Friday, August 31, 2018

SEHARUSNYA PEMERINTAH BERUSAHA MENCERDASKAN RAKYAT.



BERDASARKAN peraturan yang ada seperti apa yang telah disampaikan oleh KPU bahwa tagar 2019 Ganti Presiden diperbolwehkan, tetapi kenyataannya ada sejumlah masyarakat yang berusaha menggagalkan dengan cara memperskusi dan banyak juga diviralkan pemakai kaos tagar 2019 Ganti Presiden dibuka secara paksa, diganti atau kaosnya dibalik. Ini kontraproduktif dengan Demokrasi yang yang demikian diagung agungkan oleh Pemerintah, tetapi Pemerintah melalui jurubicaranya Ali Mukhtar Ngabalin ternyata Pemerintah mengekspressikan Politik Praktis. Secara gamblang seolah Pemerinmtah berdiri dan memihak kepada salah satu golongan. 

Cepat cepat Pimpinan Banser Jawa Timur membantah mengetahui sejumlah anggota Banser menjadi pemain utama dalam persekusi pemakai kaos Tagar 2019 Ganti Presiden dan menegaskan tak pernah memberikan perintah persekusi bagi para anggotanya, dan menegaskan bahwa segera akan memecat para anggota Banser yang terlibat, walaupun sejatinya sebelum prisitiwa itu ada ancaman dari Politisi akan menggebuk Ahmad Dani manakala menyelenggarakan deklarasi 2019 Ganti Presiden. Karena penggunaan kos ganti Presiden itu dianggap makar dan inkonstitusional.

Dan selaku masyarakat, manakala berdiri pada posisi netral, juga akan meyakini bahwa Pemerintah nantinya juga akan menyalah ketidak netralan Ngabalin dalam mengekpressikan kekuasaanya, sekalipun sesungguhnya Dia hanya seorang Jurubicara yang sejatinya tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan sesuatu. Apa yang diucapkannya harus mengacu kepada Pejabat yang diwakilinya sebagai jurubicara.
Secara berulang ulang Ngabalin mengatakan "Ini Ngabalin ... ! Saya mengatakan .... ! yang meminta dicatat sebagai perintah dariu seseorang yang berwenang memutuskan segala sesuatunya. Berkali kali Dia mengatakan bahwa telah memerintahkan kepada Pihak Kepolisian. Sebagai anggota masyarakat tentu saja berharap pemerintah meluruskan sikap dan ekspressi ngabalin sebagai Jurubicara Presiden jangan seolah sebagai politisi yang mendukung Jokowi untuk Dua Periode.

Kitapun menjadi kasihan kepada Ngabalin karena dihadapkan dengan Pengamat Politik dan Pegiat Diskusi Filsafat, karena kentara sekali keduanya memliki literatur yang sangat menjomplang, karena yang satu menyandarkan kepada sistematika IUlmu Tentang demokrasi, sedang Ngabalin lebih mengedepankan Keluasaan, dan cara seperti ini sangat bertentangan dengan politik Jokowi konon ketika beliau masih menjabat sebagai Walikota Solo. Karena ini merugikan Presiden Jokowi, maka selayaknya Ngabalin ditegur dan diluruskan, bahwa Hastag  2019 Ganti Presiden, sepengetahuan masyarakat tidak dilarang.   

Monday, August 27, 2018

SEKALI LAGI TOLONG SELAMATKAN NU



NAHDHATUL ULAMA NU adalah kebanggaan bagi ummat Islam Indonesia, dari kelompok ini ummat Islam berguguran ketika memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan RI dahulu, organisasi ini adalah organisasi yang terbesar milik kita, selama ini kita semua bangga. Kita bnangga dengan kepatuhan mereka kepada para ulama, apapun yang diperintahkan ulama mereka tak perlu berpikir panjang untuk melaksanakannya. Tapi pada saat ini sepertyi yang ada pada gambar video ini, kita menjadi bingung para kader NU ini sedang patuh kepada siapa, bekerja untuk siapa. Sedikitpun tak menggambarkan keislaman yang diajarkan oleh pendiri NU. Saya yakin NU sekarang sedang mengahadapi masalah besar, sejalan dengan kebesaran NU. Kita berharap NU mampu menyelesaikan masalah mereka. Mari kita doakan agar Allah memberikan jalan untuk NU dan kita semua menemukan keselamatan bagi semua.

Saya yakin di kolong langit ini tak ada manusia membutuhkan tulisan saya, maka ketahuilah tulisan saya ini hanya saya tujukan kepada diri sendiri dan Tuhan Allah Swt, yang maha mendengar dan melihat serta maha mengetahui segala sesuatunya. Jika saya menatakan bahwa pada saat sekarang ini NU sedang berada diambang kehancuran, maka saya terlalu yakin bahwa justeru sebagian besar warga NU justeru NU kini sedang berada diouncak keemasan, dan tak ada sesuatu yang harus diselsali, karena pandangan politik bila ada perubahan sedikit saja dalam anggel berita maka hasilnya akan berubah secara signifikan. Maka menurut saya seharusnya NU benar benar kembali Khittah dan meninggalkan politik praktis. Dan jika NU secara organisatoris terpancing melebur kedunia politik, maka Ia akan berkubang di dunia fitnah. Dan itu sebuah kerugian yang sangat nayata.

Bila politisi dipersalahkan, maka akn dengan sangat mudah Ia berpindah angle, dan akan mampu memberikan gambaran yang lain lagi, walaupun bisa diduga patokan mereka adalah fragmatis, kebenaran yang mereka andalkan juga kebenaran fragmatis. Dalam sebuah perdebatan seorang politisi beraliran skuler berteriak lantang, bahwa mereka berada pada jalur yang benar. bukti kebenaran mereka adalah kemenangan dalam pemilihan. Jadi apapun keputusan mereka adalah wujud dari kebenaran itu. Dalam pandangan skulairakan lebih di dominasi faham fragmatis. `untuk meyakinkan kebenaran fragmatis itu maka politisi tak kebenaratan untuk berpindah dari satu angle ke angle yang lain dalam berdalih.

Tak mudah memberikan nasehat kepada politisi, terutama ketika mereka sedang merasa memangkan suatu posisi, inilah barangkali yang sedang dialami oleh Saudara Saudara kita yang sejatinya jiwanya sedang dikuasai kaidah kaidah berpolitik praktis dan sekaligus fragmatis. Sungguh kemenangan politik adalah sesjau yang sangat memabukkan. Bila mereka dianggap salah sekalipun maka bukanlah nasehat yang dibutuhkan, tetapi sebuah doa.

Marilah tulisan ini saya tutup dengan doa : Ya Allah hamba mohon tolong lemahkan mereka yang keliru jalan dan berpotensi akan merusak keutuhan bangsa ini utamanya dari segi akidah Islamiyah. Dan Mohon kuatkanlah mereka yang mmiliki kemampuan mempertahankan persatuang bangsa, dan utamanya ketahanan akidah Islamiyah. Dan selamatkan NU karena mereka adalah saudara kami.

Friday, August 24, 2018

PERANG DI MEDIA SOSIAL



MEDIA SOSIAL Muncul bagaikan pihak yang sangat menentukan setidaknya adalah ketika terjadi Pilkada Jakarta yang menghasilkan Jokowi - Ahok sebagai pemenang, dilanjutkan lagi dengan Pilpres yang memunculkan Jokowi - JK  keluar sebagai pemenang, lalu mungkin merupakan puncaknya pada saat Pilkada DKI yang memunculkan Anis - UNO sebagai Pemenang. Sehingga banyak pihak yang menyimpulkan bila ingin sukses dalam Pikada, Pilpres dan lain lain maka kuasailah Medsos. ini banyak di amiini oleh berbagai pihak, walaupun juga ada kelirunya, yaitu tetkala justeru Anies - UNO keluar sebagai pe,enang di Pilkada DKI.

Kubu Jokowi atau pendukungnya gagal mencapai hatrik, seyogyanya mereka memenangi Pilkada DKI yang terakhir, tetapi nayatanya mereka hanya memenangi dua saja. Kubu Jokowi memiliki jaringan yang lebih baik dibanding lawannya, dengan demikian beliau berkesempatan mengundng aktivis medsos pendukung kubunya ke istana. Secara terbuka masyarakat melihat betapa besarnya aktivis medsos pendukung Jokowi, karena memang mereka itu terstruktur dengan baik.Ada kepengurusannya dan semua anggota tercatat dengan baik. Sejalan dengan itu mereka tentu mendapat pengarahan pengarahan, untuk menyamakan visi missi, lalu penyamaan gerak dan lain sebagainya sebagai gerakan yang meimiliki tujuan tujuan tertentu yang harus mereka capai.

Sungguh mengherankan mengapa mereka sampai gagal dio Pilkada DKI, yang manakala kita anlisa dari sudut manapun di atas kertas seharusnya pasangan Ahok-Jarot memenangi pilkada ini. Sempurnanya jaringan keorganisasian dan program, sejatinya sejalan dengan keuangan.

Memang dari kasus Pilkada DKI memunculkan kelompok Medsos yang menamakan diri mereka sebagai Muslim Cyber Army, kemunculan kelompok ini dikarenakan geram terhadap kesemana-menaan kelompok lain yang sudah mulai berani menghina Islam, menghina ulama. Dan bila dibiarkan dan tidak melakukan pelurusan, maka akan memberikan akibat yang sangat buruk bagi akidah Islamiyah anak keturunan.

Ada sedikit ulama kita yang memiliki sedikit pemahaman tentang medsos memang mendorong untuk berdirinya Islam Cyber Army, dan mengatakan bahwa meluruskan berita berita bohong yang dilancarkan Cyber Army yang ingin memusuhi Islam, hukumnya adalah jihad, kata mereka setelah para ulama itu melihat sendiri bagaimana mereka dihinakan di  Medsos. 

Ada sedikit dari ummat Islam yang memiliki pemahaman tentang medsos di atas rata rata yang mencoba memasang badan dan memposisikan diri sebagai Islam Cyber Asmi, mereka rajin berkonsultasi dengan para ualam yang juga memili sedikit pemahaman tentang medsos, mereka melancarkan konter konter terhadap berita fitnah tentang Islam dan para ulama, Dan terpaksa mereka sering dipanggil aparat, tidak jarang mereka meminta maaf dan menandatangani pernyataan untuk tidak mengulangi lagi. Mereka umumnya memegang dan mengendalikan web resmi milik lembaga lembaga Islam.

Tetapi ternyata dibalik itu ada juga sekelompok orang yang memiliki nama sendiri, namun dituduh sebagai Islam Cyber Asmi, mereka ditankap petugas karena kesalahan di medsos. Sementara dario phak Islam sendiri tak mengenal mereka,  dan tak pernah konsultasi denghan para ulama, mungkin mereka mel;akukan gerakan gerakan spontanitas,  tetapi tak memiliki jalur komunikasi dengan para ulama.

Memang sejumlah orang dari berapa kelompok sudah berurusan dengan pihak yang berwajib, dan pihak berwajib sudah memiliki bukti yang cukup untuk mempersalahkan mereka. Tetapi henrannya statistik aktivitas yang menamakan dinamakan Islamic Cyber Army itu tak menurun. Sehingga publikpun menjadi ragu siapa Islam Cyber Army yang sebenarnya.

Sebenarnya Muslim Cyber Army telah memperkuat diri dengan membentuk tim untuk menelusuri mereka yang melakukan penyerangan terhadap ulama gama, dan bahkan Tuhan itu. mereka menemukan sejumlah data karena bagi mereka yang memiliki kemampuan dalam masalah ini bisa mendeteksi siapa musuh mereka, demikian juga sebaliknya kebeneradaan mereka juga busa diketahui oleh orang lain. Dari sana juga muncul istilah kecebong, setelah Tim Islam Cyber Army menemukan mereka yang masih sangat muda dari segi usia yang demikian gencarnya menyerang para ulama. Karena usia mereka yang masih muda dan memahami dengan apa yang lekukan itu maka muncul istilah kecebong.

Berdasarkan informasi dari dari mereka yang memilikipemahaman yang agal menda;am, bahwa daslam dunia medsos, banyak diantaranya yang lebih menyukai nama samaran dan bahkan nama manusia, lebih luar biasa lagi satu orang bisa mengelola ribuan akun palsu. Bagi mereka yang memiliki uang, mereka bisa mempergunakan jasa robot untuk melakukan aksinya. Sayang harganya sangat mahal, sehingga hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki dukungan keuangan yang kuat.

Sedihnya adalah bahwa peperangan dalam medsos akhir kahir ini terbagi dua, satu pihak adalah mereka yang menyerang kebijakan Pemerintah dan berhadapan dengan mereka yang menyerang kelompok Prabowo dan termasuk di dalamnya para ulama. Nampaknya perang medsos  ini masih akan berjalan panjang, karena dalam peperangan ini Pemerintah kesulitan untuk netral. Sehingga yang dibina dan bahkan ditangkap hanya dari pihak yang mengkritisi Pemerintah, sedqang mereka yang menyerang ulama dan agama biasanya dibiarkan saja bebas. Semoga segera diketukan jalan terbaik.

Friday, August 17, 2018

INI GROUP APA SICH OOMM ... ?

Pertanyaan ini muncul dari Tulisan Saudaraku Ari  (27) ... yang tinggal di Pulung Kencana Menggala Tulangbawang. Dia adalah cucu dari Ayahanda Tahnan, yang kita kenal sebagai tokoh dan aktivis yang telah ikut berjasa dalam meramaikan Desa Pagelaran, kemulyaan yang paling saya hargai adalah beliau memberikan pengawasan terhadap satu satunya Masjid tua yang kami miliki .... karena Masjid itu terletak persis didepan rumahnya. saya kenal dan tahu beliau pada sekitar tahun 1962-an.

Ayahanda Tahnan menampung sejumlah musikus desa dan menyiapkan  serta menjadikan rumahnya untuk menampung para musikus desa ini berlatih, saya ingat jam dinding tua milik kami selalu di bawa ke beliau setiap menjelang Romadhon karena keluhan bel jam tak bunyi, beliau memiliki keahlian revarasi aneka jam. Dan di belakang rumahnya setiap hari disibukkan dengan kegiatan pembuatan tahu. Dan saya tahu Ari adalah salah cucu dari beliau yang sangat kami hormati.

Semenjak pensiun saya berjualan beras di rumah, mobil butut saya keluarkan dari garasi, sedang garasi berubah pungsi jadi warung. Saya memiliki sebidang sawah di Belitar Sidodadi Pagelaran, dahulu ketika ada ponakan tinggal di rumah saya Bandar Lampung, hasil panenan dijual secara eceran kepada sanak famili dan kernalan lainnya, hasilnya lumayan. Stok beras habis dan tersisa untuk dimakan sendiri penjualanpun istirahat. Begitu saja hasilnya alhamdulillah.

Setalah memasuki usia pensiun usaha ini saya lanjutkan Hasil panenan selurunya diecer dan apabila habis, saya beli lagi, stok beras di garasi tak boleh putus. Maka jadilah saya sebagai pedagang beras di rumahan. Di depan rumah di tulis RUMAH BERAS MENYEDIAKAN BERAS TALANGPADANG DAN PAGELARAN.

Rupanya banner didepan rumah terbaca oleh seseorang dan beliau berkenan mampir di warung, seseorang yang sejatinya sudah cukup lama meninggalkan Desa Pagelaran, namanya Tantowi, kedatangan di Pagelaran karena beliau diangkat sebagai Pegawai Bank BRI di Pagelaran, bukan hanya itu sebelumnya kakak Beliau terlebih dahulu ditugaskan di Pagelaran sebagai Kepala Puskesmas di situ, namanya Bpk. Hi. Mawarji. Beliau inilah sebenarnya yang menjadi tokoh perekat hingga Grup WA ini muncul. Almarhum Hi Mawarji telah menganggap Pagelaran sebagai Kampung halamannya, dan penduduknya, utamanya Jama'ah Masjid Jami' Pagelaran sebagai Saudaranya, Istimewanya almarhum Hi. Abdullah Zawawi sebagai imam tetap, beliaulah yang sebagai penggerak persaudaraan dengan H. Mawarji. 

Ketika Pak Tantowi singgah ke warung beliau berceritera bahwa beliau pernah tinggal di Pagelaran
ada sejumlah nama yang disebutnya

Tuesday, August 14, 2018

MARI KITA PERSATUKAN NU



SEUSAI  mengikuti acara ILC malam tadi dengan segala perjuangan untuk melawan kantuk serta segala kemirisan karena menunda tidur sementara para ulama meneladankanuntuk tidur lebih cepat agar bangun tepat waktu agar sempat sholatullai dan sholat sunnat fajar atau qubliyah subuh karena kebaikannya akan lebih baik dari separo dunia di mata Tuhan, dan jangan sampai mengelami ketrtinggalan rekaat hatta dibenarkan untuk diselesaikan kemudia. Terlebih kesimpulan yang bisa saya ambil adalah sesuatu yang sangat menyedihkan hati saya, yaitu gagalnya NU mendidik kadernya untuk menjadi kader yang memiliki jiwa kesatuan dan persatuan, dan tidak tanggung tanggung itu dipertontonkan di " Forum Diskusi yang Paling Bergengsi " karena ditonton oleh jutaan pasang mata.

Sebagai seseorang yang sempat dididik di Madrasah, saya belajar mengaji Quran di seorang kader dan bahkan Pengurus NU walaupun hanya Tingkat Kecamatan dan ketika di Madrasah juga diajar oleh para ustad yang saya kenal sebagai aktivis dan tokoh NU.Guru mengaji mengajarkan Kitab Barzanzi kepada Kepada kami, dan ketika saya menjadi santri kalong di tingkat desa saya diajarkan Kitab Jurumiyah, dan sangat beralasan sekali bila ikut merasa bersedih ketika tahu ditubuh NU sedang terjadi ancaman perpecahan yang sangat serius, karena akan mengurangi peran positif NU bagi Nusantara yang selama ini sama sama kita banggakan.

Bagaimana mungkin untuk mendorong seorang Ulama besar sekaliber Ma'ruf Amin para kader NU bisa saling menelikung dengan serenceng argumen fragmatis tersimpat dihati. Saya didorong untuk menduga bahwa ada yang keliru dalam mengkader para generasi muda sehingga tak segan untuk kurang kordinasi antara satu dengan yang lain, bahkan ada kesepakatan kesepakatan fragmatis yang memiliki daya rusak bagi para kader lainnya.

Sayapun berfikir bahwa bagi NU justeru yang paling mendesak adalah melakukan perebaikan secara internal, membangun dan menegakkan akhlakul nahdiyin secara internal jauh lebih mendesak ketimbang keuntungan politis fragmatis lainnya. Kita sangat membutuhkan kehadiran dan peran ulama ikhlas yang sesungguhnya masih sangat banyak ditubuh internal NU sendiri. Bangsa Indonesia sangat membutuhkan kader NU yang bersatu seperti ketika bangsa ini sedang berusaha merebuk Kemerdekaan, walaupun tidak harus mebawa bawa bendera NU dimanapun berada, dengan persatuan yang mampu dipertonton oleh para kadernya akan jauh lebih mulia ketimbang berbagai jabatan keduniaan apapun, termasuk jabatan Wakil Persiden.

Bukan hanya internaql NU, bahkan semua ummat Islam di Indonesia  yang mengetahui dan memahami sejarah NU dan peran besarnya di Indonesia saya hampir memastikan menginginkan adanya berbagai perbaikan sistem pengkaderan di tubuh NU hingga melahirkan kader yang benar benar menyatu atau berjama'ah, ditubuh NU memang tak perlu lagi terlalu mengembangkan pemahaman tentang kebinekaan, karena NU memang lahir ditengah kebinekaan itu sendiri, tetapi yang harus kita tanamkan kepada kader justeru rasa persatuan. Yang harus kita tanamkan itu adalah rasa persatuan di dada, yang terekspressi juga dalam rasa persatuan diinternal NU secara transparan.

Kemenangan NU dalam Pilpres kali ini bagi saya selaku murid yang sempat dididik oleh para kader NU atau Nahdiyin, atau setidaknya Ahlu Sunnah Waljama'ah, menjadi tidak terlalu menjadi penting, karena keutuhan dan persatuan di ditubuh NU bersama kadernya jauh lebih penting tinimbang kemenangan dalam Pilpres dan Wapres dari kalangan NU, yang terpengaruh secara jama'ah kepada NU.  Kalaupun gagal maka yang akan menangpun  adalah Prabowo dan UNO, yang kita kenal masih memiliki keinginan untuk mendengarkan petuah ulama, baik dari kalangan NU maupun luar kalangan NU. Yang harus kita perjuangkan adalah menyatunya ummat Islam di Indonesia, dan ini tak akan tercapai manakala di kalangan NU sendiri belum utuh menyatu atau berjama'ah. 

Saturday, August 11, 2018

LAGU BUNGA RAMPAI OLEH MBAK TITIK.



Lagu Bunga Rampai mungkin merupakan lagu pertama yang saya kenal atau saya hapal walaupun hanya sebagiannya saja. itu karena kualiutas pengeras suara yasng ada di Kampung saya relatif paling rendah, sebentar sebentar muncul suara lengkingan melebihi suara sepur stok lama, maka wajar bila tak semua lirik saya tangkap, apalagi pada saat saya belum lancar menulis dan membaca. 

Semua Ibu Ibu di Kampung setiap kali diselenggarakan malam ramahtamah mereka berebut keluar rumah untuk menikmati hiburan geratis, Satu satunya orkes di Pagelaran pada saat itu adalah orkes 'Gondorukem'. sebagai potongan irama orkes yang nyaris monoton "kre ke tek Gon Do Rukem" musik dangdut irama melayu yang didukung instrumen terbatas. 

Seperti lagu wajib laiknya, lagu itu bisa ditampilkan oleh beberapa penyanyi lokal, bergantian sehingga hadirin menjadi setengah hapal, salah satu Penyanyi Cilik pada saat itu yang saya tahu adalah Mbak Titik,  karena malam Ramahtamah dalam setahun bisa beberapa kali diselenggarakan, yang belakangan saya tahu seringnya dilaksanakan itu adalah karena untuk mengimbangi gencarnya penyelenggaraan BAKOKSI lembaga kesenian Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Inilah lirik lagu tersebut, dan bagi rekan seusia dengan saya lagu ini tak asing lagi. 


Bunga Rampai
Ismail Marzuki

Bunga Rampai dari Bali
Bunga cempaka seruni mawar melati
Indah permai suci murni
Tanda mata yang kubawa dari puri

Bunga rampai dari Bali
Meskipun sekarang layu tak wangi lkagi
Tapi kenang-kenangannya
Selalu kusimpan dalam hati


Wednesday, August 8, 2018

ASSALAMU 'ALAIKUM WRWB. pandangan filosofis



Salamnya Islam itu adalah merupakan salam yang paling indah dibanding dengan semua salam yang selama ini kita kenal dan dengar. Bunyi salamnya Islam itu adalah Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarookatuh, yang artinya Keselamatan atasmu semua dengan rahmat dan berkah dari Allah.

Ketika kita mengucapkan salam itu kepoada seseorang tetkala kita menemui orang itu maka artinya adalah bahwa selama masih ada kita maka kita akan menjamin keselamatan orang tersebut, bukan hanya keselamatan saja, bahkan keberadaan kita di sana merupakan jaminan juga bahwa orang itu memiliki pluang untuk mendapatkan rahmat dan bartokah dari Allah, walaupun Rahmat dan barokah itu akan diberikan Allah, tetapi keberadaan kita disitu akan membantu orang itu untuk mendapatkannya.

Silakan cari salam salam yang lain. Karena sudah maksimal salam yang lain akan berbunyi salam dan sejahtera bagi kita semua. Salam yang demikian itu bagikan slfi bersama di mana akan mendapatkan gambar secara bersama pula dalam waktu yang bersamaan. Salam secara Islam sejatinya merupakan salam yang p[aling mulia, bukan saja untuk diucapkan melainkan justeru yang lebih penting adalah untuk dilaksanakan.