Monday, January 1, 2018

JADIKANLAH ORANG TUA SEBAGAI TIKET KE SYURGA

SAMBUTAN AN KELUARGA BESAR ANAK KETURUNAN M.DANI 

Disampaikan oleh Syafruddin M.
Pringsewu  1  Januari 2018

Assalamu'alaikum Wr Wb
Yth. Kakanda Tarmizi dan Kakanda Rafii,

Ijinkan saya menyampaikan sambutan atas nama keluarga besar dan anak keturunan M. Dani. Kakanda berdua dan adik adik serta anak keponakan keluarga besar anak keturunan M. Dani, hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi kita semua, pertama karena sekarang sudah masuk tahun 2018 yang berdasarkan kesepakatan umm adalah merupakan penanggalan resmi dan merupakan salah satu penanggalan yang banyak digunakan masyarakat dunia. Kedua untuk kesekian kalinya kita bisa menyelenggarakan acara ini dengan harapan akan besar manfaatnya bagi kita semua sebagai anak keturunan almarhum M. Dani beserta Ibunda Siti Aisyiah. 

Dan hari ini juga acara kita telah  menghadirkan seorang Ustad yang tadi telah menyampaikan tausiahnya, semoga bermanfaat.  Saya sangat terkesan atas sebuah postingan di grup keluarga IKA Lamban Lunik, saya tahu itu sudah beberapa kali diposting baik dalam grup maupun dikirim ke saya lewat Japri atau jaringan pribadi. Terus terang saya agak Gaptek dalam bermain di medsos, walaupun saya dapat bersentuhan dengan aktivitas itu, sekalipun  masih membutuhkan jasa pihak ketiga, baik dalam menerima apalagi membalas ataupun mengirim. Dalam kesempatan ini sekaligus saya mohon maaf bila terjadi kejanggalan kejanggalan, karena cucu  yang membantu justeru belum bisa membaca dan menulis. Dan saya tak faham cara menghapusnya. Mohon di hapus sendiri sendiri saja.

Diantara postingan yang saya terima itu yang paling terkesan bagi saya adalah kalimat yang mengatakan " Bahwa bagi siapapun yang telah menjadikan orang tuanya sebagai raja, maka Allah akan merajakan rizki dan derajat  yang bersangkutan" selama ini saya belum terfikir dan belum berani mengatakan itu kepada siapapun teruitama kepada anak kandung, tetapi sejak saya membaca postingan itu saya menjadi sanggup menjanjikan dan menjaminnya. Tetapi karena ini ucapan seorang ulama, atau tulisan para cerdik pandai yang tentu saja memiliki nash yang kuat dan didukung oleh pengalaman sejumlah orang, dan dengan segala kerendahan hati saya ingin katakan bahwa saya sendiri telah merasakan kebenaran ungkapan itu. Sekali lagi, bahwa Allah akan merajakan rejeki dan derajat bagi siapapun yang telah merajakan orang tuanya. 

Mohon maaf kepada kakanda berdua yang hadir dalam majelis ini serta adik adik ku, anak anak kami, cucu cucu kami serta cicit kami, dengan ucapan maaf dan segala kerendahan hati, bila kita sekarang masih memiliki orang tua, maka Rajakanlah kedua orang tua kalian, bila masih memiliki mertua, maka rajakanlah mertua kalian, bila masih memiliki paman ataupun bibi, maka rajakanlah paman atau bibi kalian, manakala itu telah kalian lakukan, maka kalian akan dirajakan oleh oleh Allah Swt baik rejeki kalian ataujpun derajat kalian atau mungkin keduanya, sesuai dengan kadar keikhlasan kalian, camkanlah apa yang saya sampaikan ini. 

Ketika yang tersisa adalah Ibu dari putera puteri M. Dani atau nenek dari para cucu dan seterusnya, saya telah mendampingi almarhumah Ibunda  bukan hanya dalam hitungan bulan, tetapi mencapai tahunan setiap malam saya tidur dikursi mendampingi beliau, saya memang belum pernah mendengar tausiah dari para ulama kita seperti apa yang menjadi judul tema pembicaraan kita, tetapi ingin saya katakan pada saat itu serasa ingin saya menyembah almarhumah Ibunda sebagai rasa terima kasih dan bakti seorang anak,   tetapi sepengetahuan saya itu dilarang agama, karena sembahan kita adalah hanya Allah. Tetapi nurani ingin memulyakan beliau dihadapan Allah Swt, apalagi setiap malam saya memandangi wajah tua dan lelah, yang telah mebesarkan kami semua sebagai anak anaknya dengan segala kasih sayang. Sementara bakti kami sebagai anak sangat tak sebanding, beruang ulang, berkali kali, setiap malam terasa sulit membendung air mata yang terjatuh dari pelupuk mata ini.

Setelah membaca postingan di WA tadi semua itu bagaikan pemutaran ulang sebuah film, belakangan saya secara pribadi baru menyadari bahwa saya telah bernasib baik mengurusi orang tua hingga akhir hayatnya. Betapa saya dalam hidup yang terasa singkat ini merasakan berbagai kemulyaan yang telah saya dapatkan. Saya baru sadar bahwa kemulyaan itu saya dapatkan sebagai balasan dari kasih sayang saya berikan kepada Ibunda. Rejeki saya terbilang lancar, dan saya mendapatkan kemulyaan dari bakti yang sejatinya  hanya sekelumit dan sangat tak sebanding dengan kasih sayang yang telah Ibunda kita berikan kepada kita semua.

Belakangan baru saya lebih menyadari bahwa kemulyaan yang saya dapatkan adalah sesuatu yang luar biasa, sahabat lama masih tetap  respek dan masih ingin bersahabat dengan saya, sementara sahabat baru masih saja tetap bertambah. Dan tak jarang saya berfungsi pula sebagai perekat antara satu dengan yang lain dalam berbagai person, baik keluarga ataupun di luar keluarga. Walaupun nanti kenyataannya mempertahankan itu akan lebih sulit dibanding mendapatkannya. Saya merasa telah mendapatkan lebih dari kepantasan yang harus saya dapatkan, tetapi apakah saya mampu mempertahankan itu semua, sangat tergantung kepada kemampuan saya memeliharanya dengan dengan kedekatan kepada Allah, dan hubungan sosial atas sesama manusia. Baik internal keluarga saya, keluarga besar M. Dani maupun keluarga yang lebih luas lagi hingga masyarakat.

Belakangan sya juga mulai mempertanyakan, 'Mampukah Saya Mempertahankan Berkah Dan Hidayah Yang luar Biasa Dari Allah ini ? ' Untuk mempertahankannya ternyuata saya tidak cukup dengan melaksanakan segala kewajiban peribadatan saya semata, tetapi juga harus melakukan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi orang banyak. Oleh karenanya bukan hanya tergantung kepada saya pribadi, tetapi juga terletak kepada keluarga,  isteri, anak dan cucu serta keluarga besar. Kita semua dibutuhkan kerjasama dan saling mendorong agar mendapatkan kepantasan  untuk menempati syurga. Seseorang tidak akan bisa masuk syurga sendiri, tetapi harus bersama orang orang yang berada dibawah tanggung jawabnya, isteri, anak anak dan siappun yang sejatinya berada dibawah tanggung jawabnya, termasuk juga tetangga, sahabat, mitra dan lain sebagainya. Ketahullah seperti dalam tausiah yang dikirim lewat postingan di WA itu bahwa mengurus orang tua dan merajakan orang tua sesungguhnya bisa menjadi tiket menuju syurga, karena dia akan diarajakan oleh Allah baik rejekinya, maupun derajatnya. Serta nasibnya di hari akhir kelak.

Dengan segala kerendahan hati dan kesadaran akan kehinaan diri ini ingin saya sampaikan bahwa manakala kalian masih memiliki orang tua, maka manfaatkanlah orang tua kalian  untuk menjadi tiket ke syurga, manakala masih memiliki mertua, maka manfaatkan mertua kita untuk mendapatkan tiet ke syurga, demikian pula ketika masih memiliki pamn bibi dan sebagainya, atau siappun mereka yang telah tak memiliki lagi daya dan kekuatan, maka itu semua dapayt kita muliakan agar kita juga mendapat kemulyaan dari Allah. Apabila kita mengecakan mereka maka kita akan dikecewakan oleh Allah, manakala kita menyakiti mereka maka kita akan sakitkan oleh Allah. Apabila kita menghinakan merekamaka kita akan dihinakan oleh Allah, ini janji Allah Dan kita semua tidak tahu bagaimana nasib kita nanti, oleh karenanya marilah kita perbanyak istighfar, dan berserah diri kepada Allah. Peringatan ini saya tujukan untuk memperingatkan diri saya sendiri, syukur bila akan bermanfaat bagi kita semua sebagai anak, cucu, cicit dan seterusnya dari keluarga M. Dani.  

Camkanlah ini baik baik, wahai semua anak dan cucu, serta civcit M. Dani dan Siti Aisyah, dan marilah kita doakan agar keduanya mendapat tempat di sisi Allah, yaitu tempat yang membahagiakan bagi kediuanya, Amin YRA.



No comments:

Post a Comment