masalah beratpun akan terselesaikan.

Banyak masalah yang menimpa bangsa ini, maka berniatlah menyelesaikan permasalahan itu. Mari kita selesaikan masalah bangsa ini dengan cara cara sesuai aturan Tuhan, jangan sampai beban berat justeru diselesaikan oleh pihak lain dengan cara melawan Tuhan. Manakala hal tersebut yang terjadi maka bukan kebahagiaan  

Thursday, November 23, 2017

JANGAN MENGOLOK OLOK TUHAN

Era sekarang sering seseorang tidak perlu membaca literatur banyak banyak, tidak perlu memiliki penerbit, cukup memiliki HP andoid dan melengkapinya dengan beberapa aplikasi sudah bisa mengedarkan tulisan, terkadang hasil renungan yang mendalam, karya ulama, kiyai dan sebagainya. Tetapi mungkin yang lebih ramai lagi adalah mereka hanya penggembira saja, yang penting asal lucu dan mengundang tawa, maka dengan semangat mensharenya ke berbagai grup WA. Yang paling menyedihkan adalah ketika dia secara tak sadar telah memposting humor humor tentang Tuhan. Padahal intinya telah melawan bahkan menista Tuhan dengan cara memposting tulisan yang memang dimaksudkan untuk merendahkan agama. Sekali lagi tampa sadar.

Pernah saya mendapat kiriman via WA cerita humor tentang Gareng, tetapi dalam cerita itu menghadirkan Tuhan sebagai bagian dari pelaku cerita, baik langsung maupun tidak dilangsung. Diceriterakan pernah suatu kali Gareng meminta kepada Tuhan agar Ia diberikan kemudahan dalam hidupnya, ibarat kata cukup goyang goyang kaki sudah dapat uang. Allah mengijabah doa si Gareng. Beberapa hari Kemudian Jreng .... si Gareng menjadi penjahit dengan menggunakan mesin jahit yang digerakkan dengan kaki. Di waktu lain Gareng berdoa kembali, kali ini Ia meminta agar dikerubuti wanita waita cantik, Allah mengijabah doanya. Beberapa hari kemudian Jreng ... si gareng menjadi penjual sayur keliling yang sedang dikelilingi ibu ibu pelanggan. Di lain hari lagi Gareng meminta menjadi orang yang dipatuhi pembicaraannya. Jreng ...  si Gareng jadi juru parkir. Sekilas memang ini tidak lebih hanya sekedar humor belaka, tetpai manakala direnung renung, maka  humor kali ini melibatkan Tuhan. Jika humor itu berisikan olok olok, maka termasuklah kita mengolok olok Tuhan.

Walaupun cerita itu bukan kita yang menulis, tetapi jika kita yang memposting maka berarti kita telah terlibat dalam menyiarkan upaya olok olok terhadap Tuhjan itu. Dan manakala akibat dari tulisan yang sesat berhasil menyesatkan orang lain, maka berarti kita juga yang harus bertanggung jawab atas kesesatan orang itu. Sadarkah anda bahwa ceritera tersebut telah mengatakan bahwa Tuhan itu adalah sebagai makhluk biasa, yang tak luput dari keliru dan khilaf. Betapa dalam ceritera itu Tuahan telah mengalami gagal paham, terhadap doa doa si Gareng. Sehingga lain yang dimintga lain yang yang diberikan oleh Tuhan.  Apakah kita ingin mengatakan bahwa Tuhan itu makhluk biasa yang sering gagal paham. Astaghfirullah. Jangan diulang lagi.

Wednesday, November 22, 2017

JANJI JOKOWI HARUS DITAGIH.

Lawan politik Jokowi relatif cepat muveon, bahkan hampir hampir melupakan segala janji janinya. nyaris tak ada komplin atas pengingkaran jani janji setinggi langit itu. Siapa saja yang mencoba kritis terhadap janji akan segera dibuly habis habisan ileh pendukung.  Sebenarnya itu merupakan kerugian besar bagi Jokowi sendiri, ketika siapa yang mengingatkan lalu direspon secara negatip. Beda halnya dengan para Ahoker yang cenderung nyinyir menagih janji janji Anis Sandi, nyinyirnya para Ahoker sebenarnya partisipasi positif kepada beliau sehingga pasangan Anis - Sandi seolah memiliki mitra yang tak perlu dibayar untuk memperingatkan keduanya, akan janji janji mereka saat kampanye, semakin diperingatkan, semakin banyak mereka mencapai pemenuhan atas janji janjinya. Seyogyamya pasangan Anis - Sandi harus berterima kasih kepada para Ahoker yang lambar, atau bila perlu tak pernah muveon sehingga menjadi sparing abadi yang tak susah susah membayarnya. Sekaligus sebagai wujud dari demokrasi. Tetapi mungkin akan lebih elok bila para pendukung Jokowi sendiri yang menagihnya, jangan sampai Jokowi lebih dikuasai oleh para penburu keuntungan pribadi bukan demi NKRI.

Presiden Jokowi akan jauh lebih harum namanya manakala Ia bekerja untuk rakyat tinimbang bekerja keras untuk keharuman namanya sendiri. Bekerja untuk untuk rakyat akan jauh lebih harum dibanding pencitraan, apatah lagi bekerja demikepentingan pemilik modal. Orang masih terngiang dengan Janji Jokowi dengan Nawacita. berupaya mensejahterakan petani, dengan mencetak lahan persawahan, membuat irigasi teknis, mempermudah datangnya pupuk ke tangan petani dengan murah dan tepat waktu. Hingga saat sekarang para nelayan masih menantikan dan berharap Jokowi benar benar membagikan perahu bermesin tangkap yang bagus sehingga mereka mampu meningkatkan hasil tangkapannya.

Tuesday, November 21, 2017

IRONI PECINAN SEMARANG.

RESENSI BUKU

Judul                     : Pecinan Semarang dan Dar-Der-Dor Kota
Penulis                 : Tubagus P.Svarajati
Penerbit               : Suka Buku
Tahun Terbit         : Oktober 2012
Tebal Halaman    : 250 Halaman
Harga                   : -
Resentator          : Kenthip Pujakesuma

Berbicara tentang keindahan wisata budaya di Semarang, pasti akan berbicara tentang daerah Pecinan. Sebuah kawasan di Semarang ini, kerap dijadikan objek wisata para pelancong untuk menyaksikan keindahan serta keunikan budaya di sana.

Di kawasan Pecinan, kita dapat menikmati aneka jajanan khas penduduk Tionghoa pada tiga hari di akhir pekan. Selain itu di tahun baru Imlek, kawasan ini ramai dipadati pengunjung. Sebuah acara bernama Pasar Imlek Semawis di gelar. Dalam acara Pasar Imlek Semawis itu, akan ditontonkan beraneka ragam kesenian khas masyarakat Tionghoa, makanan khas, aneka kerajinan pecah belah, kaligrafi dan tari barongsai dan juga tari naga.

Namun, dari keramaian dan kemegahan itu, ada sebuah ironi yang bergelayut di sana. Keindahan dan kemegahan yang ditampilkan bukan untuk menunjukkan bahwa inilah kawasan Pecinan, kota dengan sejuta sejarah. Tubagus P.Svarajati, adalah sesosok yang berani menguak ironi demi ironi tentang permasalahan yang dihadapi Pecinan Semarang.

Melalui buku berjudul “Pecinan Semarang dan Dar-Der-Dor kota” ini, Tubagus P.Svarajati mencoba menguak persoalan yang dihadapi Pecinan Semarang dalam bahasa kolom yang indah. Dalam buku ini, Tubagus mencoba  untuk menggiring kita ke dalam sebuah permasalahan dengan cara pandang yang berbeda. Melihat dari hal-hal yang kecil yang tak tampak oleh mata, mengenai hal mikro dari permasalahan makro yang dihadapi oleh masyarakat Pecinan Semarang.

Banyak hal yang disoroti oleh Tubagus dalam buku ini. Mengenai pelaksanaan kampong semawis misalnya, Tubagus menilai bahwa bukan revitalisasi yang terjadi seperti yang digaungkan oleh pegiat kampong semawis, melainkan hanya sebuah klangenan. Mereka seakan bergiat, padahal tidak berinteraksi atau mengakar kepada kebutuhan masyarakat yang hendak dilayani.  Adanya  konsep turisme di wilayah Pecinan menurut Tubagus, seharusnya berdampak pada kehidupan social masyarakatnya, bukan malah menjadikan mereka sebagai penonton.

JOKOWI DAN PECINAN INTERNATIONAL DI INDONESIA

Jelas tulisan ini hanya opini dangkal dan sangat nyata dan banjir data karena sudah menjadi rahasia umum yang tak membutuhkan pisau analisa untuk memahaminya. Presiden Jokowi yang berwajah ndeso dan bahkan di  ndeso-desokan itu awalnya untuk mengambil hati rakyat kecil sebagai antitesa segala kemewahan dan semacamnya, yang dipertunjukkan lawan politiknya, karena juga lumrah rakyat kecil dan kesederhanaan berganda kesengsaraan yang menandai rakyat Indonesia ini. Jokowi adalah harapan baru. Mampukah seorang Presiden akan memihak kepada rakyat kecil, tak gampang karena selain ada rakyat kecil, maka tuntutan masrakat dunia adalah lebih deras tuntutannya, rakyat kecil jumlahnya banyak tetapi tak memiliki kekuatan, semenatara masyarakat dunia selain memiliki kekuatan ekonomi yang luar biasa dia juga telah membawa konsep bagaimana meramaikan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Mentok. Ujung ujungnya kembali ke ilmu lama, dahulu dalam ramgka meramaikan sebuah kawasan, untuk dalam rangka membuat geliat perekonomian di suatu daerah segera menyala, maka tak punya alternatif lain selain membuat Pecinan, yantu perkampungan Cina. Sebagai penguasa Pemerintah memiliki kemampuan menciptakanm Kampung Cina yang laziom disebut Pecinan itu dengan mempersiapkan lahan, dan memerintahkan agar masyarakat Cina tinggal di lokasi itu untuk baraktivitas berdagang dan berniaga, hanya dalam hitungan beberapa kejap saja bermunculan berbagai usaha mulai dari kuliner, kebudayaan Cina dan tak lupa juga perjudian terselenggara di perkampungan itu. Masyarakat yang memang terkenal jago rempah rempah dan memiliki etos kerja yang luar biasa sekali lagi hanya membutuhkan waktu beberapa kejap saja mampu menghidupkan kawasan itu mencipta geliat ekonomi yang nyata.

Cara mudah membangun ala membangun Pecinan tempo doeloe digunakan oleh Presiden Jokowi tinggal memperbesar sekalanya saja. Indonesia Membangun Pecinan Skala Ingternational, apalagi dana dari China memenag melimpah. Sangat gampang untuk memiliki hubungan baik dengan pihak China, karena dalam awal awal pidato Presiden Jokowi secara terbuka mengundang  pemodal asing untuk buka usaha di Insonesia, seorang politisi PKS mengibaratkan politik luar negeri Jokow ibarat gadis manis yang tampil telanjang untuk memancing minat para pemuda. Sangat terlihat keuntungan dan kenikmatan di sana. Teori yang di kritik politisi PKS ini ternyata diam diam sangat ampuh. Jokowi memiliki kemampuan membangun jauh melampai Presiden terdahulu, hanya dalam waktu singkat Jokowi mampu menyulap hutan hutan serta semak semak menjadi pemandangan indah modern, dengan ditandai hamparan jalan tol.

Monday, November 20, 2017

BACAAN IMAM ENAK KALI, LUPA AKU BACA AL FATIHAH.

Itu pernyaan sudah saya Batak atau Medankan.  Tetapi itulah kira kira yang dinyatkan seorang anggota jama'ah kami di Musolla Al Jihad. Dia bercerita suatu waktu Ia sholat di Musholla lain bacaan Imamnya enak sekali sehingga saya terlena dan lupa baca Al-Fatihah. Dan pernah aku juga diimami oleh Imam yang sama sekali tak menyamankan telinga mendengarnya, sehingga tak sabar aku akanmembaca Fatihahku secara lebih baik dari Imam katanya penuh ke hati hatian. Kebetulan yang cerita ini memiliki pengetahuan keagamaan yang saya anggap di atas rata rata, dan tak layak disebut terlalu awam. Apa yang sesungguhnya Ia tanayakan itu, apakah terkait dengan bacaan fatihah bagi makmum sholat yang imam menzaharkan bacaan fatihah dan ayatnya, atau terkait prasyarat jadi imam dari segi kebagusan bacaan. Kali ini saya anggap saja ini terkait membaca al-Fatihah dibelakang imam.

Dipastikan agak sulit menjelaskan pertanyaan ini kecuali kita netral dan membenarkan pendapat pendapat ulama yang berkembang. Di satu pihak kita diharuskan membaca al-Fatihah, dan dip[ihak lain kita harus mendengarkan Imam, karena bacaan kita telah diwakilkan oleh Imam. Teytapi nampaknya ada juga Imam yanhg bijak, beliau berhenti membaca setelah al fatihan, seperti memberikan kesempatan kepada makmum membaca al-Fatihah.

CARA SHOLAT TAHAJUD DAN DHUHA ITU GIMANA SICH

Seorang jama'ah musholla Al-Jihad Perum Korpri secara bisik bisik bertanya pada suatu ketika sambil menunggu masuknya waktu Isya. Saya tidak yakin dengan pertanyaan itu karena beliau itu ahli ibadah,termasuk rajin bangun tengah malam, dan selalu berjama'ah di musholla dan ucapan serta tindak tandukpun nampak sangat terkontrol, selama ini enggan bicara yang kurang bermanfaat, dan nampak sangat menghindari perdebatan.

Alhamdulillah pada saat sekarang ini dalam grup grup WA sudah tak lagi segan saling membangunkan antar sesama anggota dan tak lagi ada pihak yang mengejek dengan tuduhan macam macam yang tak nyaman, semoga saja ini bisa berfungsi sebagai alat dan media dakwah antar sesama muslim. Semoga saja kita dapat saling mendorong menuju jalan keselamatan yang diridhoi Allah Swt. Itulah sebabnya saya pentingkan menulis naskah ini. Naskah ini diramu dari berbagai sumber terbatas, dikutipkan sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaannya adalah setelah melaksankan shotal Isya hingga sebelum subuh (HR Bukhari dan Muslam dari Aisyah) Tetapi yang paling baik adalah disepertiga malam (HR. Ahmad, Muslim, Tirmizi dan Ibn Majjah dari Jabir)

2. Shalat tahajud boleh dikerjakan secara berjamaah (berdasarkan HR. Muslim dari Ibnu ‘Abbas), dan boleh juga dilakukan sendirian.
3. Diawali dengan shalat iftitah dua rakaat. (Berdasarkan HR. Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abu Hurairah). Adapun cara melaksanakan shalat iftitah adalah sebagai berikut:
a. Sebelum membaca al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca do’a iftitah:

سُبْحَانَ اللهِ ذِي الْمَلَكُوْتِ وَالْجَبَرُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

“Subhaanallaahi dzil-malakuuti wal-jabaruuti wal-kibriyaa’i wal ‘adzamah”. Artinya: “Maha suci Allah, Dzat yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan.”
b. Hanya membaca surat al-Fatihah (tidak membaca surat lain) pada tiap rakaat. (Berdasarkan HR. Abu Daud dari Kuraib dari Ibnu ‘Abbas). Adapun bacaan lainnya seperti; bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan lainnya sama seperti shalat biasa.
c. Shalat iftitah boleh dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. (Berdasarkan HR ath-Thabrani dari Hudzaifah bin Yaman)
4. Setelah itu, melaksanakan shalat sebelas rakaat. Beberapa hadis Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa shalat tahajud bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya adalah:
a. Melaksanakan empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat). (Berdasarkan HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah)
b. Dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat). (Berdasarkan HR. Muslim dari ‘Aisyah).
5. Pada shalat witir, hendaknya membaca surat al-A’la setelah al-Fatihah pada rakaat pertama, surat al-Kafirun pada rakaat kedua, dan al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga. Setelah salam, sambil duduk 


(3x) سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ


“Subhanal-malikil-qudduus.” 
Artinya: “Maha Suci (Allah), Dzat Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Suci.”,
dengan mengeraskan dan memanjangkan pada bacaan yang ketiga, lalu membaca:


 رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ


“Rabbil-malaaikati war-ruuh”.
Artinya: “Yang Menguasai para malaikat dan ruh.”
(Berdasarkan HR. al-Baihaqi, juz 3/ no. 4640; Thabrani, juz 8/ no. 8115; Daruqutni, juz 2/ no. 2, dari Ubay bin Ka’ab. Hadis ini dikuatkan oleh ‘Iraqi)
6. Membaca do’a.
Di antara  do’a-do’a yang dibaca Rasulullah Saw. adalah:
a. Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas:


اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا


Artinya: “Ya Allah, berikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya. Dan (berikanlah) cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya di bawahku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan berikanlah cahaya pada seluruh tubuhku.”
b. Berdasarkan riwayat Muslim dari ‘Aisyah:

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ


Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tidak dapat lagi menghitung pujian yang ditujukan kepada-Mu. Engkau adalah sebagaimana pujian-Mu terhadap diri-Mu sendiri.”
c. Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas:


اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ إِلَهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Artinya: “Ya Allah, hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau cahaya (penerang) langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Penegak langit dan bumi. Hanya bagi-Mu segala pujian, Engkau Yang Mengatur langit dan bumi beserta isinya. Engkau adalah Dzat yang haq. Janji-Mu adalah benar. Firman-Mu adalah benar. Perjumpaan dengan-Mu adalah benar. Surga adalah nyata. Neraka adalah nyata. Para nabi adalah benar. Hari kiamat adalah nyata. Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berserah diri. Hanya kepada-Mu aku beriman. Hanya kepada-Mu aku bertawakal. Hanya kepada-Mu aku kembali. Hanya atas pertolongan-Mu aku berjuang. Hanya kepada-Mu aku mohon keadilan. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi dan yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.”
Doa-doa tersebut bisa dibaca ketika sujud, setelah membaca shalawat pada tasyahud akhir, atau ketika selesai shalat.
Sedangkan tata cara shalat dhuha (disebut juga shalat awwabin) adalah sebagai berikut:
1.      Dilaksanakan pada saat matahari sudah naik kira-kira sepenggal atau setinggi tonggak (maksudnya bukan pada waktu matahari baru terbit), dan berakhir menjelang masuk waktu zhuhur (Berdasarkan HR. Muslim dari Ummu Hani’). Dalam Jadwal Waktu Shalat, waktu shalat dhuha dimulai sekitar setengah jam setelah matahari terbit (syuruq).
2.      Shalat dhuha dapat dilaksanakan sebanyak:
a. Dua rakaat (berdasarkan HR. Muslim dari Abu Hurairah).
b. Empat rakaat (berdasarkan HR. Muslim dari ‘Aisyah).
c. Delapan rakaat dengan melakukan salam tiap dua rakaat (berdasarkan HR. Abu Daud dari Ummu Hani’).
d. Boleh dikerjakan dengan jumlah rakaat yang kita inginkan. Berdasarkan hadis:


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ
[رواه مسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata; Rasulullah saw mengerjakan shalat dhuha empat rakaat dan adakalanya menambah sesukanya.” (HR. Muslim)
Al-‘Iraqi mengatakan dalam Syarah at-Tirmidzi, “Aku tidak melihat seseorang dari kalangan sahabat maupun tabi’in yang membatasi jumlahnya pada dua belas rakaat. Demikian juga pendapat Imam as-Suyuti, dari Ibrahim an-Nakha’i; bahwa seseorang bertanya kepada Aswad bin Yazid, “Berapa rakaat aku harus shalat dhuha?” Ia menjawab, “terserah kamu”. (Fiqh as-Sunnah, jilid 1, hal 251, terbitan Dar al-Fath li al-‘Ilam al-Arabi. Hadist-hadist yang menyatakan jumlah rakaatnya dua belas tidak ada yang lepas dari cacat. (Subul as-Salam, juz 2, hal. 19, terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyah)
3.                  Sebaiknya tidak dilaksanakan secara terus-menerus setiap hari. Berdasarkan hadis:


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى قَالَتْ لَا إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ[رواه مسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah, “Apakah Nabi Saw. selalu melaksanakan shalat dhuha?”, ‘Aisyah menjawab, “Tidak, kecuali beliau baru tiba dari perjalanannya.” [HR. Muslim]
Syu’bah meriwayatkan dari Habib bin Syahid dari Ikrimah, ia mengatakan; “Ibnu ‘Abbas melakukan shalat dhuha sehari dan meninggalkannya sepuluh hari”. Sufyan meriwayatkan dari Mansur, ia mengatakan; “Para sahabat tidak menyukai memelihara shalat dhuha seperti shalat wajib. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya”. (Zad al-Ma’ad, juz 1, hal 128, terbitan Dar ar-Royyan li at-Turats)
4.                  Shalat dhuha dapat dikerjakan secara berjamaah. Berdasarkan hadis:


عَنْ عِتْبَانِ بْنِ مَالِكٍ وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّنْ شَهَدَ بَدْرًا مِنَ اْلأَنْصَارِ أَنَّهُ أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّى قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي وَأَنَا أُصَلِّى لِقَوْمِي وَإِذَا كَانَتِ اْلأَمْطَارُ سَالَ اْلوَادِى بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ وَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَتَى مَسْجِدَهُمْ فَأًُصَلِّي لَهُمْ وَوَدِدْتُ أَنَّكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ تَأْتِي فَتُصَلِّي فِي مُصَلَّى فَأَتَّخِذُهُ مُصَلًى قَالَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَأَفْعَلُ إِنْ شَآءَ اللهُ. قَالَ عِتْبَانُ: فَغَدَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ حِيْنَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ فَاسْتَأْذَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبِيْتَ ثُمَّ قَالَ: أَيْنَ تُحِبُّ أَنْتُصَلِّي مِنْ بَيْتِكَ. قَالَ: فَأَشَرْتُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ الْبَيْتِ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ فَقُمْنَا وَرَاءَهُ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.
[متفق عليه]

Artinya: “Diriwayatkan dari Itban bin Malik —dia adalah salah seorang shahabat Nabi yang ikut perang Badar dari kalangan Ansar— bahwa dia mendatangi Rasulullah saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku sekarang tidak percaya kepada mataku (maksudnya, matanya sudah kabur) dan saya menjadi imam kaumku. Jika musim hujan datang maka mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan mereka, sehingga aku tidak bisa mendatangi masjid untuk mengimami mereka, dan aku suka jika engkau wahai Rasulullah datang ke rumahku lalu shalat di suatu tempat shalat sehingga bisa kujadikannya sebagai tempat shalatku. Ia meneruskan: Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Akan kulakukan insya Allah”. Itban berkata lagi: Lalu keesokan harinya Rasulullah saw dan Abu Bakar ash-Shiddiq datang ketika matahari mulai naik, lalu beliau meminta izin masuk, maka aku izinkan beliau. Beliau tidak duduk sehingga masuk rumah, lalu beliau bersabda: “Mana tempat yang kamu sukai aku shalat dari rumahmu? Ia berkata: Maka aku tunjukkan suatu ruangan rumah”. Kemudian Rasulullah saw berdiri lalu bertakbir, lalu kami pun berdiri (shalat) di belakang beliau. Beliau shalat dua rakaat kemudian mcngucapkan salam”. [Muttafaq Alaih].


عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي بَيْتِهِ سُبْحَةَ الضُّحَى فَقَامُوا وَرَاءَهُ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ[رواه أحمد والدارقطني وابن خزيمة]

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Itban ibn Malik, bahwasanya Rasulullah saw mengerjakan shalat di rumahnya pada waktu dhuha, kemudian para sahabat berdiri di belakang beliau lalu mengerjakan shalat dengan shalat beliau.” [HR. Ahmad, ad-Daruquthni, dan Ibnu Hibban]

Ada pula satu hadis riwayat Ahmad, ad-Daruquthni, dan Ibnu Hibban dari A’idz ibn ‘Amr, yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw pada suatu kesempatan pernah melaksanakan shalat dhuha bersama para sahabat beliau.

Demikian petunjuk praktis ini saya kutip dari sumber yang terbatas, anda boleh menambahkan atau merubahnya sesuai dengan apa yang anda dapatkan, baik hasilbaca maupun sumber lainnya. Terima kasih. Wassalam.




Sunday, November 19, 2017

MELAMAKAN SUJUD TERAKHIR


Dr. Bukhori A. Shomad sebagai tokoh intelektual yang merupakan Jamaah Musholla Al Jihad Perumahan Korpri Bandart Lampung sudah lama menganjurkan untuk melamakan sujud terakhir pada setiap sholat,  itu disampaikannya dalam suatu tausiah ynag disampaikanya kepada para jama'ah musholla, bahkan beliau sendiri memeraktekkannya pada saat berkesempatan menjadi Imam, selain untuk dijadikan kode kepada makmum bahwa itu adalah rokaat dan sujud  terakhir, juga agar dijadikan kesempatan untuk membaca serangkaian doa yang memang banyak dipraktekkan oleh banyak ulama. Banyak juga jama'ah yang merasa seolah ini sesuatu yang baru. Padahal sejak dahulu banyak ulama yang memeraktekkannya

Sebagaimana kita ketahui bahwa memang saat sujud termasuk saat yang kita sedang dekat dengan Allah, maka alangkah  baiknya manakala saat itu kita isi dengan doa, seperti disebutkan dalam sebuah hadits :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah)

Tetapi benarkah pada sujud terakhir itu dianjurkan untuk dilakukan lebih lama dari sujud sujud lainya, dikatakan tidak juga, sebagaimana ditulis diatas bahawa itu dijadikan kode agar makmum tahu bahwa sujud yang dilakukan adalah sujud yang terakhirt, tetapi dalam kesempatan itu akan lebih baik bila diisi dengan doa. 

Tetapi kita juga harus tahu bahwa memang Rasulullah dalam sholatnya biasa memperlambat di beberapa saat, antara lain yaitu pada saat ruku, sujud, bangkit dari riku' dan pada saat duduk antara dua sujud, begaimana disebutkan. 
Al Baro’ bin ‘Azib mengatakan,

كَانَ رُكُوعُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَسُجُودُهُ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ وَبَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ قَرِيبًا مِنَ السَّوَاءِ

Ruku’, sujud, bangkit dari ruku’ (i’tidal), dan duduk antara dua sujud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya hampir sama (lama dan thuma’ninahnya).” (HR. Bukhari no. 801 dan Muslim no. 471)

Alhamdulillah saya perhatikan bahwa para imam di musholla kecil itu  sudah banyak yang memeraktekkannya, namun demikiam masih juga ada secara bisik bisik bertanya, takut takut bila pertanyaannya dianggap keliru atau menentang informasi dan sumber,  perlu saya teghaskan bahwa sesungguhnya tidak ada pertentangan pendapat untuk memanfaatkan membaca pada saat sujud, suku', bangkit dari ruku' atau duduk diantara dua sujud, yang menjadi perbedaan hanya lebih melamakan sujud pada sujud yang terakhir, karena sujudnya Rasulullah justeru semua panjang dan lama. Rasulullah usteru kakinya bengkah bengkak akibat melaksanakan sholat. Dengan demikian saya katakan bahwa ketika Imam memanjangkan sujudnya maka dia sesungguihnya memiliki alasan yang juga kuat, Maka ikutilah. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadits : 

إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ

Imam itu diangkat untuk diikuti, maka janganlah diselisihi.” (HR. Bukhari no. 722, dari Abu Hurairah)

Maka janganlah sekali kali mempersoalkan Imam sholat selama apa yang dilakukan memiliki alasan dan petunjuk dari Rasulullah Muhammad SAW. Hanya masalahnya imam membaca doa disaat sijid terakhir, seolah memanjangkan jujud terakhir, belum mencapai petunjuk dan apa yang dicontohkan oleh Rasul SAW. Jadi tak perlu lagi dipertanyakan, dan jangan menggaduhkannya. Seperti maksud hadits di atas. 

Bahkan sebaliknya manakala imam memanjangkan atau melamakan sujud terakhir pada sholat yang dipimpinnya maka manfaatkanlah membaca doa yang pendek, agar kita telah menyelesaikan doa kita pada saat imam menyudahi sujudnya. Ada pertanyaan dari seorang jama'ah bisakah kita lebih memilih doa doa dari Al-Quran, bukankah doa dari Al-Quran itu lebih baik dan lebih benar. Pertanyaan ini bagus dan menarik, saya meyakini sipenanya sebenarnya memiliki wawasan yang cukup tentang hal ini, karena ketika saya menjawab pertanyaan beliau, sipenanya meminta saya menyertakan hadist pada jawaban itu. Baiklah, dalam tulisan ini saya sertakan sebuah hadits yang di sampaikan Ali Bin Abhi Thalib sebagai 


نَهَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk membaca (ayat Al-Qur’an) ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Muslim no. 480)

Jika membaca al-Quran pada saat ruku' dan sujud dilarang maka bagaimana jika kita membaca doa pada saat sujud atau ruku' dengan mengambil doa doa dari cuplikan alquran, perlu saya sampaikan bahwa  ada juga ulama yang menggunakan doa doa dari ciplikan al-quran. Contoh doa yang diciplik dari Al-Quran adalah sebagai berikut : 

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).
Atau do’a agar diberikan keistiqamahan,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)


Dari berbagai literatur disampaikan bahwa banyak ulama yang membolehkan membaca doa doa yang merupakan cuplikan dari al-Quran  pada saat sujud ataupun ruku', tetapi dalam membaca dengan niat  berdoa bukan membaca al-Quran. Tetapi diriwayatkan bahwa ada juga Rasul memberikan contoh doa yang dibacanya ketika sujud 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ


 Ya Allah ampnilah dosa-dosaku semua, baik yang halus atau yang jelas, yang awal dan yang akhir, dan yang terang-terangan dan yang tersembunyi.” (HR. Muslim No. 1112)

Ada kecenderungan para jama'ah menggunakan doa selain yang diajarkan oleh Ust Dr. Bukhori A Shomad juga ternayata kini banyak beredar di medsos, doa tersebut adalah seperti di bawah ini :


1.        Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khootimah 

                                 اللهم إني أسألك حسن الخاتمة

2.     Allahumma inni as’aluka husnal  Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”2. Mintalah Agar Kita Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat 

                                   اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت

Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal  Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3.        Mintalah Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agamanya 

                                       اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala  Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU”


 

Kepada para jama'ah Musholla Aljihad, ada sejumlah ilmuan dan ulama di Musholla Aljihad pada saat ini antara lain, 1. Dr. Bukhori A. Shomad, 2. Drs. Muslimin, MA dan Ust. Bainal Huri Halim.M.Kom.  Beliau ini memberikan tausiyah secara bernatianm sesuai dengan jadual yang ditentukan oleh panmitia.