Monday, April 29, 2019

PERANG TOTAL, BERHADIYAH 100 MILYAR RUPIAH...


GENDERANG PERANG TOTAL yang dikumandangkan oleh Tim Sukses Jokowi Makrus, semula sulit dipahami tetapi akhirnya sedikit demi sedikit pejelasan itu muncul juga, bentuk pepeangan yang paling baru dirilis adalah hadiah 100 milyar ru[iah hadiah bagi siapapun yang berhasil membuktikan setidaknya sejumlah kecurangan yang merugikan pendapat hasil perolehan suara sebanyak lima persen kali suara nasional. Ya suatu tantangan yang cukup menarik, karena potensi berhasilk membuktikannya terbuka lebar, jika dibanding dengan perhitungan cepat versi konsultan bayaran, yang gejala gejalanya memiliki margin eror sekitar lima persen itu. Itupun manakala KPU akan memaklsakan diri untuk menentukan kemenagnan Jokowi di atas klemenangan versi quick count atau setidaknya sama. Bila kita memposisikan diri sebagai pihak yang netral, ini memang akan menjadi tontonan menarik, ibarat menonton film kita akan disuguhi adegan sdegan yang tak bakalan kita ketemukan dalam pristiwa normal apapun. Seperti adegan trik, yang hanya ada dalam dunia hayal. Jelas ini tontonan yang menarik untuk ditampilkan di dunia yang demokrasi ini.



Tidak mudah untuk menemukan adegan itu di dalam dunia yang demokratis ini, karena itu merupakan sesuatu yang sangat ditabukan. Selama ini Bansa Indonesia banyak dipuji masyarakat dunia karena keberhasilannya membangun demokrasi dan itu sangat mengharumkan nama Bangsa, Soeharto, Habibi, Gus Dur, Megawaty dan SBT adalah deretan nama mulai dari membuka pintu demokrasi hingga membangun demokrasi yang relatif cukup kokoh.

Di era sekarang ada pihak pihak yang ingin memutar balik jarum Jam. ibarat the Time Tunnel, kita dipertontonkan berbagai keculasan dalam dunia demokrasi. Dan iming iming hadiah 100 milyar rupiah akan mampu memproduk rangkaian film keculasan yang akan lebih terdokumentasi secara apik, sebuah film hayal bagi masyarakat demokrasi, tetapi mungkin natuiral

Bisa jadi mata para intelektual yang berfikiran sehat akan akan menganggap pihak pihak yang menjanjikan hadiah bagi bagi siapapun yang berhasil menghadirkan bukti keculasan penguasa pada saat ini adalah sama dengan penelanjangan bangsa yang terhormat ini. Ini sama saja dengan membuat wajah buruk karikaturis bagi Penguasa yang tak mampu mempertahankan marwah bangsa.

Yang pengelolaan Bangsa yang superburuk pada saat ini seyogyanya disimpan untuk hanya diketahui oleh orang tertentu sebagai aib yang memalukan, bukan justeru diumbar, karena dipastikan akan menjadi sejarah yang sangat mempermalukan generasi muda kita.

Saturday, April 27, 2019

ULAMA TAK BOLEH DIAM ATAS KECURANGAN.


PEMILIHAN PRESIDEN atau Pilpres kali ini bukan hanya Pilpres yang paling curang, tetapi justeri merupakan Pilpres yang paling brutal dari semua pilpres yang pernah kita selenggarakan beberapa kali ini. Padahal Pilprs itu adalah merupakan jalan atau bahkan jembatan untuk mencapai cita cta bangsa. Untuk mencapai ciuta cita itu kita membutuhkan seorang pemimpin yang bernama Presiden, dengan segala kyakinan bahwa Presiden adalah orang yang paling banyak menerima amanah dari rakyat yang memilihnya. Tetapi jika dalam pelaksanaan Pilpres itu terjadi kecurangan, apalagi kecurangan itu dilakukan secara terstruktur dan dalam skala yang masif dan bahkan brutal. Kecurangan itu ditemukan mulai dari quick count hingga real count. Dalam situasi yang demikian itu menurut ajaran Islam maka tugas seorang ulama itu adalah membantu masyarakat mencari kebenaran, karena ulama adalah pewaris Nabim warosatun anbia.



Seorang Rasul atau Nabi memiliki seifat yaitu siddiq, amanah dan fatonah. Disebut siddiq manakala seorang ulama itu memiliki kemampuan untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, untuk itu seorang ulama  harus mengetahui aturan yang disepakati untuk dijadikan pegangan. Disebut amanah manakala benar dikatakan benar dan manakala yang salah dikatakan salah, dan Ia harus memiliki keberpihakan kepada yang benar. Maka jangan sekali kali Ia menunjukkan keberpihakannya kepada yang batil, apalagi itu terkait urusan politik. Selaku warotsatul Ambiya maka ulama juga harus Fathonah, yang artinya cerdas, cerdas secara fisofis adalah mampu menangkap sejumlah premis premis dalam berfikirnya dan memiliki kemampuan menentukan konklusi atau kesimulan. Dan bahkan memiliki kemampuan berfikir secara sylogisme artinya konklusi diambil dari satu premis, yaitu dalam keterbatasan informasi, apalagi iformasi itu sengaja disembunyi sembunyikan, Sifat yang terakhir  yang harus diwarisi ulama adalah tabligh, yang artinya menyampaikan, seorang ulama tak boleh diam. Diam bagi ulama padahal dia tahu akan adanya kemungkaran, maka itu akan memiliki efek buruk bagi ummat yang dipimpinnya.

Ketika seseorang telah mendapatkan gelar gelar keulamaan dari ummat, maka seyogyanya untuk memperkuat keempat sifat sifat Rasul itu, yaitu memiliki pemahaman yang memadai tentang sebuah kebenaran, dan dirinya harus tiba kepada kebenaran itu, dan kebenaran  serumit apapun harus berpulang kepada petunjuk Allah. Karena dengan petunjuk Allah Dia bisa berbyat amanah,  keamanahan seseorang akan langsung dirasakan oleh ummat. Yang sebenarnya ummat tidak membutuhkan ilmu yang tingga untuk merasakan bahwa ulama yang memimpinnya itu amanah atau tidak.

Thursday, April 25, 2019

QUICK COUNT VERSUS DEKLARASI KEMENANGAN

DENGAN MATA TELANJANG jelas pasangan 02 Prabowo Sandiaga unggul, kemenangan diyakini menang dan unggul mutlak dalam hal ini masyarakat tidak perlu menggunakan analisis yang rumit, sehingga mereka yang jauh dari dunia akademispun akan mampu memahaminya, karena pasanganb 01 Jokowi Makruf sudah lama dilumpuhkan oleh sejumlah kursi kosong, bukan hanya sekali dua para krsi kosong itu diangkat buru buru agar tak kentara pertemuan sepi pengunjung, bahkan bukan hanya sekali dua pertemuan kampanye itu dibatalkan karena pengunjung yang datang sangat tak memenuhi sarat untuk disebut pertemuan kampanye calon petahana, walaupun telah secara sengaja tak mengambil cuti pada saat masa kampanye. Yang bodoh sekalipun akan yakin 02 akan unggul atas 01.



SAYA TIDAK melakukan pnelitian karena saya orang awam, tak memahami teknik penelitian, apalagi dibandingkan para konsultan politik yang secara gagah melakukan peritungan cepat pemilihan Presiden, mereka memiliki kemampuan  mebolak segala bukti yang menggejala yang sehari hari dapat dilihat oleh orang awam. Saya hanya memperhatikan bahwa sebatas tetangga kanan kiri dan kesimpulan sayapun hanya sebatas "Bahwa pendukung 02 Prabowo Sandi moralnya jatuh akibat Perhitungan cepat yang dilakukan oleh sejumlah Konsultan Politik" hanya itu saja. tetapi saya sebagai awam mampu menunjukkan bukti sejumlah tetangga Kanan Kiri yang semula dikenal sebegai penukung Pasangan 02 Prabowo Sandi yang mengalami Keruntuhan Moral.

Dengan satu keyakinan bahwa keruntuhan Moral akibat Quick Count dialami oleh banyak orang, tukar menukar informasi antar pendukung Prabowo - Sandi  tentang keberhasilan mereka secara mutlak di TPS masing masing.  Mereka sedikit terhubur dengan informasi kemenangan di tingkat TPS itu, walaupun mereka masih menunjukkan gejala kejatuhan moral.

Bagasikan mendapatkan durian runtuh 

Saturday, April 20, 2019

RUSAK MARSUK TAMPANG BOYOLALI

ELEKTABILITAS Prabowo hancur di Boyolali, sejumlah TPS Prabowo hanya mendapatkan no persen (0%) suara Ttapi memang Boyolali naik daun di musim Pilpres tahun ini, tak kurang dari seorang Bupati sukses menjadi penggerak bagi masyarakat Boyolali, memang diluar dugaan nampaknya solidaritas serta persahabatan antar sesama anggota masyarakat dan penguasa setempat berhasil dibangun oleh pimpinan mereka. Kiranya Kabupaten lain selayaknya belajar kepada masyarakat Boyolali.
Tetapi sayang masih dalam musim Pilpres yang sama Boyolali juga mencapai prestasi buruk dalam menjaga demokrasi yang sangat didewa dewakan itu, viral di media sosial Boyolali menjadi contoh buruk, sehingga wajah Boyolali rusak masruk hancyr sehancurnya, seluruh Indonsia sangat menyesalkannya.



Ow Jangan .... itu tidak adil. karena hanya segelintir manusia yang melakukan penghianatan, ituypun jika seandainya memang benar demikian, mereka hanya sejumlah orang orang kecil yang sedang mencari sesuap nasi, tetapi seandainya mereka diseting oleh orang penting sehingga mampu mempengaruhi sejumlah orang untuk melakukan penghiantan secara massif, maka mereka itulah yang wajib dikutuk. Bukan hanya itu, mereka akan menanggung dosanya, terlebih manakala tidak dilakukan pemungutan ulang. Mereka akan tercatat oleh sejarah kelam Boyolali, dan mereka akan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Thursday, April 18, 2019

KEJAHATAN PAKAI MEDIA

DAHULU KEJAHATAN menggunakan sajam atau senjata tajam, ternyata kini disdadari bahwa pena ataupun berita jauh lebih tajam dan besar pengaruhnya kepada masyarakat, itulah sebabnya sebagian besar masyarakat sudah menjauhi media berita streming dan lebih mempercayai medsos. walaupun medsos sudah mulai dirasakan sudah terjajah oleh kepentingan penguasa. Media telah menjadi tumpul sedemikian rupa akibat ulah penguasa dan pemilik perusahaan serta rasa ketakutan para jurnalis. jika periuk mereka terancam tertelungkup. Yang berbicara sepertti justeru para pihak yang memang aktip dalam kegiatan jurnalis sendiri. Kejahatan dan jesadisan itu kini dipertontonkan secara fulgar kepada masyarakat. Karena ini diucapkan oleh Wartawan senior maka kitapun menangs



Bila awak media bersepakat dengan para surveyor yang telah jauh jauh menuntut ilmu yang tentu biaya yang tinggi dan ketika pulang ilmu itu digunakan untuk menipu masyarakat dan mnginjak injak demokrasi yang secara tahap demi tahap dibangun oleh bangsa ini, lalu dirusak dengan istilah keren quick coiunt, ilmu yang yang belum banyak dipahami oleh masyarakat awam, dan tentu saja mengundang decak kagum. Tetapi belakangan diketahui dari para mantan jurnalis dan mereka yang paham IT, yang mengatakan mereka itu sedang melakukan kejahatan yang masif tetapi akan sulit tersentuh delik.

Kita berharap para pensiunan jurnalis serta pensiunan pengelola IT sedang ngigau dan tak sadar dengan apa yang mereka koarkan, sehingga negeri ini sedang bergembira karena dilaksanakan pesta demokrasi, kita berharap Penguasa Negeri tercinta ini akan jatuh ke tangan mereka yang memiliki Pemikiuran yang Waras. Dengarlah masyarakat banyak sesdang menangis pilu, karena merasa ditipu.

Wednesday, April 17, 2019

KPU DAN HASIL PERHITUNGAN CEPAT.


EFFEK BURUK bagi masyarakat telah sempurna diberikan oleh hasil perhitungan cepat oleh sejulah surveyor Pemilihan Presiden, dan ini nampaknya merupakan puncak dari survey elektabilitas bagi calon Presiden. mereka awal mulanya telah melakukan survey dengan segala kemewahannya pada saat belum dibuka pendaftaran pencalonanm pada saat itu yang disurvey hanya Presiden Jokowi yabg rencananya akan kembali mencalonkan diri, ternyata hasil survey menunjukkan bahwa Joikowi adalah orang yang populer, otomatis menjadi orang yang paling berpeluang untuk menjai Presiden. Hasil survey ini walaupun diolok olok tetapi tidak membuat surveyor ,alu. Tentu saja semakin mendekati Pemilu survey dilaksanakan lebih gencar, di tengah tengah tuduhan mas7yarakat bahwa survey itu dilakukan untuk kepentingan salah satu calon, dan itu transparan.



PUNCAKNYA adalah perhitungan cepat pada saat dilaksanakan pencoblosan Pemilihan Presiden. ternyata penghitungan cepat ini secara diam  berpeluang menjadi sumber poerpecaghan Bangsa, karena masyarakat juga berpatokan kepada minat minat masyarakat dan dukungan yang ditunjukkan kepada masyarakat pada saat Pertemuan pertemuan Akbar oleh masing masing calon.

Dapaty dibuktikan dengan foto dan video bahwa  dukungan kepada Prabowo Sandi demikian besar, sementara dalam  beberapa acara ternyata tak jadi dislenggarakan  oleh pihak Jokowi Makruf karena sepinya peminat. Sehingga dengan mata telanjang mereka menyimpulkan akan terjadi persaingan yang ketat dan akhirnya akan dimenangkan oleh pihak penantang. Tetapi data yang ditampilkan oleh penyelenggara cuick cound pihak petahana yang tercatat beberapa kali sepi pengunjung itu justeru menang mutlak.

Selama ini memang surveyor seperti kehabisan kata kata untuk menjelaskan bahwa mereka itu independen dan dibayar. Jangankan oleh masyarakat, sesama perusahaan surveypun ikut mencibir mereka, sehingga image buruk tak terhindari. Disaat kepercayaan dan image buruk itu berkembang, pada saat itulah hasil quic count ditayangkan. Ancaman terbelahnya masyarakat itu semakin menjadi jelas karena sekarang bukan hanya KPU yang memiliki data, Ada KPU, ada Partai ikut mengumluklan data dan ada data yang dipegang oleh sejumlah perusahaan yang sedang mendapatkan borongan, mereka bekerja dengan mendapatkan bayaran.

Kita tidak tahu apakah ada dalam perjanjian bahwa hasiul penghitungan itu tak boleh merugikan yang membayar, atau para surveyor bahwa mereka itu tak menarik serupiahpun bayaran, sehingga  bebas menghsilak apa saja, tetapi sayang semakin mereka tak menarik bayaran bagi si pemesan.  Itu adalah urusan mereka dan pertanggungjawaban mereka. Tetapi masayarakat yang terancam terbelah ini tentu adalah tanggung jawab berasama.

GEREJA BISA RUNTUH DI BARAT

Tuesday, April 16, 2019

BERPOLITIK TAK MENANGGALKAN AGAMA


BAGI PENGANUT AGAMA ISLAM, Keislaman itu tak bolh dtinggalkan dengan aktivitas malai dari bangun tidur, sampai idur lagi bahkan tidur itu sendiri agama tak dapat ditanggalkan, termasuk kegiatan berpolitiik. Seorang Muslim berpolitik harus mengacu kepada

Monday, April 15, 2019

CLOSING STATEMEN CARA POLITIK, KOK MENGAKU GAGAL.


MENGAKU GAGAL, itu adalah statemen akhir yang disampaikan oleh Calon Wakil Presiden pasangan Calon Presiden Petahana Jokowi - Makruf. Tetapi masih ada harapan karena keduanya adalah pasangan yang terpercaya, dan Jokowi mengaku bahwa kesulitan bertubi tubi sehingga kegagalan terjadi, tetapi rakyat diyakinkan bahwa rakyat jangan takut, karena banyak orang gagal karena memang takut gagal, karena takut gagal menjadi faktor yang membuat gagal. Justeru Jokwi sendiri yang menyebut sejymlah kegagalan itu. Menjadi pertanyaan bagi kita semua mengapa pada masa kampanye sebelumnya kedua pasangan ini senang menyebut sejumlah daftar keberhasilan, utamanya pembangunan infra struktur, tetapi dalam c;osoing statemen menyebut nyebut sejumlah kekagalan dan kesulita, sebagai alasan kgagalan dan meminta diberikan kesempatan dipercaya kembali, untuk menutup kegagalan itu.



BERBEDA HALNYA dengan pasangan Prabowo Sandi ketika memberikan kata penutup, closing statemen, diisi dengan sejumlah janji janji yang nampak sangat memihak kepada rakyat kecil. Lalu ditutup dengan tepuik tangan yang gemuruh.

Sama halnya ketika seorang narasumber, diawal bicara mengatakan bahwa dia tidak pakar dalam apa yang akan dibicarakan, maka kepercayaan audien itu seketika itu juga akan runtuh. Terlepas dari kata kata bermutu yang menyusul kemudian, tetapi lebel awam yang disematkannya sendiri adalah menghilangkan kepercayaan publik dengan apapun yang akan dibicarakannya. Jadi akan naif sekalui manakala seorang petahana dengan penuh semangat menyebut sejumlah kegagalan dan kesulitan yang dihadapinya,  walaupun kata kata berikutnya berisikan tip dan trik untuk mencapai keberhasilan, maka itu tak lebih dianggap sebagao omong kosong belaka, di mana kehebatan logikanya meminta kepercayaan yang kedua, dengan alasan kegagalan yang pertama.

Seorang Pemuda ketiuka Pamit pulang dari kencan yang pertama dengan seorang gadis pilihannya, hendaknya menucapkan sejumlah kata pujian, baik terkait sedapnya minuman dan kue yang disajikan serta segarnya tema obrolan yang walaupun hanya dalam waktu dan tempo yang sebentar. Sampaikanlah rasa yang sangat terkesan atas sambutan orang tua si gadis, bahkan suasana sumahpu hendaklah dikatakan sangat  terkesan, serta meminta diberikan kesempatan untuk datang lembali.

Janganlah meninggalkan sejumlah kritik dan koreksi pada kedeatangan pertama, lalu meminta kembali untuk diterima pada kunjungan yang kedua, salah salah kita dianggap sebagai tuan rumah adalah seseorang yang tak tahu diri. Menurut saya Jokowi dan Makrum Amin keliru dalam menyusun tema untuk disampaikan pada statemen closing politik.

Thursday, April 11, 2019

EMBANLAH AMANAH DARI ALLAH, DAN PERTANGGUNGJAWABKAN..


TEGAKKANLAH KEADILAN, itu perintah Allah, dan ummat menitipkan kepada Prabowo melalui Ulama yang terakumulasi pada ijtimak ulama ke satu dan dua kepada Prabowo selaku calon Presiden yang telah menandatangani fakta itegritas, bila naskah yang telah ditandatangani oleh Prabowo justeru intinya penerapan keadilan dan pesan agar jangan sekali kali menzalimi rakyat sendiri baim dalam ekonomi, kebudayaan maupun apalagi agama. yaitu agar jangan sekali kali menzalimi rakyat sendiri dengan dalih apapun dalam memangku kekuasaan.

Ulama akan menggunakan tuntunan agama untuk mengawal agar Prabowo mampu tiba pada keadilan itu, artinya janganlah sekali kali melanggar aturan agama agar memiliki peluang untuk tiba pada keadilan itu, ummat dan ulama memiliki keyakinan agar aturan agama tak dilanggar walau apapun dalihnya dalam memangklu kepercayaan yang dibebankan kpada Pemerintah.



Tentu saja

Tuesday, April 9, 2019

MEMPERTANYAKAN BANYAKNYA JUMLAH KELAHIRAN 1 JULI...

PILPRES semakin dekat hanya hitung hari. Kritik atas data yang dipakai oleh KPU tak jua terjawab.  Data Kelahiran  pemilih dalam rangka Pilpres yang dimiliki oleh KPU ternyata mengundang sejumlah pertanyaan yang tak mudah dijawab kecuali asal jawab saja. karena jumlah yang lahir pada tanggal 1 Juli dalm berbagai tahunnya mencapai angka 9,8 juta pemilih, sementara pemilih yang lahir pada tanggal yang lain cenderung di bawah satu juta atau kebanyakan sekitar lima ratusan kelahiran saja, lalu mengapa pada tanggal 1 Juli itu angka kelahiran melonjak sangat tinggi hampir sekitar lima ratus persennya. Tak kehilangan akal mereka menjawab jika untuk asal jawab, tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang bila akan dijawab berdasarkan hasil penelitian. Ini menjadi pertanyaan yang serius apalagi KPU tak menggunakan data yang dimiliki Pemerintah, karena data milik Pemerintah itu diragukan oleh KPU akan validitasnya. KPU memang pada saat ini menggunakan data Pemilu yang lalu, sebuh Pemilu yang mnyisakan keraguan. Tentu kita berharap KPU memiliki kemampuan untuk menjelaskan masalah ini secara sejujur jujurnya.



Beritkut Adalah Tulisan RUDY HASAN :

Oleh: Rudi Hasan |
Kemendagri berdalih, banyaknya penduduk bertanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli sebagai dampak dari pemberlakuan Simduk dan SIAK.
Indonesiainside, Jakarta — Kementerian Dalam Negeri akhirnya angkat bicara merespons laporan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ihwal temuan yang tidak wajar pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019. Di antara temuan tak wajar itu berupa pemilih dengan tanggal kelahiran 1 Juli yang jumlahnya mencapai 9,81 juta orang, dan; pemilih dengan tanggal kelahiran 31 Desember sebanyak 5,37 juta orang.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, banyaknya penduduk atau pemilih bertanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli itu sebagai dampak dari kebijakan administrasi yang diterapkan Kemendagri sejak lama. “Kebijakan tentang tanggal lahir 31 Desember dan 1 Juli sudah berlangsung lama sejak Kemendagri menggunakan Simduk (Sistem Informasi Manajemen Kependudukan),” ungkap Zudan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (11/3).
Dia menjelaskan, ketika Ditjen Dukcap menggunakan Simduk sebelum 2004, semua penduduk yang lupa atau tidak tahu tanggal lahirnya ditulis menjadi 31 Desember. Namun, sejak Kemendagri memberlakukan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) sebagai pengganti Simduk pada 2004, penduduk yang lupa atau tidak ingat tanggal lahirnya ditulis menjadi 1 Juli. “Bila mereka tidak ingat tanggal lahir tapi ingat bulannya maka ditulis tanggal 15. Misalkan 15 Januari, 15 Februari, 15 Maret, dan seterusnya,” kata Zudan.


Dia menuturkan, kebijakan di atas kemudian diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2010 tentang Formulir dan Buku yang Digunakan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. “Dengan demikian, kita sekarang bisa mengetahui mengapa banyak orang Indonesia bertanggal lahir 1 Juli, 31 Desember atau tanggal 15,” ujar Zudan.
Ketua DPP Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR, Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menemui Kemendagri untuk mengklarifikasi dugaan temuan yang tak wajar pada DPT Pemilu 2019. Pasalnya, berdasarkan penuturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), DPT diduga ganda yang ditemukan BPN Prabowo–Sandi justru berasal dari Ditjen Dukcapil Kemendagri.
“Ini tadi sudah kami pertanyakan kepada KPU dan menurut KPU data inilah yang diterima dari Dukcapil Kemendagri. Nanti kami cari waktu untuk menemui Dukcapil Kemendagri untuk minta klarifikasi terhadap data yang kami anggap tidak wajar ini,” ucap Riza.
Dia mengungkapkan, di antara temuan DPT tidak wajar itu berupa nama-nama pemilih yang terindikasi fiktif. “Itu di antaranya bertanggal lahir 1 bulan Juli 9,8 juta. Ada yang lahir 31 Desember 3 juta sekian, dan yang lahir tanggal 1 bulan januari 2,3 juta sekian. Ini yang kami anggap tidak wajar,” kata Riza di Jakarta, Senin (11/3). (AIJ)




SUBUH AKBAR DI PANGGUNG KAMPANYE. ..


ENTAH ATAS KEINGINAN SIAPA, Paslon Presiden 02 Prabowo - Sandi menyelenggarakan Kampanye Akbar pukul 06.00 - 10.00 sehingga sebelum waktu sebagaimana saat tersedianya waktu akan hadir sebelumnya karena mereka akan mnunaikan ibadah subuh sebagai kewajiban selaku ummat Islam. Di luar dugaan banyak orang ternyata jama'ah banyak yang yang sudah berdatangan pukul o2.00 di lokasi tentu saja waktu mereka yang demikian lapang dimanfaatkan untuk sholat malam, dzikir, sholawat dan bahkan tausiyah sehingga pada malam itu suasana para jama'ah yang sudah hadir lebih mirip dengan i'tikaf jika tak ingin disebut mirip jama'h haji pada saat berkumpul di muzdalifah, hanya saja mereka tak memakai baju ihrom, tetapi mereka berpakaian putih putih, sejak malam itu lokasi benar benar telah diputihkan.



Jelas dari tampilan dan tindak tanduk serta ucapan ucapannya mereka itu ahli ibadaah ('aabid) dan sebagian besar dari mereka pada waktu watu dan jam jam seperti itu aktivitas mereka di rumah masing masing adfalah beribadah sunnat. Jelas waktu luang seperti itu mereka manfaatkan untuk ibadah sunnat seperti yang lazim mereka lakukan sehari hari. Dan suasana keagamaan berlangsung hingga pelaksanaan sholat subuh dan berlanjut hingga ibadah lainnya yang lazim dilaksanakan ba'da subuh. Tentu saja bagi mereka yang non Muslim tidak mengikuti semua ritual keagamaan itu, mereka pasif saja dan mencari posisi yang nyaman sambil menunggu saatnya Kampanya Akbar yang yang akan sama sama mereka ikuti.

Lalu apakah kegiatan keagamaan yang mereka lakukan untuk mengisi waktu sambil menantikan saatnya tiba Kampanye Akbar yang akan dimulai pukul 06.00 itu merupakan suatu kegiatan yang terlarang, atau sepertti informasi yang disampaikan kepada SBY  bahwa massa melakukan hal hal yang tidak lazim. Pertanyaan dari SBY adalah hal yang mudah umtuk dijawab, tetapi kesibukan pihak pihak tertentu untuk mencarikan delik sehingga aktivitas ummat menjadi fasl fasal pelanggaran yang layak diganjar hukuman.

Kita lihat saja nanti bagimana para penguasa ini akan memanfaatkan Kekuasaannya.

Saturday, April 6, 2019

ANTARA HOAX, NGIBUL DAN DULCE...

SEKITAR dua mingguan lewat terjadi perdebatan sengit antar Rocky Gerung dengan Ronald Kasali tentang Hoax sayangnya perdebatan itu nampak kurang elok karena sepertinya Prof. Ronald Kasali bukan sekedar ingin saling melengkapi dalam rangka mencerdaskan pemirsa ILC di mana perdebatan itu ditayangkan, sepertinya Provesor urusan manajemen yang satu ini justeru mengemban mission berat yaitu menggulung Rocky Gerung yang bukan profesor dan bukan S3 itu, tetapi mission ini nampaknya gagal total apalagi Kasali banyak menggunakan kalimat ... tidak ... bukan .... sambil geleng geleng kepala. dan pamumgkasnya Kasali menuding nuding kearah Gerung bahwa Dia hanya mmiliki satu refereni, sementara Kasali memang suka mencantumkan sejumlah referensi yang banyak dalam sejumlah buku manajemen yang diterbitkan. Tetapi sulit Iya akan mengalahkan Gerung karena Gerung memiliki ilmu yang namanya Dulce atau dolce.



SAYA hanya orang amatiran saja, jadi jangan dituntut mampu menjelaskan apa itu dulce atau dolce, apalagi itu istilah terkait dengan seni, baik seni music ataupun seni panggung, dan kali ini secara lambat lambat akan kita bicarakan terkait panggung diskusi semi ilmiah seperti ILC yang mempertemukan dua orang yang sudah memiliki namanya, namanya Gerung dan Kasali. Gerung ingin menjelaskan masalah hoax berdasarkan sejarah mulanya muncul istilah itu sehingga sehingga publik memiliki pemahaman yang dipermudah oleh asbabun nuzul (mengutip ilmu al-Quran). Sementara Kasali akan cenderung menjelaskan hoax itu berdasrakan batasan istilah sehingga pemahaman masyarakat tentang hoak tidak melebar ke mana mana, itu barangkali dasar pemikirannya. Tapi kita tinggalkan saja masalah itu, kita bahas saja masalah dulce atau dolce.

Saya ingin menyimpilkan bahwa dalam diskusi itu Ronald Kasali keok, dia bukan jago diskusi, karena kurang pandai menjadikan arena diskusi sebagai suatu dialog yang hangat, bahasa diskusi yang disiarkan langsung melalui media TV itu akan lebih menyenangkjan bila menggunakan pilihan dari Gerung, tinimbang Prof. Kasali. Wajar bila orang akan katakan No Rocky Gerung No Party, yang itu sulit dicapai oleh Kasali. Apa sebabnya, Jawabannya adalah "Dulce atao Dolce:.

Gerung di ILC itu bukan menipu tetapi ngibul,  meniopu itu kriminal, tetapi ngibul itu adalah kegembiraan, ngibul dalam diskusi adalah ibarat main main catur, melakukan langkah langkah yang memiliki dua maksud sekaligus sebagai alternatip pilihan. Itu namanya ngibul, dan tidak freekik dalam bermain catur. Sah, dan ngibul dalam diskusi yang disiarkan langsung semacam ILC sangat diperlukan.

Duklce atao Dolce juga dimainkan dalam menata aransemen musik, sebagian nada itu adalah nada minor, tetapi setelah disusun sedemikian rupa rangkaian nada itu menjadi indah. Keindahan rangkaian nada itu orang Itali menyebutnya Dolce. Lalu bagaimana dengan Dulce yang saya dapatkan dari seorang seniman panggung yang juga sekaligus sebagai wartawan terkenal, Syu'bah Asa, namanya. ini beliau sampaikan ketika kami mengikuti Training Idiopolitor di PB HMI tahun 1983, Training Idiopolitor pada saat itu traingni tertinggi di lingkungan PB HMI, Syu'bah Asa dengan segala kapasitasnya berhasil menggambarkan Bagiman aitu Dulce,

Tersebut dalam kisah seorang janda muda yang kayaraya, janda yang belum memiliki anak itu ditinggal suami karenba kecelakaan pesawat. Uang milyaran rupiah menjadi hak mutlak bagi sijanda sebagai pewaris tunggal, puluhan peria hidung belang, bahkan sejumlah pejabat Pemerintah mencoba merayu dan mengajaknya membangu rumah tangga.  Tak seorangpun menartik hati sijanda, sementara wajah si janda semakin cantik saja, bagaikan dara jelita benranjak dewasa.

Sayang si janda yang gaghal dirayu itu gagal mempertahankan diri dan kekayaannya, Ia bangkrut karena hobby judi, kekayaannya habis tergadai dan mereka yang semula ingin mempersuntinya satu persatu mundur teratur, walaupun cahaya kecantikan si janda tetap bersinar. Namun hobby judi sijanda  masih juga tak terbendung,  sementara modal berjudipun amblas segalanya.

Datanglah syaithon membisik kalbu sijanda tadi. bukankah kamu masih memiliki kecantikan, dan kamu masih memiliki kehormatan, masih banyak peria yang sangat berminat mencicipi tubuhmu kata syaithon. Batin sijanda berperang dahsyat  Sayang seribu sayang, Si Janda  mulai tergoda  dengan rayuan sesat itu. Dia tampil dengan baju transparan disinari secara samar dari belakang panggung sehingga samar huru  " V " dengan suara parau memelas dia berkeliling panggung sambil menjajakan kehormatannya, suara musik syahdu membuat hati penonton pilu mereka menyesalkan ketidak mampuan bersikokoh dengan segala kehormatan yang tersisa.

sedikit demi sedikit lampu semakin terang, rok sijanda sedikit demi sedikit menyingkap ke atas, sayang layarpun bergerak turun, pada titik keliknya. Lampung benar benar menyala benderang, singkapan rok sijanda juga mencapai titik kritis, mendekati wilayah terlarang, tetapi secara bersamaan si layar secara kejam menutup panggung di saat saat penon bnar benar menginginkan sebuah adegan yang jarang didapatkan, banyak penonton bagian depan sengaja berjongkok untuk mengetahui ada apa dibaklik larar, itu namanya dulce, kata Syu'bah Asa yang sukses memerankan DN Aidit di Fil pengbianatan G 30 S PKI yang terkenal itu.

Apa yang sampaikan oleh Gerung memang terselip di dalamnya dulce atau dolce dalam  dalam berdiskusi, sehingga diskusi itu selain menarik, menyerempet rempet, namun cara seperti itu justeru mampu membuat diskusi itu semakin hangat karena menampilkan kemewahan imajinasi. Semestinya  imajinasi akan lebih mewah manakala  Gerung mengemukakan historisnya, dan Kasali menampilkan  etimologi,  sehingga pemgetahuan publik menjadi kaya dengan imajinasinya, tetapi sayang Kasali memilih untuk saling sembeleh, tampa menghiraukan kebutuhan publik. Di sini Kasali keliru.