Tuesday, November 10, 2020

KEBAIKAN ITU AKAN MELAHRKAN KEBAIKAN KEBAIKAN.

MENGENANG AYAHANDA DULHAI TABAHHASSA YANG KINI TELAH TIADA. 

JANGAN PERNAH MELALAIKAN untuk memperhatikan kebaikan yang dilakukan oleh seseorang atau  banyak orang bersama sema, bahwa nantinya kebaikan itui dipastikan akan mendatang kebaikan lainnya. Renungan ini sepertinya membuituhkan waktu lama, tetapi ternyata sejatinya tidak juga, banyak sekali kebaikan yang dilakukan seseoprang seperti langsung terbalas layaknya dan tak membutuhkan waktu lama. Naskah ini saya tulis setelkah  mendengar kabar meniunggalnya Ayahanda Dulhai Tabahhassa. Saya senri telambat tahu, saya tahu dari Grup WA yang baru saya baca empat hari sesudahnya. Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiuun, semoga husnul khootimah. Dan kita semua dipastian akan menyusul. 

Bagi saya pak Dulhai itu manusia luar biasa. karena posisinya mampu mensejajarkan diri dengan sejiumlah orang orang yang sejatinya memiliki kelebihan kelebihan baik secara akademis, maupun berbagai aspek yang merupakan prestasi kerja dengan dukungan akademis itu. Saya menangkat adanya tandatanya disanubari banyak orang, bukan hanya mereka tentang apa kelebihannya Ayahanda Dulhai Tabahhassa kok bisa menduduki jabatan Kormin, yang merupakan Orang Kedua di Tingkat Kanwil Depdikbud. Provinsi. Singkatnya ayahandaku ini kalah di sisi akademis, dan kalah di sisi finansial. 

Fachruddin, Kata Ayahanda Dulhai Tabahhassa, Dari tamu tamu Kita itu Saya menerima sejumlah Honor, walaupun atas nama saya tetapi Fachruddin yang melaksanakan, jadi kita sama sama berhak kata beliau, uang itu sudah kita gunakan untuk makan bersama, dan sejumlah oleh oleh ciri khas Lampung.  Wang itu kurang, tetapi sudah saya lunasi. Jadi Fachruddin sementara tak dapat Uang itu. Jika Fachruddin nuntut uang itu saya minta tempa.  Saya sepontan Saya mengatakjan gak usah jadi pikiran Pak. Saya kan ikut makan dan ikut bergembira bersama. Di ajak melaksanakan penelitian itu sesuatu yang menyenangkan bagi saya, itu pengalaman yang sangat berharga dan tak dapat dibandingkan dengan uang. Pak Duilhai tampak gembira, mulutnya kulihat tersenyum, tetapi matanya kulihat berkaca kaca.  Saya pun tertunduk. Ingin sekali pada saat itu bahwa sebagai bawahan saya ingin tetap memulyakan beliau. Tamu itu harus dimuliyakan. Saya mylyakan beliau karenba beliau memulyakan para tamu itu. 

Ketika Pak Dulhai menduduki jabatan sebagai orang kedua di Kanwil Depdikbud, banyak orang bawahan ini ikut ikut pula membahas apa kelbihan Pak Dulhai sehingga menduduki jabatan terhormat itu. Waktu itu saya tak memiliki njawaban yang pasti, seiring jalannya waktu, seiring mudahnya kita memutar ceramah para ulama, maka itulah yang disebut dengan kebaikan. 



LANSIA JUGA MENARIK DITELITI LHO.

 

                  

PADAHAL MENURUT  ISLAM, USIA 40 TAHUN HARUS SELESAI DENGAN MASALAHNYA. 

SANGAT MENGGEMBIRAKAN Ikatan Pensiunan di lingkungan Universitas Lampung  (Unila) menyelenggarakan sarasehan pembinaan pensiunan di lingkungan Unila, tentu saja para PNS baik struktural maupun fuingsional jelas belum memiliki pengalaman pnsiun. Oleh karenanya maka mulai calon pensiunan dirasakan butuh suatu penelitian, karena pada umumnya seorang karyawan itu sebagian besar lalai mempersiapkan diri sehingga akan mengalami kelabakan setelah pensiunan tiba.Kata banyak pengamat bahwa idealnya, begitu seseoprang masuk ke lapangan kerja, maka sejak itu juga pensiun harus dipersiapkan. Sehingga pada saat memasuki usia pensiun, maka segala sesuatunya telahj tersedia. 

Secara jelas sekali Islam menegaskan bagi setiap seseorang permasalah pribadinya telah selesai seblum menginjak usia 40 tahun.  Pada usia itu Rasulkullah SAW sebagai seorang seseorang yang dipoercayai mengendalikan sebuah perniagaan besar, telah mengumpulkan kekayaan hampir sama dengan dengan kekayaan sang poemilik,  kekayaan itu dibayarkan oleh si pemilik karena Muhammad SAW berhasil meningkatkan kekayaan perusahaan berlipat lipat. 

Seorang penyanyi luamian terkenal bernama Dik Doang, mengatakan mengatakan " Taklukkan dunia  Sebeluim mencapai Usia 40 Tahun " Dik pada usia tersebut meninggalkan pekerjaannya yang sangat dikagumi oleh banyak orang. Pada usis usia terbeut Dik Doang dibutuhkan kehadirannya diberbagai kota kota dunia, sehubuingan dengan konsep konsepnya yang membuat decak kagum banyak pihak, banyak orang berencana menjiplak jalan sukses Dik Doang. 

Di puncak kejayaannya Dik Doang mundur dari dunia glamor itu. Kekayaan telah menjauhkan aku dari  Allah SWT. katanya. Semakin banyak uang kita, semakin kita merasa miskin. Itu baru berhenti ketika kita meninghgal dunia. Dik lari dari dunia glamor itu dan terjun ke dunia pendidikan, Dunia pendidikan yang dipilihnya adalah sekolah alam. Demikian banyak anak anak putus sekolah sangat membutuhkan kehadiran Dik Doang, karena Dik Doang mengajarkan optiomisme dalam hidup.Optimisme dibutuhkan oleh anak putus sekolah karena tiada biaya, demikian juga pemulung, kuli kuli pasar. Kunjungi saja kampus Dik Doang, serta youtube yang berisikan konten ceramahnya. 

Kita juga menunggu agar Ikatan Pensiunan UIN Raden Intan melakukan seminar ataupun sarasehan. Jika versi barat, maka penelitian tentang Lansia semula diseputar succesfull agging, Successful Aging adalah suatu kondisi, dimana tidak adanya penyakit yang berarti sehat secara fisik, aman secara finansial, mandiri dalam hidup, mampu berfikir optimis dan positif, hidupnya produktif serta mampu secara aktif terlibat dalam lingkungan sosialnya. Kebenaran teori teori ini sedang menjadi tren untuk diteliti oleh banyak pihak. 

Tentui kita juga berharap bagaimana Rasulullah mengelola usia, serta memanfaatkan perjalanan usia sehingga tak p;ernah mengalami kebangkrutan dalam hidupnya. Di hari tua oleh peneliotyian yang diselenggarakan di Jepang mangabarkan, bahwa seorang lansia akan menjadi sehat wal afiat, jika memiliki kebiasaan dan kesenangan melakukan bersih sersih di rumahnya. 

Itu bisa jadi bakan hanya sehat tetapi selamat dunia dan akhirat, manakala secepatnya pada usia tua seseorang mampu menghitung segala kekurangan dan kealpaan diri, sehingga banyak dosa yang terlanjur dibuat. Maka bersihkanlah diri yang penuh dosa itu dengan harta yang tersisa dab yabf dimuliki. Miskinkanlah diri anda untuk menebus dosa dosa yang telkah lalu, gunakan harta benda itu untuk sedekah, membiayai dakwah, pendidikan dan lainb sebagainya. Bila sukses melaksanakan bersih bersih dengan harta yang dimilikinya, maka insya Allah bebar dosa masa lalu akan terkuirangi, insya Allah akan ringan. 

Wallohu aklam bishowab.

 

Thursday, October 15, 2020

Amien Rais: Jokowi Inisiator Omnibus Law, DPR Tukang Stempel

 

SEBAIKNYA DI SIMAK dengan segala lapang dada apa yang disampaikan Amin Raais ini,  pihak asing berfikiran waras saja menyarankan agar tidak mempraktekkan omnicuslau di Indonesia, karena diberbagai negara yang telah lebih hahulu mnerapkannya telah mengalami kehancuran yang besar. Padahal mereka adalah negara kuat yang ekonominya stabil, sementara  Indonesia memang telah lama goyah semenjak beberapa tahun perkembangan rkonomi tidak bergerak dari lima prosen.

Wednesday, October 14, 2020

DIKDOANG : PULANG, SETELAH MENUNDUKKAN DUNIA.

\


YA, KITA MENGENAL DIK DOANG  adalah sebasgai seniman, dia menyanyi dan juga melukis, gemar mengarang lagu, walaupun belum pernah terdengan menang lomba. Tetapi ternyata di luar liputan mdia dia mengantongi sukses besar/ Dia berhenti bekerja, setelah sukses meundukkan dunia. Dia menekan sejumlah kontrak untuk meliput berbagai even kelas dunia, keahliannya sebagai penulis lagu, pelukis, dan bahkan penyanyi dan presenter kawakan. Tetapi kesuksesan dan kekayaan itu selain kita akan dibuat mabuk dengan berbagai pujian pujian, ternyata sikses dan banyak uang akan membawa seseorang akan terjauh dari Tuhan, Sehingga dia memutuskan untuk bekerja dan mulai mencari sasaran sejumlah anak anak terlantar, pustus sekolah, boroken home dan berbagai kisah tragis lainnya. Dan dia mendirikan sebuah Institut, yang sering disebutnya sebagai rumah jurang, disan dia mengajak anak didiknya untuk sekolah dialam terbuka ini.  Atau tepatnya sekolah alam.

Dalam ceramahnya yang disampaikan melalui Zom Meeting DikDoang mengatakan bahwa pada Usia ujung  40=an atau 50 tahun seseorang harus berhenti bekerja. Pada usia 40-an seseorang harus berhasil menundukkan duniam selama sepuluh tahun seseorang menambah tabungannya, sehingga usia 50 tahun berhenti bekerja mencari uang, tetapi memperbanyai ibadah kepada Allah. Pada usia 50 itu maka seseorang sudah cukup waktu untuk kayaraya, kalau memang akan kaya. Dia telah menundukkan dunia, jika memang akan menundukkan dunia. Jika pada usia segitu dia masih asik bekerja mengumpulkan kekayaan, itu artinya Ia akan terjauh dari Tuhan, Kalau masih sibuk mencari sesuap nasi artinya memang sudah gagal. Umur 50 tahun seharusnya penghasilan harian itu berjalan otomatis. 

Bila pada usia 50 masih belum juga menyediakan hari hanrinya fokus untuk beraktivitas menegakkan agama Allah, maka akan sulit Ia menambal kekurangannya pada  sebelumnya.Usia ummat Muhammad  SAW itu sekitar 60 sd 70 tahu. Jadi usia 50 tahun start untuk dakwah sebenarnya  start yang keliru,

Sunday, October 11, 2020

SEHARI DI SINGAPURA


SETUMPUK DOKUMEN FOTO foto yang kudapat pada saat saya sempat dahulu ke Singapura, semula saya ingin sekali lagi ke Singapura, tetapi sebelumnya saya harus memiliki sahabat dahulu di Singapura, walau hanya sahabat korspondensaja karena saya memiliki rasa penasaran tentang perubahan daeah Singapura yang maha dahsyat, di mana dahulu daerah ini merupakan daerah yang dihuni oleh pemakaio Huruf Huruf Jawi. Huruf Jawi adalah huruf leter Arab dalam bahasa Melayu, Huruf Jawi dipakai atau digunakan olrh penduduk, termasuk Singapura, Malaysia, Brunay, bahkan Thailan dan konon Fili[ina. Saya menjadi tertarik da;am hal ini karena ada naskah tulisan yang pristiwanya di Lampung dan dicatat oleh seseorang di Telukbetung, tetapi naskah ini justeru dicetak di Singapura, oleh Percetakan Bengkulu Singapura. Naskah itu terkenal dengan sebuah buku saku yang tipis saja,  dan ajaibnya naskah yang hanya beberapa lembar itu justeru kucar kacir, ada halaman yang diketemukan di Indonesia, dan juga halaman halaman lainnya diketemukan di Belanda. Naskah itu dihimpun kembali oleh oleh seorang dosen di Sumatera Barat, dan dengan naskah yang hanya beberapa lembar itu bisa menjadikan yang bersangkutan dinyatakan lulus S3 dan bahkan konon kini sudah Profesor. juga dengan cara hanya meneksploitir buku saku yang hanya bebera[a lembar itu. 

Friday, October 9, 2020

OMNIBUSLAW, PENETAPAN HUKUM PALING BRUTAL.


TAK DISANGKA Presiden Jokowi yang dipuja oleh para buzer oendukungnya itu bisa juga bermain brutal, ini yang dipertunjukkan kepada kita sebagai rakyatnya, bagaimana cara pembahasan UU Omnibus Low, selain secara maraton dan diam diam serta disetujui di tengah malam buta.  Lazimnya sebuah UU naskah akademisnya disebar untuk dibahas bersama dalam rangka mendapatkan masukan sesuai dengan aspirasi masyarakat, utamanya masyarakat kecil. 

Thursday, October 8, 2020

 

        BERIKAN KEBEBASAN ULAMA BICARA

MUSTAHIL, ulama untuk sementara ini akan mendapatkan kebebasan untuk bicara, karena Kemenag atas nama Negara dan Pemerintah sedang berusaha keras untuk menerbitkan sertivikat ulama, sebagai jaminan bahwa ulama yang bersangkutan benar telah memiliki pengetahuan yang standar,   dan yang lebih penting tidak menunjuk indikasi kebencian kepada Bangsa dan Negara. atau entah apa uraian yang pas, tetapi jumlah mereka yang telah lulus dan mengantongi sertivikat terlalu sedikit, namun demikian kita harus bersyukur dengan adanya yang sedkit itu karena ditangan mereka yang sedikit itulah sesungguhnya bangsa ini akan terpelihara. Namun mengingat ummat yang demikian banyak dan tersebar di wilayah yang sangat luas ini maka yang lain, walaupun ilmu mereka di mata Pewmerintah keilmuan serta persaratan lainnya masih dianggap belum memenuhi standar, tetapi kita minta Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang memang sebelumnya telah terbiasa mengelola dan menjadi pembimbing dari sejumlah komunitas jama'ah yang mereka bina selama, biarkanlah mereka melaksanakan tugas mulia mereka. 



Prinsip New Normal Dijelaskan Rasulullah 14 Abad Silam

PENGANTAR : Pada hakekatnya masalah virus corona belum lagi selesai, bahkan statistik cenderung  naik, tetapi karena kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sehingga mereka sulit untuk menghindari berbagai aktivitas dan terjadinya kerumunan.  Pemerintrah seperti ada kesulitan untuk merumuskan dan memadukan konsepnya, oleh karenanya dibutuhkan kemampuan belajar mandiri agar jangan terlalu menjadi korban seperti nasib sekolah kita. 

Akhir-akhir ini hampir setiap orang membicarakan new normal sebagai fase kelanjutan dari karantina mandiri dan beberapa protokol kesehatan lainnya. New normal secara faktual di lapangan sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus corona. Badan Bahasa sudah memberikan istilah Indonesia-nya, yaitu kenormalan baru. Namun, tampaknya masyarakat lebih senang menggunakan istilah new normal.

Mungkin yang lebih tepat dipakai dalam era new normal itu al-ta’ayusy atau hidup berdampingan (bukan berdamai) dengan Covid-19. Sebab, menurut para ahli epidemi corona akan tetap eksis dalam kehidupan kita, padahal roda perekonomian harus terus berjalan. Umat bergama harus bisa lagi melakukan ibadah di tempat peribadatannya. Para pegawai harus segera masuk kantor lagi. Siswa, santri, dan mahasiswa harus segera kembali ke lingkungan belajarnya. Semua juga orang harus kembali kepada pekerjaan rutinitasnya. Karena itulah, tidak ada jalan lain. Kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 sekalipun tetap bermusuhan.

Inilah yang mendorong kita berkomitmen untuk mempunyai sikap kehati-hatian di semua sektor kehidupan dengan meletakkan protokol kesehatan di atas segalanya. Beberapa waktu terakhir ini, tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan telah meningkat secara signifikan sehingga ada sebagian daerah yang mulai pelonggaran PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun, hal ini tidak boleh mengendorkan kita dalam memberlakukan protokol kesehatan. 

Terlepas kita setuju atau tidak dengan istilah new normal, Rasulullah SAW 1.400 tahun lalu telah memberi petunjuk sebagai protokol kesehatan dan rujukan dalam kondisi wabah yang sedang menerpa.

1. Petunjuk Nabi SAW yang berhubungan dengan perilaku dan etika pergaulan sehari-hari antara lain sebagai berikut. 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعَدْ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain." (HR Ibnu Majah, No 2340 dan 2341).

Ada beberapa pendapat tentang pemaknaan dharar dan dhirar. Ada yang memaknai dharar itu perbuatan yang membahayakan diri pribadi, sedangkan dhirar adalah perbuatan yang membahayakan orang lain. Ada lagi yang memaknai dharar adalah perbuatan yang bisa menimbulkan kerusakan kepada orang lain, sedangkan dhirar adalah membalas kerusakan dengan kerusakan lain, baik disengaja maupun tidak. 

Al-Khasyani mengartikan dharar itu perbuatan yang menguntungkan diri pribadi, tetapi mencelakakan orang lain, sedangkan dhirar adalah perbuatan yang yang tidak menguntungkan kepada diri pribadi, tetapi bisa membahayakan orang lain. Ibnu ‘Utsaimin mengartikan dharar itu perbuatan yang membahayakan tanpa disengaja, sedangkan dhirar adalah perbuatan yang membahayakan yang direncanakan. Terlepas dari berbagai pemaknaan tersebut, baik dharar ataupun dhirar dilarang oleh ajaran Islam.

Adapun kontekstualitas hadits ini dalam era new normal bahwa kita dianjurkan tetap bekerja, tetapi harus dipikirkan terlebih dahulu apakah pekerjaan itu bisa membahayakan pada diri pribadi dan orang lain atau tidak. Jika bisa membahayakan maka harus dicari caranya supaya tidak membahayakan.

Misalnya, kita bekerja dalam keadaan batuk dan sering bersin. Jelas hal ini bisa membahayakan diri kita ataupun orang lain maka langkah preventif sesuai hadits itu yang bersangkutan tidak usah berangkat kerja ataupun jika harus bekerja dia harus pakai masker dan rajin mencuci tangan.

photo
Petugas gabungan TNI bersama Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprotkan cairan disinfektan untuk persiapan pelaksanaan sholat jumat pertama di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Rabu (3/6). (Republika/Thoudy Badai)

Namun, sekarang ini ada sebagian orang yang termasuk kelompok OTG (orang tanpa gejala), yaitu orang tanpa keluhan, tetapi yang bersangkutan pernah melakukan kontak dengan klaster yang terindikasi Covid-19 sehingga dia berpotensi menularkan virus corona. Maka, yang bersangkutan supaya tidak mencelakakan orang lain harus memperhatikan protokol kesehatan, paling tidak menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan. Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله  صلى الله عليه وسلم: من ضارّ ضار الله به . ومن شاقّ شاق الله عليه

Dari Abi Hurairah RA dia berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa membahayakan orang lain maka Allah akan membalas bahaya kepadanya dan barang siapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkannya." (HR al-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Banyak orang beranggapan bahwa masjid dan tempat ibadah lainnya adalah tempat orang berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga tidak usah diberlakukan protokol kesehatan. Dalam konteks new normal harus ada kesadaran semua lapisan masyarakat, baik yang masuk ke masjid maupun ke pasar atau ke tempat berkerumun orang banyak di mana saja. Mengacu kepada hadits di atas maka protokol kesehatan harus diutamakan sehingga berbagai kemungkinan masuknya virus corona yang membahayakan sebisa mungkin ditolak, sesuai dengan kaidah al-dharār yudfa’u bi qadril imkān (sebisa mungkin kerusakan harus ditolak).

Pada akhirnya masuk pada level al-dharār yuzālu (kerusakan harus dihilangkan). Jika semua masyarakat bisa disiplin berpegang teguh kepada hadits di atas beserta kaidah-kaidah yang diambil darinya, secara pelan tetapi pasti rantai penyebaran virus corona bisa diputus.

Untuk melaksanakan hadits di atas, seyogianya di tempat berkerumun orang banyak disediakan sabun pencuci tangan beserta air yang mengalir. Jika memungkinkan masker juga disediakan sehingga semua orang yang masuk ke masjid, pasar, dan tempat orang berkumpul menggunakan masker.

Sumber :  Republika Co.Id    dikopy Jum'at 9 April 2020

 

Pandemi Virus Corona Jadi Buku Seharga Rp 250 K, Ditulis 110 Orang dari Guru Besar Hingga Wartawan.

Resensi Buku. 


WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) bekerja sama dengan Penerbit Balai Pustaka menerbitkan buku 'Kemanusiaan pada Masa Corona' setebal hampir seribu halaman.

Buku ini menjadi kontribusi nyata 110 penulis anggota Satupena.

Mereka berlatar belakang berbagai disiplin keilmuan serta genre penulisan non-fiksi berupa esai, fiksi berupa cerpen, puisi dalam menyikapi pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia terutama Indonesia.

Para penulis yang menyumbangkan karyanya merupakan para penulis profesional yg bekerja sebagai ilmuwan, dosen, peneliti, ahli biografi, penulis buku anak, penyair, dan agamawan dari berbagai usia.

Ada profesor ada juga sastrawan dan wartawan.

Karya-karya mereka selama ini dikenal luas dan banyak menerbitkan buku dan menulis di berbagai media dalam rentang waktu yang panjang.

Di antara para penulis buku ini ada nama Arahmaiani, Prof Azyumardi Azra, Nasir Tamara, Hera Supolo Sudoyo, Akmal Nassery, Prof Komaruddin Hidayat, Tommy F. Awuy, dan Mikke Susanto.

Ada juga Asma Nadia, Murti Bunanta, Connie Rakahundini, Ilham Bintang, Putu Setia, Alberthiene Endah, Fanny G. Poyk serta Artie Ahmad.

Ketua Umum Satupena, Dr. Nasir Tamara, menjelaskan gagasan dan proses penerbitan buku 'Kemanusiaan pada Masa Corona'.

Prosesnya telah melewati pembahasan serius dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017 ini.

Nasir Tamara didampingi Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, dan Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar kepada pers

''Terwujudnya buku ini merupakan kerja keras dengan semangat kekompakan dan kebersamaan seluruh anggota penulis Satupena dalam menghimpun ide yang bernas dalam menyikapi wabah Virus Corona ini," katanya.

Semua bekerja suka rela untuk mempersembahkan sesuatu yang berharga di tengah masyarakat Indonesia sedang mengalami kesulitan akkbat wabah Corona,' kata Nasir Tamara yang juga menjadi chief editor dari buku ini.

''Ini seperti mengikuti deadline kerja wartawan saja. Semoga buku ini menjadi warisan dokumentasi berharga, menjadi saksi sejarah dan dikenang generasi anak cucu kita kelak,'' ujar Ilham Bintang.

Satupena sejak berdiri aktif dalam menginisiasi berbagai aktivitas kepenulisan, perbukuan melalui berbagai seminar, diskusi dan pameran buku baik dalam maupun luar negeri.

Buku ini dibanderol dengan harga Rp 250 ribu/eksemplar atau 'Rp 250 K/eksemplar'.
                                                                          xxx

 

 

Sumber : Wartakota, dikutip 8 September 2020

 





COVID 19. JANGAN MEMBUAT KITA JADI BIADAB.




ASTAGHFIRULLAH.

DIBERITAHUKAN  kepada Sang suami bahwa jenazah isterinya telah diberikan pelayanan sebaik baiknya  sesuai dengan protokol kesehatan, segala sesuatunya telah berjalan dengan lancar ..., Sang suami yang tadi diusir dari kamar mayat tercenung.  Dan ini foto nya sebagai bukti bahwa kami telah laksanakan sebaik mungkin. Suami menerima foto itu langsung menjerit Astaghfirullah dan mengamuk. Dia tak sudi,  tubuh isterinya yang telah kaku itu  difoto dalam keadaan telanjang bulat, empat peria menjamah mayat itu mereka adalah tenaga profesional di rumah sakit itu, secara kebetulan petugas wanita sedang tak ada, penjelasannya. Biadab, ini praktik biadab. Petugas yang berpenampilan sebagai penguasa mutlak , dan seolah  yang paling boleh melakukan apa saja sesuai dengan kemauan mereka dengan dalih protokol kesehatan. Sang Suami tak mau terima.  Mayat ustazah Guru Ngaji itu telah dilecehkan secara biadab sudah dimaksukkan ke kotak mayat. Tinggal lagi foto bugilnya bersama empat peria penjamahnya jadi saksi yang menyakitkan hati ummat Islam. 

Kalau saja diantara kita sesama masih mau menghormati agama yang dianut oleh orang lain, saya yakin pristiwa itu tak akan pernah terjadi. Gugus tugas tak akan berani melanggar kaidah agama. Karena agama Islam dalam melayani sebuah jenazah sangatlah hormatnya, Apalagi itu jenazah mayat wanita. Semua laki laki menjau, kepengurusannya hanya dilakukan oleh perempuan, dan itupun anak anak dan orang orang terdekat saja, itupun dengan segala hormat mayat masih ditutupi guna menghindari singkapan skecil apapun, selagi jasad mayat masih bisa dibersihkan. 

Lelaki mana pula yang rela mayat isterinya dibugili dijamah laki laki lain dan di foto, sebagai bukti. Bisa jadi foto bugil itu  adalah fotonya yang terakhir, malang nian niannya. Apalagi para guru kita sejak dahulu memberitahukan bahwa mayat mayat itu masih mengetahui dan mengenali siapa siapa yang mengurusinya ketika telah menjadi jenazah. Jangankan yang mengurusi jenazah, mereka yang ikut mengangkat keranda saja, diminta selai n sebagai keluarga dekatnya, mereka harus terdiri dari orang orang yang ahli ibadah serta bersig dari perbuatan mungkar, dosa yang melekat ditangan pengusung jenazah itu akan menyiksa jenazah itu juga. 

 


 

Bisa jadi saat ketika jenazah ustadzah ditelanjangi dan dimandikan oleh empat orang peria petugas protokol kesehatan, almarhumah menjerit jerit histeris. Karena sesosok jebazah masih mengetahui siapa yang mewlayaninya dan siapa yang menghantarnya. Sungguh peristiwa keji inio adalah sesuatu yang sangat menyayat poerasaan suami serta putra putrinya, bahkan bagi seluruh ummat Islam. 

Mengapa gara gara corona covid 19, kita yang berp[ancasila dan berketuhanan yang maha Esa berubah menjadi berutal dan biadab. Astaghfirullah. Semoga tak teruilang.  

Wednesday, October 7, 2020

MARI KITA SELAMATKAN ADIK ADIK KITA.


SAYA MEMBERIKAN ACUNGAN JEMPOL kepada seorang Mahasiswa yang Ketua dari satu organisasi besar, dan banyak yang telah mereka perbuat, tetapi kali ini ada seorang Ketua di tingkat Cabang mengundurkan diri karena telah melakukan Keslahan Besar yaitu membuat proposal minta bantuan  uang sebesar 16 juta rupiah lebih untuk menggagalkan Deklarasi Kami di Surabaya. Tiuba tiba proposal tersebut viral, dan anak mahasiswa tersebut menyatakan mundur dari Jabatannya sebagai Ketua Cabang.  Dahulu saya sempat aktif diorganisasi pelajar dan mahasiswa, memang tidak banyak yang bisa saya perbuat, tentu pengalamanpun sedikit, dan tak mungkin saya memberikan nasehat, tetapi saya mampu merasakan keprihatinan atas kjejadian ini. Dan saya berharap agar para senior bisa menjaga dan memilihara agar para kader tetap kondusip. 

Kehidupan kenegaraan kita pada saat ini sangat tidak kondusif, keterbatasan pengalaman dan keterbatasan keterampilan dalam berkomunikasi Sang Presiden kita harus kita tanggung bersama resikonya, lima tahun periode pertama gagal total dalam pengmbangan ekonomi tidak berhasil menhentikan puja puji kepadanya, sehingga kita harus diperparah dengan periode kedua. Kita sangat tergantung dengan dana bantuan asibg serta bunga resiko tinggi. Pada saat yang sama oligarki bisnis semakin kuat, ya .... apalagi kalau bukan politik uang. 

Banyak pengamat yang menduga suasana seperti itu dimanfaatkan oleh Partai Politik untuk mengumpulkan ang sebanyak banyaknya guna mengguli Pemilu yang akan datang, karena Pemilu itu membutuhkan dana yang sangat besar, kenyataan beberapa pengalaman Pemilu sebelumnya menunjukkan bahwa Partai yang bermodal besar yang menguasai hasil Pemilu. 

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa baik Pemerintah maupun Partai kini sudah dikuasai oleh oligarky itu, dan memang oligarky perekonomian dan oligarky Politik kekuasaan berhasil bergandengan tangan. Banyak orang yang bertahan dengan nilai nilai kemuliaan, kenegaraan dan keagamaan mengalami pengempisan dompet.   


Tuesday, October 6, 2020

MUHAMMADIYAH, REJIM PENGUASA SEKARANG INI UGAL UALAN.



PEMERINTAH DAN DPR UGAL ULAN, Muhammadiyah tetap menyurati Pemerintah dan DPR, setelah tiga surat terdaulu yang ditembuskan ke berbagai pihak tak digubris oleh Pemerintah dan DPR terkait pengesahan sejumlah aturan yang terkait onibus law, Walaupun Pemerintah dan DPR masih bersikap tutup mata dan telinga, tetapi Muhammadiyah akan tetap menempuh jalur yang elegan dan tak menimbulkan kekisruhan. Muhammadiyah sebelumnya memenag telah membantuk Tim lintas disiplin ilmu dengan cara menghadirkan sejumlah pakar  terkait, dan telah melayangkan tiga surat terdahulu., namu Pemerintah menutup maka dan telinga. Mereka menganggap ralyat itu seperti tak ada. Tak ada istilah lain yang digunakan Busro Muqoddas Wakil Ketua Bidang Hukum Muhammadiyah bilang tak ada lain, Pemerintah melakukan pencurian Demokrasi secara ugal ugalan.  

Sebenarnya kita berharap banyak kepada yang memiliki kemampuan mengumpulkan sejumlah orang yang memiliki kompetensi terkait ini semua, dan mereka memiliki kekuatan untuk bisa mengumpulkan sejumlah pakar yang dibutuhkan untuk membahas itu. Tetapi bukan di situ persoalannya, kepatuhan Pemerintah dan DPR sehingga memaksakan keduanya harus lebih mematuhi kelompok oligarki pemilik modal besar dan pemegang kekuasaan kini sedang berjalan seiring. 

Oligarki permodalan menguasai uang yang ada di Indonesia ini, merekla menguasai 80% kekayaan yang ada dan mereka hanya berjumlah beberapa orang saja. Sedang oligarki kekuasaan akan tergambar peta politik Indonesia. Walaupun menurut serang budayawan Ainun Najib mengatakan mereka yang menguasai Indonesia ini sesungguhnya hanya ada beberapa orang saja, yang mereka itu namanya tak dapat diketahui, fotonya tak pernah terpampang, dan orangnya tak pernah tampil di blantika manapun. Tetapi merekalah yang sesungguhnya mengatur segalanya di Indonesia. Yang dimuncilkan itu adfalah hanya boneka boneka saja. 

Jadi sesungguhnya Muhammadiyah juga tak memiliki kekuasaan apa apa. Terlalu mudah bagi mereka untuk menutup Muhammadyah, Cukup membutuhkan waktu beberapa hari saja, dan lebih dari selembar kertas, yang isinya sejumlah daftar peraturan yang ada. Yang kita hadapi sekarang  adalah kelompok orang brutal. Yang bila kebrutalan mereka semakin kumat, maka Muhammadiyah bisa menjadi keberutalan mereka yang baru. Astagfirullah.  

NAJWA VERSUS WAKIL RAKYAT UNTUK PARTAI.



SAYA TERINGAT KETIKA REMAJA. sengaja menunggu tengah malam tiba untuk memetik buah mangga yang nampak hampir ranum, buah itu menjulur ke luar pagar, esok hari mungkin siempunya berniat memetiknya, ada tga buah nampak menantang. Kami beriga sahabat merencanakan operasi tengah malam cabai giling dan garam disiapkan oleh seorang dari kami, tak seorangpun selain kami yang tahu. Besok harinya ku dengan anak gadis dan Ibundanya menyumpah serapah, telinga kututup bantal, tetapi sumpoah serapah tetap menembus. 

Ketika DPR memutuskan sesuatu yang memang sejak semula dikritisi masyarakat karena lebih memaihak kepada konglomerat tinimbang rakyat jelata. Keputusan ditetapkan di tengah malam, dengan filosofi tak jauh dari operasi nakal di masa remaja. Saya teringat unkapan seorang negarawan dan pakar hukum tatanegara, dia mengatakan bahwa fasal fasal penting yang akan disyahkan dan diusetujui DPR itu sejatinya ada biaya yang disediakan oleh pemesan. Ucapan itu tak pernah diralat. 

Najwa telah merespon prilaku DPR yang kini tak lagi mewakili rakyat, mereka mewakili Pimpinan Partai dan mewakili diri mereka sendiri, walau dibayar dengan uang rakyat. Tapi bayaran dari rakyat, tak selezat bayaran konglomerat. 



KUNJUNGAN PERTAMA ADIK ADIK PII.

 


TAK TERKIRA  rasa riang di hati menerima kun jungan dari empat orang anggota Pelajar Islam Indonesia (PII) terasa agak keren ketika para senir membuat terjemahan dalam bahasa Inggar menjadi IMSA Indonesian Moslem Studen Association. Rasa kanegn dihati luar biasa, diselingi rasa heran dan tandatanya yang memang sore tadi Selasa 6 Oktober 2020 muncul tenggelam walau dilain pihak aku berusaha menghapusnya. Mereka para seniornya sudah lama tak menginjakkan kami di halaman rumahku yang sederhana itu. 

Dalam satu pertemuan yang dihadiri oleh Keluarga Besar PII dan aktivis PII yang saya juga hadir dalam pertemuan itu. Keluarga Besar PIi artinya mantan aktivis sepertyi kami kami ini. Pada pertemuan tersebut saya melihat dahulu ada kekakuan dari adik adik PII, pada saat itu memang menjelang Pemilihan Presiden, Jokowi- Yusuf Kalla versus Prabowo Sandiaga Uno. Di kubu Jokowi-JK terlihat beberapa orang eks Aktivis PII. Saya tidak tahu kekakuan mereka itu apakah terkait dengan suasana Pilpres, atau bukan. Tetapi bisa saja begitu adanya. 

Bagi saya tidaklah menjadi persoalan, karena saya tahu poersis bagaimana PII bersikap, waktu zaman kami dahulu kami memang umumnya tak suka dipengaruhi politisi, hatta mereka eks aktivis PII. Seorang anggota sebuah partai pernah mengiritik Ketua kami yang menjadikan rumahnya sebagai sekretariat PII Lampung, beliau yang kelahiran Makasar itu mengatakan seandainya kalian membuat Sekretariat PII di kamar tidur Beliau sekalipun saya tidak yakin beliau mampu mempengaruhi kalian, saya tahu bagaimana cara anggota PII bersikap, apatah lagi cuma menempati gudang kosong disamping rumahnya, kata tokoh tadi serius. Kita jaga perasaan umum yang tak pahan PII saja, katanya sambil tertawa. Saya kenal luar dalam sikap angghota PII katanya. 

Pada saat mereka datang dan memperkenalkan diri, belum lagi tuntas mereka bicara yang terasa sangat formal itu, pembicaraan sudah saya ambil alih. untuk meceriterakan beberapa kisah dan kasus yang bagi saya menarik karena ada kaitang langsung dengan apa yang saya perbuat selama aktif di PII. Antara lain bahwa  kehadiran saya di PII agak aneh, karena saya naru mengikuti Basic Training sepulang saya mengikuti Muktamar PII di Jakarta. pada saat terjadi perpindahan era kepemimpinan dari Periode Yusuf Rahimi ke era Yunani Alautsyah. Tetapi memang sya sebelumnya terlibat sibuk sibuk pencarian dana. 

Pelatihan Formal saya tak begitu menarik, karena saya hanya mengikuti pelatihan di Lampung saja,  sementara teman teman lain keliling, ikut bergabung di pelatihan yang diselenggarakan di Bandung, Jakarta, Jogjakarta, Solo, Curabaya dan lain lain. Saya hanya sekitar, Pringhsewu, Metro dan Kotabumi serta Bandar Lampung saja. 

Terlalu banyak saya bercerita hingga tak terasa waktupun menjelang Azan magrib, saya tanya apa rencana kegiatan kalian.Mau intermedeate Pak jawab mereka serentak. Kasih nomor rekenang kalian nanti kuisi, entah berapapun. Waktunya tak kujanjikan, tapi yang sudah dapat kupastikan jumlahnya tak banyak. Mereka tertawa hambar.  Sayang wealaupun nama sudah mereka sebut satu persatu waktu datang, sepulang mereka nama itu langsung lupa. Tapi untuk mengisi rekening mereka insya Allah tak akan lupa. 

  

Monday, October 5, 2020

NAUZUBILLAH, JANGAN SAMPAI UMMAT ISLAM DIANGGAP MEMBANGUN OPINI DENGAN CARA MENUSUK DAN MEMBUNUH ULAMA. SADIS. ...


MASIH BANYAK KADER PDI YANG PIAWAI DALAM BERDEBAT. 


JANGAN MEMBANGUN OPINI, KATA  Tudingan Kavita Ampera sebagai Kader PDI dengan cara menyatakan jangan samapi ada pihak pihak yang mengaitkan dengan PDI dan PKI yang sedang mengganggu ummat Islam.  Walaupun tuduhazn itu juga berarti menuduh atau mengeritik Pemertintah. Mibnta ampun Kavita Ampera, dinginjkan dulu kepalamu agar ngomong gak perlu tabrak sana tabrak sini. Atau juka memang belum siap jangan mau maju sebagai juru bicara mewakili PDI dan Pemerintah sebagai Partai Penguasa, serahkan saja kepada kader yang lain.nalnya. Kaviuta Ampera telah gagal  memanfaatkan waktu untuk menjelaskan gagasan gagasannya, karena telunjuknya terlalu buru buru ditudingkan kepada ummat Islam, yang memang setiap kali menjelang #0 September  akan selalus aja ada yang mengungkitnya, baik dari kalangan Islam maupun dari kalangan PKI melalui putra putri mereka. 

Saya teringat dengan pernyataan Gerung yang sering menuduh lawan diskusinya dungu, yang dimaksud dengan dungu adalah ketidak mampuan seseorang memahami premis premis yang diajukannya, lalu memaksakan diri mengambil sebuah kongklusi. Itulah yang dilakukan oleh Kavita Ampera terkait dengan demikian gencarnya ummat Islam  mengatakan kebangkitan kembali Komunis. Beliau meminta agar polisi menelusuri dengan serius hubungan antara pristiwa vandalisme, pengotoran masjid dengan mereka yang sering mengeritik PKI  bangkit kembali, besar kemungkinan pristiwa menusukan ulama, pembunuhan Imam Masjid, dan terakhir vandalisme itu jangan jangan hanya dalam upaya membangu  opini belaka. 

Saya ingin katakan bahwa Kavita Ampera nampaknya terlampau banyak mengajukan premis premis yang sangat berbahaya lalu secara buru buru menyimpilkan besar dugaan mereka (ummat Islam) sedang membangun opini untuk membuktikan PKI sedang dangkit kembali. Sementara tak satupun premis yang mampu dia tuntaskan penjelasannya. Dia hanya berhasil membuat antipati kepada PDIP dan Pemerintah saja. 

Pertaruhan yang terlampau besar jika meminta polisi untuk melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa Penusukan Ulama, pembunuhan Imam Sholat dan pengotoran Masjid dilaksanakan oleh ummat Islam  yang banyak berseteru dengan PKI, lalu untuk apa pula hal itu dikait kaitkan dengan PDIP dan Pemerintahan Jokowi. Itu cuma saran saja kepada Uda Kavita Ampera.   












Sunday, October 4, 2020

PII, HMI VERSUS PKI.

TERINSPIRASI DARI  TEROR PKI DI KANIGORO

JUJUR TULISAN INI terinspirasi dari sebuah Youtube Chanel Saptono Sumarsomo yang memunculkan narasumber sebagai saksi hidup senior kami di Pelajar Islam Indonesia (PII). Beliau memiliki pengalaman yang sangat mengerikan ketika berhadapan langsung dengan para kader PKI, mereka adalah para anggota Pemuda Rakyat yang menggeruduk peserta Training. Antata PII dengan PII memang terjalin ikatan emosional keagamaan yang demikian kental.

BAGI SEORANG ANGGOTA PII (Pelajar Islam Indonesia) maka kenang kenanga yang paling menyenangkan dan sekaligus paling mengesankan adalah ketika mengikuti Pelatihan Pelatihan anggota dalam PII berjenjang dan berjenis jenis sehingga banyak sekali ragamnya. 


Saya sendiri masuk PII setelah duduk di bangku kuliah, selepas Pekan Orientasi Mahasiswa  dsahulu dikenal istilah POSMA, kami dikenalkan struktur Perguruan Tinggi dan kami dioperkenalkan beberapa kabatan penting dalam Perguruan Tinggi, Muali dari Dosen, Dekan, Rektor dan beberapa lembaga antara lain Lembaga Bahasa,Lembaga Riset. Kami diperkenalkan dengan dunia politik, sejarah politik, mau tak mau banyak disebut adalah PKI. karena sebagai partai Politik PKI setidaknya telah tigakali melakukan pemberotakan, Upaya kudeta yang juga sangat sadis, mereka berhasil membunuh sejumlah Perwira Tinggi. 


Tak lama selepas POSMA ada sekitar 7 orang kami dipanggil seorang yang masih nampak muda, ternyata dia seorang Karyawan. Orang tersebut bernama Chatim Khan, ternyata kami diajak ke rumah seorang tokoh pejuang Islam, dijelaskan bahwa orang tersebut adalah bernama Raden Mas Syayyid dan tercatat sebagai salah seorang yang berjuang sebagai pendiri IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Raden Intan Lampung Lampung yang kelak menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Sebelum berbicara lebih banyak kami diajak makan oleh Tuan Rumah, ternyata makanan seperti orang Pesta Layaknya, sesuatu yang tak pernah kami temui pada saat kata menunggu rumah Kost. Kami benar benar makan besar, nampaknya sebelum kami datang Tuan rumah telah menjamu tamu tamu yang dihormatinya. 




Dari bapak Syayyid itu mata kami menjadi terbelalak, karena menurut cerita bisik bisik oleh Kanda Chatim Khan yang mengajak kami ke rumah itu bahwa si Tuan Rumah itu semula seorang pejabat di Kepolisian, dan beliau memilih mundur dari jabatannya, dan memilih untuk aktip dalam dunia dakwah. Dari beliau juga kami banyak mendapat ceritera yang lebih detaiul tentang pemberontakan PKI. 


Walaupun demikian bukan berarti semua yang menyambut kami tertarik membicarakan masa lalu PKI, setidaknya Bapak Lukman Hakim pada saat itu dipercaya sebagai Walikota Metro justeru lebih berusaha memotivasiu kami untuk menjadi negarawan  Di banyak kesempatan kami diterima para pejabat lebih banyak berbicara tentang Kesatuan dan Persatuan, mereka antara lain Fuad Siraj (polityisi), Subki E. Harun, (Pejabat), M.Yusuf Jaiz (Pejabat) Rafiun Rafdi (pejabat) Muswardi Taher (pejabat), Masyudulhaq (politisi) Zubaidi Mastal (pemuda) Ujang S.Ibrahim (Pemuda) dan banyak lagi yang lain. 


Sebagai Organisasi Mahasiswa