Wednesday, January 10, 2018

MENCARI KHAS UIN MASING MASING DAERAH


Jika tidak silap  dalam mengingat di era Mukti Ali sebagai Menteri Agama pernah dipikirkan agar IAIN masing masing daerah memiliki ciri khas masing masing, untuk IAIN Jakarta menjadi pusat study politik Islam, ada IAIN lainnya yang merupakan pusat studi Fikih, ada Yang Tahsir Quran dan ada yang Tafsir Haddits, ada yang Ekonomi,  dan IAIN Rd. Intan Lampung pada saat itu berwacana menjadi pusat study Kebudayaan Nusantara,  Demikian ungkap dosen bahasa Inggris kami Drs. Basrawi Arbi sebelum memasuki materi Kuliah Ilmu Tahsir, selain mampu membaca sejumlah kitab Kuning, belaiu memang Ketua Lembaga Bahasa,  yang jika tak salah  ingata kami duduk di tiungkat bakaloreat. Untuk masing masing daerah harus berusaha membuka program S1 secara merata dan masing masing ciri pusat study segera berusaha menggenapkan Profesor terkait dengan Pusat Studi yang akan dikembangkan. Saya terinmgat dengan lirik lagu Mars IAIN yang juga lebih digunakan ketimbang Hymne IAIN, dalam Mars IAIN disebutkan "Galilah Milik Rohani Islam Kembangkan Di Persada Bunda"



Andaikan program tersebut pada saat itu telah dimulai, kita tak mampu membayangkan betapa telah majunya Islam di Indonesia. Secara jujur bahwa bahwa banyak hal yang kita capai bukan karena kajian, penelitian dan pengabdian yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi  IAIN yang kini  sudah menjadi UIN, tetapi berkat serangan Ahok dengan cara menistakan al-Quran. sehingga kita semua bereaksi, dan sebagian yang memiliki kemampuan membuat youtube, bahkan gambar meme, film pendek dan lain sebagainya memanfaatkan media gratisan, tampa disadari demikian banyaknya hasil galian, dari berbagai narasumber bisa disampaikan kepada umat. Ternyata corong ulama yang bersuara lebih nyaring, dibanding para akademisi, apalagi politisi.

Andaikan IAIN atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu melesat meninggalkan IAIN atau UIN lainnya untuk bergerak sebagai Pusat Studi Politik Islam, maka dunia politik Islam tidak semelempem sekarang ini. Partai Politik Islam pada saat ini semakin hari semakin berkurang pendukung, karena kehilangan identitas keislaman dan nilai tawarnya. Marilah kita simak Hymne IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu sebagai berikut :

IAIN harumlah namamu
Islam dasar tujuan mu
Menjadi Lambang keagungan Bangsa
Mengabdi Pancasil

Membangun Jiwa serta Penggali 
Citra Islam  yang  haq   sejati
Citra Merdeka Dan Pancasila
Bertumpukan  Dharma Baktimu 
Jayalah Negara Jaya Bangsa
IAIN Bakti nyata. 

Keterangan kini IAIN diganti UIN

Dalam bait pertama sudah disebutkan, bahwa semestinya pada saat ini, bila masyarakat ingin mengetahui dan mendalami Pancasila, semestinya belajar kepada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Karena UIN dengan Penelitiannya, serta hasil hasil seminarbya tentang Pancasila, NKRI, UUD 1945 terdokumentasi dengan baik di UIN Jakarta. Dan bagaimana prikehidupan masyarakat Pancasila bisa dilihat dari berbagai daerah atau Kota Binaan UIN Jaklarta yang tersebar di berbagai sudut daeah di Indonesia ini.

Tetapi sekarang masyarakat belajar Pancasila justeru kepada sejumlah ulama melalui pidato mereka yang tersebar melalui youtube, yang diganggu dengan celetukan yang sangat kasar walau hanya terdiri dari beberapa kalimat saja. Artinya ummat tidak dapat belajar secara berimbang dan sistematis. Dan akan kesulitan menyimpulkan secara dialektika karena tak terjadi keseimbangan informasi. bayangkan Ceramah ulama yang digali dari Studi bertahun tahun, hanya dikonter dengan beberapa patah kalimat. Tetapi jumlah mereka yang nampalknya terorganisir itu adalah banyak sekali. Hal ini sangat mungkin akan memperlambat kecerdasan menjadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment