Saturday, July 7, 2018

MENGAPA HARUS DUA PERIODE



TUAN GURU BAJANG (TGB) Zainul Majdi,  Yang semula dielu elu sebagai calon Pemimpin Nasional mendatang yang memiliki pandangan luas sertaq bijak mengingat pendidikannya mencapai puncak (S3) apatah lagi beliau telah  berpengalaman dan memiliki sejumlah catatan yang sangat bermanfaat bagi ummat. Sehingga wajar manakala ummat mengelu elukan beliau pada suatu saat bisa naik mnjadi pimpinan ummat yang pada saat ini memang sedang membutuhkan sosok kepemimpinan umma yang benar benar memiliki komitmen yang tinggi. Ummat pada saat ini sedang merasakan adanya tekanan bahkan ancaman yang cukup menghawatirkan akan kelangsungan berkeimanan anak cucu di masa mendatang, karena pada saat ini ummat Islam sedang mendapat gempuran  baik secara politis dan terlebih ekonomis dan dan bahkan aqidah. Ada dugaan anak keturunan kita nanti akan kesulitan untuk mendapatkan makanan, abat obatan dan bahkan mikup yang halal dan terlindungi secara aqidah, maka kepemimpinan ummat yang kuat semakin sangat dibutuhkan. Dan salah satunya yang berpotensi untuk pada saatnya kelak muncul adalah beliau.

Tetapi sayang disaat ummat membutuhkan kepemimpinan yang kokoh dan konsisten mendampingi ummat, apalagi setelah ummat merasa gagal untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan Presiden Jokowi bersama rejim yang dipimpinnya, sehingga ummat sedang berijtihad seraya meminta petunjuk serta ridho Allah untuk mendapatkan kepemimpinan yang memiliki keberpihakan kepada ummat itu, justeru TGB maju menjadi sosok yang mengusulkan dua periode bagi Jokowi.



Dan alasan yang paling awalk dan spontan yang dikemukakan oleh TGB Zainul Majdi  sangat pribadi dan lokal kedaerahan,  beliau sebagai sosok yang diajukan oleh ummat satu dari lima calon pemimpin yang mendapat simpati dari ummat ini lalu menghianatinya dengan dalil ringan belaka, pertimbangan pribadi emosional kedaerahan. kepentingan ummat yang kini dalam posisi kejepit tak menjadi pertimbangan beliau. Jelas pemikiran fragmatislah yang lebih mendominasi.   

Bukankah dikalangan yang masih memiliki pemikiran yang bersih kini justeru mengajukan pemikiran agar para Bupati, Walikota, Gubernur dan bahkan Presiden menghindari dua periode, mengngat para pejabat yang menduduki jabatan di periode kedua jarang yang lulus dan tak berurusan dengan KPK, sebagai Komite Pencegahan Korupsi, maka siapapun dianjurkan menghindari dua periode dalam jabatannya. Apapun alasannya, demi kselamatan bangsa, karena semakin tinggi tindak korupsinya semakin berat ummat merasakan kesengsaraannya.

Banyak pihak yang terlebih dahulu mengusulkan Jokowi dua periode dengan berbagai dilektika politis, tetapi bisa jadi TGB Zainul Maghdi adalah seseorang yang dicantumkan oleh ummat sebagai Calon Presiden yang berusaha menggantikan Presiden Jokowi  yang berputar arah justeru mendukung Jokowi dua periode. Walaupun skilas telah dijelaskan oleh TGB bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang menggunakan pertimbangan yang bersifat pribadi dan kedaerahan khususnya NTB. Jadi jelas jelas masalah keummatan tidaklah menjadi prioritas pertimbangan TGB dalam bersikap.

Namun demikian tidak berarti alasan TGB dalam bersikap bisa dimaklumi oleh ummat. Setelah ummatpun melalui Ustadz Abdul Shomad telah berusaha mempopuleritaskan nama Zainul Maghdi sebagai TGB. Dan tercantum dalam Calon Presiden mendatang. Wajar bila para ulama kecewa, ummatpun juga kecewa. Walaupun para ulama nyaris sepakat untuk mengerem pernyataannya, mereka nyaris bersepakat untuk menantikan bagaimana petuah Habib  Riziq Shihab (HRS). Secara gampangan saja bahwa ulama yang baik itu adalah ulama yang paling dibenci oleh orang kafir. Dan ualama yang paling dibenci kafir dan munafik adalah HRS dan kepada yang bersangkutan seseorang harus menyandarkan pendapat dan sikapnya.

Ummat menginginkan para pimpinan dan setiap seseorang yang berpotensi menjadi pemimpin ummt mempersatukan diri membentuk dan memperkuat jama'ah, sebagaimana kita tahu bahwa Allah akan menurunkan berkahnya bagi ummat manakala ummat mampu membentuk jama'ah. Dan Allah tak akan memberikan berkah bagi ummat yang cerai berai, ummat menginginkan mereka yang memiliki potensi sebagai pemimpin bersatupadu bersama jama'ahnya, ummat ini akan gagal bila dipimpin oleh para pemimpin yang yang fragmatis dan ambisius, karena dengan sikap pimpinan seperti itu biasanya tak segan segan meninggalkan dan bahkan mengorbankan ummat demi keuntungan politis dan atau keuntungan finansial. Ummat berkeinginan para pemimpin tetap mendampingi ummat baik menang ataupun gagal dalam berjihad.

Sudah banyak muncul para pemimpin yang fragmatis, mereka itu umumnya akan jatuh hina di mata ummat, semakin mereka membela diri, semakin terselip kata kata licik yang akan memperdalam kehinaan itu. Bukan orang lain yang menelanjangi kelicikannya, tetapi justeru dia sendiri yang akan memperdalam lubang kehinaan itu. Mari kita doakan agar TGB menemukan jalan yang terbaik atas tuntunan langsung dari Allah, semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk mengangkat ummat dari ancaman politik dan ekonomi dan kaum liberalis.

Jelas yang diinginkan oleh ummat sekarang adalah kenyamana dalam beribadah, kenyamanan dalam dakwah dan pendidikan dan terselenggaranya perekonomian ummat, agar ummat tak lagi dijejali dengan barang dan makanan serta micup dan obatan obatan haram, serta perniagaan riba, karena itu semua akan menghantarkan ummat ke mulut neraka. Maka pertanyaan kita mulyakan pemimpin yang meninggalkan ummat ketika ummat ditimpa sengsara?.  

Sebaiknya TGB Zainul Majdi puasalah bicara, jangan gampang umbar kata kata, bila memang bnera tak memiliki ambisi politik fragmatis, bila ingin tetap dekat dengan ummat. Lakukan tabayyuun dengan dengan para ulama yang memiliki kedekatan dengan ummat. Bila tetap umbar kata kata membela diri dan berupaya mengambil simpati para penguasa maka dipastikan memang harus berkubang di dunia kebohongan, bahasa akan berubah menjadi fragmatis dan multi tafsir dan menyesatkan. Kebohongan yang lebih parah akan menjadi pilihan manakala TGB Zainun Majdi mulai diserang oleh para ulama panutan ummat. Semoga Allah menunjuki jalan yang benar. 

No comments:

Post a Comment