Tuesday, July 31, 2018

BEKERJALAH UNTUK KESEJAHTERAAN BANGSA.

KUTIPAN : Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, saat ini ekonomi dunia sedang berada pada masa yang sulit. Selain sulit, situasi juga penuh ketidakpastian.
"Kita harus bicara apa adanya bahwa situasi ekonomi dunia sekarang ini masih betul-betul pada posisi yang sangat sulit. Saya kira Bapak-Ibu semuanya, bupati, juga merasakan betapa ketidakpastian ekonomi dunia itu betul-betul sulit dikalkulasi dan sulit dihitung," kata Jokowi di depan para bupati se-Indonesia, Kamis (5/7/2018). https://www.cnbcindonesia.com/news/20180705141054-4-22091/jokowi-sebut-ekonomi-sedang-sulit-benarkah

MEMBACA kutipan tersebut di atas saya seperti mendapatkan sedikit kelegaan bahwa Presiden Jokowi sejatinya memiliki kejujuran yang sangat tinggi, dan betapa indahnya manakala kejujuran itu mampu dipertahankan, walaupun resikonya semua kelemahan akan terbaca oleh masyarakat komunitas rakyat yang dipimpin. Walaupun sebenarnya kelemahan kelemahan itu bisa dijadikan dasar untuk berpartisipasi dalam rangka menutupinya, tetapi sebagai Pemerintah sejatinya kecenderungan penguasa adalah menutup nutupi segala kelemahannya dari rakyat yang dipimpinnya. Karena kelemahan itu juga sebagai ruang tembak bagi parapihak yang berambisi untuk menggantikannya sebagai pemimpin.

Di lain pihak memang biasanya seorang penguasa melakukan berbagai langkah taktis berbentuk pencitraan untuk menenamkan kepercayaan dan keyakinan bahwa pemimpin tak memiliki kekurangan dan cela apapun. Dan dalam banyak teori politik itu disyahkan. Dan bagi masyarakat umu semua jamak adanya, hanya saja Presiden Jokowi telah melakukan kesalahan fatal ketika Ia menjadikan Ibadah keagamaan dalam hal ini Islam sebagai alat dan objek pencitraannya.

Ketika semua mafhum bahwa warna politik Presiden Jokowi itu adalah Nasionalis sekule, pendukung wrna politiuk seperti itu banyak juga pendukungnya, termasuk diantaranya adalah sebagian dari masyarakat penganut agama. Selain warna politik skularis ada juga kelompok masyarakat yang berusaha menggunakan ajaran agama sebagai literatur politiknya, utamanya agama Islam dalam sejarahnya perkembangan agama Islam selalu melekat dalam percaturan politiuk dan kekuasaan. Di awal mula penyebaran agama Islam di periode Makkah Islam sulit berkembang, ketika kepemimpinan dikuasai oleh kelompok kafir Quraisy.

Penyebaran agama Islam baru berkembang secara baik ketika memasuki periode Madinah, dimana pada saat itu Rasulullah SAW mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk muncul sebagai Pemimpin Bangsa selain juga sebagai pemimpin Agama. Rasulullah Saw. di periode Madinah Rasulullah SAW telah memasuki dunia Pemerintahan, dan berdasarkan sejarah bahwa dalam periode ini Islam mulai terhindarr dari berbagai uapaya Penguasa untuk menekan dan menghambat perkembangan Islam melalui tekanan kekuasaan dan semacamnya.

Pemilu pertama Tahun 1955 menghasilkan PNI 57 kursi, Masyumi 57 kursi, NU 45 kursi, PKI 39 Kursi, PSII 8 kursi, Partai Kristen 8 kursi dan Partai Katholik 6 kursi, plus sejumlah partai gurem lainnya baik skuler maupun Islam dan jumlah kursi secara keseluruhan 257. Adalah merupakan suatu yang hal yang wajar, manakala terjadi persaingan yang sesungguhnya berimbang manakala berjalan secara fair. Pemilihan legislatif itu juga memiliki peran untuk menghitung aspirasi masyarakat, di mana suara Islam nampaiknya merupakan suara mayoritas, sehingga wajar saja bila suara Islam itu menjadi suara yang selalu diperebutkan.

Ada beberapa cara untuk menggembosi suara Islam agar berpecah, dahulu waktu zaman PKI atau Era Orde lama adalah dengan cara melakukan pembusukan pimpinan ummat, diantaranya Buya Hamka adalah copntoh misal, Buya Hamka adalah tokoh Panutan Ummat. Pada Era Orde Baru adalah dengan merekrut sejumlah tokoh panutan untuk menjadi bagian dari Rejim Orde Baru, cara seperti ini nyaris berhasil dengan sempurna. Mayoritas tokoh ummat adalah bagian dari Golkar, baik langsung maupun tidak langsung. Pada era Orde Baru  ada sejumlah tokoh di kelompok Islam yang tertangkap karena melanggar batas aturan, tetapi rata rata itu mereka itu adalah tokoh yang tak dikenal, belakangan diudga mereka memang tokoh rekayasa belaka.

Pada Era Orde Jokowi, rezim full  bekerja dengan sejumlah Partai Pendukung, pembusukan tokoh dan pimpinan ummat lebih dilakukan melalui merdsos, tokoh agama kurang direkrut, nyaris tokoh agama Islam khususnya kurang terwakili. Jalan keluarnya adalah tidak tanggung tanggung, ketika Jokowi gagal membina hubungan dan komunikasi secara baik dengan ummat dan ulama, rejim ini nampaknya ingin menunjukkan keidentitasan sebagai politik Nasionalisme Liberal. Pada pertengahan kekuasaan Orde Baru disosialisasikan politik Nasionalisme Religius. Tetapi nampaknya kita akan mengacu ke Barat dan Negara maju lainnya, politik kita menuju Demokrasi Liberal.

Wajar saja di Era Rejim Jokowi akan banyak benturan dengan Islam, karena pada saat Jokowi mengkampanyekan untuk melepaskan identitas keislaman dari dunia politik, tetapi dalam waktu bersamaan Demokrasi Liberal gencar dikumandangkan. Bentiran ini semakin lama semakin jelas dan memang tak lagi ada upaya menutupinya. Walaupun nampaknya bahwa upaya merebut suara Islam adalah merupakan sesuatu yang harus selalu diupayakan. Pada akhirnya Rejim Jokowi semakin transparan untuk mengenyahkan para ualama yang dianggap dapat menghambat cfita cita politik yang dimainkan oleh Jokowi. Tetapi dilain pihak ada upaya untuk memaksakan menerima Jokowi bukan hanya sebagai penganut Islam yang baik, tetapi Jokowi diupayakan untuk dicitrakan sebagai 'aabid atau ahli ibadah.

Secara berulang ulang staf Jokowi meminta beberapa pengurus masjid yang dikunjungi Jokowi agar Jokowi menjadi imam sholat yang memang menyaringkan suara, dan memang nampaknya Tim Jokowi sudah mempersiapkan kamera dan proses sholat dijadikan bahan youtube dan segera diviralkan sebagai alatpenciutraan. Padahal adalah kekeliruan besar menjadikan  pribadi Presiden Jokowi sbagai pemain  tunggal pencitraan untuk dijadikan sebagai sosok 'aabid dan ulama sekaligus adalah keliru. Karena terlalu banyak orang yang bisa mengukur tingkat pengetahuan agamanya dan kekhusyukan ibadahnya. Terlalu banyak orang yang memiliki kemampuan mengukur kelurusan beliau membaca bacaan sholat. Langkah yang satu ini sangat keliru, yang didapatkan adalah justeru kekecewaan ummat karena beliau telah sanggup mempermaikan sholat sebagai pencitraan dan keuntungan politik sementara bicara di mana mana jangan memnggunakan agama unruk kepentingan politik.



.




Sunday, July 29, 2018

GERUNG : KEBENARAN vs KEKUASAAN



TERUS terang bagi saya kemunculan Rocky Gerung di ILC bernilai positif karena logika yang ditampilkan memiliki peluang untuk mencerdaskan. Tetapi selain yang yang menyukainya tentu ada yang membencinya, alasan tentu bukan untuk kecerdasan, nampaknya demi mempertahankan kekuasaan, karena teori teori yang dikemukakan Gerung jarang menguntungkan pihak yang sedang berkuasa. Maka catatan saya saya beri judul Gerung : Kebenaran vs Kekuasaan. Pada saat ini mereka yang berkuasa berusaha menentang Gerung, sedang kebenaran yang diusung Gerung dimanfaatkan. Pada saat ini kita sedang terbagi, yaitu mereka yang merasa nyaman dengan gaya Kepemimpinan Jokowi  sebagai penguasa, dan pihak opposisi sebagai pesaing, yang poada saat ini mau tidak mau harus Prabowo yang dilambangkan, walaupun tidak representatrif.

Dengan suatu keyakinan bahwa nantinya kita akan muncul sebagai suatu bangsa yang beradab manakala memiliki kemampuan menyelenggarakan diskusi yang baik dan beribang yang bukan menggunakan kekuasaan untuyk mendominasi kebenaran, bahkan menjadi kebenaran itu sendiri, tetapi diskusi yang mampu membangun konstruksi kebenaran itu sendiri sehingga memiliki kemampuan menyimpan kebenaran sebagai sumber belajar serta alat belajar sekaligus.

Kualitas diskusi di ILC itu dengan sendirinya akan meningkat  kualitas dan martabat bangsa Indonesia manakala diskusi yang paling diminati di Indonesia ini mampu menghadirkan para narasumber dan peserta diskusi yang benar benar berkualitas, yang mengerti dan mematuhi kaidah kaidah diskusi secara baik, tidak menggunakan kekuasaan sebagai pegangan dalam  upaya mencari kebenaran. Untuk ini ada ajakan Gerung agar gagasan digambarkan secara sistematis dengan menggambar sistematika secara seutuh utuhnya, baru didukung hystoris untuk memudahkan lawan diskusi dan pemirsa siaran langsung ini memahaminya.




Saturday, July 28, 2018

JOKOWI BUTUH DUKUNGAN SUARA ISLAM



SULIT DIPUNGKIRI bahwa sejatinya Jokowi gagal berkomunikasi secara baik dengan ummat Islam, karena beliau keliru langkah dalam menerapkan komunikasinya dengan ummat Islam  pada saat aksi bela Islam dan aksi damai ummat Islam dalam kasus Ahok. Bahkan sempat para ulama panutan ummat dibombardir dengan gas sehingga banyak juga yang harus dirawat dirumah sakit. Jokowi nampak bimbang sehingga ummat banyak mengira Jokowi sejatinya bersekongkol dengan Ahok, yang berhasil membangkitkan amarah ummat kepadanya, paska pernyataan di Pulau Seri hu itu. Sadar akan kekeliruan atau mungkin dillematis bagi Jokowi, karena di lain pihak Ahok adalah sangat berarti bagi Jokowi.

Upaya rezim Jokowi mendekati ummat Islam melalui NU dan Muhammadiyah justeru membuat luka baru, karena upaya pendekatannya berpotensi memecahbelah ummat dengan pro dan Kontra, karena melalui aparat resmi dikatakan bahwa yang berperan dalam Kemerdekaan hanya NU dan Muhammadiyah, Padehal masij ada beberapa komunitas ummat Muslim yang dikenal gigih berupaya untuk mencapai Kemerdekaan dengan cara mengusir penjajah. Taktik belah bambu Jokowi melahirkan luka tersendiri.

Kalaupun hanya NU dan Muhammadiyah yang akan dirangkul oleh rezim Jokowi, maka dukungan dari komunitas ummat Islam dalam Pilpres dirasakan kurang dapt dijadikan jaminan. Karena pada saat aksi bela Islam dan aksi damai lainnya, justeru sebagian besar adalah anggota NU dan Muhammadiyah, walaupun keduanya secara resmi menyatakan melarang anggotanya terlibat dalam aksi ini dengan membawa atribut organisasi. Diu sisi lain artinya politik kepemimpinan NU dan Muhammadiyah sudah saatnya mampu mengevaluasi diri.

Evaluasi cepat rezim Cokowi nampaknya memutuskan bahwa pasangan Jokowi membutuhkan Cawapres yang masih memiliki hubungan baik dengan kelompok ummat di luar NU dan Muhammadiyah itu tadi. Fenomena munculnya nama Machfud MD,  M. Ali Muchtar Ngabalin, TGB.  Majdi dan terakhir Kapita Ampera adalah merupakan langkah kongkrit. Sayang sekali para pendukung Jokowi memanfaatkan kebersediaan keempat  tokoh ini untuk untuk menjalin komunikasi dengan baik denganb Jokowi justeru dimanfaatkan untuk mencibir, melalui media khususnya media sosial. Yang justeru kempat tokoh ini menjadi bulan bulanan, padahal seharusnya diajak untuk bersama bersimpati. Agar keempatnya mampu berperan menjadi jembatan untuk merealisasikan tercapainya kepentingan.

Sudah rahasia umum bahwa Pilpres di berbagai Negara selalu saja pihak asing tidak akan netral untuk mengamankan kepentingannya. Mereka tak segan segan mengeluarkan dana banyak, tidak terkecuali di Amerika Serikat, karena ada Warganegara Indonesia yang memberikan bantuan kepada Calon Presiden di Amerika Serikat yang konon melampawi batas maksimal yang diatur internal. Tentu saja lebih banyak negara lain yang pengusahanya sejatinya ikut terlibat dalam Pilpres di Amerika, dengan danan yang lebih besar. Mereka adalah para pengusaha dari negara yang lebih maju dan lebih makmur.Kepentingan mereka adalah memgamankan usaha mereka masing masing, itulah sebabnya asing sering tidak netral dalam Pilpres  pada negara, di mana mereka membuka usaha.

Jumlah perusahaan asing di Indonesia nyaris tak terbilang banyaknya, atau tidak gampang untuk memiliki data mereka. Setiap kali membicarakan data asing dalam dunia perusahaan, serta jumlah karyawan asing di di Indonesia nampak tak akan ada selesainya, karena masing masing memiliki data yang berbeda. Pihak Pemerintah sendiri seperti kesulitan untuk memutakhirkan data. Data itu seperti sesuatu yang wajib disembunyikan, barangkali ada kepentingan politik besar dibalik data itu. Terlepas dari berapa data yang sebenarnya, tetapi nyaris rata dipahami dan dirasakan akan besarnya campur tangan asing baik dalam Dalam Pilkada, terlebih dalam Pilpres.

Tetapi permainan cantiuk dalam berpolitik harus diupayakan agar elok dalam pandangan rakyat maupun maupun asing. Kemenangan persainmgan apalagi Pilpres harus memiliki kesesuaian dengan gejala yang nampak, bukan hanya disuarakan dalam gambaran elektabilitas hasil survey. Survey akan lebih tepat dijadikan konsumsi internal partai, bukan dipertontonkan ke publik. karena lama kelamaan survey yanmg melahirkan elektabilitas itu ternyata masih diragukan provesionalisme dan kejujurannya, karena kata para pengmat bahwa pertanyaan dan pilihan sampel tak lepas dari strategi mendapatkan hasil yang diingunkan.
Maka yang paling sahih tentunya gejala yang langsung tertangkap di mata publik, itulah sebabnya dukungan suamara pendukung muslim pelu diperlihatkan.

Walaupun terlambat maka memiliki jubir yang seyogyanya mewakili suara Islam memang dibutuhkan sangat. Sejatinya Jokowi membutuhkan tokoh seperti Said Agil Siraj, Purnomo Wahid, Buya Syafii Maarif, Machfud MD, Moh. Ali Muhtar Ngabalin, dan Tuanku Guru Bajang Majdi, pernyataan pernyataan para tikih yang disebut di atas kerap mengeluarkan pernyataan yang menguntungkan Jokowi dalam mendongkrak tahta elektabilitasnya.

Tetapi sayang para tokoh ini tidak berhasil memberikan masukan masukan yang tepat kepada Jokowi agar mampu menampilkan diri lebih Islami, lebih komunikatif demham  ulama dan ummatnya. Mereka masih sering  justeru membuka fron dan perselisihan dengan ummat secara diametral. Mereka bukan membuat Jokowi mendapatkan simpati dari ulama dan ummat, tertapi menambah daftar kekecewaan. Dan akhirnya pada saat ini Jokowi kesulitan dalam menentukan siapa Cawapresnya.




















Thursday, July 26, 2018

KEHADIRAN PWRI HARUS DIRASAKAN MANFAATNYA



KINI KALI KEDUA saya menghadiri pertemuan di PWRI Lampung, kedua duanya sempat dihadiri oleh Ketua PWRI Lampung periode 2018-2022 yang menurut rencana akhir bulan Agustus nanti baru dilantik. namun beliau berkenan ketika didapuk memberikan sambutan, sambutan kali kedua ini tidak kalah penting dibanding kali pertama. Dalam sambutannya beliau mengatakanbaru sebagian yang lebih kecil para pensiunan PNS yang bergabung dengan PWRI, sisanya masih enggan bergabung, padehal PWRI ini adalah wadah tunggal yang bersekala nasional. Mungkin ada beberapa hal yang mengakibatkan keengganan itu.

Oleh karenanya adalah merupakan tugas bagi kita semua yang tergabung dalam kepengurusan PWRI pada semua jenjang dan jajarannya, Untuk memberikan pejelasan tentang status dan fungsinya serta manfaat dan keuntungan lainnya bergabung di PWRI. Beliau mengatakan bahwa kita semua harus tahu betul bagaimana kondisi seseorang atau keluarga atau lembaga yang sudah memasuki masa prnsiun. Lalu untuk dijeloaskan apa manffatnya dalam rangka mengantisipasi ataupun mengupayakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi itu,

Jelas ini merupakan janji seorang Ketua sebagai resiko pengembanan tanggungjawab yang harus diusung dan dituntaskan hingga akhir masa jabatan untuk dipertanggungjawabkan dihadapan forum sebagai jenjang tertinggi pengambilan Keputusan ditingkat Pengda Provinsi sesuai dengan tuntunan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi PWRI yang berlaku. Perlu kita simak bahwa struktur Kepengurusan  dalam tubuh Organisasi PWRI adalah merupakan sinyal sebagai gambaran dari rencana besar yang direncanakan. Maka adalah sangat pantas nampaknya bila Ketua sejak sekarang  telah mencoba mengangsur penyampaian informasi yang harus disampaikan utamanya bagi personal yang akan terlibat dalam penyelenggaraan program, yang dituntut untuk dirasakan manfaatnya bagi para anggota.

Untuk itu maka yang paling dibutuhkan oleh pngurus sekarang adalah teridentifikasinya permasalahan  yang dihadapi oleh para pensiunan. Kita meyakini bahwa rupa dan jenis permasalahan yang dihadapi oleh para pensiunan itu semakin lama akan semakin terinci. Pada Awalnya barangkali kita hanye memiliki kemampuan menangkap hal hal global dan  menonjol saja, tetapi manakala data itu kita inventarisir dengan baik, maka kita yakin bahwa jumlah dan jenisnya akan semakin berkembang, sejalan dengan semakin kompleksnya kebutuhan dalam kehidupan masa tua. Karena masa tua bukan akhir dari segalanya, bisa jadi kita telah memasuki dunia baru kita yang harus teridentifiukasi secara tubtas.

Hasil identivikasi ini akan disebut tuntas manakala Pengurus juga memiliki kemampuan untuk menterjemahkannya ke dalam program. Sehingga program dan keberadaan PWRI ini akan dirasakan manfaatnya bagi para anggota, dan para pensiunan memiliki ketertarikan karena terasa besar manfaatnya bagi mereka. Kita yakin, dengan pengalaman kerja kerja para pengurus bisa dimanfaatkan untuk mengusung tanggung jawab yang sangat berat ini. semoga.

Tuesday, July 24, 2018

BAHASA POLITIK IBARAT MENYUSUN SYAIR LAGU CINTA



KAPITA AMPERA NYALEG DI PDIP, ini termasuk aktivitas politik dalam aktivitas politik, didukung dengan bahasa politik. Bahasa politik itu dalam prakteknya sering seperti orang mengarang lirik sebuah lagu cinta, sepertinya tidak harus didukung sebagai hal yang sebenarnya, karena yang penting sesuai nadanya dan sebisa mungkin puitis sairnya. Dan bagi penyanyinya yang paling penting adalah mampu menghayati lagu itu dan lagu dinyanyikan penuh ekspressi, selesai menyanyi penghayatan tak dibutuhkan lagi. Itulah yang dialami oleh Kapita Ampera ketika nyaleg di PDIP.

Sebagai pengarang dan sekaligus penyanyi Kapita Ampera bebas se bebasnya mengarang kalimat, sedangkan penghayatan dipastikan sangat menarik sehingga banyak piuhak pasti terbuai dan percaya seperti sungguhan. Pengarang dan penyanyi lagu putus cinta, maka ketika dinyanyikan seolah itulah kejadian yang sebenarnya, orangt tertarik, dan tak ada tuntutan kepada siapapun yang menyanyikan lagu sedih untuk tetap bersedih seusai menyanyi.

Sebisa mungkin Kapita Ampera sebagai pnyanyi bisa menghibur semua pihak, menghibur Partai demokrasi perjuangan (PDIP)  sebagai komunitas yang menerimanya, dan komunitas Fron Pembela Islam  (FPI). Dia harus meyakinkan PDIP agar memiliki kepercayaan penuh, dalam waktu yang bersamaan, dia akan membuat FPI tidak terlalu kecewa, bahwa batinnya tetap bersama FPI walaupun jasadnya bersama PDIP. Ibarat beristeri dua maka terpaksa harus berbohong.

Tetapi bagi PDIP ini adalah keberhasilan yang luar biasa,FPI terutama Habib Riziq (HR)  sebagai pihak yang paling tak disukai oleh PDIP, terlalu banyak ucapan HR yang dianggap merugikan kepentingan PDIP. Sejatinya HR telah dijerat dengan berbagai kasus hukum, baik politik maupun kriminal. Konon telah disiapkan belasan kasus untuk membungkam HR, sayang keburu yang bersangkutan ke Saudi untuk melaksanakan Umroh dan tak kunjung pulang.

Nampaknya kerjasama dengan Pemerintah Arab Saudi untuk memulangkan HR ke In donesia tidak memiliki peluang yang menjanjikan, karena sepengetahuan pihak Arab Saudi HR dibenci karena menyampaikan dakwah dan tak sejalan dengan keinginan Parpol tertentu, banyak ummat yang menyampaikan bahwa HR adalah ulama yang dicintai ummat. HR tidak melakukan kriminal atau pelanggaran hukum lainnya. Selain itu HR sendiri telah ditetapkan sebagai Keturunan Rasul, yang harus dilindungi

Monday, July 23, 2018

Pakar Komunikasi Politik "POLITIK ITU PEPERANGAN" BUNG !



SEPAKAT INI TAHUN POLITIK, Menuruit pakar komunikasi politik yang satu ini bahwa pada hakikatnya manuver manuver politik itu adalah sebuah peperangan, orang bilang politic is War, hanya saja sedikit berbeda dengan peperangan yang menggunakan senjata, peperangan seperti itu adalah dalam rangka berebut wilayah, sedang peperangan dalam politik adalah dalam rangka meraih kekauasaan, dalam politik kita bisa dan bahkan harus menggunakan strategi peperangan sejauh sesuai dengan aturan yang telah disepakati. 

Ini disampaikannya dalam acara diskusi ILC, yang membahas masalah hasil Pilkada tahun 2018 yang ternyata merupakan pilkada pemanasan bagi Pilpres yang akan diselenggarakan tahun 2019 ini. Catatan pakar komunikasi politik ini  menagatakan bahwa ada pihak yang merasa kecewa dengan hasil yang dicapai dalam Pilkada tahun 2018 ini telah memberikan pernyataan sikap, bukan haya sekedarr isyarat melain telah mengeluarkan pernyataan akan melakukan gempuran polituk secara all out. Di lain pihak beliau juga mengeritik pernyataan bahwa tak terkecuali menghadapi Pilpres 2019 yang akan datang Indonesia dinilainya anteng anteng saja.

Seorang Zainul Majdi yang mendapat gelar Tuan Guru Bajang (TGB)  Doktor lulusan Universitas Al-Azhar Kairo seperti menyalah nyalahkan para ulama dan ummat yang sering menyelipkan ayat ayat perang dalam dakwahnya, tetapi TGB tak menunjukkan satu ayatpun dalam pernyataannya. Kita menjadi maklum karena TGB berbucara seperti sedang dalam posisi bukan untuk menjelaskan sesuatu berdasarkan ilmu yang dimilikinya, tetapi lebih untuk kepentingan pribadinya, sehingga sulit bagi kita untuk menjadikan TGB untuk menjadi acuan dalam bersikap, kecuali memiliki kepentingan pribadi yang sama.

Bila berkenan menyimak ceramah ceramah yang telah disampaikan oleh Gatot Nurmantio sebagai mantan Panglima TNI , serta gagasan gagasan yang tergambar dalam ceramahnya, demikian meyakinkan kita bahwa isi ceramah itu benar benar didukung data, serta semangat dan Jiwa NKRI. Maka kita akan berkesimpulan bahwa Indonesia ini merupan ajang peperangan dan kepentingan berbagai pihak di dunia, dan para pihak itu sedang mempengaruhi pihak pihak di Indonesia dan pada saat ini berbagai strategi perang itu sedang dilancarkan. Tampa disadari ada pihak pihak yang merasa sejalan dan berkenan memperjuangkan sesuatu yang ternyata sejalan dengan kepentingan para pihak yang dikatakan kepentingan asing itu, atas dasar persamaan. Dan bukti konfkrit adalah terjadi p-erubahan perubahan konstitusi melalui amandemen UUD 1945, yang sudah beberapa kali itu.

Ada pihak yang mengatakan hasil amandemen UUD 1945 yang paling parah adakah semakin hambarnya Pancasila. Karena dengan amandemen itu telah berhasil menggiring Bangsa ini menerima beberapa konsep yang sesuangguhnya kurang sejalan dengan Pancasila, dan menurut mereka yang kurang sepaham adalah masuknya paham liberal, dan ketika paham liberalis ini bersentuhan dengan ekonomi, maka hasil yang sangat dirasakan adalah kesengsaraan bagi ummat manusia yang memiliki keterbatasan.

Dalam dunia politik nampaknya jamak saja untuk saling menumpang, kadang ditumpangi dan diwaktu yang lain menumpang pihak lain, padahal dalam politik sarat kepentingan. Memang antara yang ditumpangi dengan yang menumpang sejatinya memiliki kepentingan yang sama, tetapi ternyata dalam dunia politik bisa saja antara yang menumpang dengan yang ditumpangi memiliki kepentingan yang berbeda. Maka pada saat itulah bisa saja ada pihak yang tidak keberatan dengan menumpang kepada kepentingan asing yang lebih banyak uangnya, atau sebaliknya justeru ditumpangi kepentingan luar. Dan itulah yang harus diwaspadai, Nyatanya hasil amandemen UUD 1945 nyaman ditumpangi pihak asing.

Perang Armageddon diviralkan untuk membangun kendaraan perang dalam dunia politik, nampaknya Armageddon diharapkan untuk melegalkan peperangan dalam dunia politik dan bukan hanya itu karena dalam Amargeddon seperti akan dinuyatakan bahwa inti perang itu adalah perang antar agama, karena di akhir perang akan ada agama yang muncul sebagai pemenang dalam Armageddon, dan dalam waktu yang bersamaan akan ada pula agama yang menjadi pecundang.

Sunday, July 22, 2018

KEMBANGKAN GERAKAN SOSIAL ISLAM



WALAUPUN sudah terlambat tetapi akhirnya saya hadir di acara ini, walaupun tinggal lagi acara Tausiayah dan doa, saya tetap mensyukuri kehadiran saya karena besar manfaatnya bagi pribadi saya sendiri setidaknya. Tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Nurfaif Chaniago cukup menyentuh hati saya, karena hal ini merupakan sesuatu yang umumnya kita termasuk lalai melaksanakannya secara tertib, teratur da terencana.

Ust. Nurfaif Chaniago adalah pensiunan PNS, di masa pensiunnya, jika tak salah mengingat beliau sempat menjadi anggota DPRD Lampung dari Fraksi Karya Pembangunan. Usia beliau sudah 85 tahun, lalu mengapa beliau mau mengisi acara Tausiyah ini alasannya adalah bahwa beliau adalah sahabat dari Alm Bpk. H. Moh. Syayid. Yang dikenalnya sebagai pejuang Islam yang tak pernah merasa lelah memberikan perhatiannya ke dunia dakwah, pendidikan dan masyarakat miskin. H.Moh. Syayid adalah orang tua dari Sdr. Imam Santoso yang bertindak sebagai pengundang dalam acara ini, dan undangan diantar langsung kepada Ust. Nurfaif Chaniago, sehingga beliau mementingkan kehadiran dalam acara ini untuk menyampaikan tausiyahnya.

Tema yang dipilih sendiri oleh Sang Penceramah adalah pentingnya meningkatkan gerakan sosial keagamaan Islam. Karena setidaknya ada tiga kekalahan Ummat Islam di indonesia, yaitu kekalahan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, kekalahan dalam bidang ekonomi, dan klekalahan Islam dalam bidang politik. Islam di Indonesia yang merupakan Negara Berkembang memang mengalami ketertinggalan beberapa langkah dibanding negara maju, tetapi ukuran ketrteinggalan kita adalah pada internal bangsa, ummat Islam adalah merupakan bagian dari Bangsa Indonesaia secara keseluruhan. Hal ini tentu bukan untuk ditangisi, tetapi justeru harus dicarikan solusi dan jalan keluarnya.

Jalan keluarnya adalah agar ummat Islam menyusun kekuatan untuk mengatasi hal tersebut di atas secara lebih giat, lebih bersemangat, terencana dan tersusun secara sistematis. Dengan penataan yang baik maka diharapkan ketertinggalan ummat lambat laun bisa diatasi, kira kira demikain itu harapan dari Ustd. Nurfaif Chaniago yang beliau rumuskan dengan cukup sistematis, walaupun relatif singkat.,

Friday, July 20, 2018

MEMANG SEBAIKNYA TGB ITU DIAM (dulu)



KITA prihatin terhadap kondisi Ustd. TGB Zainul Majdi, sebagai seorang tokoh yang demikian dielu elukanh oleh ummat setelah para alumni Universitas Al-Azha rmemberikan dukungan kepada beliau sebagai kandidat Presiden dalam pemilihan tahun 2019. Tidak kurang ustd Somad memasarkan gagasan itu kepada ummat. Tidak alang kepalang sejumlah ulama yang masih memiliki komitmen dan kedekatan kepada ummat secara umum bergerak untuk mewujudkan Koalisi Ummat. Jadi jikapun ada sejumlah Partai biasanya melakukan koalisi, maka ini di luar partai juga bertekad melakukan koalisi tersendiri.  Dengan satu harapan agar koalisi ummat dapat bersinerji dengan koalsis Partai yang memiliki kemampuan menampung aspirasi ummat Islam.

Hal tersebut ditempuh karena ummat merasa telah mengalami kegagalan untuk memiliki kesepahaman dengan Presiden Jokowi bersama Rejimnya. Apalagi sudah berulangkali pihak Pemerimntah menegaskan bahwa Pemerintah hanya menganggap NU dan Muhammadiyah saja yang telah memiliki kemampuan berpartisipasi, sedang diluar itu bukan partisipasi melainkan mengancam keutuhan Bangsa dan Negara, walaupun sebanyak kali itu diucapkan, sebanyak itu pula Pemerintah melarat dan merasa salah dan berjanji tak akan mengulang lagi, tetapi sikap belah bambu Pemerintah dan rejim Jokowi membuat pernyataan baru yang senada.

Tak ada cara lain ummat merasa perlu merumuskan dan mendukung serta menitipkan aspirasinya kepada Partai yang memiliki kesamaan visi, untuk itu TGM Zainul Majdi di gadang gadang maju sebagai Calon Presiden altyernatif. Dan ini telah dimatangkan dalam sejumlah kali pertemuan dan oleh berbagai pihak yang merasa [erlu merumuskan aspirasi politiknya. Pada saat itulah, diluar dugaan TGB menyatakan dukungannya kepada Jokowi. TGB yang semula digadang gadang oleh ummat, justeru seperti menohok dari belakang, ummatpun sangat kecewa. Alasan awal dan paling jujur dari TGB Zainul Majdi telah disampaikan spontan. Kontroversi tak dapat dihindari. Kekecewaan ummat tak akan teriobati.

Sebaiknya setelah mengecewakan ummat dan ulama yang memiliki kedekatan dengan ummat, TGB Diam, instrspeksi serta menikmati kledekatan dengan Allah, sembahri berharap kelukaan ummat dan ulama terobati. Tetapi kini TGB Zainul Majdi justeru dimanfaatkan oleh pihak yang berkepantingan untuk membela diri dan sekaligus berarti promosi kepentingan dan kebenaran milik Jokowi, yang dituduh gagal membina hubungan komunikasi dengan ummat.

TGB pun memang tidak bertujuan tampil sebagai orang Pemerintah yang berusaha menjembatani komunikasi yang selama ini gagal. TGB hanya menyampaikan sejumlah keberhasilan Jokowi dalam memimpin padehal yang dikeluhkan ummat adalah adanya  sikap mendua Jokowi terhadap ummat Islam sehingga hukum tidak diberlakukan secara adil, di mana ummat Islam merasa dicurangi dalam penegakan hukum. Dan dalam waktu bersamaan tertangkap adanya berita, yang manakala berita ini benar, maka hal ini akan menjadi ancaman bagi generasi Islam mendatang untuk melaksaksanakan ajaran Islam serta mempertahankan tegaknya akidah.

Itu tidak dilakukan oleh TGB,  bahkan perkembangan terakhir ada ada gejala justeru TGB ikut ikutan menyalahkan ummat bersama sejumlah ulama. TGB sudah mulai melancarkan serangan serangannya, yang bisa mengakibatkan hubungannya dengan ummat dan ulama yang tidak terkontaminasi pemiukiran fragmatis. Ummat nampak terbelah karena kepemimpinan ulamapun terancam terbelah, Kita merasa lebih prihatin ketika mendengar TGB sudah mulai melancarkan serangan serangannya kepada ummat dan ulama.

Sebaiknya TGB mengikuti jejak AA Gym, pada saat itu Aa Gym dimusuhi oleh ibu ibu yang memang semula Ibu Ibu itu adalah merupakan jamaah pengajian Aa Gym, tetapi Aak Gym mendekatkan diri kjerpada Allah, dan tak mengumbar kata kata melakukan pembelaan diri. Aa' Gym tidak melaukan kesalahan pelanggaran hukum baik agama maupun Pemerintah. Tetapi untuk itu Aa' Gym membutuhkan waktu tujuh tahun untuk memperbaiki status dan kepercayaan ummat.

Silakan dibandingkan dengan upaya upaya TGB yang mulai menyerang itu, berata tahun beliau untuk meraih kepercayaan ummat dan ulama yang tidak terkontaminasi sikap fragmatis, sehingga tidak terpaksa diam seribu bahasa ketika ada sesuatu yang harus dibicarakan dan diperjuangkan ketika dirasakan ada sesuatu yang merugikan bahkan mulai mengancam ummatnya.  

Wednesday, July 18, 2018

HARAPAN HIDUP DAN PRODUKTIVITAS





TIDAK TERLALU BANYAK yang tahu dan bahkan peduli dengan angka harapan hidup termasuk juga bagi para lansia yang hanya memiliki sisa sisa uasia yang barang tentu tak banyak lagi. Di luar dugaan dan memang tak ada setting Pengarahan, karena acara itu sejatinya hanya Ramah tamah kepada yang diselenggarakan oleh Kerta, yang merupakan seksi Kwanitaan dari PWRI Wresatama yang memang anggotanya adalah para Lansia. Dalam acara yang diselenggarakan di sekretariat Kerta itu ternyata Ketua PWRI terpilih yitu Bapak Lukman Hakim, dalam acara itu antara lain sedikit mengungkit masalah Usia Harapan Hidup.

Namun menurut hemat saya apa yang beliau ungkapkan itu memang sangat tepat untuk dijadikan bahan pembicaraan dan renungan di kalangan para Lansia, apalagi yang targabung di dalam PWRI ini. Oleh karenanya saya menilai pilihan tema beliau jika ini akan dijadikan sebagai tema perjuangan beliau dalam menakodai PWRI kiranya perlu kita dukung, secara lebih konsepsional, sehingga segala kesibukan serta sejumlah dana yang bakal dihabiskan, memang akan terasa secara langsung oleh oara anggota yang memang terdiri dari lansia itu.

Para Lansia ini memang membutuhkan bimbingan dari para pemimpinnya untuk memahami persoalan Harapan Hidup ini dari Berbagai Aspeknya, serta berbagai indikatornya  mulai dari yang mudah dan namoak sampai kepada yang samar samar, semua harus mereka pahami dan itu semua melalui PWRI. Kemampuan mereka mengidentifikasinya, akan membuat mereka berupaya untuk melakukan segala sesuatunya secara mandiri. Dengan kemandirian mereka maka mereka akan mampu mempertahankan agar mereka tetap produktif dalam bidang yang masih mungkin ditekuninya.

Yang tidak jarang justeru seseorang baru menemukan dunianya setelah dihari tua, setelah dipensiunkan dari profesi awalnya, dan setelah mereka pensiun jisteru menemukan dunia mereka yang sejatinya. Kiranya Pengurus PWRI akan memiliki ketajaman mata dalam melihat potensi itu pada para anggota yang mulai terbilang Lansia itu. Pengurus PWRI selain telah mempelajari dan mendalami dari berbagai prospeknya, maka sejatinya dituntut mampu menghadirikan, ataupun menyusun kurikulum, untuk membimbing mereka hingga mereka mencapai tahap yang dibutuhkan.

Tuesday, July 17, 2018

BERJUDI HAK MASYARAKAT, KATA MENPORA



SEMOGA IMAM NAHROWI memiliki kemampuan menindak pernyataan ngawur dari seorang Pembantu Presiden  Jokowi, dia adalah MENPORA, sebelumnya Menpora mengatakan bahwa judi adalah hak masyarakat, sehingga dipersilakan saja jika masyarakat mau mermperjudikan bola, karena percuma saja judi Bola dilarang, karena para penjudi itu ramai ramai ke Singapur dan Malaysia mereka berjudi di sana. Itulah dasarnya maka judi itu diperbolehkan kata Menpora dalam suatu acara seminar di sebuah Kampus di Indonesia.

Mendengar berita itu Imam Nahrowi sebagai seorang politisi yang juga dekat dengan Presiden Jokowi menyatakan bahwa judi itu berbahaya, jangan sekali kali menjudikan Bola, karena judi Bola itu justeru akan merusak prestasi bola kita. Mungkin Imam Nahrawi mndadak ingat bahwa prestasi Bola Indonesia hancur lebur gara gara para penjudi itu dengan jumlah uang yang sangat menggiurkan para pemain, sehinggo para penjudi itu juga memiliki kemampuan mengatur skor pertandingan pertandingan besar dan bergengsi.

Kita berharap semoga Imam Nahrawi selaku politisi PKB itu mampu mencegah gagaran Menpora untuk membolehkan judi Bola di Indonesia. Semoga Imam Nahrawi dapat berjumpa Presiden dalam jangka waktu yang tidak terlalu, lama dan dapat meyakinkan Presiden untuk mengganti Menpora dengan sosok yang lebih pantas menjabat sebagai Menteri. semoga. 

Monday, July 16, 2018

PENSIUN TETAP BERSEDEKAH, BAGAIMANA CARANYA.



JUJUR, Pegawai Negeri Sipil atau Militer itu gjhinya kecil, maka sebagian dari mereka tak memiliki simpanan uang yang cukup untuk menambal sebagian besar kealpaan dirinya yaitu bersedekah selama dahulu masih memiliki penghasilan yang tetap, sebagain besar mereka menghabiskan penghasilan yang tak seberapa itu lebih untuk kepentingan diri dan keluarganya. Sehingga manakala ingin menilai secara jujur, maka batin ini akan menangis menyesali diri. Sayang penyesalan itu datang belakangan ketika diri sudah pensiun dan memang benar benar tak memiliki kemampuan bersedekah secara wajar, sehingga tak mampu menambal kealpaannya ketika masih berpenghasilan penuh seperti dulu.

Sakit rasanya dan semakin pilu ketika ada yang menasehatkan untuk berhentilah mengejar rejeki setelah pensiun, toh nanti ketika mati, harta tak di bawa ketika mati. Ada juga yang lewat grup WA menyebarkan postingan copy paste yang menganjurkan diusia 50 tahun ke atas berhentilah mengais rejeki, dan perbanyaklah ibadah untuk bekal ke akherat. Saya menerima kiriman itu dari seorang sahabat, sesama pensiun, dengan alasan kasihan melihat saya justeru membuka usaha kecil kecilan setelah masuk masuknya usia pensiun.

Mungkin sahabat tadi lupa bahwa sebelumnya Ia mengirim postingan yang juga kopy paste seorang ualama 'alim billah yang dikenal ummatr di sekitarnya sebagai ahlul ibadah, hidupnya sangat sederhana nyaris miskin, karena hari harainya hanya beribadah, puasa daud, solat malam dan sholat dhuha tak pernag gugur setiap harinya, Ia bernama Aby Hasyim. Pada suatu malam Ia menjumpai seorang Malaikat sedang duduk ditepi sumur di mana Ia biasa mengambil wudlu ketika akan sholatullail.

Saya ditugaskan mencari orang yamg dicintai Allah, aku malaikat sambil menyodorkan  daftar nama. Alangkah terkejutnya  kerana ternyata dia tak termasuk dalam daftar orang yang dicintai Allah, dan Iapun terpukul sedih alang kepalang. Lalu malaikat itupun berujar, Ya ... ! Puasa, sholat, zikir dan berdoa yang Engkau lakukan tak banyak artinya bagi orang lain, walaupun dalam waktu bersamaan akan bermanfaat dan akan menyelamatkan dirimu, orang tersebut tercenung dalam kesaedihan. Itu postingan yang pertama. Yang sangat bertentangan dengan postingan yang keduanya.

Bagi saya tak mengapa, biarlah saya sendiri menimbangnya, karena banyak teman juga memposting hanya kopy paste dari grup sebelah, banyak mereka memposting sesuatu yang baru diposting oleh anggota yang lain, karena sebelum memposting dia tak melihat apa yang sedang jadi perbincangan di grup, atau masing masing kami memposting sendiri sendiri saja, tampa merasa berkewajiban membaca postingan anggota lain, apalagi postingan itu cukup panjang. Banyak kwmungkinan yang terjadi.




Sunday, July 15, 2018

LALU MUHAMMAD ZOHRI, RIWAYATMU KINI.




SIAPA NYANGKA ada seorang muda asal Indonesia berhasil mempecundangi seluruh peserta lari yang paling bergengsi Seratus Meter yang ditempuh hanya dalam sepuluh koma satu sembilan detik, apalagi putera Indonesia yang berasal dari NTB ini memang benar benar tak diunggulkan bukan saja oleh para sporter yang hadir, tetapi demikian juga sikap para panitia, sehingga dalam lari sprint itu Moh Zog
hri diletakkan pada start nomor  delapan, paling ujung, nomor yang nyaris tak ada dalam hitungan, karena berdasarkan etika bahwa mereka yang diunggulkan akan ditempatkan pada urutan start nomor 4-5dan 6, nomor 8 tak masuk perhitungan perkiraan.  Orang Asia memang tak terlalu diperhitungkan dalam lari 100 meter.sebagai lomba yang paling bergengsi dalam partai adulari ini.


Bukan hanya itu, Lalu Mohammad Zohri setelah selesai merampungkan pertandingan tingkat dunia U/29 itu kebingungan mencari bendera Indinesia, bendera yang disiapkan oleh panitia entah ditaruh di mana, karena memang Asia tak diunggulkan dalam partai yang satu ini, apatah lagi Indonesia yang memang belum menorehkan prestasinya sebelumnya.  Para juru foto tak sabar untuk mengabadikan para juara ini, terpaksa Lalu Mohammad Zohri terpaksa berdiri di trengah diapit oleh juara dua dan tiga yang kebetulan sama sama berasal dari Amerika, kedua atlit Amerika pun memang merasa heran karena sudah lama mereka mengklaim bahwa lariu cepat 100 meter, tradisi adalah milik Amerika. Tetapi keduanya bergembira mengapit juara baru dari Indonesia itu untuk diabadikan.

Friday, July 13, 2018

ISLAM BERKEWAJIBAN MENJAGA PERSATUANG BANGSA.



KEMERDEKAAN diperjuangkan dengan semangat jihad Allahuakbar ... ! Kemerdekaan pun tercapai pada  tanggal 17 Agustus 1945. Dan bangsa penjajah harus diusir dari tanah yang diberkahi Allah ini. Tetapi ternyata bangsa penjajah itu tak pernah kehilangan semangat untuk menjajah Indonesia, dan mereka tahu bahwa untuk menguasai Indonesia adalah harus terlebih dahulu melupuhkan ummat Islam di Indonesia. Karena ketika perang Kemerdekaan adalah ummat Islam yang gigih melawan bangsa penjajah, mereka berjuang tak pernah merasa lelah, demi tanah air yang mereka cintai.

Penjajah kini datang bukan lagi ngajak berperang melinkan dengan wajah yang lain, bila diijinkan pinjam istilah "wajah malaikat"  datang bak pahlawan tetapi maksud sebenarnya menjual produk mereka, menularkan pemikiran mereka, serta memberikan pinjaman yang ribawi. Tidak kurang kurangnya bangsa kita yang demikian terpukau dengan berbagai teori yang berkedok hasil penelitian dan upaya pembangunan, maka banyak pihak yang telah menerima cara berfikir yang dinamai liberal atau semacamnya. Sayang demikian banyaknya pihak yang demikian silau dengan kemajuan teknologi yang mereka capai serta teori teori yang sesungguhnya menentang pemahaman ummat beragama.

Yang juga sabgat dahsyat adalah kedatangan asing yang berpotensi menjajah Bangsa kita adalah mereka menawarkan sejumlah dana bantuan dan hutangan ribawi, selain ini merupakan riba yang terlarang dan terlaknat ternyata juga mereka datang dengan bergakai keinginan untuk menjadi pemilik dari kekayaan yang ada di Indonesia. Mereka berusaha untuk memiliki dan menguasai sebagian besar  tanah wilayah Indonesia serta menguasaio kekayaan tambang yang seyogyanya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi ini tidak jangankan barang tambang, limbah tambangpun mereka angkut dibawa pulang ke negeri mereka.

Memisahkan agama dari politik, menumbuhsuburkan riba, memasarkan pemikiran liberal, skulair, LGBT, sex bebas dan akan lebih   banyak lagi itu semua disosialisasikan secara besar besaran dan dengan biaya yang tidak sedikit. Yang intiny adalah upaya memisahkan Islam dari urusan politik. Sayangnya nampaknya mereka berhasil menunggangi dunia politik, sehingga nyaris tak dapat dibantah bahwa pihak asing terlibat dalam upaya merubah UUD 1945, dan telah berhasil mengamandemen UUD 1945 dengan berbagai perubahan yang sangat signifikan.

Tahu tahu telah terjadi perubahan besar dalam perundang undangan di Indonesia

Thursday, July 12, 2018

MENUJU PEMAHAMAN FIKIH KEBINEKAAN.



MEMILIKI pemahaman tentang fikih kebinekaan di Indonesia adalah suatu keniscayaan, dan untuk itu dibutuhkan sejumlah bukuyang bisa membantu ummat memahami persoalannya secara cermat. Dengan banyaknya literatur itu maka diharapkan untuk membantu pemahaman bukan saja bagi ummat Islam, tetapi nonmuslimpun juga membutuhkannya untuk memiliki kesamaan wawasan. Sayang sekali kita terlalu terburu buru memutuskan bahwa pembicaraan tentang Khilafah Islam menjadi sesuatu yang terlarang, sebelum masyarakat memiliki informasi yang memadai. Dmikian juga dengan Fikih Kebinekaan harus difahami oleh masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk ini agar sikap berbangsa dan bernegara menjadi sesuai dengan kaidah keislaman setidaknya bagi ummat Islam itu sendiri.


Kasus pelecehan Islam yang dilakukan Ahok ketika menjadi Gubernur DKI dan Pidato Cornelis juga ketika Menjadi Gubernur Kalbar, harus menjadi perhatian kita secara cermat, karena keduanya melakukan itu semua ketika keduanya sedang memangku kekuasaan, walaupun belum bisa dijadikan dalil bahwa sikap keduanya mewakili nonmuslim yang lain. Tetapi mudahnya masyarakat dan ummat terpropokasi adalah merupakan akibat ketiadaan litertur. Kelemahan literatur yang ada sehingga belum memiliki kemampuan memberikan tuntunan adalah merupakan proses mencapai ksempurnaan. Terjadinya sebuah proses adalah merupakan sesuatu yang harus kita syukuri bersama sebagai warga.
 

Selain kurangnya literasi sehingga fikih hanya dipahami oleh orang orang yang mendalaminya, dan ketika menetapkan sebuah kebijakan, baik ketika menyusun Undang Undang atau Aturan lainnya untuk diberlakukan, banyak mereka yang selayaknya mewakili ummat Islam yang telah mendukungnya dalam pemilihan, tetapi ereka alpa untuk melindungi hak hak civics sebagai warganegara. Bahkan ada upaya upaya membelenggu hak hak warga terkait berkehidupan dalam beragama. Ajaran Islam sejatinya termasuk meliputi politik, kekuasaan dan kepemimpinan.


Pidato Eskodar yang dinilai oleh ummat Islam adalah superngawur dan sejajar dengan pidato Cornelis yang ngarang belaka, mereka sama sama menunjukkan ketidak pahaman keduanya tentang politik dan sejarah Islam. Padahal nampak dari salamnya ummat Islam yang diajarkan Rasulullah SAW "Assalamu'alaikum Wr Wb, adalah salam yantg paling sejuk. Kedatangan seseorang menuju suatu tempat, sekelompok orang, maka yang diucapkan adalah Harapan atau jaminan keselamatan alam lingkungan, seseorang manusia atau kelompok dengan kehadiran Muslim. nonmuslim ada dalam jaminan selama dalam aturan dan etika  yang benar.


Islam itu memiliki ajaran yang relatif  lebih lengkap dalam menata kebersamaan, di mana kselamatan dan kesejahteraan selama tidak mengganggu ummat Islam, maka diburtuhkan suatu penegakan hukum sedail adilnya. Utamanya terkait ibadah. dakwah, pendidikan. Manakala ketiga kegiatan itu diganggu maka telah sewajarnya  manakala Muslim memberikan reaksi atau mungkin perlawanan. Ketiga hal tersebut adalah merupakan sesuatu yang selayaknya dapat terlaksana, dan selayaknya juga, akan memberikan reaksi  manakala itu sengaja diganggu pihak lain. Hal tersebut perlu diketahui dan diperjuangkan terus menerus sampai nonmuslim memiliki kesepahaman.

Dalam perjuangan itulah dibutuhkan sebuah tuntunan antara lain fikih keanekaragaman, yang sama pentingnya dengan fikih bisnis serta fikih fikih yang lainnya, sehingga para politisi Islam itu memiliki pegangan dalam berjuang, dan nonmuslimpun juga harus memiliki pemahaman tentang Islam, karena Islam di Indonesia sebagai mayoritas. Kita juga harus memahami Islam di wilayah politik, serta di wilayah private keislaman. Toh penganut agama lain juga membahas politik di wilayah private mereka. Lalu mengaspa Islam tak boleh membahas politik di wilayah private muslim.

Kesepahaman itu sendiri akan terlaksana manakala berhasil bersama sama menyusun tata aturan yang mampu melindungi terlaksananya hak masing masing pihak dengan bersepakat menunaikan tugasnya dan kewajiban masing masing dengan segala kejujuran dan keadilan. Dan yakinlah permasalahan akan berdatanga manakala ada yang secara curang  dalam berinteraksi. 
Lalu bagaimana caranya secara bersama sama dengan lain, dengan segala kesadaran akan adanya berbagai perbedaan yang melatar bekangi permasalahan yang muncul maka, pada saat itu rasanya Fikih Kenaekaragaman semakin dibutuhkan.

Fikih keanekaragaman bukan penyusunan dalih dan dalil untuk mengikuti keinginan keinginan pihak lain, tetapi justeru lebih untuk memahami hak civics ummat serta memperjuangkan aspirasi secara benar serta bagaimana caranya manakala terjadi kesulitan untuk mencapai dukuingan upaya mempertahankan dan memperkuangkan aspirasi sesuai dengan keyakinan tampa menimbulkan kegaduhan.

Artinya tetap saja petunjuk al-Quran dan hadits serta praktik yang benar yang sempat dipraktikkan oleh ummat Islam diberbagai belahan bumi di dunia ini. Bagaimana petunjuk dari al-Quran dan bagaimana pula kisah kisah dalam hadits, meliputi perkataan, perbuatan serta takrir Rasulullah sholallhu'alaihi wasallam. Fikih keanekaragaman disusun tentunya dimaksudkan sebagai melindungi kepentingan penegakan Islam, bukan sebagai usaha meninggalkan Islam lalu ,menggantinya dengan aturan lain yang tak sesuai dengan Islam. Setidaknya Piagam Madinah bisa dijadiikan sumber inspirasi bagaimana cara kita menyusun fikih keanekaragaman.


Sunday, July 8, 2018

MENEBAR KEBOHONGAN MALAPETAKA DAN SEKALIGUS PELAJARAN.



UMMAT ISLAM INDONESIA NAIK KLAS, Saya merasakan kenaikan kelas yang paling dahsyat itu setidaknya dua kali, pertama ketika terjadi peristiwa pemberontakan G 30 S PKI, yang kedua ketika terjadi penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur di Jakarta. Dua pertistiwa ini sesungguhnya menjadi pristiwa pendidikan bagi saya suatu pendidikan yang dahsyat, terus terus terang, sangat mempengaruhi sikap saya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan beragama. Namun demikian sebagai warga negara yang masyarakatnya majemuk, maka saya harus mematuhi aturan apapun yang berlaku, Saya harus berada pada percaturan yang tak henti. manakala lengah akan digilas oleh perjalanan sejarah yang tak kenal belas kasih. Gagasan dan politik PKI masih akan kembali walaupun dengan bju yang lain. Demikian juga dengan apa yang dilakukan Ahok, nanti akan ada yang melanjutkannya dengan modus yang lebih kreatif. Memang kerugian besar akan mnimpa ummat Islam, tetapi yakinlah ada juga manfaatnya, ada juga yang naik klas karenananya.

Juga yang bisa membuat kita naik kelas, adalah kmunculan Pendeta muda yang bernama Syaifuddin Ibrahim yang mengaku murtad dari Islam, walaupun belakangan diketahui bahwa yang bersangkutan memang telah disiapkan menjadi pendeta sejak masa kanak kanak dengan berbagai gerak tipuan. Terlepas dari itu yang ingin saya katakan bahwa pendeta yang satu ini mengaku telah memurtadkan ribuan ummat Islam, dan itu adalah musibah, tetapi kita berharap dibalik musibah ini akan ada hikmah yang diterima oleh ummat Islam.

Terus terang sebagai penganut Islam kita akan tergetar mendengar serangan yang dilancarkan pendeta ini, karena nampaknya pendeta yang juga mengaku Alumni Ushuluddin dan sempat mengabdi di Pesantren, akan menbangkitkan praduga bahwa beliau  memahami ilmu keislaman. Tetapi bukankah pengakuan saja tidak cukup, hatta telah menunjukkan bukti administratif dalam bentuk ijazah dan lain sebagainya, kebenaran itu masih harus dibuktikan dari kebenaran ucapannya sebagai seorang akademisi.

Ternyata tidak demikian yang ditunjukkan oleh Syaifuddin Ibrahim, karena semakin pendeta muda ini banyak bicara semakin terbuka kedangkalan pengetahuannya, beliau tidak lebih dari mengutip kaji lama yang dilakukan dan dibicarakan pendahulunya. Sehingga kita akan kesulitan untuk naik kelas melalui kebohongan kebohongan Syaifuddin Ibrahim. Namun demikian kita memiliki kesempatan naik kelas dari apa yang disampaikan oleh para ulama yang berusaha menjawab dan menjelaskan kebohongan kebohongan itu.

Pristiwa pemberotakan PKI yang berseri itu dilakukan dengan cara menebarkan kebohongan sebagai pendukung uapaya mereka merebut kekuasaan, apa yang dilakukan oleh Ahok dan Ahokers juga menebar kebohongan untuk menyingkirkan Islam dari dunia politik. Biasanya kebohongan kebohongan itu mendapatkan sambutan dari kelompok munafik.

Memang dukungan para munafikun kepada pihak yang ingin menyingkirkan Islam di Indonesia selalu saja akan membuat kita bimbang, tetapi ada rumus yang paling gampang digunakan, Kita dengan mudah bisa mengenali dan mengikuti ulama yang benar benar warosatul anbiya, ulama yang harus diikuti adalah ulama yang paling dibenci oleh kelompok kafir dan munafik. Untuk mengetahui siapa ulama yang paling dibenci olh kafir dan munafik, kita akan dapat menemukannya dalam kejapan mata, tidak membutuhkan metodelogi yang ribet.serta teori yang pelik. Merapatlah kepada ulama yang paling dibenci oleh kafir dan munafik. Karena kafir dan munafik akan mengumumkan sendiri siapa siapa yang mereka benci itu.

Oleh karena itu seyogyanya kita tidak menyukai dan menyebarlauaskan semua kebohongan yang disebarkan oleh para kafirun dan munafikun, karena manakala kebohongan itu disebut sebut dan disebar sebarkan maka akan berpeluang untuk berubah dikira merupakan sebuah kebenaran. Adalah tugas kita menebarkan kebenaran, untuk memudahkan kita bersama suadara kita untuk bisa naik kelas dalam beragama, hingga memungkinkan mencapai derajat yang takwa.  Insya Allah.




Saturday, July 7, 2018

MENGAPA HARUS DUA PERIODE



TUAN GURU BAJANG (TGB) Zainul Majdi,  Yang semula dielu elu sebagai calon Pemimpin Nasional mendatang yang memiliki pandangan luas sertaq bijak mengingat pendidikannya mencapai puncak (S3) apatah lagi beliau telah  berpengalaman dan memiliki sejumlah catatan yang sangat bermanfaat bagi ummat. Sehingga wajar manakala ummat mengelu elukan beliau pada suatu saat bisa naik mnjadi pimpinan ummat yang pada saat ini memang sedang membutuhkan sosok kepemimpinan umma yang benar benar memiliki komitmen yang tinggi. Ummat pada saat ini sedang merasakan adanya tekanan bahkan ancaman yang cukup menghawatirkan akan kelangsungan berkeimanan anak cucu di masa mendatang, karena pada saat ini ummat Islam sedang mendapat gempuran  baik secara politis dan terlebih ekonomis dan dan bahkan aqidah. Ada dugaan anak keturunan kita nanti akan kesulitan untuk mendapatkan makanan, abat obatan dan bahkan mikup yang halal dan terlindungi secara aqidah, maka kepemimpinan ummat yang kuat semakin sangat dibutuhkan. Dan salah satunya yang berpotensi untuk pada saatnya kelak muncul adalah beliau.

Tetapi sayang disaat ummat membutuhkan kepemimpinan yang kokoh dan konsisten mendampingi ummat, apalagi setelah ummat merasa gagal untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan Presiden Jokowi bersama rejim yang dipimpinnya, sehingga ummat sedang berijtihad seraya meminta petunjuk serta ridho Allah untuk mendapatkan kepemimpinan yang memiliki keberpihakan kepada ummat itu, justeru TGB maju menjadi sosok yang mengusulkan dua periode bagi Jokowi.