Tuesday, July 24, 2018

BAHASA POLITIK IBARAT MENYUSUN SYAIR LAGU CINTA



KAPITA AMPERA NYALEG DI PDIP, ini termasuk aktivitas politik dalam aktivitas politik, didukung dengan bahasa politik. Bahasa politik itu dalam prakteknya sering seperti orang mengarang lirik sebuah lagu cinta, sepertinya tidak harus didukung sebagai hal yang sebenarnya, karena yang penting sesuai nadanya dan sebisa mungkin puitis sairnya. Dan bagi penyanyinya yang paling penting adalah mampu menghayati lagu itu dan lagu dinyanyikan penuh ekspressi, selesai menyanyi penghayatan tak dibutuhkan lagi. Itulah yang dialami oleh Kapita Ampera ketika nyaleg di PDIP.

Sebagai pengarang dan sekaligus penyanyi Kapita Ampera bebas se bebasnya mengarang kalimat, sedangkan penghayatan dipastikan sangat menarik sehingga banyak piuhak pasti terbuai dan percaya seperti sungguhan. Pengarang dan penyanyi lagu putus cinta, maka ketika dinyanyikan seolah itulah kejadian yang sebenarnya, orangt tertarik, dan tak ada tuntutan kepada siapapun yang menyanyikan lagu sedih untuk tetap bersedih seusai menyanyi.

Sebisa mungkin Kapita Ampera sebagai pnyanyi bisa menghibur semua pihak, menghibur Partai demokrasi perjuangan (PDIP)  sebagai komunitas yang menerimanya, dan komunitas Fron Pembela Islam  (FPI). Dia harus meyakinkan PDIP agar memiliki kepercayaan penuh, dalam waktu yang bersamaan, dia akan membuat FPI tidak terlalu kecewa, bahwa batinnya tetap bersama FPI walaupun jasadnya bersama PDIP. Ibarat beristeri dua maka terpaksa harus berbohong.

Tetapi bagi PDIP ini adalah keberhasilan yang luar biasa,FPI terutama Habib Riziq (HR)  sebagai pihak yang paling tak disukai oleh PDIP, terlalu banyak ucapan HR yang dianggap merugikan kepentingan PDIP. Sejatinya HR telah dijerat dengan berbagai kasus hukum, baik politik maupun kriminal. Konon telah disiapkan belasan kasus untuk membungkam HR, sayang keburu yang bersangkutan ke Saudi untuk melaksanakan Umroh dan tak kunjung pulang.

Nampaknya kerjasama dengan Pemerintah Arab Saudi untuk memulangkan HR ke In donesia tidak memiliki peluang yang menjanjikan, karena sepengetahuan pihak Arab Saudi HR dibenci karena menyampaikan dakwah dan tak sejalan dengan keinginan Parpol tertentu, banyak ummat yang menyampaikan bahwa HR adalah ulama yang dicintai ummat. HR tidak melakukan kriminal atau pelanggaran hukum lainnya. Selain itu HR sendiri telah ditetapkan sebagai Keturunan Rasul, yang harus dilindungi

No comments:

Post a Comment