Saturday, November 5, 2022

SEBUAH TESTIMONI LAGU UNTUK PUARI ROAINI

SAHABAT KECIL KAMI NYANYIKAN WAKTU ANAK ANAK 



APA KABAR PAK FACHRUDDIN ...  seseorang menyapa penuh hormat dan penuh persahabatan, Nampak dari perwajahan usia kami terpat beberapa tahun ... pasti. Kabar Baik ... jawab saya penuh tanda tanya,  melihat saya berwajah bimbnag lalu orang tadi meyakinkan saya .... "Kita Satu Alumni ... Pak ...".  Kita sama sama Alumni PGA .... sepontan wajah saya mulai sumeringah ... kapan ya terakhir kita berjumpa ... tanya saya .... menyelidik ...  memang belum pernah berjumpa Pak .... baru kali ini ....saya tak mampu menyimpan kecemasan saya ... Siapa namanya ... ?  Saya Hasyimkhan Pak ... wajah penuh selidik dan menyimpan tanda tanya tak mampu saya sembunyikan ... dimana bekerjanya ... Saya kerja di Unila Pak .... katanya seperti dalam nada kecewa. Oh ya ... terima kasih sudah menyapa saya ... kata saya terasa hambar. Hasyim .... menuju tempat duduknya. dan saya melanglkahan  kaki ... sekedar untuk melalkukan sesuatu saja tampa tujuan. 

Yaa ... saya ingat ... Dia Pasti Hasyim Gamol .  Beberapoa hari sebelumnya, Saya mendengar Pak Budi mengatakan bahwa nanti Ibu Ibu Kerta akan datang menampilkan keterampilan Seni Cetik ...., mndengar itu saya agak ternganga sekejap ...  tetapi karena bukan saya lawan bicaranya, maka saya biarkan pembicaraan berlalu dari perhatian saya. Dan ternyata  ketika saya mencaricari di mana kedekatan saya dengan Saudara  Hasyimkan   sehingga baru pertama jumpa belaiu memperkenalkan diri sebagai teman sama alumni. Istilah cetik yang disebut sebut oleh Pak Budi itu, walaupun tidak diytujukan kepada saya ternyata sangat membantu ingatan saya tentang siapa Hasyim yang baru beberapa saat menegur sapa  saya dan memperkenalkan diri tadi.


Saya datangi lagi Dia ... saya  salami tangannya lebih erat dan  tangan saya juga disambut jauh lebih erat dari ketika kami bersalaman. Iya baru ingat Namanya lebih saya kenal sebagai Hasyim Gamol, Saya baru ingat Kamu Hasyim Gamol ... saya ingat kembali ... kami bersalaman jauh lebih mesra. Sebelum mengenal nama Hasyim saya mengenal seorang Seniman ahli musik tabuh khasa Lampung yang pada saat itu memang belum ditulis notasinya, lalu seniman yang juga ekantor dengan saya saya Bekerja di Bidang  Permuseuman  Sejarah dan Kepurbakaan, kawan tadi bertugas di Bidang Kesenian, beliau menulis tentnang musik Cetik Lampung. Lalu muncul Mamak Lil yang dikenal sebagai jago menabuh Cetik atau Gamol, tentang keahlian Mamak Lil, maka Mamak Lil  tak ada duanya. Ketika Hasyim Gamol  muncul dengan Lagu yang dia Gubah sendiri, berdasarkan masukan dari beberapa orang ahli tentunya.  

Dan yang paling istimewa bagi saya adalah lirik lagu Gamolan Sakti ini pada bagian Referennya karena cuplikan lagu itu justeru mengingatkan sahabat kecil saya, Namanya Roaini, anaknya Cantik memang sejak kecil. Di antara kami sekampung yang tinggal di Pagelaran Khususnya Mereka yang berasal dari :ampung Barat tepatnya lagi Kecamatan Belalau.  Diantara komunitas yang berasal dari Belalu itu ada seseorang namanya Mari'ah. Beliau mengabdikan diri Kepada Pimpinan Pewaris Kerajaan Adat dan Keluarga besarnya secara internal di sebut sebagai "Se Gedung"  Mari'ah dipersunting seorang Peria bernama Umar. 

Sebagai Warga Internal dari Kelaurga Gedung maka Mari'ah berhak mendapatkan Penghormatan dalam bentuk sebuah lagu . Inilah lagu bagi Ibu (Ina) Ma'ah ... Nak ni Nak, Ni Bak Ni Gung, Gamolan Haji Safar Wat Mulli Jak Gedung ...  Kebayan Ni Mat Umar ... Tentu saja seantero Desa istimewa komunitas pendukung budaya itu menjadi sangat mengenal  siapa Mari'ah dan Sia[pa Pula Mat Umar ... karena keduanya memiliki kedekatan khusus dengan Keluarga Besar Segedung ./... yaitu Pewaris Pemimpin adat. 
 
Lagu itu turun temurun hingga sampai pada saatnya melekat kepada seorang anak perempuan yang cantik dan layak sekali dijadikan bintang pada anak anak usia kami, anak itu ebaya dengan saya, kami seumuran namanya Roaini. Saya tidak tahu asal mulanya dan siapa yang mengajari kami, kami langsung saling tiru saja, umumnya kami familiar dengan lagu itu,  Lagu untuk Roaini sahabat kecilku dahulu.  Sepertyi ini :  Nak Ni Nak ... Ni Nak Ni Gung ... gamolah Haji Sauhai Wat mulli jak Gedung Yaddo Tamong Ni Roai ... 
 
Sekitar beberapa tahun yang lalu saya berjumpoa  dengan Kakak Roai, demikian sejak kecil kami diajarkan untuk bertatakerama dengan baik kepada beliau walaupun kami seusia, Usia kami sekarang sudah menjelang 70-an Tahun  tetapi bila dibandingkan form wajah kami disaat jumpa yang terakhir saya lihat Kakak Roai jauh lebih segar dan muda.  Saya harus menyebut nyebut nama beliau karena sebagai testimoni bahwa lagu tersebut bagi saya  benar benar terjadi dan masih lengket dalam ingatan saya. Dan ini juga merupakan laporan kepada Pun Edwarsyah Perenong beliau adalah pewaris Tahta Kerajaan Adat yang kekeh melaksanakan pembinaan, dan saya adalah Keluarga keturunan dari Kelompok yang diberikan Kepercayaan untuk mendukung melalui kelompok Lamban Luni. Dan ini sudah kami lakukan sejak kami masih balita yaitu menyanyikan Lagu  lewat pujian kepada Kakak Roaini karena Nenek atau Tamong Beliau dulu di Besarkan di Lamban Gedung Belalu. Inilah Testimoni daru Saya ... dan saya katakan Bahwa Lagu Gamolan Sakti itu Bukanlah Hayalan, tetapi m,emang Benar Benar ada.  Semoga bermnfaat.